MANTAN YANG INGIN KEMBALI SETELAH MELIHATKU SUKSES

MANTAN YANG INGIN KEMBALI SETELAH MELIHATKU SUKSES

last updateLast Updated : 2023-02-25
By:  nyonya surianto  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
8
2 ratings. 2 reviews
33Chapters
6.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Synopsis

Zul yang begitu mencintai istrinya Nuraini harus menerima kenyataan bahwa istrinya tak lagi mampu membersamai hidupnya karena tak sanggup hidup dalam kekurangan. Nuraini yang telah menemukan tambatan hati lain memilih untuk meninggalkan Zul. Dalam kesakitan, Zul berusaha bangkit. sanggupkah dia?

View More

Latest chapter

Free Preview

INGIN BERCERAI

“Tak bisakah adek pertimbangkan dulu. Bersabarlah dulu, Sayang.” Zul mengiba didepan wanita cantik yang dua tahun lalu dihalalkannya. Wanita itu tertunduk, sesekali bulu mata lentik itu mengerjap, membuat butiran air jernih keluar mengalir membasahi pipinya yang mulus dan putih. Zul sungguh tak tahan melihat istrinya menangis. Terlebih dia menangis karena Zul. Diusapnya lembut buliran bening yang mengalir dengan penuh sayang. Nur menepis lengan Zul yang terjulur dengan kesal. “Sampai kapan adek harus bersabar. Abang tanya sama semua wanita yang ada di muka bumi. Adek rasa tak ada satupun yang akan sanggup tinggal di hutan seperti ini dan hidup ala kadarnya”. Ujarnya disela isak tangis. Wanita yang begitu aku cintai saat ini memohon kepadaku untuk menceraikannya, dan aku? bagaimana mungkin aku sanggup mengabulkan permohonan cerainya. Hatiku sudah sepenuhnya kuberikan padanya. Sungguh Aku bukan seorang pemalas. Aku bahkan telah berusaha bekerja keras untuk memberikan nafkah untuknya

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

default avatar
Anto DaphuDelapanbelas
cerita yang bagus, ga melulu soal pelakor. suka..
2023-01-04 09:16:53
1
user avatar
Han Subhan
maaf, Author kok ga ada lagi sambungan ceritanya
2023-04-14 20:11:46
1
33 Chapters

INGIN BERCERAI

“Tak bisakah adek pertimbangkan dulu. Bersabarlah dulu, Sayang.” Zul mengiba didepan wanita cantik yang dua tahun lalu dihalalkannya. Wanita itu tertunduk, sesekali bulu mata lentik itu mengerjap, membuat butiran air jernih keluar mengalir membasahi pipinya yang mulus dan putih. Zul sungguh tak tahan melihat istrinya menangis. Terlebih dia menangis karena Zul. Diusapnya lembut buliran bening yang mengalir dengan penuh sayang. Nur menepis lengan Zul yang terjulur dengan kesal. “Sampai kapan adek harus bersabar. Abang tanya sama semua wanita yang ada di muka bumi. Adek rasa tak ada satupun yang akan sanggup tinggal di hutan seperti ini dan hidup ala kadarnya”. Ujarnya disela isak tangis. Wanita yang begitu aku cintai saat ini memohon kepadaku untuk menceraikannya, dan aku? bagaimana mungkin aku sanggup mengabulkan permohonan cerainya. Hatiku sudah sepenuhnya kuberikan padanya. Sungguh Aku bukan seorang pemalas. Aku bahkan telah berusaha bekerja keras untuk memberikan nafkah untuknya
Read more

BAB.II PATAH HATI

Aku melangkah keluar berusaha untuk terlihat tegar. Namun tak urung Tanganku gemetar saat Aku menyalakan motor dan mulai menjalankannya perlahan membelah jalan aspal yang hitam. Dadaku terasa penuh dan sesak seperti terhimpit sekat yang semakin merapat. Jika bisa Aku begitu ingin berteriak sekadar untuk melegakan jalur nafas yang mulai terasa amat berat. Merasa tak sanggup lagi untuk pulang, lebih tepatnya aku tak ingin rasa ini ikut terbawa pulang segera ku belokkan stang kemudi motor ke masjid dekat rumahku. Setelah memarkirkan motorku tepat di depan pintu masjid, gegas aku menuju tempat wudhu untuk berwudhu dan menenangkan hati dan fikiran yang sudah teramat sangat kalut. Aku tersungkur dihadapan Rabbku. Saat aku bersujud lingkaran kristal bening yang sedari tadi menggantung di mataku akhirnya tertumpah tanpa mampu ku bendung. Pedih dan perih bercampur baur menjadi ribuan rasa yang menyesakkan. Aku mengadu dan merintih kepada Sang Pembolak balik Hati. Ya Rabb yang maha mencinta
Read more

BAB.III TAKZIAH

Acara Takziah sudah hampir usai, tradisi di kota ini biasanya tuan rumah menyediakan tempat untuk santap malam bersama. Nasi dan lauk pauknya biasanya diberi oleh jiran tetangga kemudian dinikmati bersama. Pak Darkum mengajakku bersalaman dengan tuan rumah sebelum bersantap. Aku mengekor Pak Darkum karena tak tahu yang mana yang tuan rumah. “Adjie, kapan kamu pulangnya nak? Mohon maaf tadi siang Pakde tak sempat ikut penguburan almarhum karena Pakde masih di perjalanan.” Pak Darkum menjulurkan tangan mengajak pemuda berkoko biru muda itu bersalaman.“Gak apa – apa Pakde, Doakan saja semoga Allah menerima amal ibadah ayah semasa hidupnya.” Adjie membungkuk saat menyambut tangan Pak Darkum dan menciumnya dengan takzim. “Oh iya, ini Zul, jamaah pengajian kita yang baru. Kenalin dulu,” Pak Darkum memperkenalkanku ke Adjie. Aku tersenyum dan mengulurkan tangan, “Assalamualikum.”“Waalaikumsalam, terima kasih sudah bersedia datang ke sini dan mendoakan almarhum ayah saya.” Adjie menyamb
Read more

BAB. IV PECEL LELE

Sebuah mobil SUV perlahan berhenti di depan rumahku saat aku baru saja kembali dari melihat keadaan kebun sawitku. Sesosok kepala berhijab menyembul dari pintu yang terbuka diiringi oleh senyum manis seorang wanita cantik dan ramah, Ririn. Dia datang bersama Adjie dan seorang wanita paruh baya yang juga mengenakan jilbab lebar seperti Ririn. Adjie menyalamiku sementara Ririn dan perempuan paruh baya yang dipanggil Bu Nah oleh Ririn menangkupkan jemarinya kepadaku dan kubalas dengan gaya yang sama. “Assalamualaikum, Bang.” Adji menyalami dan memelukku. “Waalaikumsalam warrahmatullah. Waduh.. tamu jauh ini yah. Ayo, Mari masuk. Tapi maaf lho kondisi rumahnya agak berantakan.” Aku mempersilahkan mereka masuk. Mereka mengikutiku masuk dan duduk di ruang tamu yang tak seberapa luas. Aku menyalakan lampu agar ruangan menjadi terang. “Ada angin apa rupanya yah. Ayoo, diminum dulu. Adanya Cuma air putih” aku menyajikan air mineral dingin yang ku ambil dari kulkas. “Begini Bang. Kedatan
Read more

BAB. V POV AINI I

Kedua kakiku sudah teramat sangat pegal menunggu Bang Zul lewat di depan rumahku. Begitu juga dengan Leherku karena celingukan dari tadi mengawasi ujung jalan untuk melihat Bang Zul lewat tetapi yang ditunggu tak kunjung juga muncul batang hidungnya. Bagaimana mungkin dia berubah menjadi begitu ganteng sekarang, sama seperti dulu waktu pertama kali aku mengenalnya. Hatiku pun kembali berdesir saat menghirup aroma maskulin yang menguar dari tubuh atletis miliknya saat kami berdekatan di pesta pernikahan Ririn tadi. Mataku terpaku pada garis wajahnya yang sangat tampan sekarang, begitu bersih dan meneduhkan. Ah, menyesal aku dulu meminta cerai darinya. Apalagi sekarang dia sudah terlihat sangat mapan. Dulu aku menggugat cerai darinya karena dia sudah tak punya apa – apa. Apa yang bisa ku harapkan dari seorang tukang ojek yang menyambi kerja sebagai kuli bangunan. Penghasilannya dulu bahkan tak cukup untuk membiayai skincare dan beraneka ragam produk kecantikanku. Bapak dan Emak ku pun m
Read more

BAB VI POV AINI II

Disaat kondisi ekonomi Bang Zul yang morat marit, di saat itu pula aku mengenal Bang Arman. Seorang bujang lapuk yang penampilannya tidak terlalu menarik namun dia memiliki kebun karet yang sangat luas di kampungnya, Bang Arman adalah salah satu teman Bapak memancing. Aku akhirnya memutuskan untuk kembali tinggal di rumah orang tuaku dengan alasan kesepian dan takut ditinggal sendiri saat Bang Zul mencari nafkah padahal aku sebenarnya bukan tipe perempuan penakut,. Hanya saja aku malas harus melayani Bang Zul. Toh dia juga tak bisa memberiku nafkah yang layak. Jadi buat apa aku berbakti sepenuh jiwa untuknya, sia – sia bukan. Seperti suami yang tahu diri, Bang Zul tak berkeberatan dengan hal itu. Dia mengizinkan aku untuk tinggal sementara di rumah Orang tuaku saat dia mencari nafkah di pagi hari dan kemudian dia akan menjemputku di sore hari untuk pulang ke rumah kami. Namun beberapa minggu kemudian aku memutuskan untuk tinggal kembali bersama Emak dan lagi – lagi Bang Zul mengizin
Read more

BAB. VII RUMAH DAN MOBIL BARU

Hari ini sudah setahun lebih warung pecel lele kami berdiri. Selama itu pula aku disibukkan dengan rutinitas warung yang semakin hari semakin ramai dan itu membuat aku dan pegawai yang ada sedikit kewalahan. Rasa sambal dan lauk yang konsisten serta kebersihan warung yang selalu ku jaga, menjadikan warung pecel lele kami menjadi pecel lele favorit warga. Pembelinya pun tak hanya datang dari kotaku saja. Beberapa dari mereka adalah vlogger youtube yang mereview rasa warung pecel lele kami. Adjie menyarankan untuk merekrut karyawan baru untuk membantuku, dan atas permintaanku, karyawan yang diterima semuanya lelaki. Karena jujur saja aku kurang nyaman bekerja dengan perempuan, bukan karena aku memiliki orientasi ketertarikan yang berbeda, namun lebih sekadar ingin menjaga diri.Adjie dan Ririn sendiri memutuskan untuk menetap di Bandar Lampung setelah bulan madu mereka kemarin. Kabar yang aku dengar saat komunikasi kami terakhir bulan lalu, Ririn tengah mengandung namun karena ada kel
Read more

BAB. VIII FITNAH YANG MENGHANCURKAN

Matahari sudah mendekati tempat kembalinya saat mobil yang aku kemudikan memasuki pekarangan rumah yang sesuai dengan lokasi yang diberikan Adjie. Perjalanan lebih dari delapan jam harus ku tempuh dengan mengendarai mobil untuk sampai ke sini, sebenarnya aku bisa saja sampai lebih awal jika aku tidak banyak berhenti. Cuma aku malas jika harus menjamak sholatku atau men”qashar”nya selama di perjalanan meski itu diperbolehkan. Jadilah aku selalu berhenti jika mendekati waktu sholat, dan baru melanjutkan perjalanan kembali setelah imam menuntaskan doa setelah sholat. Selama dalam perjalanan, Adjie tak berhenti menelponku guna memastikan aku benar – benar sedang dalam perjalanan menuju ke sana seolah khawatir aku tak jadi datang. Demi mendengar bahwa posisiku sudah mulai memasuki kota bandar lampung barulah dia tenang. Melalui peta elektronik yang ada di salah satu mesin penjelajah internet yang paling popular saat ini aku akhirnya berhasil tiba di depan rumah Adjie dan Ririn. Demi meli
Read more

BAB. IX KEPUTUSAN

Selesai sholat maghrib berjamaah di mushola, aku segera melipir ke shaff paling belakang untuk melaksanakan sholat istikharah. Sehabis sholat istikharah aku lanjutkan dengan berzikir dan berdoa. Memohon petunjuk atas tawaran Adjie karena hatiku diliputi oleh begitu banyak keraguan.Salah satunya adalah Trauma yang di tinggalkan Nur yang masih sangat dalam membekas. Rasanya aku begitu takut jikan nandti dikhianati kembali, namun aku juga tak kuasa untuk menolak permintaan Adjie yang telah begitu banyak membantuku keluar dari keterpurukan. Selain itu ada rasa tidak pantas untuk berdampingan dengan Rania yang sarjana sementara aku hanya lulusan SMK.Melihatku yang telah selesai berdoa, Adjie menghampiriku. Dia menyalamiku lalu kemudian dduduk di sampingku berniat menungguku. Melihat Aku yang tetap meneruskan dzikirku, Diapun akhirnya membuka Mushaf Alquran lalu mulai bermurajaah.Sungguh pernikahan ini bukan hal kecil dan harus dipertimbangkan matang - matang. Kegagalan pada pernikahan k
Read more

BAB. X AKHIRNYA SAH

Kita tak tahu kemana takdir akan membawa kita pergi, rezeki, maut, dan jodoh, adalah sebuah misteri yang akan terpecahkan jika waktu yang ditetapkan oleh Sang Penulis Takdir telah tiba. Seperti yang terjadi padaku saat ini. Sungguh aku tak pernah menyangka jika aku akan menggenapi takdirku untuk menikah di sini, Sebuah kota yang dulu hanya ku lihat di peta dan dengan jalan yang di luar ekspektasiku. Sungguh aku merasa sangat beruntung. Beberapa hari yang lalu, aku masih gamang berkutat dengan trauma kegagalan rumah tanggaku bersama Nur, Dan sekarang aku telah berada di halaman takdir baru yang akan menuliskan namaku dan nama Rania di dalam satu bab yang sama.Pagi itu setelah sholat subuh aku diantar Adjie ke rumah Rania untuk didandani. Mereka memakaikanku jas berwarna broken white, topi kopiah putih berhias bordiran di sekelilingnya dengan warna yang senada dengan jasku, serta kalung yang terbuat dari utaian bunga melati segar. Tubuhku yang tinggi dan atletis membuat ak
Read more
DMCA.com Protection Status