Share

Bab 6

Author: Erlina
Sangat jelas bahwa Caden telah menyalahartikan maksud Naomi. Dia merasa Naomi sedang merayunya di depan umum. Dia pun memaki, “Dasar nggak tahu malu!”

Naomi membelalak dan tahu bahwa Caden telah salah paham. Dia buru-buru menjelaskan, “Kamu salah paham. Aku cuma mau lihat ....” (Apa ada bekas gigitan di bahumu atau nggak!)

Setelah pingsan dulu, Naomi sempat tersadar lagi karena kesakitan. Jadi, dia pun menggigit bahu pria itu dengan kuat. Dengan kekuatan seperti itu, gigitannya pasti akan meninggalkan bekas di kulit orang normal. Apabila ada bekas gigitan di bahu Caden, dia sudah bisa membuktikan bahwa Caden adalah pria bajingan itu.

Namun, sebelum Naomi menyelesaikan kalimatnya, ponsel Caden tiba-tiba berdering. Dia pun mengangkat teleponnya dan bertanya, “Ada apa?”

Entah apa yang dikatakan orang di ujung telepon sehingga membuat ekspresi Caden berubah drastis. Kemudian, terdengar Caden menjawab, “Aku akan segera pulang.”

Setelah memutuskan sambungan telepon, Caden langsung pergi dengan tergesa-gesa. Saat ini, dia terlihat sangat gelisah.

Melihat situasi ini, Steven tahu pasti telah terjadi sesuatu pada Rayden. Dari semua orang di dunia ini, hanya Rayden dan wanita dari 6 tahun silam yang dapat membuat bosnya panik. Bagaimanapun juga, Rayden adalah putra kandung Caden, sedangkan wanita itu adalah wanita yang dicari-carinya, tetapi tidak dapat ditemukannya sampai saat ini.

Ekspresi Steven juga langsung berubah. Kemudian, dia menyusul Caden dan bertanya, “Kak Caden, bagaimana kamu mau tangani masalah dengan Bu Naomi?”

Caden menjawab tanpa menoleh, “Serahkan saja semuanya pada polisi!”

Naomi pun terkejut dan mengesampingkan niatnya untuk memverifikasi identitas Caden. Dia buru-buru mengejar Caden dan berkata, “Kamu nggak boleh menyerahkan aku pada polisi! Aku punya 3 anak dan mereka sudah nggak punya ayah. Kalau aku ditangkap polisi, nggak akan ada yang jaga mereka. Aku akui anakku memang salah karena sudah menggores mobilmu. Maaf! Tapi, anakku baru 5 tahun. Mereka benar-benar nggak bisa kehilangan seorang ibu!”

Setelah mendengar ucapan Naomi, Caden menoleh untuk meliriknya. Dia tahu paling jelas betapa kasihan anak yang tidak memiliki ibu seperti Rayden. Meskipun hatinya tergerak, dia tetap tidak berencana untuk langsung melepaskan Naomi. Dia berkata, “Kurung saja dulu dia di sini. Nanti, kita tangani lagi masalah ini.”

Naomi pun menjadi panik dan menjawab, “Kamu nggak bisa mengurungku di sini! Anak-anakku masih menungguku di penginapan! Aku ....”

“Brak!” Sebelum menyelesaikan kalimatnya, pintu ruangan ini sudah ditutup dan dikunci. Naomi pun merasa panik dan mulai berlinang air mata. Dia bahkan tidak membawa ponsel, sedangkan anak-anaknya masih berada di penginapan. Bagaimana jika mereka bertemu orang jahat?

“Lepaskan aku! Ini namanya penahanan secara ilegal! Cepat lepaskan aku!”

Namun, tidak peduli bagaimana Naomi berteriak, tidak ada orang yang menghiraukannya.

...

Di sebuah rumah paling mewah di Kota Jawhar.

Setelah tiba di rumah, Caden langsung berlari ke lantai 2 dan masuk ke kamar anaknya tanpa mengganti sepatu. Yahya, pengurus rumah ini juga buru-buru mengikutinya.

Caden bertanya dengan gelisah, “Apa sebenarnya yang sudah terjadi?”

Yahya buru-buru menjawab, “Awalnya, Tuan Muda masih baik-baik saja. Tapi, Nona Jessica tiba-tiba datang sore ini. Dia membawakan hadiah dan pergi menemui Tuan Muda. Entah apa yang dibicarakan mereka sehingga Tuan Muda langsung marah dan melukai Nona Jessica.”

Tatapan Caden menjadi kelam dan langkahnya juga makin cepat. Dia bertanya, “Apa dia melukai dirinya?”

“Nggak tahu. Tuan Muda nggak izinkan kami mendekatinya.”

“Prang! Klang! Klontang!”

Begitu tiba di depan pintu kamar putranya, Caden langsung mendengar suara barang dibanting di dalam. Dia pun bertambah panik dan membuka pintu kamar sambil berkata, “Ray ....”

Namun, sebelum menyelesaikan ucapannya, ada sebuah vas bunga yang tiba-tiba melayang keluar dari dalam kamar. Caden buru-buru menyingkir ke samping sehingga vas bunga itu melayang melewati telinganya. Vas bunga itu akhirnya terbang melewati pagar tangga, lalu menghantam ubin di lantai 1 dan hancur berkeping-keping.

Yahya sangat terkejut dan hanya berani berdiri dalam diam di depan pintu. Sementara itu, Caden yang sudah terbiasa menghadapi situasi ini pun berjalan masuk ke kamar. Dia menatap putranya yang sedang marah dengan sabar, lalu berkata sambil berjalan mendekatinya, “Rayden, kenapa kamu marah lagi?”

Rayden mengepalkan tangannya dengan erat sambil mengerutkan kening. Dadanya juga tidak berhenti naik turun. Wajahnya dipenuhi amarah yang meluap-luap. Tampangnya saat marah sama persis dengan Caden. Bahkan aura yang dipancarkannya juga tidak kalah mendominasi dari Caden. Hanya dengan satu lirikan, dapat diketahui bahwa dia adalah putra kandung Caden.

Caden berjalan menghampirinya dengan perlahan, lalu mengulurkan tangannya untuk memeluk Rayden. Namun, Rayden menolak pelukannya dan berjalan menjauh hingga 2 meter. Setelah itu, Rayden menatapnya dan bertanya, “Kamu sudah mau nikah?”

Caden pun terlihat bingung dan bertanya, “Siapa yang bilang?”

Rayden tidak menjawab, hanya memelototi Caden dengan garang.

Begitu teringat Jessica, Caden pun bertanya, “Jessica yang bilang?”

Rayden tetap tidak menjawab dan hanya mengerutkan keningnya.

Caden langsung memahami maksudnya dan menjelaskan dengan ekspresi muram, “Jangan dengar omong kosongnya! Papa nggak punya niat untuk carikan mama angkat buat kamu. Selama ini, Papa nggak berhenti cari mama kandungmu kok. Kamu juga tahu, ‘kan?”

“Kamu nggak akan menikahinya?”

“Nggak!”

“Yakin?”

“Yakin!”

Setelah mendengar jawaban Caden, ekspresi Rayden baru membaik. Dia menambahkan, “Aku nggak suka sama dia.”

Caden menjawab, “Aku juga nggak suka sama dia.”

Rayden akhirnya tersenyum dan bertanya, “Apa sudah ada kabar mengenai Mama?”

“Masih belum ada kabar apa-apa. Tapi, kamu nggak usah khawatir. Begitu dapat kabar, Papa akan langsung memberitahumu.”

Caden sebenarnya merasa rindu, tetapi juga kesal pada wanita itu. Dulu, wanita itu sudah menjadi obat penawarnya dan secara tidak langsung menyelamatkan nyawanya. Jadi, dia merasa berterima kasih pada wanita itu.

Selain itu, pemikiran Caden juga masih konservatif. Berhubung sudah meniduri wanita itu, dia hanya akan memberikan hatinya pada wanita itu. Makanya, dia baru ingin menemukan wanita itu, lalu menikahinya dan melewati hidup indah bersamanya.

Namun, selain perasaan cinta terhadap wanita itu, kemunculan Rayden juga membuat Caden mau tak mau membencinya. Selama ini, dia hanya pernah menyentuh wanita itu. Jadi, pasti wanita itu yang melahirkan Caden. Rayden merupakan bukti cinta mereka, tetapi kenapa wanita itu malah menelantarkan Rayden?

Jika bukan karena Jessica secara tidak sengaja menemukan Rayden, Rayden mungkin sudah meninggal di depan rumah Caden. Selain menelantarkan dirinya, wanita itu juga menelantarkan anak mereka. Kenapa dia bisa begitu kejam?

Setelah mengeluh dalam hati, Caden pun berjalan mendekati Rayden yang sudah agak tenang. Kemudian, dia berjongkok dan mengelus wajah Rayden sambil berkata dengan lembut, “Rayden, Papa juga sangat ingin menemukannya dan berharap dia bisa langsung muncul di hadapan kita. Tapi ... ada beberapa hal yang nggak bisa dipaksakan. Bukan hanya karena kita merindukannya, kita pasti bisa mendapatkannya.”

Mungkin, orang-orang tidak akan percaya bahwa dua laki-laki yang berstatus tinggi dan luar biasa kaya ini malah sangat kesepian dan kasihan. Bagaimanapun juga, mereka sudah ditelantarkan oleh seorang wanita.

“Kenapa Mama menelantarkanmu dan aku? Apa karena aku kurang baik? Atau kamu yang kurang baik?”

Caden menggeleng dan menjawab, “Waktu dia pergi, kamu baru lahir. Mana mungkin kamu yang kurang baik. Kamu itu anak yang sangat baik!”

“Kalau begitu, berarti kamu yang kurang baik? Apa kamu menindasnya sehingga dia pergi karena marah?”

“Aku ....” Caden ingin membantah, tetapi malah merasa ragu. Dulu, dengan situasinya yang seperti itu, dia tidak akan sempat pergi ke rumah sakit. Jika tidak memaksakan dirinya pada wanita itu, dia akan mati. Namun, wanita itu memang sempat melawan sekuat tenaga. Jadi, dia termasuk sudah menindas wanita itu.

Caden tidak tahu apakah wanita itu pergi karena alasan ini. Dia tahu dirinya memang bersalah dan tulus ingin menebus semua kesalahannya, lalu melewati sisa hidup ini bersama wanita itu.

“Rayden ... memang pernah terjadi hal yang kurang menyenangkan di antara Papa dan Mama. Tapi, percayalah pada Papa. Dulu, Papa pernah berjanji padanya bahwa Papa akan membuatnya jadi wanita paling bahagia dan dihormati di dunia ini. Tapi, dia tetap menghilang. Bukan hanya kamu yang kangen sama dia, Papa juga.”

Rayden menatap Caden untuk sesaat, lalu berbalik dan duduk di depan jendela seperti masih sedang kesal. Dia memandang ke arah gerbang vila dengan ekspresi penuh harap. Saat sendirian di rumah, dia juga sering duduk di tempat ini. Dia berharap suatu hari nanti, ibunya akan tiba-tiba muncul sehingga dia bisa langsung menemukannya.

Caden menatap punggung putranya yang terlihat kesepian dengan sedih. Di saat-saat seperti ini, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengeluh.

Di mana sebenarnya wanita itu? Putranya bahkan sudah sakit karena merindukannya, tetapi dia masih belum kembali juga. Memangnya hatinya tidak sakit dengan menelantarkan dirinya dan putra mereka?

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (7)
goodnovel comment avatar
July Elly
saatnya nanti akan ketemu dengan ibumu
goodnovel comment avatar
Lisa Halik
penasaran thor,rayden anak sapa,noami kan tidak pernah ketemu caden saat kawen&2 tahun tinggal di luar di negara
goodnovel comment avatar
viodiah septiana
lanjutkan penasaran saya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 7

    “Rayden ....”“Kamu keluar saja. Aku mau tenangkan diri.”Caden merasa tidak berdaya dan hanya bisa meninggalkan Rayden untuk sementara. Begitu keluar dari kamar, ekspresinya langsung berubah. Baru saja dia hendak pergi ke rumah Jessica, Jessica yang berlinang air mata tiba-tiba muncul di ruang tamu lantai 1.Begitu melihat Caden keluar dari kamar Rayden, Jessica buru-buru menghampirinya dan bertanya dengan penuh perhatian, “Caden, bagaimana keadaan Rayden?”Ekspresi Caden sangat dingin, tetapi dia tidak langsung meluapkan emosinya. Bagaimanapun juga, Jessica adalah penyelamat Rayden. Dulu, Jessica yang menemukan Rayden di depan pintu sehingga berhasil menyelamatkan nyawanya. Caden pernah curiga apakah benar ada kejadian yang begitu kebetulan? Dia sempat berpikir mungkin saja demi mendekatinya, Jessica menyembunyikan ibu kandung Rayden, lalu sengaja meletakkan Rayden yang baru lahir di depan pintunya dan berpura-pura menyelamatkan Rayden agar dia merasa berterima kasih pada Jessica. D

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 8

    Pada saat yang sama, Naomi sudah dibawa ketiga putranya kembali ke tempat tinggal baru.Beberapa saat yang lalu, Braden, Hayden, dan Jayden yang sudah selesai mandi langsung merasa sangat khawatir karena tidak menemukan Naomi. Apalagi, pintu kamar juga dalam keadaan menganga. Braden pun segera memeriksa rekaman CCTV dan menyadari bahwa Naomi ditangkap orang. Oleh karena itu, dia buru-buru menyusun rencana untuk menyelamatkan Naomi.Saat ini, Naomi masih tidak tahu bahwa dirinya sebenarnya ditolong oleh ketiga putranya sehingga masih merasa agak takut. Begitu mendengar suara alarm tadi, dia buru-buru berlari ke arah pintu dan pintunya ternyata sudah tidak terkunci. Kemudian, dia memanfaatkan kesempatan itu untuk berlari turun dan langsung bertemu ketiga putranya. Setelah itu, mereka berempat segera menghentikan sebuah taksi dan melaju pulang.Setelah menenangkan diri, Naomi bertanya, “Kenapa kalian bertiga bisa tiba-tiba muncul di sini?”Braden menjawab, “Karena Mama nggak ada di rumah

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 9

    Ada beberapa baris kata yang tiba-tiba muncul di layar komputer.[ Masalah hari ini hanyalah peringatan. Kalau kamu masih berani menindas wanita itu, aku akan mencarimu lagi! Pak Caden, berhati-hatilah! ]Semua karyawan Grup Pangestu langsung geger setelah membaca pesan di layar komputer. Mereka tiba-tiba lupa diri mereka sedang berada di mana dan mulai bergosip.“Gila! Ternyata, komputer kita tiba-tiba bermasalah karena ulah orang? Siapa yang begitu hebat hingga mampu membobol sistem keamanan komputer Grup Pangestu? Selain itu, dia juga berani memperingati Pak Caden untuk berhati-hati!”“Di ... di ... dia juga bilang Pak Caden menindas seorang wanita!”Di dalam kantor presdir, Caden memelototi layar komputernya dengan ekspresi yang sangat suram. Steven merasa ruangan ini seolah-olah akan segera meledak, tetapi tetap memberanikan diri untuk berkata, “Kak Caden, ja ... jangan marah. Ini hanyalah tuduhan yang nggak berdasar. Kami semua tahu jelas mengenai karaktermu. Kamu ....”“Di mana

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 10

    Entah apa yang dikatakan Naomi, Calvin pun akhirnya berjalan ke sisinya setelah beberapa menit. Kemudian, Calvin memeluk lehernya dan menangis dengan membenamkan kepalanya di bahu Naomi. Naomi menggendong Calvin dan berjalan ke taman sebelah. Setelah duduk, dia mulai mengobrol dengan Calvin.Setengah jam kemudian, Calvin pun tertidur di pelukannya. Melihat situasi ini, orang tua Calvin baru berjalan mendekat dan berkata dengan sangat terkejut, “Setiap kali penyakit anak ini kambuh, dia harus disuntik dengan obat penenang baru bisa tenang. Tak disangka, dia juga bisa tenang tanpa pakai obat.”Naomi menjawab, “Penyakit bipolar pada dasarnya adalah gangguan psikologis. Obat-obatan hanya bisa membantu, tapi yang terpenting itu tetap mencoba berbicara dengannya dan masuk ke dunia mentalnya.”Saat berbicara, Naomi mengeluarkan pena dan kertas dari tasnya, lalu menuliskan beberapa nama bahan obat tradisional. Setelah itu, dia melanjutkan, “Kalau kalian percaya, masaklah obat-obat ini dan camp

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 11

    Semua amarah dan kesedihan yang sudah dipendam Naomi akhirnya meluap. Dia pun mulai menangis sambil berseru, “Kenapa kamu begitu keterlaluan? Apa kamu merasa hidupku masih belum cukup menyedihkan? Apa sebenarnya maumu? Apa kamu mau mencelakaiku lagi?”Melihat Naomi yang menangis, Caden pun tercengang. Dia tiba-tiba teringat ibu kandung Rayden yang menangis di bawah tindihannya malam itu. Pada saat itu, lampu dalam ruangan tidak menyala sehingga Caden tidak melihat jelas wajahnya. Apalagi, otaknya juga sangat kabur karena sudah dibius. Dia bahkan tidak mengingat jelas suara wanita itu. Namun, saat mencium sudut mata wanita itu, dia menemukan air mata yang tidak berhenti mengalir.Caden tidak tahu kenapa dirinya bisa teringat wanita itu saat melihat Naomi menangis. Namun, perasaan kasihan dan simpati tiba-tiba muncul di hatinya. Dia bahkan hendak mengulurkan tangan untuk menyeka air mata Naomi.Hanya saja, pada detik selanjutnya, Caden tiba-tiba mengerutkan keningnya lagi. Naomi bukan wa

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 12

    Naomi pun merasa panik dan berseru, “Yang kubilang itu kenyataan, tapi kamu nggak percaya. Apa sebenarnya yang mau kamu dengar? Kamu mau aku bilang apa? Aku nggak berniat untuk mendekatimu dan nggak ada juga yang beri aku perintah. Kalau bisa, aku malah ingin menjauh darimu dan nggak mau bertemu denganmu lagi selamanya!”Caden menjawab dengan ekspresi kelam, “Bukannya kamu nggak kenal sama aku? Kalau begitu, kenapa kamu mau menjauhiku dan nggak mau bertemu denganku lagi selamanya? Memangnya ada dendam di antara kita?”Naomi menyadari dirinya sudah keceplosan. Dia pun merasa panik untuk sesaat, lalu membantah, “Nggak, kok!”“Kalau begitu, apa maksudmu tadi?”“A ... aku merasa kamu sangat jelek dan nggak ingin ketemu sama kamu lagi. Begitu melihatmu, aku langsung teringat raja neraka. Makanya, aku ingin menjauhimu.”Caden pun terdiam. Sementara itu, berhubung pintu mobil terbuka, beberapa pengawal yang berdiri di sisi mobil juga mendengar ucapan itu dan menunjukkan ekspresi yang sangat

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 13

    Naomi harus membayar biaya tempat tinggal, makan, dan kebutuhan hidup sehari-hari. Meskipun anak-anak makannya tidak banyak, mereka sedang berada dalam masa pertumbuhan dan tidak mungkin mengikutinya makan roti setiap hari. Mereka harus makan makanan yang bergizi seperti buah, kacang-kacangan, sayur, susu, telur, makanan laut, daging, dan sebagainya.Setelah dihitung-hitung, biaya hidup mereka berempat juga tidak kecil. Uang yang dimiliki Naomi tidak akan cukup untuk menopang kebutuhan hidup mereka terlalu lama. Berhubung tidak memiliki uang, dia pun mulai cemas.Naomi merasa dia harus terlebih dahulu mencari pekerjaan sampingan yang gajinya dibayar per hari. Bagaimanapun juga, dia tidak tahu kapan Caden akan kembali. Tidak mungkin dia baru pergi bekerja setelah uangnya habis. Namun, masyarakat zaman sekarang sangat mementingkan ijazah. Berhubung tidak memiliki ijazah, dia tidak akan bisa melakukan pekerjaan yang disukainya.“Haih ....” Naomi menghela napas dengan tidak berdaya. Di saa

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 14

    Caden menatap Naomi dengan kening berkerut dan menunjukkan ekspresi yang tidak dapat ditebak. Sementara itu, Steven menyapanya sambil tersenyum, “Halo, Bu Naomi.”Naomi menebak mereka pasti sudah melihat apa yang terjadi. Dia pun menelan ludah dengan susah payah karena merasa agak takut. Namun, sebelum sempat berbicara, tiba-tiba terdengar suara Brian berkata, “Ste ... Steven? Wah, kamu juga datang kemari? Baguslah! Tadi, aku tiba-tiba diserang orang. Cepat bantu aku selidiki siapa pelakunya!”Setelah Jessica menolong Rayden, seluruh Keluarga Senjaya pun ikut keciprat keuntungan. Brian tentu saja mengenal Caden dan Steven. Dari sudut pandangnya saat ini, dia hanya melihat Steven. Jadi, dia pun meminta bantuan pada Steven.Di sisi lain, sudut mulut Naomi tidak berhenti berkedut. Ekspresinya juga terlihat sangat menarik. Dia menatap Steven dengan ekspresi tidak percaya .... Ternyata mereka saling mengenal? Ke ... kenapa dia begitu sial?Steven masih menunggu Caden bersuara. Jadi, Naomi b

Latest chapter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1460

    ”Dia mengatakan aku mesti menyerahkannya kepada Dikara! Dia juga memberiku banyak uang, lalu berpesan kepadaku untuk jangan kembali lagi setelah meninggalkan Negara Amuriko. Katanya, di sana sangat bahaya!”“Dia juga berpesan kepadaku untuk jangan mengatakan kepada orang-orang kalau aku kenal sama dia, juga nggak boleh mengatakan kepada orang-orang masalah aku membawa barang itu kembali dari luar negeri! Dia bilang kalau ada kesempatan lagi, dia akan kembali untuk mengambil barang itu langsung dari Dikara. Kalau Darman nggak mengambilnya sendiri, dia akan menyuruh putranya untuk mengambilnya!”“Katanya, aku nggak boleh memberikannya kepada siapa pun selain kalian berdua! Aku nggak tahu benda apa itu. Waktu itu, aku pergi mencari bosku mengajukan pengunduran diri dengan menggunakan alasan keluargaku.”“Kemudian aku menaiki kapal dan berlayar melintasi lautan, butuh hampir sebulan penuh untuk kembali ke Kota Amari! Di tengah perjalanan, aku bahkan bertemu dengan bajak laut. Aku terpaksa

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1459

    Tanpa menunggu balasan dari Caden, si Gila langsung meraih pergelangan tangannya! Dia menarik Caden ke ruang tamu!Dinala segera menyeka air matanya. Baru saja dia hendak menyusul, langkahnya pun dihalangi oleh Steven. “Biarkan mereka berbicara berdua.”Kening Dinala berkerut. “Apa mereka saling kenal?”Steven membalas, “Ada … sedikit kisah.”Dinala merasa syok. “Kalian mendekatiku, sebenarnya demi mendekati Paman?”Steven merasa bersalah.Dinala benar-benar menganggap Steven sebagai teman, tetapi Steven malah bersikap tidak jujur, malah mendekatinya dengan maksud lain.Napas Dinala menjadi terengah-engah. Keningnya kelihatan berkerut. “Sebenarnya siapa kalian?”Steven merasa bersalah. “Aku sudah memanfaatkan adikmu, membuatku mencemaskannya. Aku minta maaf. Mengenai yang lain … kita bicarakan lagi nanti. Kami benar-benar nggak bermaksud jahat.”Dinala terdiam.Di dalam ruang tamu.Si Gila emosional. Dia menunjuk foto ayahnya Dinala. “Dia … dia ….”Caden melihat foto tua itu sekilas, l

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1458

    Baru saja Steven menyelesaikan omongannya, tinjuan langsung dilayangkan ke atas wajahnya!Si Gila kelihatan sangat marah. “Hubungi komplotanmu untuk jangan lukai Diaz! Sudah dengar, belum?”Steven melawan sembari menjerit Dinala, “Dinala, selamatkan aku! Dia memang sudah gila! Percaya sama aku, jangan dengar omong kosong si Gila itu!”Si Gila menjerit dan kembali melayangkan tinjuan, “Kamu yang gila! Kalau kamu nggak menghubungi komplotanmu lagi, aku akan habisi kamu! Aku akan habisi kamu!”Dinala segera melerai. “Paman, hentikan dulu. Ada yang perlu aku tanyakan sama dia.”Si Gila menatap Dinala dengan mata memerah. Suaranya terdengar terisak-isak. “Dinala, dia benar-benar sudah menculik Diaz. Dia itu orang jahat! Mereka ingin melukaimu dan juga Diaz! Dia ingin menjual orang tubuh kalian! Dia juga bilang akan memotong lidah Diaz!”“Aku sudah kedengaran! Aku sudah mendengarnya! Aku mendengar dengan telingaku sendiri! Paman nggak gila! Kamu percaya sama Paman! Paman nggak gila!”Steven

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1457

    Steven sengaja merendahkan nada bicaranya. “Sebentar lagi turun hujan. Akan gampang untuk beraksi! Aku sudah menyelidikinya. Orang tuanya sudah meninggal. Hanya ada seorang orang gila dan adik berumur 7 tahun di sisinya. Setelah hilang nanti, nggak ada yang bakal mencarinya.”“Kamu sudah berhasil menangkap adiknya? Bagus, kalian sembunyikan adiknya dengan baik! Nanti, aku akan bohongi dia untuk mencari adiknya. Saat di perjalanan, aku akan membuatnya jatuh pingsan, lalu membawanya pergi!”“Beri tahu pembeli, besok sudah bisa melakukan transplantasi hati. Suruh dia persiapkan uangnya! Selain itu, kamu hubungi lagi orang yang membutuhkan retina dan juga jantung. Anak-anak juga nggak masalah. Kondisi adiknya juga sangat sehat.”“Sudahlah. Sekarang aku akan pergi mencarinya. Kalian kirim video adiknya kepadaku. Aku mesti buat dia tahu kalau adiknya benar-benar lagi diculik.”Si Gila menahan napasnya berdiri di luar. Keningnya pun berkerut!Tiba-tiba si Gila kedengaran suara tangis Diaz. “S

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1456

    Mereka melakukan panggilan video selama setengah jam. Saat Naomi memanggil Hayden untuk makan, Hayden baru mengakhiri panggilan dengan tidak rela. Dia janjian untuk bertemu esok pagi.Panggilan diakhiri. Dinala segera bertanya pada Steven, “Apa ular itu ular asli?”Steven mengangguk dengan tersenyum. “Iya.”Dinala merasa sangat kaget. “Ular itu kecil sekali. Kenapa Nine malah terkejut seperti itu?”Steven berkata, “Putih bukan ular biasa. Ia sangat berbisa.”Kening Dinala berkerut. “Kenapa Hayden bisa punya hewan peliharaan yang begitu berbahaya?”Steven membalas dengan tersenyum, “Hayden pernah menyelamatkan Putih. Putih juga pernah menyelamatkan Hayden. Hubungan mereka sangat bagus, sama seperti kamu dengan Nine.”Dinala bertanya lagi, “Bukannya Hayden baru berusia 5 tahun? Kenapa dia bisa sehebat itu?”Steven berkata, “Dia belajar dari guru yang hebat. Ditambah lagi, Hayden memang punya bakat. Jadi, dia sangat hebat.”Dinala berkata, “Adikku lebih besar 2 tahun daripada Hayden, tapi

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1455

    Di seberang mereka terbentang ngarai yang dalam dengan tebing curam dan berbahaya. Terdapat banyak ekor elang yang tidak terhitung jumlahnya terbang melayang di langit sambil melantunkan kicauan nyaring!Pemandangan itu begitu spektakuler, seperti adegan dari sebuah film saja!Dinala berkata, “Tempat ini adalah salah satu habitat elang. Coba lihat ke sana, induk elang sedang mengajari anak-anaknya terbang. Kalau di sebelah sana, anak elang lagi belajar berburu.”Steven tersadar dari bengongnya, lalu melihat ke sisi Dinala. Kali ini, dia baru mengerti maksud Dinala membawanya kemari. Hayden menyukai burung elang. Jadi, Dinala sengaja datang ke sini untuk melakukan panggilan video dengannya. Dinala memang niat sekali.“Hayden pasti menyukainya. Sekarang aku akan lakukan panggilan video sama dia.”Steven menelepon jam tangan cerdas Hayden. Panggilan berdering beberapa kali, baru Hayden mengangkat panggilan.Napas bocah cilik itu terengah-engah. Keringat membasahi kepalanya. “Paman Steven.

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1454

    Pada pukul enam pagi, Caden dan Steven tiba di rumahnya Tosca. Dinala dan adiknya telah tiba.Ketika melihat Caden dan Steven, Diaz berlari menghampiri mereka dengan gembira, lalu membungkukkan tubuhnya untuk memberi salam. Dia pun berkata dengan riang, “Kakakku sudah beri tahu aku masalah kalian ingin membantu desa untuk mendirikan sekolah dan perpustakaan, juga akan membantu kami untuk mencari guru. Tahun depan aku nggak usah sekolah di luar kota lagi! Terima kasih, ya!”Nada bicara Caden terdengar lembut. “Nggak usah sungkan.”Steven mengusap kepala Diaz dengan lembut. “Belajar dengan baik. Benar apa kata papa dan kakakmu, pengetahuan bisa mengubah nasib seseorang.”“Emm! Aku akan berusaha!”Dinala juga maju untuk mengutarakan rasa terima kasihnya kepada Caden. Caden membalas dengan sopan, “Kalau kamu punya pemikiran lain, kamu bisa ungkit dengan Steven. Kami akan membantu kalau kami sanggup.”Dinala merasa terharu. Dia terus berterima kasih.Semalam Dinala tidak sepenuhnya percaya

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1453

    Steven mengerti maksud Caden. Hatinya terasa berat. Dia tidak bisa tidur di malam hari, terus memikirkan bagaimana cara untuk menguji orang gila itu?Seandainya orang gila itu sedang pura-pura gila, tanpa cara yang bagus, pasti tidak akan berhasil untuk mengujinya. Kebohongan si Gila tidak akan terbongkar dengan gampangnya. Sebenarnya apa yang seharusnya dilakukan Steven?Steven merenung selama semalaman. Baru saja dia tertidur, dia pun dibangunkan oleh Hayden. Steven mengangkat panggilan video dengan mengantuk. “Halo, Hayden.”Bocah di ujung telepon kelihatan sangat bersemangat. Suaranya terdengar lantang. “Paman Steven, kenapa kamu masih tidur?”Steven melihat jam, lalu bertanya, “Masih belum jam 5. Kenapa kamu bangun lagi?”“Emm, tidur awal bagus untuk kesehatan. Aku selalu bangun pada jam segini. Di mana kakak perempuan itu dan juga Nine?”Steven menegaskan dengan malas, “Dia itu kakak laki-laki.”“Bukan kakak laki-laki, dia itu kakak perempuan!”“Dia itu kakak laki-laki.”“Kakak p

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1452

    Steven bertanya lagi, “Aku lihat burung elang orang lain akan berdiri di atas lengan majikannya. Kenapa Nine selalu suka berdiri di atas pundakmu? Apa cakarnya akan melukaimu?”“Nggak, kok. Nine tahu batasan. Saat ia berdiri di atas pundakku, ia nggak akan mencengkeram dengan cakar tajamnya, melainkan berdiri di bagian pundak yang memiliki bantalan.”“Bantalan? Di mana? Apa di dalam pakaian?” Steven meraba pundak Dinala dengan penasaran. Ekspresi Dinala langsung berubah. Responsnya sangat besar. “Lepaskan!”Steven terbengong sejenak, lalu berkata dengan tersenyum getir, “Kamu hanya mewaspadaiku atau selalu mewaspadai setiap orang?”Dinala merasa tidak senang. “Aku pernah bilang sebelumnya. Aku nggak suka berhubungan terlalu mesra dengan orang lain.”“Gerakanku ini nggak tergolong mesra. Aku hanya menyentuh pundakmu saja. Kamu itu cowok, ‘kan?”Ujung bibir Dinala berkedut. Dia menarik tali kuda. “Ciah!”Kuda yang menerima perintah langsung bersemangat dan mempercepat langkahnya untuk k

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status