Enam tahun silam, kesucian Naomi Tandi direnggut. Caden Pangestu menuduh Naomi berselingkuh, lalu melayangkan selembar surat perceraian dan mengusir Naomi tanpa memberinya sepeser pun. Enam tahun kemudian, Naomi pulang bersama anak-anaknya. Ketika melihat versi mininya di sisi Naomi, Caden baru tahu bahwa dirinya adalah pria berengsek dari malam itu. Caden sungguh menyesal, tetapi juga bahagia atas kejutan ini. Sejak saat itu, presdir yang biasanya bersikap dingin berubah menjadi sangat manja dan selalu ingin tidur bersama Naomi. Ketika mendengar kabar Naomi hendak menikah, Caden datang untuk menghancurkan resepsi pernikahan. Dia berkata dengan geram, “Suamimu masih belum mati!” Semua orang pun melongo. Si putra sulung menggeleng dengan tidak berdaya. “Aku nggak ingin kenal dengan pria itu.” Putra kedua pun menutup matanya. “Memalukan sekali! Aku nggak sanggup melihatnya.” Sementara, putra bungsu kelihatan cemas. “Celaka! Malam ini Papa pasti akan dipukul lagi.” Putra keempat hanya mengerutkan kening dan menjulingkan mata. Dia tidak memiliki tenaga ekstra untuk menyindir lagi. Hanya putri kecil yang mengenakan gaun tuan putri itu berlari mendekat, lalu menarik ujung pakaian ayahnya. Dia memiringkan kepalanya, kemudian bertanya dengan suara imut, “Papa, apa Mama nggak boleh jadi pengiring pengantin?” Caden sungguh kehabisan kata-kata. Ini adalah hal paling memalukan yang pernah dilakukannya!
View MoreDylan mengendarai mobil. Tangannya yang indah diletakkan di atas setir mobil. Pandangannya tertuju ke sisi luar. “Sebelumnya aku menyukai seorang gadis, sangat amat menyukainya. Aku selalu percaya dengan semua omongannya. Aku bahkan percaya omongan dia yang hanya akan menikah sama aku!”“Justru karena aku terlalu memercayainya. Aku pun melibatkan 2 orang yang nggak bersalah ….”Kening Dylan berkerut, sepertinya dia kepikiran dengan sesuatu yang tidak menggembirakan. Dia terdiam sejenak, lalu melanjutkan, “Kemudian, dia mencampakkanku. Saat pergi, dia bahkan menancap beberapa pisau ke sisiku. Huft …. Intinya, dia melukaiku dengan sangat dalam, seperti bagaimana Leon memperlakukanmu.”“Setelah aku keluar dari hubungan itu, aku pun merasa nggak seru untuk berpacaran dengan hati tulus, lebih baik hanya urusan fisik, lebih menyenangkan. Bisa memenuhi kebutuhan biologis tanpa harus terluka. Sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.”“Aku nggak mau disakiti cewek lagi. Aku juga sangat menik
Jantung Camila berdebar kencang. Belum sempat dia bersuara, Dylan berkata lagi, “Biarkan aku peluk sebentar saja. Percaya sama aku, orang tuaku akan segera pergi!”Camila sudah menjadi “sandera” Dylan. Namun, di depan mata Kevin, mereka adalah pasangan kekasih yang sedang bermesra-mesraan.Kevin dan Lyana merasa canggung. Bagaimanapun, mereka adalah senior, mereka pun tidak enak hati untuk melihat sikap mesra-mesraan mereka.Lyana terpaksa memperingatkan Dylan. “Dylan, ingat, ya, kalau kamu berani sembarangan, kamu tunggu saja pelajaran dariku! Aku bukan lagi mengagetkanmu!”Usai berbicara, Lyana melihat ke sisi Camila. Sikapnya seketika berubah lembut.“Camila, kamu jangan takut. Ada aku dan Paman Dylan di belakangmu! Kalau Dylan berani menindasmu atau berani melukai dan membuatmu sedih, kamu beri tahu kami saja. Kamu nggak usah turun tangan, kami akan membantumu untuk melampiaskan emosimu!”Kevin juga menunjukkan sikapnya. “Semua yang kami katakan itu adalah isi hati kami. Kalau kamu
Lyana menarik Kevin, lalu mengomelinya, “Kamu lagi ngapain? Hari ini hari berbahagia. Apa yang lagi kamu lakukan?”Dylan segera meminta pertolongan. “Ma, cepat selamatkan aku. Papa mau pukul aku lagi. Dia malah mau memukulku di hadapan Camila. Memangnya aku nggak tahu malu?”Lyana merasa kasihan terhadap putranya. Dia pun menyalahkan Kevin, “Kamu lagi ngapain? Kembalikan tongkat itu!”Dylan berkata kepada Lyana, “Sudah lihat belum? Yang melahirkan memang beda dengan yang bukan melahirkan. Yang melahirkan akan lebih menyayangi anaknya.”Namun, sedetik kemudian ….Kevin mendekati samping telinga Lyana, lalu berkata dengan suara rendah, “Sudah seperti ini, kamu masih kepikiran untuk putus sama Camila. Dia sama sekali nggak menginginkan cucu kita!”Saat Lyana mendengar, raut wajahnya langsung berubah. Dia melirik Dylan dengan dingin dan galak, lalu berkata pada Camila, “Awas, Camila! Hari ini biarkan pamanmu beri pelajaran kepadanya!”Kedua mata Dylan terbelalak lebar. “Mama! Aku itu anak
Kepala Dylan berdengung. “Bukan. Aku hanya lagi menjelaskan masalah dengan sangat netral.”Kevin menjerit dengan marah, “Apa kamu ini namanya netral? Aku rasa kamu sudah merencanakan ide buruk, nggak berencana bertanggung jawab sama Camila! Kenapa kamu nggak punya hati nurani? Saat kamu berada di dalam perut ibumu, aku sudah beri tahu kamu mesti menjadi orang yang bertanggung jawab!”“Saat kamu dilahirkan waktu itu, aku juga beri tahu kamu mesti menjadi pria yang unggul, mencintai negara, dan melindungi keluarga! Sekarang, kamu malah menjadi pria yang nggak punya hati!”“Dasar anak durhaka! Kamu … kamu … semua ini gara-gara terlalu memanjakanmu! Hari ini, aku pasti akan memukulmu sampai kamu mati!”Kevin mengambil tongkat panjang hendak memukul. Dylan merasa syok langsung berdiri di tempat. “Papa, kamu lagi ngapain? Bukannya tadi kamu sudah bilang kamu sudah bicara di depan leluhur kalau kamu nggak akan pukul aku lagi!”Kevin merasa sangat murka. “Hari ini bukan aku yang pukul kamu, ta
Dylan terpaksa menekan rasa bingung di hati, lalu mendengar dengan tenang. Ketika melihat uban di samping telinga Kevin, dia merasa sedikit bersedih.Dalam persoalan pernikahan, Dylan memang memiliki perbedaan pendapat dengan Kevin. Dia tidak ingin mengalah, jadi dia terpaksa membuat orang tuanya bersedih.Mereka berdua berjalan ke sisi aula persembahan. Kevin melihat papan nama para leluhur, lalu menghela napas panjang lagi. “Semuanya sudah berlalu. Sebenarnya Papa sangat mencintaimu.”Tentu saja Dylan mengetahuinya. Dia tersenyum untuk meredakan situasi. “Pak Kevin, tolong jaga sikapmu. Kalau kamu bersikap melow lagi, nanti aku pun akan menangis. Kamu saja sudah bilang kamu mencintaiku. Kelak jangan menghukumku dengan aturan keluarga lagi. Kalau kamu merasa nggak senang, kamu bisa tampar aku beberapa kali atau tendang aku saja. Jangan gerakkan aturan keluarga!”Kevin berkata dengan tersenyum, “Tadi aku sudah menunjukkan sikapku di hadapan leluhur. Kelak aku nggak akan memukulmu lagi,
Kevin tersenyum lebar. “Nggak menghukumnya. Camila, kamu jangan gugup. Aku nggak menggunakan aturan keluarga.”Kevin melihat ke sisi Dylan. “Kamu ikut aku keluar!”Dylan mewaspadainya. “Mau ngapain?”Kevin berkata, “Ke aula persembahan.”Kedua mata Dylan terbelalak lebar. “Bukannya kamu bilang nggak menggerakkan aturan keluarga?”Kevin terbengong sejenak, baru berkata, “Apa pergi ke aula persembahan pasti harus menggerakkan aturan keluarga? Apa aku nggak boleh memujimu?”Dylan merasa bingung. “Untuk apa kamu memujiku?”Bibir Kevin bergerak. Berhubung ada Camila, dia tidak enak hati untuk langsung mengatakannya. Dia hanya berkata, “Anak baik! Ayo, keluar!”Anak baik?Dylan merasa dimanjakan saja!Selama ini, ayahnya selalu menganggap Dylan sebagai anak bandel, pembangkang, durhaka, dan berengsek! Kenapa tiba-tiba menjadi anak baik?Dylan semakin bingung lagi. “Kamu nggak pukul, ‘kan?”Kevin berkata dengan tersenyum, “Aku sudah bilang, aku nggak pukul! Camila juga sudah mendengarnya. Apa
Lyana mengangguk dengan tersenyum. “Sudah baca, sudah. Untung ada Pak Morris! Respons Dylan kali ini juga bagus. Dia tahu juga mencari Pak Morris untuk membantumu. Tapi, Dylan, kelak jangan lagi sengaja membuat gosip! Furla itu yang terakhir!”Lyana mengira Furla adalah wanita yang sengaja dicari Dylan untuk merahasiakan hubungannya dengan Camila.Camila tidak mengerti, tetapi Dylan mengerti! Dia takut ibu kandungnya akan melanjutkan omongannya, jadi dia segera berkata, “Aku mengerti, kamu tenang saja. Aku akan mendengar kata mama kandungku.”Lyana tersenyum. Suasana hatinya sangat bagus. Beberapa kali dia kepikiran untuk bertanya masalah kehamilan Camila. Namun, berhubung Camila dan Dylan tidak mengungkitnya, dia pun terpaksa menahan rasa penasarannya.Mereka bertiga mengobrol sebentar. Dylan bertanya, “Di mana papaku?”Lyana menjawab, “Di aula persembahan.”Dylan merasa syok. Dia langsung duduk tegak. “Aula persembahan? Apa dia mau menghukumku lagi?”Camila juga merasa kaget. Dia tah
Camila tidak tahu ternyata statusnya di Keluarga Hermanto begitu agung? Seperti level barang berharga di negara dan juga level leluhur!Setelah menyapa semua orang, Camila dan Dylan sama-sama berjalan ke gedung utama.Lyana mengenakan terusan batik berwarna merah terang duduk di ruang tamu untuk menunggu kedatangan mereka. Ketika melihat kedatangan Dylan dan Camila, dia segera melangkah maju untuk menyambut.Hanya ada Camila di dalam mata Lyana, tidak ada putranya!Lyana menggenggam tangan Camila, lalu berkata dengan sakit hati, “Sudah semalam ini, kenapa kamu mengenakan pakaian sesedikit ini? Apa kamu merasa dingin?”Camila menggeleng dengan tersenyum. “Bibi Lyana, aku nggak dingin.”Dylan berusaha untuk menonjolkan keberadaannya. “Mama, aku dingin.”Lyana meliriknya sekilas. “Biar membeku saja!”Dylan juga tidak marah. Dia menyipitkan matanya, lalu bertanya dengan tersenyum, “Ma, kamu terus terang sama aku, sebenarnya aku itu anak pungut atau bukan?”Lyana menjulingkan bola matanya.
Lyana berkata dengan tersenyum, “Pergilah, pergi, laporkan kabar gembira ini.”Kevin pergi melaporkan kabar gembira ini ke aula persembahan dengan riang. Baru saja berjalan ke sisi pintu, dia malah kembali lagi.“Dengar-dengar sekarang banyak gadis muda nggak bersedia untuk melahirkan. Kalau putramu nggak menginginkan anak, kami bisa memberi pelajaran kepadanya. Tapi, kalau masalah itu kehendak Camila, kita juga nggak bisa ikut campur.”“Kita mesti membuat Camila melihat ketulusan hati Keluarga Hermanto kita. Kamu persiapkan aset properti atau saham dulu. Nanti malaman kita ajak Camila untuk ketemuan.”Lyana tahu apa maksud Kevin. Dia pun sangat memberi dukungan penuh. “Oke!”Kali ini, Kevin baru meninggalkan tempat dengan gembira. Dia pergi mencari leluhur!Putranya bisa diandalkan. Sekarang Kevin juga bisa merasa bangga di hadapan para leluhur!Lyana mengusap air matanya, lalu tersenyum dan membalas pesan Joana dengan riang.[ Bukan kami sengaja menyembunyikannya, hanya saja mereka b
“Percayalah padaku, aku akan bertanggung jawab! Aku juga akan membuatmu jadi wanita paling bahagia dan dihormati di dunia ini!” bisik pria itu dengan nada tegas.Naomi menggeleng kuat dan berseru, “Jangan ... jangan .... Ah!”Begitu pria itu mengerahkan kekuatannya, Naomi pun berteriak kesakitan dan langsung pingsan saking sakitnya. Saat tersadar kembali, sudah tidak ada lagi orang di sisinya, hanya terlihat tumpukan tisu dan pakaiannya yang berserakan di atas lantai. Semua itu adalah bukti kegilaan yang baru saja terjadi sebelumnya.Naomi menggigit bibirnya sambil mencengkeram seprai dengan kuat. Pandangannya berangsur-angsur kabur ....Naomi Tandi sudah menikah. Hari ini, dia datang ke bandara untuk menjemput suaminya. Namun, dia tidak bertemu suaminya, malah kehilangan kesuciannya. Apa ini termasuk perselingkuhan? Selanjutnya, apa yang harus dia lakukan? Bagaimana dia bisa menghadapi suaminya?Saat Naomi datang menjemput suaminya, tiba-tiba terjadi kekacauan di bandara. Dalam kepani...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments