Kehidupan yang keras, ekonomi yang sulit dan cita- cita yang setinggi langit menjadikan, Tania, gadis cantik asal desa yang menjadi simpanan pria beristri saat kelas tiga SMA, ia ingin merubah hidupnya dan orang tuanya. Perjanjian kontrak yang awalnya di sepakati hanya untuk tiga bulan, ternyata berjalan sampai Tania kuliah. Reyhan, pria mapan kaya raya yang di jodohkan orang tuanya untuk menikah sebelum bertemu Tania. Reyhan mengajukan syarat pada Kinan, jika ia mau menjadi istrinya. kinan setuju, namun selama hubungan mereka terjalin, Reyhan tidak pernah mencintai Kinan dan malah mencintai Tania. dengan hubungan Reyhan dan Tania yang semakin dalam membuat Kinan meradang, dan akan melakukan berbagai cara untuk memisahkan Reyhan dan Tania. Akankah usaha kinan berhasil?
View MoreSebentar lagi acara lelang akan berlangsung, para tamu undangan sudah dipersilahkan masuk ke dalam ruang, tempat lelang akan berlangsung. Kinan sudah menggandeng tangan Reyhan, tapi Reyhan terlihat sangat gelisah, dari tadi tangan dan matanya tidak lepas dari ponsel.Para tamu undangan satu persatu telah meninggalkan ruangan, tapi Reyhan masih berdiri dan menunggu informasi tentang Tania. “Mas, ayo,” KInan menarik lengan Reyhan agar segera pergi ke tempat lelang. Tapi Reyhan tidak melangkah sedikitpun.“Pergilah dulu, nanti Mas akan menyusul.” Akhirnya Reyhan menyuruh Kinan untuk pergi terlebih dahulu. Kinan tidak banyak bertanya, dan memilih pergi saja, karena ia pun tidak mau melewatkan acara lelang yang hanya ada perdua tahun sekali, Kinan juga sudah mengincar beberapa perhiasan langkah untuk di belinya.Reyhan tidak lagi melihat Kinan setelah Wanita itu masuk keruangan lain, ia langsung mengambil ponsel dan kembali melacak Tania dengan Gps yang ia sambungan di ponselnya, tapi sa
Reyhan berjalan ke arah toilet, di sana ia melihat Tania tengah berdiri sambil menunduk. Reyhan langsung menarik tangan Tania dan membawanya ke dalam Toilet Pria, sebelumnya Reyhan telah memerintahkan pengawalnya untuk berjaga di depan pintu toilet, agar tidak ada orang yang masuk.Tania merasakan sedikit sakit di lengan tangannya, akibat dari tarik paksa Reyhan. Ia baru dilepaskan setelah punggungnya menempel pada tembok.Dapat Tania lihat wajah merah padam Reyhan, matanya pun menjadi gelap menyiratkan kemarahan. Tapi apa sebab Reyhan marah? Tania masih belum mengerti.Reyhan sedikit membungkukkan tubuhnya agar bisa melihat wajah Tania, dagu Tania di paksa naik oleh Reyhan, dan kedua tangannya di kunci ke atas, wajah cantik Tania semakin membuat Reyhan gila, ia sudah menahan dirinya agar tidak mencium Tania saat pertama kali ia melihat Tania, tadi.Dan sekarang waktunya, Reyhan meraih bibir merah Tania, menciumnya sampai terdengar bunyi kecapan. Tania kembali menahan nafas atas tinda
“Tetap disini, dan nikmati acaranya.” mata Taia membulat sempurna saat mendengar perkataan Reyhan. Menikmati katanya? Apa di pikir aku bisa menikmati ini semua dengan adanya kak Kinan disini. Mas Reyhan, kau pasti sudah gila. gumam Tania dalam hati, kini ia sangat jengkel.Jangankan untuk menikmati, bahkan Tania tidak bisa menaruh pandangannya pada satu objek, Tania tidak mengenal sama sekali orang disini. Di meja bundar ini ada lima kursi, padahal di meja- meja lain hanya ada empat, tiga telah terisi dan tersisa oleh Tania, Reyhan dan Kinan, dua orang lagi masih belum tampak hadir.Reyhan tengah berbicang dengan Kinan, lebih tepatnya Kinan selalu saja membuka obrolan dengan Reyhan, seakan sengaja, agar Tania terlihat menyedihkan. Selang berapa lama, datang dua orang yang sepertinya pemilik kursi di samping dan di sebrang Tania.Seorang pria muda dan seorang Wanita paruh baya, dandanan wanita itu memperlihatkan betapa berkelasnya dia dan dari mana dia berasal. pria muda itu menari
Tania menyandarkan kepalanya di dinding kaca, didalam Lift, hari ini tenaganya terkuras banyak karena menyiapkan deadline dari dosen killernya, beruntung usahanya tidak sia- sia, Tania mendapat nilai A, meskipun harus begadang untuk menyiapkan tugasnya dengan baik, sebelum mengumpulkannya.ting…Pintu Lift terbuka, Tania langsung berjalan ke arah kamarnya, dahi Tania mengkerut saat melihat ada bouquet mawar yang lumayan besar. ia mengambil bouquet itu, Tania mencium mawar dengan warna merah pekat, wanginya sangat ia kenal, itu wangi Reyhan.Tania tersenyum saat mengetahui dari siapa bunga ini, rasa lelahnya seketika hilang, wangi Reyhan yang ada pada mawar ini menjadi penyemangat nya dari hari yang melelahkan.Mata Tania melihat sebuah kertas di tengah- tengan bunga, ada kartu berwarna hitam dengan goresan tinta berwarna gold.Datanglah ke hotel, Lion King. Dandan yang cantik, aku menunggumu disana. Isi pesan yang sepertinya ditulis langsung oleh Reyhan, karena ia sangat tau tulisa
Mas Reyhan mulai melucuti jas dan kemejanya, ah, tubuhnya sangat sexy. Aku bisa melihat kepunyaan Mas Reyhan mengeras dari bali celana. Aku tidak bisa menahannya, kewanitaanku berdenyut. “Liurmu sudah menetes, Nia.” Aku segera menggosok pipiku dengan telapak tangan, saat aku melakukan itu Mas Reyhan tertawa. Sial! Aku di kerjai. Bisa kurasakan wajahku hangat dan bersemu merah, malu. Mas Reyhan pasti sudah berpikiran macam- macam, ya meskipun pikirannya benar, tapi tetap saja ini memalukan. “Buka!” Mas Reyhan memerintahkanku, aku tahu maksudnya. Aku merangkak menuju ke arah Mas Reyhan berdiri di pinggir kasur, dapat ku dengar erangan rendah dari Mas Reyhan. Dia seperti sedang menahan hasratnya. Mas Reyhan mencengkram daguku, saat aku tengah membuka pengait celananya. “Make me cum in your mouth first, Baby.” Ucap Reyhan dengan nada rendah, suaranya terdengar semakin berat. Aku menggigit bibirku, bisa kurasakan kedutan dari balik celana Mas Reyhan. Saat sudah ku buka, kepunyaan
Tania buru- buru berangkat ke kampus karena hari ini ia ada ulangan, dosen killer tidak akan memaafkannya jika sampai terlambat. Setelah mengirim pesan wajib pada Reyhan, Tania langsung melajukan mobilnya, untunglah Reyhan memilihkan apartemen yang dekat dengan kampus, jadi hanya sepuluh menit Tania sudah sampai di kampus. Drrtt… Ponselnya bergetar di atas dasbor mobil, Tania mengambil ponselnya. “Mas Reyhan? Kenapa dia menelpon.” Tania mengerutkan dahi, bukan suatu kebiasaan bagi Reyhan, pagi- pagi sudah menelponnya. “Halo, Mas.” “Nanti malam, Mas akan pulang apartemen mu.” Ujar Reyhan, tanpa basa basi, dan tanpa menunggu jawaban Tania, Reyhan langsung memutuskan panggilan. Tania membuka mulut ingin menjawab, tapi suara putusnya panggilan membuat ia menggeleng. “Dasar, Mas Reyhan. Iya tau kamu itu jutek, tapi nggak usah jutek banget bisa nggak sih?” Gumam Tania sendiri langsung meletakan kembali ponselnya ke dasbor. Nanti aku nyebut-nyebut nama laki- laki baru tahu,
“Lihat aku, hanya aku.” ucap Reyhan dan memberi kecupan di bibir Tania, “Cepat katakan.”tambah Reyhan lagi. “Iya, iya. Aku tidak akan menyebut nama pria mana pun di hadaapan, Mas lagi.” akhirnya Tania menjawab dengan lantang setelah beberapa kali menarik nafas. Reyhan tersenyum miring, “Jadi kau akan menyebutnya di belakang ku?” ucap Reyhan lagi dengan ringan, mata Tania membulat dengan alis yang mengkerut. Dia ini gila atau apa sih? aku bukan kuliah di kampus khusus wanita, dan pasti akan menyebut nama pria lain di sini, apa dia mau aku memanggil teman- temanku dengan, woi!. Rutuk Tania dalam hati, tidak habis pikir dengan Reyhan. Tapi Tania tentu tidak mau mempersulit hidupnya, ia akan menjawab, “tidak, Mas Reyhan. Aku bahkan tidak akan menyebut nama laki- laki lain di belakang, Mas.” Tania menjawab dengan wajah ceria. Iyain aja biar cepet, toh dia juga nggak akan tahu kalau aku nyebut nama laki- laki lain saat dia nggak ada. Batin Tania. Reyhan tersenyum simpul, seaka
Tania menyipitkan matanya, memastikan bahwa yang dilihat itu benar Reyhan. Tapi bagaimana mungkin? Dan demi melihat siapa yang ada di samping mobil, Tania semakin yakin, itu memang Reyhan. Segera Tania berjalan mendekat ke mobil yang terparkir di parkiran kampus, syukur gedung dan parkirannya jauh, jadi Tania bisa memastikan jika teman- temannya tidak melihat Reyhan. Padahal dulu Tania selalu ngedumel karena ia harus berjalan jauh untuk ke gedung kampusnya, tapi kali ini ia terlihat senang. “Tuan sudah menunggu, Nona.” Seorang pria yang berdiri di samping mobil membuka pintunya, mempersilahkan Tania masuk. “Terima kasih, Sekretaris Kim.” Ucap Tania sopan, dan sedikit menunduk, bagaimanapun, Sekretaris Kim lebih tua darinya, meskipun ia bawahan Reyhan. Setelah Tania masuk, Kim menutup pintu, dan kaca jendela tertutup otomatis, tapi Kim masih berdiri di luar mobil, tidak ikut masuk. Tania melihat wajah dingin Reyhan, Ya, Tania tahu jika pria itu berwajah cuek, jutek dan tanpa
Tania menyipitkan matanya, memastikan bahwa yang dilihat itu benar Reyhan. Tapi bagaimana mungkin? Dan demi melihat siapa yang ada di samping mobil, Tania semakin yakin, itu memang Reyhan. Segera Tania berjalan mendekat ke mobil yang terparkir di parkiran kampus, syukur gedung dan parkirannya jauh, jadi Tania bisa memastikan jika teman- temannya tidak melihat Reyhan. Padahal dulu Tania selalu ngedumel karena ia harus berjalan jauh untuk ke gedung kampusnya, tapi kali ini ia terlihat senang. “Tuan sudah menunggu, Nona.” Seorang pria yang berdiri di samping mobil membuka pintunya, mempersilahkan Tania masuk. “Terima kasih, Sekretaris Kim.” Ucap Tania sopan, dan sedikit menunduk, bagaimanapun, Sekretaris Kim lebih tua darinya, meskipun ia bawahan Reyhan. Setelah Tania masuk, Kim menutup pintu, dan kaca jendela tertutup otomatis, tapi Kim masih berdiri di luar mobil, tidak ikut masuk. Tania melihat wajah dingin Reyhan, Ya, Tania tahu jika pria itu berwajah cuek, jutek dan tanpa ...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments