Share

Bab 13

Author: Erlina
Naomi harus membayar biaya tempat tinggal, makan, dan kebutuhan hidup sehari-hari. Meskipun anak-anak makannya tidak banyak, mereka sedang berada dalam masa pertumbuhan dan tidak mungkin mengikutinya makan roti setiap hari. Mereka harus makan makanan yang bergizi seperti buah, kacang-kacangan, sayur, susu, telur, makanan laut, daging, dan sebagainya.

Setelah dihitung-hitung, biaya hidup mereka berempat juga tidak kecil. Uang yang dimiliki Naomi tidak akan cukup untuk menopang kebutuhan hidup mereka terlalu lama. Berhubung tidak memiliki uang, dia pun mulai cemas.

Naomi merasa dia harus terlebih dahulu mencari pekerjaan sampingan yang gajinya dibayar per hari. Bagaimanapun juga, dia tidak tahu kapan Caden akan kembali. Tidak mungkin dia baru pergi bekerja setelah uangnya habis. Namun, masyarakat zaman sekarang sangat mementingkan ijazah. Berhubung tidak memiliki ijazah, dia tidak akan bisa melakukan pekerjaan yang disukainya.

“Haih ....” Naomi menghela napas dengan tidak berdaya. Di saat-saat seperti ini, dia selalu merasa sangat sedih. Padahal, dia jelas-jelas sudah masuk ke universitas yang sangat bagus. Alhasil .... Takdir memang suka mempermainkan orang. Namun, tidak ada gunanya juga dia mengenang masa lalu.

Kemudian, Naomi pun mencari lowongan pekerjaan di internet. Hanya saja, tidak ada pekerjaan yang disukainya. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk melamar kerja di tempat yang gajinya paling tinggi.

Setelah membandingkan semuanya, hanya pekerjaan menjual alkohol di bar yang gajinya tinggi, yaitu 760 ribu per malam dan akan ditambah dengan komisi sebesar 2%. Selain itu, gajinya juga akan dibayar per hari. Meskipun tidak menyukai lokasi seperti itu, Naomi akhirnya mengalah karena harus menghasilkan uang.

Pada jam 7 malam, Naomi tiba di Happy Bar. Tempat ini dinamai Happy Bar karena pemiliknya merasa alkohol bisa memberikan kebahagiaan dan menghilangkan kesedihan. Happy Bar adalah bar paling mewah dan besar di Kota Jawhar. Orang yang mampu datang ke bar ini hanyalah orang-orang kaya.

Hanya dalam waktu 1 jam, Naomi sudah berhasil menjual 3 botol alkohol. Harga setiap botol alkohol itu mencapai 20-40 juta. Jika dijumlahkan, komisi yang didapatkannya sampai sekarang sudah mencapai 1 juta lebih.

Di zaman sekarang, selain ijazah dan pendidikan, penampilan juga sangat penting.

Naomi sangat cantik, juga memiliki tubuh bagus dan suara yang merdu. Hal yang terpenting adalah, tangannya juga sangat indah. Mendengarnya berbicara dan menyaksikannya menuang alkohol juga merupakan semacam kebahagiaan. Jadi, Naomi sangat disukai di tempat ini. Namun, orang yang terlalu cantik juga repot karena malah menjadi incaran orang.

“Minumlah segelas alkohol ini, aku traktir!” ujar Brain Senjaya, paman kedua Jessica. Dia merupakan tipikal hidung belang yang sangat terkenal di Kota Jawhar. Selain jelek dan gemuk, dia juga sangat mesum.

Naomi tidak mengenalnya. Setelah mendengar ucapan Brian, dia pun bertanya dengan terkejut, “Kamu mau aku minum?”

“Benar, cepat minum sampai habis!”

“Umm ... sepertinya itu kurang bagus. Ini adalah alkohol yang kalian pesan dan harganya juga lumayan mahal.”

“Nggak masalah. Sebotol alkohol ini cuma 200 juta, kok. Begitu kamu minum, aku akan langsung bayar,” jawab Brian sambil mengamati tubuh Naomi dengan tampang mesum.

Naomi tahu dia sudah bertemu dengan hidung belang, tetapi tetap menahan keinginannya untuk memukul orang. Dia berkata sambil tersenyum sopan, “Maaf, sebelum datang kemari, aku sudah minum obat demam. Jadi, aku nggak boleh minum alkohol.”

Begitu mendengar ucapan Naomi, Brian pun merasa tidak senang. Dia berkata, “Kalau begitu, bawa pergi alkoholnya. Kami nggak jadi pesan.”

Naomi pun menjawab dengan terkejut, “Menurut peraturan bar, alkohol yang sudah dibuka nggak boleh dikembalikan.”

“Heh, memangnya aku menyuruhmu membukanya? Kamu sendiri yang membukanya, ‘kan? Kalau nggak bisa dikembalikan, kamu bayar saja sendiri.”

Naomi menahan amarahnya dan menjawab, “Bukannya Bapak yang menyuruhku membukanya? Di ruang privat ini juga ada CCTV, silakan periksa saja rekamannya.”

Begitu mendengar ucapan Naomi, semua orang yang berada di dalam ruang privat pun tertawa dan berkata, “Gadis ini pasti jarang datang ke tempat seperti ini. Kalau ada CCTV di bar, orang-orang mana bisa bersenang-senang di bar? Haha!”

Naomi pun mengepalkan tangannya dan diam-diam menggertakkan gigi. Dia memang tidak pernah datang ke tempat seperti ini sehingga tidak memahami situasinya.

Ada orang yang tiba-tiba berkata, “Cantik, kamu seharusnya merasa terhormat karena Pak Brian menyukaimu. Kalau dia suruh kamu minum, minum saja. Jangan nggak tahu diri! Kamu tahu dia itu siapa? Kalau tahu, kamu pasti akan terkejut! Tapi, kalau kamu menyenangkannya, kelak kamu pasti akan bahagia.”

Dari perkataan itu, Naomi tahu bahwa hidung belang di hadapannya ini memiliki status yang tinggi. Jika mereka memang ingin bermain curang, dia pasti akan dirugikan dengan melawan mereka. Bagaimanapun juga, orang-orang dari lapisan bawah masyarakat bukanlah apa-apa di hadapan orang kaya.

Harga sebotol alkohol ini mencapai 200 juta. Berapa banyak orang yang mampu menghasilkan uang sebanyak itu dalam setahun? Namun, orang kaya malah bisa menghabiskan beberapa botol alkohol mahal itu dalam semalam. Jadi, bagaimana Naomi bisa melawan mereka? Lebih baik mereka langsung membunuhnya daripada meminta uang sebanyak itu darinya. Dia tidak punya uang untuk ganti rugi.

Setelah terdiam sesaat, Naomi pun bertanya sambil tersenyum, “Maaf, aku yang kurang peka. Pak Brian, tempat ini sangat ribut. Bagaimana kalau kita ngobrol berdua di luar?”

Brian langsung bersemangat dan terkekeh. Kemudian, dia bangkit dan menjawab, “Oke! Mari kita cari tempat yang lebih sepi. Jadi, kita bisa ngobrol lebih mendalam.”

Semua orang di dalam ruang privat pun segera bersorak, “Benar, benar! Makin dalam makin bagus! Hahaha!”

Setelah mendengar tawa mereka yang mengandung niat jahat, Naomi pun merasa muak dan ingin muntah. Namun, dia menahan rasa muaknya dan tersenyum sebelum berjalan keluar.

Baru saja hendak masuk ke lift, Caden kebetulan melihat Naomi yang berjalan ke arah pintu darurat. Dia pun menghentikan langkahnya dan menunjukkan ekspresi yang tidak dapat ditebak.

Pada detik selanjutnya, Brian berjalan keluar dari ruang privat, lalu buru-buru melangkah ke arah pintu darurat sambil bergumam, “Sayang, tunggu aku! Hehe.”

Ada banyak hal yang bisa terjadi di belakang pintu darurat di bar. Bagaimanapun juga, tempat itu sangat gelap dan sepi, juga merupakan tempat paling cocok bagi orang-orang yang tidak mampu menahan hasrat mereka saat berada di bar.

“Aku suka wanita sepertimu! Hanya dengan 1 lirikan, kamu sudah bisa membuatku terpesona. Jangan khawatir, aku pasti akan memperlakukanmu dengan baik. Setelah melayaniku sampai puas, kamu juga akan untung! Lihat saja bibir indah ini .... Cepat berlutut dan cium aku dulu ....”

Ucapan ini dapat membuat orang berimajinasi liar.

“Ah!” Tiba-tiba, terdengar teriakan Naomi.

Ekspresi Steven langsung berubah dan dia segera berkata, “Kak Caden, sepertinya Bu Naomi lagi dalam bahaya.”

Caden hanya mengerutkan keningnya dan tidak berencana untuk peduli pada Naomi. Namun, begitu teringat Rayden, dia mau tak mau berjalan ke arah pintu darurat. Kemudian, dia pun menyaksikan pemandangan yang sangat mengejutkan ....

Saat ini, kepala Brian dibungkus dengan plastik sampah warna hitam. Dia tergeletak di lantai sambil berteriak kesakitan dan melindungi kepalanya. Sementara itu, Naomi tidak berhenti menendang dan meninjunya. Meskipun kekuatan Naomi sangat lemah dan paling-paling hanya seperti anak SD yang berkelahi, Brian tetap berteriak kesakitan. Bagaimanapun juga, Naomi mengenakan sepatu hak tinggi.

Brian sepertinya sudah mabuk dan sama sekali tidak memiliki kekuatan untuk melawan. Setelah menghajar Brian untuk beberapa saat, Naomi pun terengah-engah. Dia juga tidak lupa membuat beberapa ekspresi mengejek ke arah Brian sebelum berpura-pura pingsan di lantai.

Setelah itu, Brian berdiri dengan terhuyung-huyung, lalu melepaskan plastik sampah yang membungkus kepalanya dan mengumpat, “Sialan! Siapa yang berani memukulku? Sudah bosan hidup, ya? Aku akan membunuhmu!”

Sementara itu, Naomi memegang kepalanya dan akhirnya “tersadar”. Kemudian, dia bertanya dengan pura-pura bingung, “Pak Brian, ada apa? Kepalaku sakit banget, seperti dipukul orang.”

“Ada orang yang tiba-tiba menyerangku! Apa kamu lihat siapa orangnya?”

“Nggak, aku langsung pingsan setelah dipukul tadi.”

“Kampret! Beraninya dia merusak hal baikku! Sayang, jangan takut. Aku akan segera suruh orang untuk menyelidikinya. Begitu menangkap pelakunya, aku akan membunuhnya!” umpat Brian sambil mengeluarkan ponselnya untuk menelepon seseorang.

Naomi berlagak takut, lalu memanfaatkan kesempatan ini untuk permisi pergi ke kamar mandi. Namun, baru saja dia berbalik, ekspresinya langsung berubah dan terlihat sangat menarik, seolah-olah sedang memaki Brian habis-habisan dalam hati.

Melihat situasi ini, Caden dan Steven pun tercengang. Setelah berpikir sejenak, mereka segera mengerti apa yang terjadi. Brian seharusnya ingin melecehkan Naomi. Namun, berhubung tidak dapat melawan Brian secara langsung, Naomi baru menggunakan cara selicik ini. Mereka benar-benar tidak tahu harus memuji kecerdasannya atau mengagumi keberaniannya.

Naomi berlagak takut dan berjalan keluar dari belakang pintu darurat dengan hati gembira. Namun, begitu melihat Caden dan Steven, dia langsung tercengang.

Comments (23)
goodnovel comment avatar
Erah Jumaerah
ceritanya bagus ,lanjut ,
goodnovel comment avatar
Erah Jumaerah
ceritanya tambah seru ,lanjut.
goodnovel comment avatar
Solatiah Tiah
saya dh baca sampe bab 498 knp malah kembali ke awal udh capek capek bcanya sampe waktu satu bulan lebih ehh malah kembali ke awal, menyebalkan sekali,
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 14

    Caden menatap Naomi dengan kening berkerut dan menunjukkan ekspresi yang tidak dapat ditebak. Sementara itu, Steven menyapanya sambil tersenyum, “Halo, Bu Naomi.”Naomi menebak mereka pasti sudah melihat apa yang terjadi. Dia pun menelan ludah dengan susah payah karena merasa agak takut. Namun, sebelum sempat berbicara, tiba-tiba terdengar suara Brian berkata, “Ste ... Steven? Wah, kamu juga datang kemari? Baguslah! Tadi, aku tiba-tiba diserang orang. Cepat bantu aku selidiki siapa pelakunya!”Setelah Jessica menolong Rayden, seluruh Keluarga Senjaya pun ikut keciprat keuntungan. Brian tentu saja mengenal Caden dan Steven. Dari sudut pandangnya saat ini, dia hanya melihat Steven. Jadi, dia pun meminta bantuan pada Steven.Di sisi lain, sudut mulut Naomi tidak berhenti berkedut. Ekspresinya juga terlihat sangat menarik. Dia menatap Steven dengan ekspresi tidak percaya .... Ternyata mereka saling mengenal? Ke ... kenapa dia begitu sial?Steven masih menunggu Caden bersuara. Jadi, Naomi b

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 15

    Dylan sangat memahami Caden. Dia tahu hanya ada ibu kandung Rayden seorang di hati Caden. Selama ini, Caden benar-benar sangat menjaga diri. Meskipun ada banyak wanita yang mendekatinya, tidak ada seorang pun yang berhasil meluluhkan hatinya. Bahkan Jessica yang sudah berinteraksi dengannya begitu lama juga sama sekali tidak pernah menyentuhnya.Ekspresi Caden pun bertambah muram. Di benaknya, tidak berhenti berputar adegan di mana Naomi berjinjit, lalu menciumnya sambil menarik dasinya.Melihat Caden yang diam saja, Dylan juga tidak bertanya lagi. Dia hanya berkata, “Biarpun kesetiaanmu terhadap ibu kandung Rayden sangat mengharukan, kamu bahkan nggak tahu apa dia masih hidup atau sudah mati. Mungkin juga dia sudah nikah sama orang lain. Kalau sekarang dia sudah punya suami dan anak, juga hidup bahagia, apa kamu tega memisahkan mereka secara paksa?”“Ada banyak cara untuk balas budi, kok. Nggak harus paksakan diri untuk bersama. Buat apa kamu begitu jaga diri? Mungkin saja dia lagi a

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 16

    Kedua pengawal itu buru-buru menoleh. Namun, sebelum sempat melihat jelas tampang orang itu, mereka sudah diserang dari belakang dan langsung pingsan.Setelah melihat Naomi menghentikan taksi dan pergi, Hayden baru merasa tenang. Jika bukan karena Braden berpesan padanya untuk mengikuti ibu mereka secara diam-diam dan jangan menunjukkan diri selain dalam keadaan terpaksa, dia sudah langsung keluar dari tadi. Beraninya orang-orang ini melukai ibunya, apa mereka sudah bosan hidup? Setelah Naomi pergi, Hayden langsung pergi untuk mencari Jessica. Berhubung kakinya sudah terkilir, Jessica masih belum berdiri dari lantai sampai sekarang. Hayden berlari ke arah Jessica, lalu mulai berteriak dari kejauhan, “Bibi, minggir! Jangan halangi jalan!”Jessica menoleh ke arah datangnya suara dan melihat Hayden sedang berlari ke arahnya dengan kecepatan tinggi. Akan sangat sakit apabila ditabrak anak yang larinya secepat kilat itu. Oleh karena itu, dia pun buru-buru berseru, “Ka ... ka ... kamu pela

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 17

    Pada saat yang sama, di Vila Maison.Vila yang besar ini terasa sangat dingin. Caden membawakan mie yang dimasaknya sendiri ke kamar Rayden. Saat ini, Rayden masih duduk di depan jendela sambil menatap ke luar. Sosoknya terlihat sangat kesepian.Melihat sosok Rayden yang seperti itu, Caden pun merasa sangat sedih. Dia berjalan menghampiri Rayden dan berkata, “Rayden, ayo makan dulu!”Rayden tidak bergerak dan masih tetap memandang ke luar.Caden menaruh semangkuk mie itu ke meja kecil di hadapan Rayden, lalu berkata, “Kalau kamu nggak makan, Mama akan sedih.”Begitu mengungkit tentang ibu, mata Rayden baru sedikit berbinar. Dia menatap Caden dan bertanya, “Apa kamu rasa Mama akan tahu?”“Tentu saja. Hati seorang ibu dan anaknya selalu terhubung. Dia akan tahu apa yang kamu pikirkan, juga tahu kamu nggak makan.”“Bagaimana kalau perasaan rindu? Apa dia akan tahu aku merindukannya?”“Dia pasti tahu.”“Kalau tahu aku merindukannya, kenapa dia nggak pulang untuk menjengukku?”Begitu menden

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 18

    Kecelakaan? Begitu mendengar jawaban itu, Jessica langsung merasa tenang. Sepertinya, tebakannya benar. Caden tidak menyukai wanita itu, tetapi wanita itu yang menggoda Caden. Ternyata wanita itu memang adalah wanita penggoda yang tidak tahu diri.Kemudian, Jessica mulai bersandiwara. Dia berkata, “Dia seharusnya salah paham soal hubungan kita. Jadi, dia bawa orang untuk memukulku dan hampir menghancurkan wajahku. Huhuhu ....”Jessica sengaja memutarbalikkan fakta supaya Caden membenci Naomi dan kasihan pada dirinya. Dia akan lebih gembira lagi apabila Caden mematahkan kaki wanita jalang itu demi dirinya. Bahkan dirinya yang sudah berjasa besar bagi Caden juga tidak pernah mencium Caden. Atas dasar apa wanita itu mencium Caden?“Di mana pengawalmu? Memangnya pengawalmu nggak peduli kamu dipukul?” tanya Caden.“Pengawalku juga dilukai orang yang dibawanya. Dia bawa sekelompok orang untuk datang menghajarku. Kalau bukan karena ada orang baik yang menemukan kami dan melapor polisi, mungki

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 19

    Caden mengerutkan kening dan terdiam sesaat. Setelah itu, dia berkata, “Tarik kembali dana sebesar 100 miliar yang kita investasikan pada Grup Senjaya. Sekalian telepon Jessica dan sampaikan padanya, aku nggak suka dibohongi.”Jessica sudah berulang kali berbohong pada Caden. Apa Jessica menganggapnya bodoh?Steven tahu Caden sudah marah. Dia pun mengangguk dan menjawab, “Oke!”Setelah kembali ke kamar Rayden dirawat, semua kedinginan yang terkandung dalam mata Caden langsung sirna dan digantikan dengan kasih sayang, rasa kasihan, serta ketidakberdayaan. Rayden masih tertidur lelap. Jadi, Caden duduk di sisi ranjang pasien dan mengelus-elus wajahnya dengan lembut.“Mama ...,” gumam Rayden dalam tidurnya.Melihat situasi ini, hati Caden pun bertambah sakit. Dia mengumpat dalam hati, ‘Wanita kejam, kapan kamu mau baru mau pulang? Putramu sangat merindukanmu. Begitu kamu pulang, penyakitnya akan langsung sembuh. Dia itu juga darah dagingmu, apa kamu sama sekali nggak menyayangi ataupun k

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 20

    Keesokan paginya, Naomi bangun sangat awal hari ini. Dia masih belum mengetahui dirinya sedang dipantau.Begitu melebarkan mata, dia langsung menelepon ke Vila Uwana untuk bertanya apakah Caden sudah pulang atau belum. Namun, dia malah tidak mendapat jawaban yang memuaskan dari ujung telepon. Kepala Naomi sungguh terasa sakit. Entah kapan dia bisa terbebas dari ikatan pernikahan ini?Naomi tidak dapat melihat secercah cahaya sama sekali! Dia tidak menemukan harapan!“Haih ….” Naomi menghela napas. Berhubung masih pagi, Naomi kembali berbaring di atas ranjang sembari mengutak-atik ponselnya. Awalnya dia ingin melacak jejak keberadaan Caden. Alhasil, dia malah menemukan pengumuman pencarian orang hilang. Keluarga Himawan tidak berhasil menemukannya, mereka terpaksa mengunggah pengumuman pencarian orang hilang di internet.Sekarang setiap sosial media dan stasiun televisi sedang menyiarkan berita ini. Hanya saja, tidak terdapat foto dan nama dalam pengumuman tersebut. Mereka hanya menuli

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 21

    Jessica mendorong seluruh kesalahan ke diri Naomi, lalu memaki, “Dasar wanita jalang! Bukannya sembunyi, malah berani mondar-mandir di hadapanku! Apa dia nggak takut aku bakal bunuh dia?”Brian membalas, “Jessica, dengar-dengar Caden juga lagi di rumah sakit. Menurutmu, apa dia datang untuk mencari Caden?”Setelah mendengar ucapan pamannya, kedua mata Jessica spontan terbelalak lebar.“Dasar wanita nggak tahu diri! Dia malah ingin goda Caden. Padahal Caden sudah bilang dia nggak suka sama cewek itu, tapi cewek itu malah nggak tahu diri, terus dekatin Caden! Paman, kamu bawa dia pergi dari rumah sakit, lalu beri pelajaran kepadanya! Hancurkan mukanya dulu, lalu suruh orang untuk hancurkan kesuciannya. Setelah puas, baru jual dia ke luar kota. Aku nggak ingin melihatnya untuk selamanya!”Kedua mata Brian spontan berkilauan. Dia bisa menelepon Jessica juga demi menunggu jawaban ini. Dia takut setelah melecehkan wanita ini, nantinya Caden malah akan menyalahkannya. Jadi, dia ingin menjadi

Latest chapter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1314

    “Sudah dipanggil Hayden. Ayo, bangun!”Caden tidak membuka matanya. Dia masih merasa malas. “Tidur sebentar lagi.”Naomi mencubit pipi Caden dengan kuat. “Tidur kepalamu! Anak-anak sudah bangun semuanya. Kita malah masih malas-malasan. Apa kamu nggak merasa malu?”Caden pun tersenyum, tapi dia masih tidak membuka matanya.“Nggak malu. Siapa juga yang menetapkan setelah jadi orang tua, kita mesti bangun lebih pagi daripada anak-anak?”“Dasar nggak tahu malu. Ayo, cepat bangun! Kalau kamu nggak bangun lagi, aku marah, nih!”Caden mengangkat kelopak matanya. Meski dia masih kelihatan mengantuk, dia tetap kelihatan tampan bagai pemeran utama di dalam komik saja. “Ciuman pagi hari!”Naomi menggigit dagu Caden. “Selamat … pagi!”Caden pun tersenyum, lalu mengangkat dagu Naomi dan menciumnya dengan kuat. Tatapan Caden ketika menatap Naomi penuh dengan rasa manja. “Selamat pagi.”Naomi menjulingkan matanya, lalu mengesampingkan selimutnya untuk pergi membasuh tubuhnya.Semalam Caden memang sud

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1313

    Caden tidak berani mengatakan telah terjadi sesuatu karena Camila mengantar makanan. Sebab, semua itu juga diatur oleh Caden.Reputasi Dylan di luar sana sangat buruk. Sikap Naomi terhadapnya juga sangat jelas. Naomi memang menganggap Dylan sebagai teman. Namun jika membahas soal hubungan asmara, Naomi pun merasa risi.Seandainya Naomi sampai mengetahui Keluarga Hermanto salah paham dengan maksud Camila mengantar makanan untuk Dylan. Sepertinya Naomi akan menyalahkannya?Jadi, alangkah bagusnya Caden berlagak tidak mengetahui masalah Dylan dan Camila.Caden mengalihkan topik pembicaraan. “Kamu nggak usah khawatirin Dylan. Dengar dari Steven, besok kalian mau main ski?”“Emm, anak-anak juga ingin main ski. Papa dan Mama juga tertarik. Jadi, aku berencana untuk pergi main ski besok.”“Nggak ajak aku?” Naomi bertanya kembali, “Bukannya kamu nggak ada waktu?”“Kata siapa aku nggak ada waktu?”Naomi mengedipkan matanya sembari menunjukkan ekspresi terkejut. “Apa kamu ada waktu?”Ketika mel

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1312

    “Aku sudah baca di internet. Kabar itu sudah viral.”“Ha!” Caden merasa gembira. “Anika itu memang ibu kandungnya Leon!”Pria mana yang akan mengekspos hal memalukan seperti ini? Para pria pasti akan memilih untuk merahasiakannya. Anika malah mengeksposnya!Tanpa perlu berpikir panjang, setelah Leon siuman nanti, dia pasti akan murka!Naomi mengambil ponsel di atas nakas, lalu memperlihatkannya kepada Caden. “Coba kamu lihat, berita Camila dan Leon terus muncul di laman pencarian Instagram-ku. Ada juga berita Dylan!”Setelah Leon diantar ke rumah sakit, Anika mendengar kabar bahwa organ vital putranya sudah hilang. Dia langsung jatuh duduk di koridor rumah sakit dan menangis histeris!Anika mengutuk Camila secara terang-terangan, juga menuduh bahwa Camila telah mengebiri “aset berharga” Leon!Tujuannya adalah untuk mengungkap kejahatan Camila dan mengajak seluruh warganet untuk ikut mengecamnya. Namun, setelah video Anika yang penuh ratapan dan tangisan diunggah ke internet, reaksi war

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1311

    Caden menggigit bibirnya. Terlintas rasa bangga dan juga benci di dalam tatapannya!Orang tuanya benar-benar telah dikorbankan dalam virus generasi ke-8! Mereka bisa gugur juga demi menyelamatkan orang-orang! Caden pun merasa bangga atas kontribusi mereka!Pada saat yang sama, Caden juga merasa sangat gusar lantaran kekuatan dari luar yang berusaha untuk mencelakai kami!Setelah meninggalkan rumah Wesley, Caden berdiri di depan pintu menatap ke sisi kamera, lalu berkata, “Kalau ada yang menginginkan virus generasi ke-8, cari aku. Kita ngomong secara langsung!”Ucapan itu Caden tujukan kepada orang misterius. Dia tahu orang misterius sedang mengawasi Wesley.Setelah sekian lama bertahan, kini saatnya untuk beraksi!Caden tidak akan membunuh sosok misterius itu, tetapi juga akan menghancurkan markas mereka! Siapa pun yang merugikan negara ini wajib mati!Caden melangkah keluar dari gedung apartemen. Di samping mobil, Andrew sedang bersandar dengan santai.Ketika melihat ekspresinya yang

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1310

    Caden terdiam.Wesley berkata, “Caden, apa kamu tahu waktu itu kenapa orang tuamu bisa pergi ke Kota Karl? Dia bekerja di sebuah penerbitan di Kota Karl. Dia yang merekomendasi orang tuamu untuk ke sana.”Caden mengernyitkan keningnya. “Nirman ….”“Apa kamu tahu dia?”“Lumayan akrab.” Wesley membalas, “Yang kamu kenal seharusnya adalah ayahnya. Dia nggak terkenal. Tapi, ayahnya adalah spesialis biologis yang sangat terkenal di Negara Amuriko, Ainsten.”Caden merasa kaget. Pantas saja nama itu kedengaran sangat familier. Saat membahas soal virus dengan Nenek di pegunungan, Nenek pernah memberinya daftar nama. Semua itu berisi nama penelitian virus di luar negeri.Nenek juga sempat membahas dirinya, mengatakan dia adalah anggota inti dari tim penelitian.Wesley berkata lagi, “Aku nggak tahu apa yang terjadi waktu itu. Setahuku, Nirman mengundang orang tuamu untuk tinggal di Kota Karl.”“Beberapa tahun kemudian, Nirman mengambil hasil penelitian ayahnya, lalu menyerahkannya kepada orang

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1309

    Di lantai atas, Wesley masih belum istirahat. Ketika melihat kedatangan Caden, dia tidak merasa kaget sama sekali. Dia mempersilakan Caden masuk ke rumah, lalu menyeduhkan teh untuknya.“Apa kamu datang karena anak haram Zaskia?” Suara Wesley kedengaran lara. Dia juga kelihatan putus asa.Caden membalas, “Aku baru mengetahuinya. Ternyata dia adalah putramu.”Air mata memburamkan pandangan Wesley. “Benar, dia adalah anakku.”“Tapi, aku nggak pernah dengar kabar kamu pernah jadian sama Zaskia.”Wesley menghela napas panjang, kemudian berkata dengan perlahan, “Anak ini murni adalah kecelakaan! Waktu itu, setelah ayahmu memutuskan hubungan dengan Keluarga Pangestu, hanya Zaskia saja yang masih berhubungan dengannya. Dia sering ke luar negeri untuk mengunjungi ayahmu.”“Anak haram ini adalah kejadian di luar negeri. Waktu itu kamu makan bersama, lalu tidur bersama. Kemudian, dia pun hamil. Aku nggak tahu kabar kehamilannya, sampai ada yang mencariku.”“Orang itu mengancamku dengan anak itu.

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1308

    Apalagi orang tuanya juga mengumumkan pemutusan hubungan dengan sepihak! Dylan memang … kasihan!Saat hampir tiba di Vila Anggara, sopir dari Keluarga Hermanto yang bertugas mengantar Camila pulang tiba-tiba menangis sembari berkata, “Nona Camila, tadi aku baru dapat kabar kalau Tuan Dylan diusir oleh orang tuanya. Mereka nggak menginginkan Tuan Dylan lagi ….”“Nyonya Lyana dan Tuan Kevin juga sudah berpesan, barang siapa yang mengurusnya, dia pun akan memutuskan hubungan dengan orang itu!”“Sekarang Tuan Dylan lagi luka parah. Kalau dia sendirian di luar sana, bagaimana kalau lukanya infeksi lagi. Huhu ….”“Nona Camila, aku tahu kamu orangnya baik. Biarkan aku antar Tuan ke Vila Anggara, ya?”“Kamu jangan salah paham. Aku bukan antar dia ke rumah kamu. Tuan Dylan juga punya vila sendiri di sana.”“Tuan Dylan kasihan sekali. Kalau kamu nggak bersedia untuk mengulurkan bantuan, bagaimana dengan nasibnya?”Camila percaya dengan omongan Dylan. Bagaimanapun, dia adalah anak semata wayang d

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1307

    Dylan sungguh terbengong!“Papa, Kakek, Kakek Buyut, dan kakek-kakek lainnya lagi melihat. Apa kamu serius?”Sikap Kevin sangat tegas. “Bawa dia keluar!”Dylan menjerit, “Kamu mesti pikir dengan saksama. Keluarga Hermanto hanya punya anak semata wayang saja. Apa kamu serius?”“Kamu itu anak durhaka Keluarga Hermanto!”“Para leluhur akan bangkit dari kubur untuk beri pelajaran sama Papa! Mama juga! Kamu itu pembantu tindak kriminal. Nanti nenek dan nenek buyutku pasti akan mencarimu!”Raut wajah Kevin dan Lyana menjadi muram. Suara mereka terdengar lebih besar.“Yang cepat! Segera bawa pergi anak itu, buang sejauh mungkin! Jangan sampai aku melihatnya lagi!”“Kelak tanpa persetujuanku, jangan biarkan dia menginjak Kediaman Keluarga Hermanto lagi!” Sekujur tubuh para pengawal gemetar. Mereka segera mengangkat Dylan dan melemparnya ke luar! Mereka melempar Dylan sejauh mungkin!Pada jam sembilan malam, Dylan berbaring di atas bangku panjang tepi jalan sembari menjaga setumpukan koper. A

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1306

    Sikap Lyana sangat tegas.“Jangan panggil aku Mama! Mulai sekarang, kita sudah putus hubungan! Kapan kamu bawa kekasihmu ke rumah untuk bahas soal pernikahan, kamu baru panggil aku Mama lagi! Nanti kita baru pupuk kembali hubungan kita!”Usai berbicara, Lyana menjerit, “Kenapa malah terbengong? Ayo, cepat.”Para pengawal tidak mengerti sebenarnya apa yang sedang dilakukan Lyana. Hanya saja, mereka juga tidak berani tidak menuruti ucapan Lyana. Mereka terpaksa berjalan ke sisi Dylan. “Maaf, Tuan Dylan. Kami mesti dengar apa kata Nyonya.”“Berhenti!” perintah Kevin.Kevin memang marah, tetapi Dylan adalah satu-satunya penerus Keluarga Hermanto. Sekarang di hadapan para leluhur, Lyana malah ingin mengusir satu-satunya penerus keluarganya. Bukannya dia sedang bikin masalah?Kevin meraih pergelangan tangan Lyana, lalu menariknya keluar. Dia berdiri di halaman, lalu bertanya dengan suara rendah, “Sebenarnya kamu lagi ngapain? Apa yang Camila katakan sama kamu? Kenapa kamu semarah ini?”“Apa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status