Kehidupan yang keras, ekonomi yang sulit dan cita- cita yang setinggi langit menjadikan, Tania, gadis cantik asal desa yang menjadi simpanan pria beristri saat kelas tiga SMA, ia ingin merubah hidupnya dan orang tuanya. Perjanjian kontrak yang awalnya di sepakati hanya untuk tiga bulan, ternyata berjalan sampai Tania kuliah. Reyhan, pria mapan kaya raya yang di jodohkan orang tuanya untuk menikah sebelum bertemu Tania. Reyhan mengajukan syarat pada Kinan, jika ia mau menjadi istrinya. kinan setuju, namun selama hubungan mereka terjalin, Reyhan tidak pernah mencintai Kinan dan malah mencintai Tania. dengan hubungan Reyhan dan Tania yang semakin dalam membuat Kinan meradang, dan akan melakukan berbagai cara untuk memisahkan Reyhan dan Tania. Akankah usaha kinan berhasil?
View MoreReyhan menunggu Tania memakai baju, pandangan mata Reyhan tidak lepas dari gerakan tubuh Tania. Setelah Tania selesai, Tania langsung menghampiri Reyhan yang menunggunya di pinggir tempat tidur. Reyhan tampak memangku sebuah kotak. “Kemarilah,” panggil Reyhan pada Tania, ia menepuk kasur di sampingnya. Tania duduk di samping Reyhan, pandangan Tania menjadi fokus pada kotak yang di pangku Reyhan. “Apa itu, Mas?” Tanya Tania penasaran. Reyhan pun langsung membuka kotak itu, terlihat sebuah gelang dengan permata seperti batu, sedikit norak. Pikir Tania. Reyhan mengambil gelang itu, lalu memakaikannya pada Tania. Gadis itu kaget, karena dia bahkan belum setuju ataupun mau memakai gelang itu, tapi Reyhan telah memakaikannya. “Mas, apa ini.” Tania mencoba melepaskan nya, tapi tidak bisa. Bahkan Tania tidak melihat pengait di gelang itu. Bagaimana cara Reyhan memakaikannya, padahal ini bukan gelang sambungan, jelas Tania melihat jika tadi gelang ini memanjang, tidak terkait sama s
Reyhan berdiri di samping Tania, memandang wajah yang belakangan ini sangat mengganggunya, setiap saat Reyhan terus memikirkan perasaannya pada Tania. Reyhan sendiri masih belum yakin dengan perasaannya, apa ini sebuah cinta, atau rasa penasaran semata, atau, ini hanya pelampiasannya karena Reyhan masih menunggu seseorang.Besok seseorang yang selama tiga tahun ini ia tunggu akan pulang dari luar negeri, Reyhan masih penasaran, apa perasaannya masih sama atau Reyhan memang benar- benar melupakannya.Pernikahan Reyhan dengan Kinan yang terjadi atas perjodohan pun belum mampu membuat Reyhan melupakan masa lalunya, lalu apakah kehadiran Tania benar- benar bisa membuat Reyhan melupakannya. Setelah puas memandangi Tania, Reyhan langsung membuka selimut yang menutupi tubuh Tania, Reyhan melihat tangan Tania yang sedang menggenggam sesuatu, kain kecil berwarna senada dengan dress yang ia kenakan. Reyhan tersenyum miring, saat menyadari apa yang ada di tangan Tania.Reyhan semakin mendekat
Tiga jam berlalu, tapi Tania masih belum juga sadar, Dokter Alex belum beranjak dari apartemen Tania, karena Reyhan melarangnya, dan menyuruh Dokter Alex untuk tetap disini sampai Tania sadar. Reyhan tidak beranjak sesenti pun dari sisi Tania, Pria itu terus saja memandangi Tania yang masih terpejam. denyut Nadinya sudah terlihat stabil, hanya menunggu sadar saja, kata dokter Alex. “Rey, Tania sudah baik- baik saja, aku akan kembali ke rumah sakit, pagi ini aku ada operasi.” Alex mencoba berdiskusi dengan Reyhan, agar bisa kembali ke Rumah sakit. “Hem, kembalilah.” jawab Reyhan tanpa melihat ke Alex yang sedang tiduran di sofa. Dokter itu terbangun saat alarm di ponselnya berbunyi. “Benarkah, baiklah. Aku pamit dulu. Kabari aku jika perlu apapun.” Dokter Alex tersenyum sumringah, ia berdiri dan ingin beranjak dari sofa. “Sekalian beres kan dokumen pengundunduran dirimu, Lex.” ucap Reyhan, membuat langkah Alex terhenti. “Haha, aku hanya bercanda, Rey. Aku akan tetap disini sampai
“Sekarang, terima hukumanmu, Nia.” Reyhan berdiri di depan Tania, gadis itu memalingkan wajahnya, mata Reyhan yang tajam menatap Tania membuat jantungnya berdegup kencang.Tania tidak tahu kapan tepatnya Reyhan berubah menjadi sangat mengerikan seperti ini, Tania suka dengan Reyhan yang cuek dan tidak peduli padanya. Tania merasa hidupnya semakin tertekan, setiap langkahnya seperti di awasi, dan ruang geraknya menjadi sempit.Padahal setahun lalu Reyhan hanya mendatanginya di apartemen beberapa kali dalam seminggu. Sekarang malah Reyhan senang sekali tinggal bersamanya di apartemen, Reyhan hanya tidak pulang sehari, lalu esoknya dia akan meniduri Tania seakan tidak bertemu setahun.Dan sekarang, Reyhan mulai mengancam akan menghukumnya, entahh hukuman apa yang akan di berikan Reyhan, yang pasti Tania tidak siap apapun itu.“Jangan palingkan wajahmu dariku, Nia.” ujar Reyhan dengan nada berat, dan dengan perlahan Tania menghadap Reyhan lagi. BIbirnya begetar, menahan tangis. Tania menc
Kim terus mengamati Taxi di depan, ia tidak akan kehilangan jejak lagi, karena jika Tania kabur, Reyhan pasti akan sibuk mencarinya, itu semua akan menghambat semua pekerjaan Reyhan di kantor dan mengganggu konsentrasi Reyhan. Jadi, Kim akan menangkap Tania apapun yang terjadi.Sedangkan Reyhan, ia mengikuti GPS yang dikirimkan Kim, ia pacu mobil dengan kecepatan penuh, Reyhan tidak akan kehilangan Tania lagi.Saat sudah sampai di samping Taxi Kim, Reyhan membuka kaca mobilnya.“Dimana dia?” Tanya Reyhan.“Itu, taxi depan.” Kim menunjuk Taxi yang berada persis di depan mereka. Tanpa bertanya lagi, Reyhan langsung menambah kecepatannya, lalu menghadang mobil Taxi yang membawa Tania.Taxi yang dikendarai Tania berhenti mendadak, karena ada mobil yang terparkir di hadapannya. Tania tersentak kaget, ia melihat ke depan, sebuah mobil sedan mewah berhenti di depan mobil yang ia tumpangi.Perasaan Tania mulai tidak enak, ia merasa jika itu Reyhan, Tania terus mengamati mobil di depannya, tap
Reyhan terus berkendara tanpa arah, ia masih belum mendapatkan informasi tentang keberadaan Tania, ia tidak tahu harus mencari kemana, selama ini Tania tidak di izinkan pergi kemana pun setelah pulang kuliah, ia boleh pergi jika Reyhan bersamanya. Reyhan juga tidak punya kontak temannya untuk di hubungi, ia tidak akan menyangka jika akan terjadi hal seperti ini.“Tania, dimana kau, sayang.” Reyhan berulang kali memukul stir, menyalurkan emosi dan amarahnya, sedangkan kim sedang memperhatikan ponselnya, mencari informasi dari bawahannya tentang Tania. Sekitar dua jam berlalu, Tania tidak juga ada kabarnya, Reyhan kini tengah berhenti di pinggir jalan. wajahnya ia benamkan di antara tangannya yang berada di stir mobil. Terdengar isakan kecil dari Reyhan. Kim yang berada di sampingnya memilih membuang muka keluar jendela mobil, tidak ingin melihat Reyhan seperti ini.ponsel di saku celana Reyhan berbunyi, ia langsung mengambilnya, mata Reyhan membulat saat melihat nama orang yang menele
Kinan sudah menghubungi Reyhan berulang kali, tapi Reyhan sama sekali tidak mengangkat telepon darinya. “Kemana kamu, Rey. Bisa- bisanya pergi meninggalkanku, di saat- saat penting seperti ini.” Kinan merutuki Reyhan, tapi ia tetap memasang senyum pada wajahnya.Saat Kinan tengah kembali menghubungi Reyhan, datang seorang pria menghampiri Kinan yang tengah berdiri sendiri di dekat pintu masuk ruangan lelang.“Hai! Sedang menunggu seseorang?” Tanya pria yang memegang gelas berisi wine.Kinan memutar tubuhnya perlahan dan elegan, melihat siapa yang sedang menyapanya. “Ya, begitulah.” Jawab Kinan dan langsung mematikan panggilan untuk Reyhan. Kinan mengamati tubuh dan wajah pria di hadapannya saat ini. Tampan dan gagah, hanya saja ia sedikit lebih pendek dari Reyhan tapi tetap lebih tinggi dari Kinan.“Tidak mau bergabung?” Pria itu menunjuk deretan kursi dengan orang- orang yang telah duduk di kursinya masing- masing. Kinan tersenyum, “Kau sendiri?” Kinan balik bertanya pada pria itu
Sebentar lagi acara lelang akan berlangsung, para tamu undangan sudah dipersilahkan masuk ke dalam ruang, tempat lelang akan berlangsung. Kinan sudah menggandeng tangan Reyhan, tapi Reyhan terlihat sangat gelisah, dari tadi tangan dan matanya tidak lepas dari ponsel.Para tamu undangan satu persatu telah meninggalkan ruangan, tapi Reyhan masih berdiri dan menunggu informasi tentang Tania. “Mas, ayo,” KInan menarik lengan Reyhan agar segera pergi ke tempat lelang. Tapi Reyhan tidak melangkah sedikitpun.“Pergilah dulu, nanti Mas akan menyusul.” Akhirnya Reyhan menyuruh Kinan untuk pergi terlebih dahulu. Kinan tidak banyak bertanya, dan memilih pergi saja, karena ia pun tidak mau melewatkan acara lelang yang hanya ada perdua tahun sekali, Kinan juga sudah mengincar beberapa perhiasan langkah untuk di belinya.Reyhan tidak lagi melihat Kinan setelah Wanita itu masuk keruangan lain, ia langsung mengambil ponsel dan kembali melacak Tania dengan Gps yang ia sambungan di ponselnya, tapi sa
Reyhan berjalan ke arah toilet, di sana ia melihat Tania tengah berdiri sambil menunduk. Reyhan langsung menarik tangan Tania dan membawanya ke dalam Toilet Pria, sebelumnya Reyhan telah memerintahkan pengawalnya untuk berjaga di depan pintu toilet, agar tidak ada orang yang masuk.Tania merasakan sedikit sakit di lengan tangannya, akibat dari tarik paksa Reyhan. Ia baru dilepaskan setelah punggungnya menempel pada tembok.Dapat Tania lihat wajah merah padam Reyhan, matanya pun menjadi gelap menyiratkan kemarahan. Tapi apa sebab Reyhan marah? Tania masih belum mengerti.Reyhan sedikit membungkukkan tubuhnya agar bisa melihat wajah Tania, dagu Tania di paksa naik oleh Reyhan, dan kedua tangannya di kunci ke atas, wajah cantik Tania semakin membuat Reyhan gila, ia sudah menahan dirinya agar tidak mencium Tania saat pertama kali ia melihat Tania, tadi.Dan sekarang waktunya, Reyhan meraih bibir merah Tania, menciumnya sampai terdengar bunyi kecapan. Tania kembali menahan nafas atas tinda
Tania menyipitkan matanya, memastikan bahwa yang dilihat itu benar Reyhan. Tapi bagaimana mungkin? Dan demi melihat siapa yang ada di samping mobil, Tania semakin yakin, itu memang Reyhan. Segera Tania berjalan mendekat ke mobil yang terparkir di parkiran kampus, syukur gedung dan parkirannya jauh, jadi Tania bisa memastikan jika teman- temannya tidak melihat Reyhan. Padahal dulu Tania selalu ngedumel karena ia harus berjalan jauh untuk ke gedung kampusnya, tapi kali ini ia terlihat senang. “Tuan sudah menunggu, Nona.” Seorang pria yang berdiri di samping mobil membuka pintunya, mempersilahkan Tania masuk. “Terima kasih, Sekretaris Kim.” Ucap Tania sopan, dan sedikit menunduk, bagaimanapun, Sekretaris Kim lebih tua darinya, meskipun ia bawahan Reyhan. Setelah Tania masuk, Kim menutup pintu, dan kaca jendela tertutup otomatis, tapi Kim masih berdiri di luar mobil, tidak ikut masuk. Tania melihat wajah dingin Reyhan, Ya, Tania tahu jika pria itu berwajah cuek, jutek dan tanpa ...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments