Share

BAB. V POV AINI I

last update Last Updated: 2022-11-30 12:24:21

Kedua kakiku sudah teramat sangat pegal menunggu Bang Zul lewat di depan rumahku. Begitu juga dengan Leherku karena celingukan dari tadi mengawasi ujung jalan untuk melihat Bang Zul lewat tetapi yang ditunggu tak kunjung juga muncul batang hidungnya. Bagaimana mungkin dia berubah menjadi begitu ganteng sekarang, sama seperti dulu waktu pertama kali aku mengenalnya. Hatiku pun kembali berdesir saat menghirup aroma maskulin yang menguar dari tubuh atletis miliknya saat kami berdekatan di pesta pernikahan Ririn tadi. Mataku terpaku pada garis wajahnya yang sangat tampan sekarang, begitu bersih dan meneduhkan. Ah, menyesal aku dulu meminta cerai darinya. Apalagi sekarang dia sudah terlihat sangat mapan. Dulu aku menggugat cerai darinya karena dia sudah tak punya apa – apa. Apa yang bisa ku harapkan dari seorang tukang ojek yang menyambi kerja sebagai kuli bangunan. Penghasilannya dulu bahkan tak cukup untuk membiayai skincare dan beraneka ragam produk kecantikanku. Bapak dan Emak ku pun mendukung keputusanku untuk menggugat cerai Bang Zul saat itu. Penyebabnya sudah pasti karena Bang Zul tak lagi memiliki penghasilan yang memadai yang bisa aku gunakan untuk memberi Emak dan Bapak setiap bulannya. Sebelumnya, Saat bang Zul sedang berjaya usaha peternakan ayam potongnya, aku begitu leluasa memberi Bapak dan Emak uang setiap bulannya. Sekaligus menjadi penopang ekonomi kedua kakak ku yang sudah menikah dan masih tinggal bersama Bapak dan Emak. Namun sejak usaha Bang Zul bangkrut, aku tak bisa lagi memberi uang kepada Bapak dan Emak setiap bulannya, apalagi kepada kakak – kakakku.

Siang hari itu semua berubah. Keadaan menjadi tak berpihak kepada Bang Zul. Kondisi flu burung yang menyerang semua ayam – ayamnya berimbas pada kondisi keuangan kami yang akhirnya berubah total menjadi serba kekurangan. 

“Dek, usaha abang sedang dalam kondisi tak bagus, Abang butuh tambahan modal untuk memulai kembali usaha Abang. Apa adek punya tabungan yang bisa Abang pakai untuk modal Abang dulu. Nanti uangnya Abang ganti kalo usaha abang sudah berhasil lagi.” Bang Zul bertanya dengan sangat hati – hati padaku.

“ Ya, Gak ada lah, Bang. Uang yang abang kasih setiap bulan kan selalu habis.” Aku menjawab dengan emosi. Aku merasa terpojok dengan pertanyaannya. Apa dia sengaja bertanya seperti itu karena ingin mencari cela yang ada padaku.

“Habis, Dek. Abangkan selalu ngasih adek nafkah lebih dari tiga puluh juta sebulan.” Tanyanya heran.

“Adek kan ngasih emak dan Bapak sepuluh juta, Bang Alim lima juta dan Bang Sahid lima Juta. Abang fikir uang segitu banyak. Kalau Aini mau, Aini bisa menikah dengan lelaki yang sanggup memberi nafkah lebih dari itu. Baru ngasih uang segitu aja udah itung – itungan. Abang tahu kan, Kalo berbakti pada Emak dan Bapak itu kewajibanku yang bearti kewajiban Abang juga. Abang cari lah duit lain. Masa uang yang dikasih mau diambil Kembali. Dimana maruah abang sebagai suami.” Sengitku. 

Bang Zul terdiam dan menarik nafas berat. Lalu dia berlalu dan melamun menghabiskan separuh malam duduk di teras menghabiskan berbatang – batang rokok dan bercangkir – cangkir kopi. 

Aku segera menelpon Emak  demi mengadukan mereka tentang kondisi keuangan Bang Zul. Aku berharap Emak ada sedikit simpanan yang bisa digunakan untuk modal Bang Zul. Selama ini Emak dan Bapak aku beri setengah dari uang yang diberikan oleh Bang Zul kepadaku. Rasanya Emak mungkin ada simpanan sedikit yang bisa aku gunakan. 

“Assalamualaikum, Mak” 

“Waalaikumsalam, Ada apa Nur? Emak lagi di Palembang ini sama teman – teman arisan Emak. Kami lagi sibuk belanja di Mall ini. Emak belikan kamu baju daster, Eh, Jangan lupa kirimin uang Emak nanti yah kalau kamu sudah dikasih si Zul. Uang Emak sudah habis buat traktir makan teman – teman Emak.” Cerocos Emak tanpa henti.

Aku menghembuskan nafas kesal. Dari nada bicaranya sudah pasti Emak tak punya simpanan uang yang bisa aku pakai. Semenjak aku menikah dengan Bang Zul, Emak mulai berubah menjadi sosialita dadakan. Jalan – jalan kesana kemari dengan teman – teman arisannya. Tak jarang membeli  barang – barang yang tidak begitu berfaedah dengan harga fantastis. 

“Mak, Bang Zul bangkrut, Usaha ayam potong Bang Zul rugi besar. Kami butuh modal untuk membangun bisnis ayam potong lagi. Bulan ini, Nur gak bisa kasih Emak dan Abang. Nur saja belum tentu di kasih nafkah atau gak oleh Bang Zul bulan ini.” Jelasku lesu. 

“ Apaaaaaa!!!!!!! Kamu gak becanda kan Nur. Gimana Emak dan Bapak makan bulan ini.  Haduh,, Mana Emak baru habis ambil kreditan tas sama Bu Mila. Mau bayar pakai apa? Suami kamu gimana sih, kok bisa bangkrut. Menantu bawa sial. Bikin ibu malu saja bisanya. Pokoknya Emak gak mau tau. Emak mau dia kasih uang ke Emak seperti bulan lalu, Ingat Nur, Darah dan air susu emak yang Emak beri ke kamu itu tak kan terbayar dengan apapun. Sudah waktunya kamu menyenangkan Emak dan Bapak!’ Umpat Emak kesal lalu menutup panggilan secara sepihak dengan omelan yang masih terdengar. 

Tak lama dari sana Bang Alim menelpon. 

“Nur, Bener yang dibilang Emak kalo si Zul Bangkrut. Itu serius atau bercanda sih Nur. Kami masih dapat kiriman bulan ini kan Nur. Ayolah, Gimana kami bisa makan kalau Zul gak kasih kami duit. Atau begini saja, kamu jual aja itu kebun dan tanah si Zul untuk biaya kita bulan ini. Bulan depan baru abang cari kerjaan. Tolong lah Nur, Kasian ponakan – ponakan mu kalau mereka harus kelaparan.” Cecar Bang Alim. Aku mendengus sebal. Mereka sama sekali tak berempati atas apa yang terjadi pada suamiku. Giliran suamiku butuh bantuan dana. Mereka malah sibuk memikirkan diri sendiri tanpa ada niat membantu. 

“Bulan ini gak ada lagi kiriman. Makanya abang kerja dong. Jangan terus – terusan minta Bang Zul menanggung hidup abang sekeluarga. Boro – boro mau bantu. Mau makan atau gak abang dan anak – anak abang terserah.” Kututup telpon dengan kesal. 

Tak lama kemudian Bang Sahid Kembali menelponku. Namun kuabaikan karena aku tahu pasti dia akan berbicara dengan topik yang sama dengan Bang Alim. Berkali – kali Bang Sahid menelpon, namun tetap ku abaikan. Akhirnya gawaiku ku non aktifkan karena kesal dengan saudara – saudaraku. 

Semua gara -gara Bang Zul. Kami sekeluarga ikutan sengsara gara  - gara ketidak becusan dia mengelola bisnisnya. Setitik kebencian mulai muncul di hatiku saat itu. 

Sejak saat itu, Bang Zul tak lagi mengurusi perternakan ayam potongnya karena semua ayam sudah mati. Untuk memenuhi tanggung jawabnya memberiku nafkah, dia memutuskan untuk mengojek dan bekerja serabutan. Kadang dia ikut kerja bangunan, kadang jadi kuli panggul di pasar dan di toko – toko kelontong. Yang pasti dia selalu membawa uang saat pulang ke rumah untuk menafkahiku memenuhi kewajibannya. Tapi tetap saja jumlah uang yang dia berikan sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga kami dan untuk membeli skin careku. Belum lagi Emak yang terus meminta uang kepadaku untuk membayar kreditan – kreditannya. 

“Bisa gak sih Abang cari kerjaan lain. Masa tiap hari bawa uang gak pernah lebih dari seratus ribu. Mana Cukup untuk beli Skin Care Nur. Mana Cream Malam dan Siang Nur sudah pada habis. Bisa kusam wajah Nur Nanti." Aku mencecarnya saat dia baru pulang dari menjadi kuli Panggul di pasar.

“ Nur yang sabar ya Dek, Ini juga Abang lagi cari usaha lain. Cuma abang terkendala modal, Dek.” Dia menjawab dengan lembut.

Aku semakin kesal mendengar jawabannya. Dia ingin memojokkan ku dengan jawabannya.

“ Maksud Abang apa? Abang masih menyesalkan Nur yang gak bisa simpan uang sampai kita gak ada tabungan. Kan Nur sudah menjelaskan kemana uang itu Nur berikan. Kenapa Masih diungkit – ungkit juga! Abangnya aja yang gak becus jadi pebisnis.” Serangku.

“Dek, Abang kan gak bilang begitu. Kok adek marah? Yaudah kalau begitu abang minta maaf ya Dek.” Ujarnya sembali mengelus tanganku lembut.

“Makanya kerja pake otak dong, kerja pake otot ya mana bisa kaya. Tuh, Si Tejo aja bisa berhasil bisnisnya. Masa abang gak bisa meniru si Tejo.” Aku mulai membanding – bandingkan dia dengan suami mirna si Tejo yang sekarang kebun karetnya sedang jaya – jayanya. 

“ Tau gitu dulu, mending aku nikah aja sama Tejo. Gak akan aku sengsara begini.” Ketusku lagi.

Bang Zul menatapku kecewa dan segera menyambar secangkir air putih yang ada di meja lalu meminumnya hingga tandas. Aku masa bodo dengannya, Salahnya sendiri kenapa bisa jatuh miskin.

Related chapters

  • MANTAN YANG INGIN KEMBALI SETELAH MELIHATKU SUKSES   BAB VI POV AINI II

    Disaat kondisi ekonomi Bang Zul yang morat marit, di saat itu pula aku mengenal Bang Arman. Seorang bujang lapuk yang penampilannya tidak terlalu menarik namun dia memiliki kebun karet yang sangat luas di kampungnya, Bang Arman adalah salah satu teman Bapak memancing. Aku akhirnya memutuskan untuk kembali tinggal di rumah orang tuaku dengan alasan kesepian dan takut ditinggal sendiri saat Bang Zul mencari nafkah padahal aku sebenarnya bukan tipe perempuan penakut,. Hanya saja aku malas harus melayani Bang Zul. Toh dia juga tak bisa memberiku nafkah yang layak. Jadi buat apa aku berbakti sepenuh jiwa untuknya, sia – sia bukan. Seperti suami yang tahu diri, Bang Zul tak berkeberatan dengan hal itu. Dia mengizinkan aku untuk tinggal sementara di rumah Orang tuaku saat dia mencari nafkah di pagi hari dan kemudian dia akan menjemputku di sore hari untuk pulang ke rumah kami. Namun beberapa minggu kemudian aku memutuskan untuk tinggal kembali bersama Emak dan lagi – lagi Bang Zul mengizin

    Last Updated : 2022-11-30
  • MANTAN YANG INGIN KEMBALI SETELAH MELIHATKU SUKSES   BAB. VII RUMAH DAN MOBIL BARU

    Hari ini sudah setahun lebih warung pecel lele kami berdiri. Selama itu pula aku disibukkan dengan rutinitas warung yang semakin hari semakin ramai dan itu membuat aku dan pegawai yang ada sedikit kewalahan. Rasa sambal dan lauk yang konsisten serta kebersihan warung yang selalu ku jaga, menjadikan warung pecel lele kami menjadi pecel lele favorit warga. Pembelinya pun tak hanya datang dari kotaku saja. Beberapa dari mereka adalah vlogger youtube yang mereview rasa warung pecel lele kami. Adjie menyarankan untuk merekrut karyawan baru untuk membantuku, dan atas permintaanku, karyawan yang diterima semuanya lelaki. Karena jujur saja aku kurang nyaman bekerja dengan perempuan, bukan karena aku memiliki orientasi ketertarikan yang berbeda, namun lebih sekadar ingin menjaga diri.Adjie dan Ririn sendiri memutuskan untuk menetap di Bandar Lampung setelah bulan madu mereka kemarin. Kabar yang aku dengar saat komunikasi kami terakhir bulan lalu, Ririn tengah mengandung namun karena ada kel

    Last Updated : 2022-11-30
  • MANTAN YANG INGIN KEMBALI SETELAH MELIHATKU SUKSES   BAB. VIII FITNAH YANG MENGHANCURKAN

    Matahari sudah mendekati tempat kembalinya saat mobil yang aku kemudikan memasuki pekarangan rumah yang sesuai dengan lokasi yang diberikan Adjie. Perjalanan lebih dari delapan jam harus ku tempuh dengan mengendarai mobil untuk sampai ke sini, sebenarnya aku bisa saja sampai lebih awal jika aku tidak banyak berhenti. Cuma aku malas jika harus menjamak sholatku atau men”qashar”nya selama di perjalanan meski itu diperbolehkan. Jadilah aku selalu berhenti jika mendekati waktu sholat, dan baru melanjutkan perjalanan kembali setelah imam menuntaskan doa setelah sholat. Selama dalam perjalanan, Adjie tak berhenti menelponku guna memastikan aku benar – benar sedang dalam perjalanan menuju ke sana seolah khawatir aku tak jadi datang. Demi mendengar bahwa posisiku sudah mulai memasuki kota bandar lampung barulah dia tenang. Melalui peta elektronik yang ada di salah satu mesin penjelajah internet yang paling popular saat ini aku akhirnya berhasil tiba di depan rumah Adjie dan Ririn. Demi meli

    Last Updated : 2022-12-02
  • MANTAN YANG INGIN KEMBALI SETELAH MELIHATKU SUKSES   BAB. IX KEPUTUSAN

    Selesai sholat maghrib berjamaah di mushola, aku segera melipir ke shaff paling belakang untuk melaksanakan sholat istikharah. Sehabis sholat istikharah aku lanjutkan dengan berzikir dan berdoa. Memohon petunjuk atas tawaran Adjie karena hatiku diliputi oleh begitu banyak keraguan.Salah satunya adalah Trauma yang di tinggalkan Nur yang masih sangat dalam membekas. Rasanya aku begitu takut jikan nandti dikhianati kembali, namun aku juga tak kuasa untuk menolak permintaan Adjie yang telah begitu banyak membantuku keluar dari keterpurukan. Selain itu ada rasa tidak pantas untuk berdampingan dengan Rania yang sarjana sementara aku hanya lulusan SMK.Melihatku yang telah selesai berdoa, Adjie menghampiriku. Dia menyalamiku lalu kemudian dduduk di sampingku berniat menungguku. Melihat Aku yang tetap meneruskan dzikirku, Diapun akhirnya membuka Mushaf Alquran lalu mulai bermurajaah.Sungguh pernikahan ini bukan hal kecil dan harus dipertimbangkan matang - matang. Kegagalan pada pernikahan k

    Last Updated : 2022-12-04
  • MANTAN YANG INGIN KEMBALI SETELAH MELIHATKU SUKSES   BAB. X AKHIRNYA SAH

    Kita tak tahu kemana takdir akan membawa kita pergi, rezeki, maut, dan jodoh, adalah sebuah misteri yang akan terpecahkan jika waktu yang ditetapkan oleh Sang Penulis Takdir telah tiba. Seperti yang terjadi padaku saat ini. Sungguh aku tak pernah menyangka jika aku akan menggenapi takdirku untuk menikah di sini, Sebuah kota yang dulu hanya ku lihat di peta dan dengan jalan yang di luar ekspektasiku. Sungguh aku merasa sangat beruntung. Beberapa hari yang lalu, aku masih gamang berkutat dengan trauma kegagalan rumah tanggaku bersama Nur, Dan sekarang aku telah berada di halaman takdir baru yang akan menuliskan namaku dan nama Rania di dalam satu bab yang sama.Pagi itu setelah sholat subuh aku diantar Adjie ke rumah Rania untuk didandani. Mereka memakaikanku jas berwarna broken white, topi kopiah putih berhias bordiran di sekelilingnya dengan warna yang senada dengan jasku, serta kalung yang terbuat dari utaian bunga melati segar. Tubuhku yang tinggi dan atletis membuat ak

    Last Updated : 2022-12-08
  • MANTAN YANG INGIN KEMBALI SETELAH MELIHATKU SUKSES   BAB. XI POV RANIA

    Akhirnya hari ini tiba juga, sebuah peristiwa bahagia yang selalu diimpikan oleh banyak anak dara dalam hidupnya tak terkecuali diriku, bersanding dengan lelaki yang tampan dan mapan serta mencintai Tuhan. Namun bagiku pernikahan ini kuanggap sebagai sebuah malapetaka karena aku harus menikah dengan seorang duda yang sama sekali tak ku kenal demi menyelamatkan maruah keluarga besarku yang telah tercoreng oleh fitnah keji yang sangat kejam yang dilontarkan oleh orang yang tak bertanggung jawab padaku hingga pada akhirnya fitnah itu memporak porandakan impian dan cita - citaku untuk membangun sebuah maghligai rumah tangga indah yang penuh bahagia dan berlumur cinta dengan lelaki yang telah menguasai hati dan fikiranku selama beberapa tahun ini, Faisal. Dia satu – satunya lelaki yang mampu membuat hatiku berbunga hanya dengan kerlingan mata dan senyumannya. Sopan santun dan adabnya telah menawan hatiku, kelembutannya memenjarakan cintaku hingga tak sanggup lagi untuk berpaling pada lela

    Last Updated : 2022-12-31
  • MANTAN YANG INGIN KEMBALI SETELAH MELIHATKU SUKSES   BAB. XII SIAPAKAH PELAKUNYA?

    Aku termenung sendiri di dalam kamar, sesekali ku hidu aroma pengharum linen yang menguar dari Gamis hijau wardahku yang sedari tadi ku timang - timang. Kepalaku begitu penuh dengan ribuan tanda tanya yang tak kunjung kutemukan jawabannya. Siapa yang telah membawa gamis ini keluar dari lemariku lalu mengembalikannya kembali melalui jasa laundry. Siapapun dia, pasti orang yang sangat dekat denganku hingga dia bisa menjebakku dengan mudah. Membuat aku tak memiliki lagi alibi untuk mengelakkan diri dari fitnah keji itu. Gamis dan hijab itu kupakai pertama dan terakhir kali saat proses lamaranku. Selain itu Faisal juga tahu kalau mustahil ada yang menyamainya karena gamis itu ku pesan khusus dari pejahit kenamaan yang merupakan teman dekatku semasa kuliah dulu sekaligus sepupu Faisal. Adalah wajar jika semua menuduhku sebagai pelaku utama di video yang membuatku mual itu. Aku memejamkan mata berusaha mengingat – ingat siapa saja yang pernah memasuki kamarku dan patut kucurigai

    Last Updated : 2022-12-31
  • MANTAN YANG INGIN KEMBALI SETELAH MELIHATKU SUKSES   BAB. XIII TITIK TERANG

    Pagi ini aku terbangun dengan hati resah. Sejenak rasa resah itu hilang saat aku menunaikan kewajibanku di awal fajar. Namun kini rasa gelisah itu kembali datang. Bahkan untuk bernafas pun jadi terasa begitu berat. Kuperbanyak zikir dan istighfar untuk mengurangi sedikit sesak di dada. Perlahan namun pasti rasa gelisah yang menyelinap di hati mulai sirna berganti dengan rasa damai dan lega. Hari ini, sesuai rencana yang telah aku atur bersama ibu semalam, aku akan pergi ke laundry untuk menanyakan tentang siapa yang membawa gamis itu kesana untuk di laundry. Aku keluar kamar dengan rasa malas, khawatir akan kembali bertemu dengan kerabat yang masih menginap disini atas permintaan ibu. Beliau masih sangat berharap pernikahan tetap digelar apapun yang terjadi. Aku segera menuju ke ruang makan. Nampak beberapa kerabat jauh dari ayah masih berkumpul di sekitar meja makan. Para sepuh duduk di atas meja sementara anak – anaknya yang masih muda duduk lesehan di

    Last Updated : 2023-01-01

Latest chapter

  • MANTAN YANG INGIN KEMBALI SETELAH MELIHATKU SUKSES   BAB. 33 BERTEMU KEMBARAN

    Suara decit Ban memekakan telinga, menghentak tubuh Rania yang terbelit oleh Safety Belt ke depan hingga kepalanya hampir terantuk ke dasboard mobil. Sementara suaminya, Zul, Tergugu di balik kemudi dengan wajah pucat pasi. Hampir saja. Hampir saja Zul menabrak ibu – ibu yang tengah hamil besar yang berjalan tertatih – tatih dan tanpa melihat ke kiri dan ke kanan jalan lg dia langsung menyeberang hingga nyaris di tabrak oleh Zul. Beruntung Zul masih sempat menginjak pedal rem hingga kecelakaan itu dapat di hindari. Rania bergegas membuka pintu dan menghambur keluar menghampiri ibu hamil yang kini tengah terduduk lemas dengan wajah pucat pasi di pinggir jalan. “Kalo Jalan jangan ngebut – ngebut wooyyy!!” Bentak salah seorang pejalan kaki sembari memukul kap mobil depan Zul dengan wajah beringas. Zul hanya mengangguk dan melemparkan senyum canggung. Dia segera membuka pintu mobil dan menyusul istrinya. Itu semua bukan sepenuhnya salahnya, Ja

  • MANTAN YANG INGIN KEMBALI SETELAH MELIHATKU SUKSES   BAB. 32 BERTEMU RIANA

    Pukul satu siang Pak RT diantar oleh Adit datang menemui Zul. “Gimana keadaan Nur, Pak? Apa kata dokter?” Tanya Zul berbasa basi. “Udah diperiksa semua, kata dokter gak ada sakit apa – apa Zul. Tapi kemungkinan alergi kata dokter yang memeriksanya tadi.” Terang Pak RT “Oh, Jadi dirawat atau dibawa pulang ke rumah.” Zul bertanya sembari netranya menyapu keadaan rumah Nur dari jauh. “Dibawa ke pesantren akhirnya. Paman Nur memaksa. Katanya mau di rukiyah di sana.” Terang Pak RT lagi. “Baguslah kalau begitu, Pak. Masuk dulu pak. Rania baru saja selesai masak. Kita makan siang bareng.” Zul mengajak Pak RT dan Adit masuk. Meski merasa sungkan, akhirnya Pak RT dan Adit akhirnya menuruti undangan Zul. Rania yang tak menyangka akan kedatangan tamu akhirnya kalang kabut. Untung saja Rania masak untuk sekalian makan malam. Hingga lauk yang dimasak Rania yang sejatinya untuk makan malam juga habis tak bersisa.

  • MANTAN YANG INGIN KEMBALI SETELAH MELIHATKU SUKSES   BAB. 31 SENJATA MAKAN TUAN

    Malam masih mencekam, Lolongan kesakitan yang keluar dari mulut Nur yang begitu menyayat membuat suasana semakin seram. Lengkingan jerit yang keluar dari mulut Nur membuat merinding semua orang yang mendengar tak terkecuali Zul dan Rania. Meski rumah mereka berjarak sekitar seratus meter dari rumah Nur, namun lolongan tersebut masih terdengar dengan begitu jelas. “Bang, aku takut.” Zul mengetatkan pelukannya pada Rania meski sebenarnya dia sendiripun bergidik ngeri setiap kali mendengar suara lolongan kesakitan Nur. Zul tetap berusaha menenangkan Rania yang begitu gelisah dengan mendekapnya. “Baca ayat kursi atau ayat – ayat pendek lain, Dek. Biar hati tenang.” Saran Zul sembari membelai rambut legam Rania. Berkali – kali kalimat tahmid dia lafazkan, karena telah terhindar dari sihir Nur. Zul yakin, Nur tak akan berhenti sampai di sini. Akan ada serangan lain ke depannya yang mungkin lebih beringas lagi. “Pagari diri dengan doa dan murajaah

  • MANTAN YANG INGIN KEMBALI SETELAH MELIHATKU SUKSES   BAB. 30 KESURUPAN

    “Gimana ini, Bang? Kenapa Asep jadi begini?” Adit kebingungan bercampur takut melihat mata Asep yang tiba – tiba melotot dengan mulut yang meracau menggunakan Bahasa yang tidak mereka fahami. “Duniaku ada tiga warna… DUNNIIAAA KUUU AADDAAA TTIIIGAA WARNA… Hihihihihihi…” Ceracau Asep dengan Mata menyalak garang lalu menoleh ke Zul dengan seringai seramnya. “Aku juga gak tau ini, Dit. Coba kamu panggil Pak De Darkum aja. Suruh si Memet jemput beliau. Bawa Asep ke dalam kamar, Jangan sampe ganggu pembeli yang lagi makan.” Titah Zul yang sedang cemas bercampur takut melihat netra Asep yang terus menerus menatapnya dengan seringai yang membuat bulu kuduk berdiri. Tiba – tiba Asep terjatuh dan menggelepar di lantai, mulutnya mengeluarkan suara ngorok dari tenggorokan yang mengerikan seperti orang yang sedang mereggang nyawa. Mulutnya mengeluarkan busa air liur yang kemerahan karena bercampur darah. “Cepat angkat ke dalam.” Zul memerint

  • MANTAN YANG INGIN KEMBALI SETELAH MELIHATKU SUKSES   BAB. 29 CAKE PANDAN MEMBAWA PETAKA

    Rania tertegun di ambang pintu, netranya menangkap bayangan suaminya yang tengah didekap erat seorang wanita yang dia tak tahu itu siapa. Pemandangan yang sama sekali tak ingin dilihatnya. Jadi ini rupanya penyebab suaminya tak mengangkat telepon darinya dan membalas pesannya di applikasi hijau hingga akhirnya dia memutuskan untuk memesan ojek online untuk sampai ke kediaman suaminya. Zul menghampiri istrinya, sebelah tangannya meraih koper yang tengah dipegang Rania, sebelah lagi merangkul Rania ke dalam dekapannya. “Siapa dia?” Tanya Rania dingin, netranya tak lekang menatap Nur yang kini tersenyum sinis padanya. “Dia mantan istri Abang, Dek. Tolong jangan salah faham dulu. Semua tidak seperti yang Adek lihat.” Zul sungguh takt ahu bagaimana cara meyakinkan Rania bahwa ini bukan salahnya. “Kenapa dia kemari?” Netranya masih menatap tajam ke arah Nur yang saat ini mendekati mereka. “Jadi ini istri baru, Abang?” Nur

  • MANTAN YANG INGIN KEMBALI SETELAH MELIHATKU SUKSES   BAB. 28 KEGILAAN NUR 3

    Setelah selesai sarapan, Zul memeriksa pembukuan yang dibuat Rapi oleh Adit. Tak lama kemudian Mereka telah terlibat dalam diskusi yang membahas tentang masalah warung, dan omset yang di dapat setelah beberapa hari ditinggalkan Zul. “Alhamdulillah, Omset kita naik ya, Dit. Bisa nih buat naikin gaji karyawan.” Zul menatap pembukuan yang dibuat Adit dengan amat sangat rapi. “Menurutku nanti dulu naikin gaji karyawannya, tunggu tahun depan aja. Saat ini fokus kita balikin modal abang aja dulu. Setelah itu baru fokus ke kesejahteraan karyawan.” Usul Adit. Zul manggut – manggut. Tepat Jam Sembilan, Zul dan Adit menyudahi pembahasan mereka tentang pendapatan warung beberapa hari ini, Adit lalu pamit untuk ke pasar berbelanja stok warung untuk berdagang sore ini. Sementara Zul memutuskan untuk pergi meninjau keadaan warung dan karyawan yang telah dia tinggalkan selama beberapa hari ini. Zul segera memeriksa gawainya. Dia lupa kalau semalam hendak menelpon Rania istrinya. Pagi ini karena t

  • MANTAN YANG INGIN KEMBALI SETELAH MELIHATKU SUKSES   BAB.27 SYIRIK

    Suara orang mengaji di mushola kecil yang jaraknya hanya lima puluh meter dari rumah Zul membangunkannya dari alam mimpi. Bergegas dia mandi dan berwudhu khawatir akan tertinggal sholat berjamaah. Sudah beberapa hari ini dia tak sholat tahajud seperti biasanya karena terlalu lelah. Hari ini pun sama, ada rasa sesal yang membuncah dalam hatinya karena telah kehilangan waktu berharga untuk bercerita kepada Sang Pemberi Rahmat. Zul melangkah tergesa menuju musholah. Sebentar lagi adzan subuh akan dikumandangkan. Dia mempercepat Langkah. Tak lama setelah Zul tiba di mushola, Pak de Darkum mengumandangkan Adzan dengan suaranya yang merdu dan menyejukkan telinga. “Weeh, manten anyar. Gak ngundang – ngundang lagi.” Goda Pak de darkum setelah kami selesai sholat dan imam menutup doa. “Iya, dadakan pakde. Maaf yah.” Zul menjawab malu. “Gak apa – apa. Barkallah fi umrik yo. Semoga ini jadi pernikahan terakhirmu.” “Amiiiin

  • MANTAN YANG INGIN KEMBALI SETELAH MELIHATKU SUKSES   BAB. 26 KEGILAAN NUR 2

    Zul dan Nur terhenyak, bersamaan mereka segera menoleh ke asal suara. Sesosok bayangan pria pendek dengan perut menggembung seperti ikan mas koki yang kekenyangan makan melangkah tergesa ke dalam rumah Zul. “Bang, Arman?” Desis Nur dengan wajah penuh kebencian. “Bang , ini tidak seperti yang Abang Fikirkan. Tolong jangan salah faham dulu. Saya sama sekali tak pernah menggoda Nur. Sejak bercerai, saya tak pernah ada hubungan apa pun lagi dengan Nur.” Zul berusaha menjelaskan kondisi yang sebenarnya. Sementara Nur hanya diam, namun bara yang menyala di matanya cukup memperlihatkan apa yang tersimpan di dalam hatinya. “Saya tahu, Saya tahu kamu sudah tak ada hubungan apa – apa lagi dengan istriku. Hanya saja istriku terlalu gatal ingin kembali padamu padahal sejatinya statusnya masih sah sebagai istriku.” Ujar Arman dengan wajah meradang. Zul semakin salah tingkah dibuatnya. “Abang mau apa lagi kemari. Bukankah Nur sudah bilang kalau Nur sudah tak mau lagi menjadi istri abang!” Ujar

  • MANTAN YANG INGIN KEMBALI SETELAH MELIHATKU SUKSES   BAB. 25 KEGILAAN NUR

    Adzan Maghrib tengah berkumandang menyeru umat untuk bersujud pada Sang Pencipta saat Zul dan Rania tiba di hotel. Tubuh dan fikiran yang penat membuat mereka hanya terdiam tanpa suara, masing – masing sibuk dengan fikirannya sendiri - sendiri. Zul menggandeng lengan Rania menuju kamar, dia menatap wajah cantik istrinya yang nampak begitu kusut dan lelah. Sesampai di dalam kamar Zul segera menyambar handuk dan ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan menunaikan ibadah sholat maghrib. Sementara Rania terbaring lesu dengan mata menerawang menatap langit – langit kamar.Setelah selesai sholat, zul menelpon layanan kamar dan memesan makan malam untuk mereka berdua lalu mendatangi istrinya yang tengah memejamkan mata. Zul membangunkan istrinya dengan mengecup pucuk kepalanya. Mata yang di aungi bulu mata yang legam dan menggeliat ke atas itu mengerjap terbuka. Segaris senyum terulas di bibir ranumnya demi melihat suaminya berada begitu dekat dengan wajahnya.“Sholat dulu, Dek. Habis itu

DMCA.com Protection Status