Berhubung tidak sempat menghentikan Hayden, Braden pun memapah Jayden untuk berdiri sambil bertanya dengan penuh kasih sayang, “Jayden, mana yang sakit?”“Bagian sini ... sama sini,” jawab Jayden dengan terisak sambil menunjuk bokong dan kakinya.Begitu mengangkat celana Jayden, Braden langsung tercengang. Sebab, ada memar besar yang menghiasi kaki mulus Jayden. Braden langsung mengepalkan tangannya dan merasa sangat marah. Dia awalnya tidak berharap Hayden menimbulkan masalah. Sekarang, dia justru mendukung Hayden memberi pelajaran pada orang itu. Apa orang itu mengira Jayden bisa ditindas dengan seenaknya?“Nggak apa-apa. Jayden, Kakak bantu tiup, ya. Habis ditiup, lukanya nggak akan sakit lagi,” hibur Braden.Jayden mengangguk dan menjawab dengan tampang sedih, “Emm.”Di sisi lain, Hayden sudah mengejar Jessica sampai ke luar stasiun kereta api. Begitu melihat Jessica hendak naik ke mobil, dia segera mengadang di hadapan Jessica dan bertanya dengan tampang garang, “Woi, Jelek! Beran
Pada saat yang sama, Hayden sudah berkumpul kembali dengan Naomi.Naomi tidak tahu masalah besar apa yang sudah ditimbulkan Hayden. Saat melihat Hayden berlari kembali, dia bertanya dengan khawatir, “Hayden, kamu ke mana saja? Mama sudah cari kamu dari tadi.”Melihat sikap ibunya, Hayden tahu bahwa ibunya yang polos itu pasti belum tahu apa yang sudah terjadi. Dia pun menjawab sambil tersenyum, “Mama, nggak usah khawatir. Karena baru pertama kali datang, aku pun penasaran, jadi aku jalan-jalan ke sekeliling. Tempat ini ramai banget, ya!”“Tentu saja! Ini adalah salah satu kota terbesar di negara ini! Jadi, kamu nggak boleh keluyuran, ya! Kalau kamu diculik orang, bagaimana dengan Mama, Braden, dan Jayden?”Hayden memukul dadanya sembari menjawab, “Mama, nggak usah khawatir. Kalau ada penculik yang ingin menangkapku, seharusnya Mama khawatir sama penculiknya. Siapa suruh mamaku melahirkan anak sepintar aku. Mana mungkin aku bisa diculik?”“Kamu memang paling jago melawan!” tegur Naomi.
Saat melihat Naomi, ada kilatan aneh yang juga melintasi mata Caden. Dia bereaksi seperti itu bukan karena Naomi sangat cantik, melainkan merasa Naomi lumayan familier .... Caden merasa seperti pernah bertemu dengan Naomi sebelumnya. Namun, setelah mengamati Naomi dengan saksama, dia tetap tidak ingat di mana mereka pernah bertemu. Setelah itu, dia pun berjalan ke depan meja rapat dan duduk dengan ekspresi dingin.Saat melihat tatapan membunuh Naomi, Caden mau tak mau mengerutkan keningnya. Putra Naomi sudah merusak mobilnya, tetapi Naomi bukannya meminta maaf, malah menatapnya dengan tatapan seperti sedang memelototi musuh. Meskipun berperawakan kecil, Naomi benar-benar bernyali seperti putranya.“Kenapa kamu suruh anakmu merusak mobilku?” tanya Caden. Dia langsung menyalahkan Naomi atas perbuatan Hayden.Naomi masih mengepalkan tangannya dan memelototi Caden. Berhubung terlalu emosi, seluruh tubuhnya pun gemetar. Begitu mendengar ucapan Caden, dia merasa agak bingung. Apa pria itu t
Sangat jelas bahwa Caden telah menyalahartikan maksud Naomi. Dia merasa Naomi sedang merayunya di depan umum. Dia pun memaki, “Dasar nggak tahu malu!”Naomi membelalak dan tahu bahwa Caden telah salah paham. Dia buru-buru menjelaskan, “Kamu salah paham. Aku cuma mau lihat ....” (Apa ada bekas gigitan di bahumu atau nggak!)Setelah pingsan dulu, Naomi sempat tersadar lagi karena kesakitan. Jadi, dia pun menggigit bahu pria itu dengan kuat. Dengan kekuatan seperti itu, gigitannya pasti akan meninggalkan bekas di kulit orang normal. Apabila ada bekas gigitan di bahu Caden, dia sudah bisa membuktikan bahwa Caden adalah pria bajingan itu. Namun, sebelum Naomi menyelesaikan kalimatnya, ponsel Caden tiba-tiba berdering. Dia pun mengangkat teleponnya dan bertanya, “Ada apa?”Entah apa yang dikatakan orang di ujung telepon sehingga membuat ekspresi Caden berubah drastis. Kemudian, terdengar Caden menjawab, “Aku akan segera pulang.”Setelah memutuskan sambungan telepon, Caden langsung pergi den
“Rayden ....”“Kamu keluar saja. Aku mau tenangkan diri.”Caden merasa tidak berdaya dan hanya bisa meninggalkan Rayden untuk sementara. Begitu keluar dari kamar, ekspresinya langsung berubah. Baru saja dia hendak pergi ke rumah Jessica, Jessica yang berlinang air mata tiba-tiba muncul di ruang tamu lantai 1.Begitu melihat Caden keluar dari kamar Rayden, Jessica buru-buru menghampirinya dan bertanya dengan penuh perhatian, “Caden, bagaimana keadaan Rayden?”Ekspresi Caden sangat dingin, tetapi dia tidak langsung meluapkan emosinya. Bagaimanapun juga, Jessica adalah penyelamat Rayden. Dulu, Jessica yang menemukan Rayden di depan pintu sehingga berhasil menyelamatkan nyawanya. Caden pernah curiga apakah benar ada kejadian yang begitu kebetulan? Dia sempat berpikir mungkin saja demi mendekatinya, Jessica menyembunyikan ibu kandung Rayden, lalu sengaja meletakkan Rayden yang baru lahir di depan pintunya dan berpura-pura menyelamatkan Rayden agar dia merasa berterima kasih pada Jessica. D
Pada saat yang sama, Naomi sudah dibawa ketiga putranya kembali ke tempat tinggal baru.Beberapa saat yang lalu, Braden, Hayden, dan Jayden yang sudah selesai mandi langsung merasa sangat khawatir karena tidak menemukan Naomi. Apalagi, pintu kamar juga dalam keadaan menganga. Braden pun segera memeriksa rekaman CCTV dan menyadari bahwa Naomi ditangkap orang. Oleh karena itu, dia buru-buru menyusun rencana untuk menyelamatkan Naomi.Saat ini, Naomi masih tidak tahu bahwa dirinya sebenarnya ditolong oleh ketiga putranya sehingga masih merasa agak takut. Begitu mendengar suara alarm tadi, dia buru-buru berlari ke arah pintu dan pintunya ternyata sudah tidak terkunci. Kemudian, dia memanfaatkan kesempatan itu untuk berlari turun dan langsung bertemu ketiga putranya. Setelah itu, mereka berempat segera menghentikan sebuah taksi dan melaju pulang.Setelah menenangkan diri, Naomi bertanya, “Kenapa kalian bertiga bisa tiba-tiba muncul di sini?”Braden menjawab, “Karena Mama nggak ada di rumah
Ada beberapa baris kata yang tiba-tiba muncul di layar komputer.[ Masalah hari ini hanyalah peringatan. Kalau kamu masih berani menindas wanita itu, aku akan mencarimu lagi! Pak Caden, berhati-hatilah! ]Semua karyawan Grup Pangestu langsung geger setelah membaca pesan di layar komputer. Mereka tiba-tiba lupa diri mereka sedang berada di mana dan mulai bergosip.“Gila! Ternyata, komputer kita tiba-tiba bermasalah karena ulah orang? Siapa yang begitu hebat hingga mampu membobol sistem keamanan komputer Grup Pangestu? Selain itu, dia juga berani memperingati Pak Caden untuk berhati-hati!”“Di ... di ... dia juga bilang Pak Caden menindas seorang wanita!”Di dalam kantor presdir, Caden memelototi layar komputernya dengan ekspresi yang sangat suram. Steven merasa ruangan ini seolah-olah akan segera meledak, tetapi tetap memberanikan diri untuk berkata, “Kak Caden, ja ... jangan marah. Ini hanyalah tuduhan yang nggak berdasar. Kami semua tahu jelas mengenai karaktermu. Kamu ....”“Di mana
Entah apa yang dikatakan Naomi, Calvin pun akhirnya berjalan ke sisinya setelah beberapa menit. Kemudian, Calvin memeluk lehernya dan menangis dengan membenamkan kepalanya di bahu Naomi. Naomi menggendong Calvin dan berjalan ke taman sebelah. Setelah duduk, dia mulai mengobrol dengan Calvin.Setengah jam kemudian, Calvin pun tertidur di pelukannya. Melihat situasi ini, orang tua Calvin baru berjalan mendekat dan berkata dengan sangat terkejut, “Setiap kali penyakit anak ini kambuh, dia harus disuntik dengan obat penenang baru bisa tenang. Tak disangka, dia juga bisa tenang tanpa pakai obat.”Naomi menjawab, “Penyakit bipolar pada dasarnya adalah gangguan psikologis. Obat-obatan hanya bisa membantu, tapi yang terpenting itu tetap mencoba berbicara dengannya dan masuk ke dunia mentalnya.”Saat berbicara, Naomi mengeluarkan pena dan kertas dari tasnya, lalu menuliskan beberapa nama bahan obat tradisional. Setelah itu, dia melanjutkan, “Kalau kalian percaya, masaklah obat-obat ini dan camp
Steven bertanya, “Ke mana perginya orang tua Lucky setelah Lucky pergi?”“Nggak tahu. Seharusnya mereka pergi menikmati hidup dengan uang hasil menjual anak mereka. Heh!”“Apa kalian tahu kabar mereka?”“Nggak tahu. Siapa juga yang peduli dengan hidup matinya mereka? Kita sudah lama nggak pernah saling berhubungan. Lucky juga nggak pernah berhubungan dengan mereka.”Steven bertanya lagi, “Kapan Lucky datang mencari kalian?”Damian membalas, “Beberapa tahun lalu. Waktu itu, kami sedang bercocok tanam. Tiba-tiba dia berdiri di hadapan kami. Kami saja nggak mengenalinya. Setelah dia memperkenalkan diri mengatakan dirinya itu Lucky, kami sungguh merasa kaget! Istriku langsung memeluknya sambil menangis.”Istrinya Damian tersenyum canggung. “Waktu itu aku terlalu emosional. Aku nggak menyangka akan bertemu Lucky lagi.”Steven bertanya, “Untuk apa dia mencari kalian?”“Kata Lucky, waktu itu kami sudah membantunya. Dia masih mengingat utang budi itu. Jadi, dia datang untuk balas budi. Dia ber
“Siapa sangka mereka akan setuju! Tadinya kami menduga, seharusnya kekasihnya Bu Wanda sudah memberi mereka uang yang sangat banyak. Itulah alasannya mereka bersedia menjual Lucky!”“Kami semua sangat meremehkan perbuatan orang tua Lucky. Hanya saja, disisi lain, kami juga bergembira atas kebebasan Lucky. Bu Wanda itu orang baik. Setelah Lucky hidup bersamanya, dia pasti nggak akan dipukul lagi. Dia akan melewati hidupnya dengan gembira.”“Tapi malah terjadi sesuatu saat Bu Wanda hendak membawa Lucky pergi! Entah bagaimana ceritanya, Lucky kelihatan sangat emosional waktu itu. Dia bagai orang gila saja, bahkan menggigit tangan kekasih Bu Wanda hingga terluka. Biasanya ketika dipukul orang tuanya, Lucky nggak emosi, juga nggak menangis. Waktu itu, dia malah tiba-tiba kehilangan kendali.”Steven dengan terpaksa menyela, “Apa yang terjadi hari itu? Kenapa Lucky bisa kehilangan kendalinya?”Damian juga merasa bingung. “Nggak terjadi sesuatu yang istimewa. Seingatku, waktu itu Bu Wanda dan
Damian mengatakan orang tua Lucky ditertawakan banyak orang lantaran tidak bisa memiliki anak. Waktu itu, orang tua Lucky sudah menikah selama 3 tahun, tetapi masih belum dianugerahkan momongan.Para penduduk desa yang tidak akur dengan mereka terus mentertawakan mereka. Ada yang diam-diam bergosip mereka berdua pasti melakukan kesalahan besar di kehidupan lampau, itulah sebabnya garis keturunan mereka terputus di kehidupan sekarang.Temperamen ayahnya Lucky tidaklah bagus. Dia merasa semua itu salah istrinya. Jadi, dia pun sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga.Kemudian, mereka berdua pergi. Para penduduk desa mengatakan bahwa mereka pergi ke kota untuk berobat. Beberapa tahun kemudian, mereka pun kembali lagi. Kali ini, mereka pulang dengan Lucky di sisi mereka.Selama beberapa saat itu, pasangan suami istri itu merasa sangat arogan. Mereka terus memamerkan Lucky ke orang-orang! Mereka bukan hanya melahirkan anak laki-laki, anak mereka juga memiliki wajah tampan. Semakin mi
“Emm, dia guru wanita itu. Coba kalian lihat betapa cantiknya dia! Tapi, kalau yang ini, aku sudah nggak ingat lagi. Setahuku, Lucky itu anaknya cukup tampan. Kalau dia sudah dewasa, seharusnya dia akan menjadi seorang cowok tampan. Kalau kalian mau mencarinya, kalian bisa cari informasi dari orang satu desa dengannya. Seharusnya mereka lebih tahu.”Kemudian, mereka tidak mencari informasi Lucky lagi, melainkan mencari informasi si Bisu.Sesuai dugaan, mereka menemukan petunjuk yang sangat membantu! Mereka tidak menemukan orang tua si Bisu, tetapi menemukan tetangga mereka. Kebetulan tetangga itu tinggal di Kota Jawhar!Kepala desa setempat berkata, “Keluarga mereka sudah sukses sekarang! Setiap tahunnya, mereka akan menyumbang untuk kampung kami. Jalan aspal ini, jaringan internet, bahkan sekolah dasar baru yang dibangun, semuanya dibiayai oleh keluarga mereka. Mereka sekeluarga adalah orang baik yang nggak lupa dengan asal-usul mereka.”Kepala desa itu juga memberikan alamat lengkap
Kening Caden berkerut. “Informasi apa?”Suara orang di ujung telepon sangat antusias. “Kami sudah berhasil menyelidiki informasi lengkap tetangga Lucky. Sekarang dia lagi di Kota Jawhar. Dia pasti tahu tentang masalah Lucky!”Setelah pencarian selama beberapa hari, akhirnya ada sedikit titik terang! Beberapa hari ini benar-benar sangat menyiksa bagi mereka semua!Setelah mereka tiba ke Kota Yorta, mereka menyadari sekolah tempat Wanda mengajar dulu sudah tidak ada lagi. Desa yang dikatakan Carlos juga sudah tiada.Dari pengakuan penduduk lokal, terjadi sebuah kebakaran pada 20 tahun silam. Sekolah telah habis terbakar. Hampir setengah desa juga sudah terbakar.Penduduk desa juga berangsur-angsur meninggalkan desa. Desa itu sudah terbengkalai. Setelah bertahun-tahun dilanda hujan lebat, tanah longsor, dan bencana alam lainnya, desa itu sudah benar-benar lenyap. Bahkan, tidak ada satu pun bata atau genteng utuh yang tersisa.Mereka melakukan penyelidikan besar-besaran di daerah tersebut.
Caden menarik Naomi ke dalam pelukannya. “Aku nggak mau cerai.”Samuel memaksa Naomi untuk bercerai dengan Caden. Dia pasti ingin menculik Naomi, kemudian memaksa Naomi untuk menikah dengannya! Namun, apa Samuel pantas?Cerai? Tidak mungkin!Seumur hidupnya, Caden tidak akan bercerai dengan Naomi! Meski Naomi menginginkannya, dia juga tidak akan memilih untuk bercerai!Selain itu, cara cerai palsu ini sama saja menggunakan Naomi sebagai umpan untuk memancing Samuel. Caden tidak setuju!Menjadi umpan pasti akan sangat berisiko. Dia tidak akan membuat Naomi berada di dalam mara bahaya!“Perceraian hanyalah sebuah perangkap. Dia nggak akan kembalikan putri kita kepada kita. Semua itu nggak ada hubungannya dengan perceraian. Kamu nggak usah khawatir dengan ancaman yang dia layangkan. Aku pasti akan menemukan putriku! Kamu jaga dirimu dengan baik. Kamu nggak usah peduli dengan yang lain. Yang patuh, ya.”Naomi bersandar di dalam pelukan Caden. Hatinya sungguh merasa penat. Dia ingin membant
“Nggak ada. Saat mamamu jadi relawan di Kota Yorta, kebetulan waktu itu aku sedang berada di perbatasan Kota Niaga. Aku nggak begitu jelas dengan kondisi mamamu di sana. Aku tahu kabarnya juga dari surat-menyurat.”“Aku nggak pernah bertemu dengan Lucky, juga nggak pernah bertemu dengan orang tuanya. Untuk apa kamu mencarinya? Apa Keluarga Pangestu mengungkit masalah itu lagi? Kamu jangan dengar apa kata mereka. Mamamu itu wanita baik-baik!”“Aku mengerti.” Caden tidak mengatakan masalah Samuel. Dia tahu sekarang Carlos sedang sibuk dengan urusan militer. Dia tidak berharap Carlos ikut mencemaskan masalah ini.“Apa kamu punya titik lokasi tempat mamaku jadi relawan pengajar? Aku ada sedikit urusan. Ada yang perlu aku selidiki.”“Ada. Kami selalu berkomunikasi dengan surat. Nanti aku akan kirim ke kamu.”“Oke, terima kasih, Paman Carlos.”“Untuk apa bersikap sungkan sama aku. Kalau kamu butuh bantuan, kamu bisa hubungi aku.”“Emm.”Panggilan diakhiri. Braden dan Rayden langsung maju. “
“Kamu tahu sendiri, cara berpikir mamamu sangat rasional, apalagi dia orangnya baik hati. Semua keputusan yang dia buat pasti sudah dipikirkannya secara matang. Kalau anak itu hanya menghadapi masalah biasa atau mamamu menyukainya murni karena dia kasihan, nggak mungkin ada pemikiran seperti itu di benaknya.”“Waktu itu, mamamu masih belum menikah. Dia masih belum memilikimu. Mengasuh seorang anak pasti akan berdampak terhadap kehidupannya! Dia pasti sudah memikirkan akibat dari perbuatannya, tapi dia tetap memilih untuk mengasuhnya.”“Hal itu membuktikan kalau dia benar-benar sangat menyukai anak yang bernama Lucky itu! Selain itu, dapat diketahui kalau masalah anak itu cukup serius! Waktu itu, kebetulan anggota Keluarga Pangestu menentang papamu untuk bersama mamamu. Oh, ya, apa kamu tahu alasan dia menjadi relawan pengajar? Alasan pertama adalah demi menepati janjinya menemani anak-anak di pegunungan. Alasan kedua adalah demi memberi papamu waktu untuk berpikir.”“Orang tuamu saling
Carlos Anggara adalah teman kecil Wanda. Sejak kecil, hubungannya dengan Wanda sangatlah bagus. Boleh dikatakan bahwa dia mengetahui semua masalah Wanda.Sejak kecil, Carlos diam-diam menyukai Wanda. Dia bahkan diam-diam bersumpah hanya akan menikahi Wanda. Sayangnya, tiba-tiba muncul seorang Darman.Hal yang lebih menyayat hati adalah Wanda malah menyukai Darman. Mereka berdua berpacaran, menikah, lalu melahirkan anak.Carlos hanya bisa menyaksikan momen bahagia mereka dengan hati pilu. Meskipun demikian, rasa suka Carlos terhadap Wanda masih tidak berubah. Itulah alasannya dia tidak menikah sampai saat ini.Carlos sangat sibuk. Jika tidak menggunakan nama Wanda, dia pasti tidak memiliki waktu untuk berbicara dengan Caden! Beda ceritanya jika mengungkit nama Wanda, dia pasti memiliki waktu sepanjang apa pun!“Kamu merindukan mamamu lagi? Katakanlah, kebetulan aku lagi senggang.”Tujuan Caden sangatlah jelas. “Aku ingin bahas masalah ‘anak haram’ mamaku.”Mengenai masalah anak haram Wa