Share

Bab 2

Author: Erlina
Enam tahun kemudian, di stasiun kereta api Kota Jawhar. Naomi yang membawa 3 putra kembarnya keluar dari stasiun kereta api langsung menarik perhatian semua orang.

Naomi sendiri berpenampilan sederhana, tetapi luar biasa cantik meski tidak berdandan. Gerak-geriknya mampu membuat orang-orang terpana. Sementara itu, anak-anaknya juga terlihat sangat menggemaskan. Mereka memakai masker sehingga hanya menunjukkan mata besar yang sangat jernih dan bulu mata yang panjang. Namun, semua itu sudah cukup untuk meluluhkan hati semua orang.

Naomi mengabaikan tatapan orang-orang. Dia berdiri di depan gerbang stasiun kereta api sambil menatap lingkungan di sekitar yang terasa familier nan asing dengan perasaan campur aduk.

Dulu, Naomi langsung diceraikan tanpa mendapatkan apa-apa karena Caden menuduhnya berselingkuh. Sebulan kemudian, dia dinyatakan hamil dan tuduhan Caden terbukti. Gosip-gosip yang timbul hampir mematahkan semangat hidupnya.

Orang tua asuh Naomi merasa dia sangat memalukan dan sudah tidak memiliki nilai untuk dimanfaatkan. Jadi, mereka langsung memutuskan hubungan dengannya dan mengusirnya dari rumah.

Naomi tahu anak-anak ini adalah putra pria asing itu. Dia pernah berpikir untuk melakukan aborsi, tetapi tidak tega setelah mempertimbangkannya dalam waktu yang lama. Bagaimanapun juga, anak-anak ini adalah darah dagingnya. Berhubung sudah memilihnya sebagai ibu, itu berarti mereka berjodoh. Tidak peduli seberapa sulit keadaannya, dia seharusnya melahirkan dan membesarkan mereka.

Naomi khawatir reputasinya akan berpengaruh pada anak-anaknya. Jadi, dia pun meninggalkan Kota Jawhar dan hidup di desa.

Hidup sendiri benar-benar sulit untuk seorang wanita hamil. Mencari pekerjaan adalah rintangan besar pertama yang harus dilalui Naomi. Berhubung sedang hamil, tidak ada yang berani mempekerjakannya. Namun, dia harus bekerja karena memerlukan uang untuk menghidupi diri, melahirkan anak, memenuhi kebutuhan hidup anak, menyekolahkan anak, dan sebagainya.

Setelah mendapatkan sebuah pekerjaan di sebuah restoran dengan susah payah, Naomi pun bekerja sangat keras dan tidak pernah mengambil cuti karena takut dipecat. Hal ini menyebabkannya menjadi kekurangan gizi dan terlalu kelelahan. Pada saat hamil 9 bulan, dia jatuh pingsan dalam perjalanan pulang kerja karena tubuhnya benar-benar tidak tahan lagi.

Anehnya, saat tersadar kembali, dia dan anak-anaknya sudah berada di pegunungan yang dalam. Dia bahkan tidak tahu apa yang sudah terjadi. Siapa yang mengoperasinya? Kenapa dia dan anak-anaknya dibawa ke pegunungan yang dalam?

Menurut orang-orang yang menolong Naomi, mereka menemukannya dan anak-anaknya secara tidak sengaja. Berhubung merasa kasihan pada mereka, orang-orang itu pun membawa mereka kembali ke rumah. Tak terasa, sudah 5 tahun Naomi dan anak-anaknya tinggal di sana.

Selama 5 tahun ini, mereka melewati kehidupan yang sangat santai dan bahagia. Namun, seiring dengan anak-anak yang bertambah besar, Naomi mau tak mau mempertimbangkan pendidikan dan masa depan mereka.

Tinggal di pegunungan memang bagus, tetapi tidak ada orang lain lagi yang tinggal di sana selain penyelamatnya. Setelah mereka meninggal, hanya akan tertinggal Naomi dan anak-anaknya.

Anak-anaknya sudah terlahir di dunia dengan susah payah. Sudah seharusnya Naomi membiarkan mereka merasakan keindahan dunia. Oleh karena itu, setelah mempertimbangkannya matang-matang, dia akhirnya berpamitan dengan penyelamatnya dan membawa anak-anaknya turun gunung.

Naomi sebenarnya tidak ingin datang ke Kota Jawhar karena masih belum melupakan hal yang dialaminya 6 tahun lalu. Saat ingin membuat akta kelahiran anak-anaknya dan mendaftarkan mereka ke kartu keluarganya, dia baru menyadari bahwa dirinya masih dalam status menikah. Apa ada yang salah?

Dulu, dia jelas-jelas sudah menandatangani surat perceraian. Sebelum mencari tahu alasan kenapa statusnya masih belum berubah, masalah sudah terlebih dahulu melandanya. Berhubung masih dalam status menikah, nama ayah di akta kelahiran itu otomatis akan menggunakan nama Caden.

Keluarga Pangestu adalah keluarga besar yang memiliki usaha sukses. Sementara itu, Caden juga tidak menyukainya dan tidak mungkin bersedia menjadi ayah dari anak-anaknya. Jadi, dia harus terlebih dahulu bercerai sebelum membuat akta lahir anak-anaknya.

Kali ini, Naomi datang ke Kota Jawhar agar bisa bercerai dengan Caden. Dia sama sekali tidak menyalahkan Caden. Bagaimanapun juga, dia yang terlebih dahulu bersalah pada Caden. Jadi, wajar saja Caden menuduhnya berselingkuh. Jika ada yang harus disalahkan, itu adalah pria bajingan yang merenggut kesuciannya malam itu.

Memang benar bahwa kata-kata pria tidak dapat dipercaya. Dulu, pria bajingan itu pernah berjanji akan membuatnya menjadi wanita paling bahagia dan dihormati di dunia. Hasilnya? Cih! Pria itu sudah mencelakainya. Begitu memikirkan semua penderitaan yang dialaminya ... dia benar-benar ingin membunuh pria itu.

“Mama, aku pengen pipis,” kata Jayden sambil menarik ujung pakaian Naomi dengan malu.

Naomi tersadar kembali dari lamunannya dan menatap 3 putranya itu. Hatinya pun terasa hangat. Dulu, masalah ini memang sudah membuat kehidupannya menjadi kacau. Namun, semuanya sudah terbayar dengan memiliki anak-anak ini. Ketiga putranya ini adalah kebanggaannya.

Putra sulungnya bernama Braden. Dia sangat sopan dan agak pendiam, tetapi selalu bersikap layaknya seorang kakak. Dia memiliki EQ dan IQ yang sangat tinggi, juga berperilaku bak seorang pemimpin.

Berlawanan dengan Braden, putra keduanya yang bernama Hayden sangat aktif dan nakal. Hal yang paling digemarinya adalah berkelahi, dan impian terbesarnya adalah mengalahkan orang terkuat dan menjadi petinju terhebat di dunia.

Jayden, putra bungsunya itu sangat cengeng dan penakut. Kecerdasannya juga masih kalah dari Braden dan Hayden. Namun, dia sangat perhatian dan peka. Meskipun masih kecil, dia sangat pintar memasak dan masakannya juga luar biasa enak.

Selain itu, Jayden juga memiliki selera mode yang sangat unggul. Semua parfum yang digunakan Naomi saat ini merupakan parfum racikan Jayden. Hanya dengan memberinya beberapa buah atau seikat bunga, Jayden sudah bisa meracik parfum yang sangat istimewa. Berhubung tidak menggunakan teknologi dan bahan kimia, parfumnya beraroma bunga dan buah yang segar nan alami.

Bukan hanya itu saja, Jayden juga memiliki bakat desain yang sangat unggul. Dia bisa mendesain sebuah pakaian atau perhiasan dengan sangat mudah. Naomi merasa wanita mana pun yang menikah dengan Jayden kelak, pasti akan bahagia.

Naomi menatap Jayden sambil tersenyum, lalu berkata dengan lembut, “Oke, Mama bawa kamu pergi ke toilet, ya. Braden, Hayden, apa kalian juga mau pipis?”

Braden dan Hayden menggeleng dengan serentak, lalu menjawab, “Nggak.”

“Kalau begitu, kalian tunggu Mama dan Jayden di sini, ya. Jangan keluyuran ke mana-mana!”

“Oke!”

Kemudian, Naomi pun menggandeng tangan Jayden dan berjalan ke arah kamar mandi. Setelah tiba di depan kamar mandi, Naomi berpesan, “Jayden, kamu masuk ke toilet pria sendiri, ya. Mama juga mau masuk toilet. Kalau kamu duluan keluar, tunggu saja Mama di sini.”

“Emm,” jawab Jayden sambil mengangguk patuh. Kemudian, dia berlari masuk ke kamar mandi pria. Setelah menatap sosok Jayden yang menjauh sambil tersenyum, Naomi baru masuk ke kamar mandi wanita.

Tidak lama kemudian, Jayden pun keluar dari kamar mandi. Dia benar-benar menunggu Naomi di depan kamar mandi dengan patuh.

Tiba-tiba, sekelompok pengawal berjas hitam yang mengelilingi seorang wanita berpakaian mewah berjalan mendekat.

Wanita itu mengenakan kaca mata hitam besar dan bibirnya dihiasi dengan lipstik warna merah menyala. Dia sedang mengomeli orang-orang di sekelilingnya dengan marah, “Kelak, jangan terima drama yang harus syuting di pedalaman begini lagi! Repot banget pulang perginya! Mana cuma bisa naik kereta api lagi! Memangnya orang sepertiku cocok naik kereta api? Coba lihat orang-orang yang naik kereta api, sudah miskin, nggak berpendidikan lagi! Menyebalkan banget!”

Wanita ini bernama Jessica Senjaya. Berhubung suaranya cukup besar, semua orang pun menatapnya dengan kening berkerut.

Manajernya Jessica buru-buru menghiburnya, sedangkan pengawalnya membuka jalan dengan kasar sambil berseru, “Minggir! Minggir!”

Sebelum sempat menghindar, Jayden sudah didorong dengan kuat. Dia pun jatuh terduduk di lantai dan merasa kesakitan. Meskipun sudah berlinang air mata, dia malah tidak berani bersuara.

“Anak siapa sih? Minggir!” bentak Jessica.

Jayden yang sudah ketakutan hanya duduk termenung sambil menatap Jessica dengan berlinang air mata. Dia sama sekali tidak berani bergerak.

Begitu melihat Jayden, Jessica mengerutkan keningnya dan langsung teringat orang yang terasa bagaikan duri di hatinya. Orang itu kurang lebih sebesar bocah di hadapannya ini. Dia pun merasa sangat kesal dan berseru, “Aku suruh kamu minggir! Apa kamu nggak tahu menghalangi jalan orang itu salah? Bagaimana orang tuamu mendidikmu? Dasar anak nggak berpendidikan!”

Seusai berbicara, Jessica langsung menggunakan ujung sepatunya untuk menendang Jayden dengan kuat sebelum pergi.

Jayden pun berteriak kesakitan dan langsung menangis sambil berseru, “Mama ... Kakak ... sakit .... Huhuhu ....”

Saat ini, Naomi masih belum keluar dari kamar mandi. Begitu mendengar suara tangisan Jayden, Braden dan Hayden buru-buru menghampirinya sambil bertanya, “Jayden, kamu kenapa?”

Setelah melihat kakak-kakaknya, tangisan Jayden makin menjadi-jadi. Dia menjawab sambil terisak, “Bi ... bibi itu ... menendangku .... Kak, sakit .... Huhuhu ....”

Hayden langsung murka karena ada yang berani menindas adiknya. Dia pun berseru, “Kak, kamu jaga Jayden, ya. Aku pergi cari orang itu!”

Seusai berbicara, Hayden langsung pergi dan menghilang di tengah kerumunan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (22)
goodnovel comment avatar
Rose Rosmayawati
penasaran pengen sampai tamat
goodnovel comment avatar
Yanthi Chahya Yustikarini
kaya nya bagus ceritanya
goodnovel comment avatar
Ratna
maksudny anaknya mn 1 kan Naomi punya anak kembar 4 apa meninggal 1
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 3

    Berhubung tidak sempat menghentikan Hayden, Braden pun memapah Jayden untuk berdiri sambil bertanya dengan penuh kasih sayang, “Jayden, mana yang sakit?”“Bagian sini ... sama sini,” jawab Jayden dengan terisak sambil menunjuk bokong dan kakinya.Begitu mengangkat celana Jayden, Braden langsung tercengang. Sebab, ada memar besar yang menghiasi kaki mulus Jayden. Braden langsung mengepalkan tangannya dan merasa sangat marah. Dia awalnya tidak berharap Hayden menimbulkan masalah. Sekarang, dia justru mendukung Hayden memberi pelajaran pada orang itu. Apa orang itu mengira Jayden bisa ditindas dengan seenaknya?“Nggak apa-apa. Jayden, Kakak bantu tiup, ya. Habis ditiup, lukanya nggak akan sakit lagi,” hibur Braden.Jayden mengangguk dan menjawab dengan tampang sedih, “Emm.”Di sisi lain, Hayden sudah mengejar Jessica sampai ke luar stasiun kereta api. Begitu melihat Jessica hendak naik ke mobil, dia segera mengadang di hadapan Jessica dan bertanya dengan tampang garang, “Woi, Jelek! Beran

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 4

    Pada saat yang sama, Hayden sudah berkumpul kembali dengan Naomi.Naomi tidak tahu masalah besar apa yang sudah ditimbulkan Hayden. Saat melihat Hayden berlari kembali, dia bertanya dengan khawatir, “Hayden, kamu ke mana saja? Mama sudah cari kamu dari tadi.”Melihat sikap ibunya, Hayden tahu bahwa ibunya yang polos itu pasti belum tahu apa yang sudah terjadi. Dia pun menjawab sambil tersenyum, “Mama, nggak usah khawatir. Karena baru pertama kali datang, aku pun penasaran, jadi aku jalan-jalan ke sekeliling. Tempat ini ramai banget, ya!”“Tentu saja! Ini adalah salah satu kota terbesar di negara ini! Jadi, kamu nggak boleh keluyuran, ya! Kalau kamu diculik orang, bagaimana dengan Mama, Braden, dan Jayden?”Hayden memukul dadanya sembari menjawab, “Mama, nggak usah khawatir. Kalau ada penculik yang ingin menangkapku, seharusnya Mama khawatir sama penculiknya. Siapa suruh mamaku melahirkan anak sepintar aku. Mana mungkin aku bisa diculik?”“Kamu memang paling jago melawan!” tegur Naomi.

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 5

    Saat melihat Naomi, ada kilatan aneh yang juga melintasi mata Caden. Dia bereaksi seperti itu bukan karena Naomi sangat cantik, melainkan merasa Naomi lumayan familier .... Caden merasa seperti pernah bertemu dengan Naomi sebelumnya. Namun, setelah mengamati Naomi dengan saksama, dia tetap tidak ingat di mana mereka pernah bertemu. Setelah itu, dia pun berjalan ke depan meja rapat dan duduk dengan ekspresi dingin.Saat melihat tatapan membunuh Naomi, Caden mau tak mau mengerutkan keningnya. Putra Naomi sudah merusak mobilnya, tetapi Naomi bukannya meminta maaf, malah menatapnya dengan tatapan seperti sedang memelototi musuh. Meskipun berperawakan kecil, Naomi benar-benar bernyali seperti putranya.“Kenapa kamu suruh anakmu merusak mobilku?” tanya Caden. Dia langsung menyalahkan Naomi atas perbuatan Hayden.Naomi masih mengepalkan tangannya dan memelototi Caden. Berhubung terlalu emosi, seluruh tubuhnya pun gemetar. Begitu mendengar ucapan Caden, dia merasa agak bingung. Apa pria itu t

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 6

    Sangat jelas bahwa Caden telah menyalahartikan maksud Naomi. Dia merasa Naomi sedang merayunya di depan umum. Dia pun memaki, “Dasar nggak tahu malu!”Naomi membelalak dan tahu bahwa Caden telah salah paham. Dia buru-buru menjelaskan, “Kamu salah paham. Aku cuma mau lihat ....” (Apa ada bekas gigitan di bahumu atau nggak!)Setelah pingsan dulu, Naomi sempat tersadar lagi karena kesakitan. Jadi, dia pun menggigit bahu pria itu dengan kuat. Dengan kekuatan seperti itu, gigitannya pasti akan meninggalkan bekas di kulit orang normal. Apabila ada bekas gigitan di bahu Caden, dia sudah bisa membuktikan bahwa Caden adalah pria bajingan itu. Namun, sebelum Naomi menyelesaikan kalimatnya, ponsel Caden tiba-tiba berdering. Dia pun mengangkat teleponnya dan bertanya, “Ada apa?”Entah apa yang dikatakan orang di ujung telepon sehingga membuat ekspresi Caden berubah drastis. Kemudian, terdengar Caden menjawab, “Aku akan segera pulang.”Setelah memutuskan sambungan telepon, Caden langsung pergi den

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 7

    “Rayden ....”“Kamu keluar saja. Aku mau tenangkan diri.”Caden merasa tidak berdaya dan hanya bisa meninggalkan Rayden untuk sementara. Begitu keluar dari kamar, ekspresinya langsung berubah. Baru saja dia hendak pergi ke rumah Jessica, Jessica yang berlinang air mata tiba-tiba muncul di ruang tamu lantai 1.Begitu melihat Caden keluar dari kamar Rayden, Jessica buru-buru menghampirinya dan bertanya dengan penuh perhatian, “Caden, bagaimana keadaan Rayden?”Ekspresi Caden sangat dingin, tetapi dia tidak langsung meluapkan emosinya. Bagaimanapun juga, Jessica adalah penyelamat Rayden. Dulu, Jessica yang menemukan Rayden di depan pintu sehingga berhasil menyelamatkan nyawanya. Caden pernah curiga apakah benar ada kejadian yang begitu kebetulan? Dia sempat berpikir mungkin saja demi mendekatinya, Jessica menyembunyikan ibu kandung Rayden, lalu sengaja meletakkan Rayden yang baru lahir di depan pintunya dan berpura-pura menyelamatkan Rayden agar dia merasa berterima kasih pada Jessica. D

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 8

    Pada saat yang sama, Naomi sudah dibawa ketiga putranya kembali ke tempat tinggal baru.Beberapa saat yang lalu, Braden, Hayden, dan Jayden yang sudah selesai mandi langsung merasa sangat khawatir karena tidak menemukan Naomi. Apalagi, pintu kamar juga dalam keadaan menganga. Braden pun segera memeriksa rekaman CCTV dan menyadari bahwa Naomi ditangkap orang. Oleh karena itu, dia buru-buru menyusun rencana untuk menyelamatkan Naomi.Saat ini, Naomi masih tidak tahu bahwa dirinya sebenarnya ditolong oleh ketiga putranya sehingga masih merasa agak takut. Begitu mendengar suara alarm tadi, dia buru-buru berlari ke arah pintu dan pintunya ternyata sudah tidak terkunci. Kemudian, dia memanfaatkan kesempatan itu untuk berlari turun dan langsung bertemu ketiga putranya. Setelah itu, mereka berempat segera menghentikan sebuah taksi dan melaju pulang.Setelah menenangkan diri, Naomi bertanya, “Kenapa kalian bertiga bisa tiba-tiba muncul di sini?”Braden menjawab, “Karena Mama nggak ada di rumah

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 9

    Ada beberapa baris kata yang tiba-tiba muncul di layar komputer.[ Masalah hari ini hanyalah peringatan. Kalau kamu masih berani menindas wanita itu, aku akan mencarimu lagi! Pak Caden, berhati-hatilah! ]Semua karyawan Grup Pangestu langsung geger setelah membaca pesan di layar komputer. Mereka tiba-tiba lupa diri mereka sedang berada di mana dan mulai bergosip.“Gila! Ternyata, komputer kita tiba-tiba bermasalah karena ulah orang? Siapa yang begitu hebat hingga mampu membobol sistem keamanan komputer Grup Pangestu? Selain itu, dia juga berani memperingati Pak Caden untuk berhati-hati!”“Di ... di ... dia juga bilang Pak Caden menindas seorang wanita!”Di dalam kantor presdir, Caden memelototi layar komputernya dengan ekspresi yang sangat suram. Steven merasa ruangan ini seolah-olah akan segera meledak, tetapi tetap memberanikan diri untuk berkata, “Kak Caden, ja ... jangan marah. Ini hanyalah tuduhan yang nggak berdasar. Kami semua tahu jelas mengenai karaktermu. Kamu ....”“Di mana

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 10

    Entah apa yang dikatakan Naomi, Calvin pun akhirnya berjalan ke sisinya setelah beberapa menit. Kemudian, Calvin memeluk lehernya dan menangis dengan membenamkan kepalanya di bahu Naomi. Naomi menggendong Calvin dan berjalan ke taman sebelah. Setelah duduk, dia mulai mengobrol dengan Calvin.Setengah jam kemudian, Calvin pun tertidur di pelukannya. Melihat situasi ini, orang tua Calvin baru berjalan mendekat dan berkata dengan sangat terkejut, “Setiap kali penyakit anak ini kambuh, dia harus disuntik dengan obat penenang baru bisa tenang. Tak disangka, dia juga bisa tenang tanpa pakai obat.”Naomi menjawab, “Penyakit bipolar pada dasarnya adalah gangguan psikologis. Obat-obatan hanya bisa membantu, tapi yang terpenting itu tetap mencoba berbicara dengannya dan masuk ke dunia mentalnya.”Saat berbicara, Naomi mengeluarkan pena dan kertas dari tasnya, lalu menuliskan beberapa nama bahan obat tradisional. Setelah itu, dia melanjutkan, “Kalau kalian percaya, masaklah obat-obat ini dan camp

Latest chapter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1564

    “Halo, Naomi. Kangen sama aku?”Naomi menghela napas dan berkata, “Hari ini, Bibi Lyana pingsan.”Camila seketika terkejut. “Bibi Lyana kenapa?”Naomi menceritakan masalah Catherine kepada Camila. Setelah tertegun beberapa saat, Camila baru menyahut, “Benar-benar ada orang yang mengandung anak Dylan? Ternyata mual kehamilan bisa berpindah ke seorang ayah!”Di pagi hari, mereka baru membicarakan hal ini. Camila dan Naomi merasa Dylan hanya sakit, tetapi tidak percaya mual kehamilan bisa berpindah ke seorang ayah. Tak disangka, berita heboh mengenai kehamilan Catherine langsung keluar malamnya.Naomi berujar, “Masih belum tentu itu anak Dylan atau bukan. Apalagi, itu cuma kata-kata sepihak Catherine. Dia bahkan menolak untuk melakukan tes DNA. Aku rasa pasti ada yang disembunyikannya.”Camila terdiam sejenak sebelum menjawab, “Memang ada yang aneh. Kalau itu memang anak Dylan, dia pasti akan biarkan Dylan tes DNA dengan tenang! Tapi, Catherine bernyali juga. Beraninya dia mengancam Dylan

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1563

    “Apa uang bisa menyingkirkannya?” tanya Caden.Dylan menggeleng. “Dia cuma mau status sebagai istriku.”Caden mengernyit. “Aku dan dia nggak punya hubungan apa pun. Kalau kamu nggak bisa bertindak, apa perlu aku yang cari dia untuk membicarakannya?”Dylan mengerutkan keningnya dan menggeleng. “Aku nggak bisa melukainya.”Caden berujar, “Tapi, kamu mau punya persiapan mental. Kalau kamu nggak bisa tangani hal ini dengan baik, Bibi dan Paman mungkin akan tertimpa masalah besar.”Hanya setelah mengetahui faktanya saja, Lyana sudah langsung pingsan. Jika dia melihat jasad janin itu, mungkin saja dia akan langsung meninggal.Dylan menjentikkan abu rokok dengan kuat. “Haih ....”Kali ini, Dylan benar-benar bertemu kesulitan. Hal ini jauh lebih serius daripada isu kehamilan beberapa hari lalu. Dia benar-benar tidak menemukan cara penyelesaiannya.Entah karena terlalu cemas atau apa, sebelum menghabiskan sebatang rokok ini, Dylan mulai muntah-muntah lagi. Berhubung lambungnya kosong, dia hanya

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1562

    “Dia nggak bersedia keluar. Dia cuma kasih waktu seminggu kepada kami untuk mempertimbangkannya. Seminggu lagi, kalau aku nggak bawa dia daftarkan pernikahan kami, dia akan kirim jasad janin itu ke rumah!”Caden juga merasa sangat kesal setelah mendengar ancaman itu. Dia bertanya dengan ekspresi muram, “Kalau dia merasa itu anakmu, kenapa dia nggak bersedia lakukan tes DNA?”Dylan menjawab dengan kesal, “Aku sudah tanya, tapi dia nggak mau kasih penjelasan. Dia cuma bilang, kami boleh nggak percaya dan langsung menolak, lalu tinggal tunggu terima jasad janin itu.”Catherine tahu jelas kelemahan Kevin dan Lyana. Berhubung mereka sangat menginginkan cucu, mereka pasti tidak berani mengambil risiko. Sementara itu, Dylan adalah anak yang berbakti dan juga tidak akan berani mengambil risiko. Bagaimanapun juga, apabila Kevin dan Lyana melihat jasad janin itu, mereka pasti tidak akan bisa menerimanya. Mungkin saja, hal ini juga akan menimbulkan korban jiwa.Caden bertanya dengan nada dingin,

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1561

    Ketika Caden tiba di rumah sakit, Lyana baru keluar dari UGD. Dia berbaring di atas ranjang pasien dengan tenang dan masih belum sadarkan diri.Kevin duduk di samping ranjang pasien dengan ekspresi yang sangat suram, entah karena terlalu khawatir atau terlalu marah. Di sisi lain, Dylan menyeret tubuhnya yang masih lemah dan berlutut di samping dengan tampang bersalah.Melihat situasi ini, Caden sangat terkejut. Ketika di telepon tadi, Dylan hanya mengatakan sudah terjadi masalah, tetapi tidak mengatakan apa yang terjadi.Caden berjalan masuk ke kamar rawat dan bertanya dengan pelan, “Paman, gimana keadaan Bibi?”Kevin mendongak dan menjawab dengan sepasang mata yang merah, “Dia terlalu marah sampai terkena serangan jantung dan pingsan.”Caden pun terkejut. “Waktu aku pergi, dia masih baik-baik saja. Kenapa dia bisa tiba-tiba begitu marah?”Kevin memelototi Dylan dengan dingin, lalu berseru marah, “Tanyakan saja sama anak durhaka ini! Semua ini gara-gara dia! Perbuatannya benar-benar te

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1560

    Naomi tiba-tiba berlinang air mata. Sebenarnya, dia tahu apa alasan anak-anak memamerkan sertifikat penghargaan mereka, dan Rayden memberitahunya bahwa dia berinisiatif mencari teman baru. Itu karena mereka ingin menghiburnya. Sebagai seorang ibu, dia malah dihibur oleh anak-anaknya.Naomi merasa terharu, tetapi juga bersalah. “Senang. Mama senang banget. Malam ini, Mama akan masak sendiri dan buatkan makanan enak buat kalian. Akhir-akhir ini, keadaan Mama kurang baik karena khawatir sama Braden dan Hayden. Maaf sudah buat kalian khawatir.”Jayden bertanya, “Sekarang, Mama sudah baikan?”Naomi tersenyum. “Sudah.”Baby bertanya, “Mama, kapan Kak Braden dan Kak Hayden pulang? Aku sudah kangen sama mereka.”Naomi menjawab, “Mereka akan segera pulang. Mereka juga kangen banget sama Baby.”Naomi mengobrol sejenak dengan anak-anak, lalu berkata pada Steven, “Terima kasih kamu sudah pergi jemput anak-anak. Malam ini, kamu makan saja di sini. Aku akan masak lebih banyak.”Steven buru-buru menj

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1559

    Caden mengangkat bahunya dengan tidak berdaya. “Aku juga nggak tahu jelas. Dia bilang nggak. Oh iya, hari ini, Braden menelepon.”Naomi langsung bertanya dengan buru-buru, “Apa katanya? Semuanya baik-baik saja?”Caden tidak mengungkit masalah Kakek Kedua. Dia hanya menjawab, “Dua hari lalu, Hayden demam.”Ekspresi Naomi langsung berubah. “Demam?”“Emm. Tapi, Braden suruh kita nggak usah khawatir. Itu cuma demam biasa. Kalau sudah benar-benar sembuh, mereka akan pulang. Nanti, kamu minta izin beberapa hari lagi saja untuk mereka.”Naomi merasa cemas. “Kenapa bisa demam?”“Katanya, di sana hujan beberapa hari yang lalu. Hayden kehujanan.”“Demamnya tinggi?”“Nggak.”Naomi berkata dengan sedih, “Pantas saja aku nggak berhenti mimpi buruk akhir-akhir ini. Sudah kubilang, selain Camila, pasti masih ada hal buruk lain yang terjadi. Ternyata Hayden sakit! Jangan lihat Hayden biasanya nakal dan suka berkelahi. Dia sebenarnya paling takut disuntik sama minum obat. Dulu, setiap sakit, aku harus

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1558

    Naomi bertanya, “Setiap … kalinya kamu tambah makan sebanyak ini?”“Emm!”“Tapi, kulihat-lihat sepertinya kamu nggak gendutan?”Camila tersenyum bangga. “Ajaib, ‘kan? Tuhan sayang sama aku! Meski aku makan banyak, aku nggak gemuk-gemuk! Orang-orang di perusahaan kami juga iri banget sama aku!”Naomi bertanya, “Apa ada perubahan dalam tubuhmu? Kamu makan sebanyak ini, apa lambungmu sanggup?”Camila makan sembari menjawab, “Sanggup, kok. Aku nggak merasakan ada yang nggak nyaman. Lagi pula, aku merasa sekarang aku pasti lebih sehat daripada sebelumnya. Dulu hidupku nggak sehat banget, tidurku nggak nyenyak, selera makan biasa-biasa saja, juga banyak pikiran.”“Sekarang aku punya nafsu makan. Selain itu, aku bisa langsung tidur setelah berbaring setengah jam. Keesokan paginya aku juga sangat energik. Aku merasa aku sudah kembali ke umur 18 tahun saja!”Usai berbicara, Camila menyantap mienya. “Mie kuah pedas kedai ini enak sekali, apalagi mie mereka buatan tangan. Kalau kamu dan Tiara ber

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1557

    Gisela segera mengangguk dan melanjutkan, “Aku tahu masalah itu! Dengar-dengar gara-gara masalah ini, Bu Joana pernah beberapa kali coba untuk bunuh diri!”“Haih, pemikiran anak zaman sekarang sangat terbuka. Mereka semua nggak bersedia punya anak. Ada banyak yang keguguran tanpa sengaja atau dengan sengaja!”“Jadi, hamil itu nggak tergolong kabar bahagia. Bisa melahirkan baru dinamakan kabar gembira. Jangan gembira terlalu cepat!”Begitu Lyana mendengar, dia semakin kesal lagi. Bukannya mereka sedang mengutuk Keluarga Hermanto?Ekspresi Lyana langsung berubah. Dia langsung menyindir, “Kenapa mengandung bukan kabar gembira? Keluarga mana yang nggak senang kalau ada yang hamil? Nggak semua keluarga berkesempatan untuk menggendong cucu!”“Lebih baik kalian berdua gunakan waktu kalian menyindirku untuk berbincang dengan putra kalian. Suruh mereka cepat punya anak!”“Oh, ya, sebelum kalian ngobrol sama anak kalian, kalian mesti ngobrol sama suami kalian dulu. Jangan sampai duluan ada anak

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1556

    Ketika melihat mereka berdua berbicara dengan semakin gembira, hati Dylan pun terasa penat. Dia memang tidak ingin melukai mereka, tetapi tidak mungkin masalah dibiarkan seperti ini!Konon katanya, semakin besar harapan, semakin besar rasa kecewanya!Kalau tidak kepikiran ide bagus, lebih baik beri tahu kenyataan kepada mereka.Dylan berpikir sejenak, lalu menyantap sesuap buah kiwi. Dia mengangkat kepalanya menatap Lyana dan Kevin, kemudian langsung berterus terang. “Papa, Mama, kalian berdua berhenti dulu. Dengar apa kataku ….”Belum selesai Dylan berbicara, tiba-tiba terdengar suara ketuk pintu. Pintu kamar pun dibuka.Ada dua ibu-ibu kaya berdiri di depan pintu. Mereka sedang mengintip ke dalam kamar. Saat melihat mereka berdua, Lyana langsung merasa tidak gembira. Orang yang berdiri di depan pintu adalah Brenda dan Gisela. Mereka adalah teman satu lingkaran yang sering bertemu di acara kumpul bersama. Hanya saja, Lyana sangat tidak menyukai mereka!Sebab, mereka selalu suka bergo

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status