Naomi harus membayar biaya tempat tinggal, makan, dan kebutuhan hidup sehari-hari. Meskipun anak-anak makannya tidak banyak, mereka sedang berada dalam masa pertumbuhan dan tidak mungkin mengikutinya makan roti setiap hari. Mereka harus makan makanan yang bergizi seperti buah, kacang-kacangan, sayur, susu, telur, makanan laut, daging, dan sebagainya.Setelah dihitung-hitung, biaya hidup mereka berempat juga tidak kecil. Uang yang dimiliki Naomi tidak akan cukup untuk menopang kebutuhan hidup mereka terlalu lama. Berhubung tidak memiliki uang, dia pun mulai cemas.Naomi merasa dia harus terlebih dahulu mencari pekerjaan sampingan yang gajinya dibayar per hari. Bagaimanapun juga, dia tidak tahu kapan Caden akan kembali. Tidak mungkin dia baru pergi bekerja setelah uangnya habis. Namun, masyarakat zaman sekarang sangat mementingkan ijazah. Berhubung tidak memiliki ijazah, dia tidak akan bisa melakukan pekerjaan yang disukainya.“Haih ....” Naomi menghela napas dengan tidak berdaya. Di saa
Caden menatap Naomi dengan kening berkerut dan menunjukkan ekspresi yang tidak dapat ditebak. Sementara itu, Steven menyapanya sambil tersenyum, “Halo, Bu Naomi.”Naomi menebak mereka pasti sudah melihat apa yang terjadi. Dia pun menelan ludah dengan susah payah karena merasa agak takut. Namun, sebelum sempat berbicara, tiba-tiba terdengar suara Brian berkata, “Ste ... Steven? Wah, kamu juga datang kemari? Baguslah! Tadi, aku tiba-tiba diserang orang. Cepat bantu aku selidiki siapa pelakunya!”Setelah Jessica menolong Rayden, seluruh Keluarga Senjaya pun ikut keciprat keuntungan. Brian tentu saja mengenal Caden dan Steven. Dari sudut pandangnya saat ini, dia hanya melihat Steven. Jadi, dia pun meminta bantuan pada Steven.Di sisi lain, sudut mulut Naomi tidak berhenti berkedut. Ekspresinya juga terlihat sangat menarik. Dia menatap Steven dengan ekspresi tidak percaya .... Ternyata mereka saling mengenal? Ke ... kenapa dia begitu sial?Steven masih menunggu Caden bersuara. Jadi, Naomi b
Dylan sangat memahami Caden. Dia tahu hanya ada ibu kandung Rayden seorang di hati Caden. Selama ini, Caden benar-benar sangat menjaga diri. Meskipun ada banyak wanita yang mendekatinya, tidak ada seorang pun yang berhasil meluluhkan hatinya. Bahkan Jessica yang sudah berinteraksi dengannya begitu lama juga sama sekali tidak pernah menyentuhnya.Ekspresi Caden pun bertambah muram. Di benaknya, tidak berhenti berputar adegan di mana Naomi berjinjit, lalu menciumnya sambil menarik dasinya.Melihat Caden yang diam saja, Dylan juga tidak bertanya lagi. Dia hanya berkata, “Biarpun kesetiaanmu terhadap ibu kandung Rayden sangat mengharukan, kamu bahkan nggak tahu apa dia masih hidup atau sudah mati. Mungkin juga dia sudah nikah sama orang lain. Kalau sekarang dia sudah punya suami dan anak, juga hidup bahagia, apa kamu tega memisahkan mereka secara paksa?”“Ada banyak cara untuk balas budi, kok. Nggak harus paksakan diri untuk bersama. Buat apa kamu begitu jaga diri? Mungkin saja dia lagi a
Kedua pengawal itu buru-buru menoleh. Namun, sebelum sempat melihat jelas tampang orang itu, mereka sudah diserang dari belakang dan langsung pingsan.Setelah melihat Naomi menghentikan taksi dan pergi, Hayden baru merasa tenang. Jika bukan karena Braden berpesan padanya untuk mengikuti ibu mereka secara diam-diam dan jangan menunjukkan diri selain dalam keadaan terpaksa, dia sudah langsung keluar dari tadi. Beraninya orang-orang ini melukai ibunya, apa mereka sudah bosan hidup? Setelah Naomi pergi, Hayden langsung pergi untuk mencari Jessica. Berhubung kakinya sudah terkilir, Jessica masih belum berdiri dari lantai sampai sekarang. Hayden berlari ke arah Jessica, lalu mulai berteriak dari kejauhan, “Bibi, minggir! Jangan halangi jalan!”Jessica menoleh ke arah datangnya suara dan melihat Hayden sedang berlari ke arahnya dengan kecepatan tinggi. Akan sangat sakit apabila ditabrak anak yang larinya secepat kilat itu. Oleh karena itu, dia pun buru-buru berseru, “Ka ... ka ... kamu pela
Pada saat yang sama, di Vila Maison.Vila yang besar ini terasa sangat dingin. Caden membawakan mie yang dimasaknya sendiri ke kamar Rayden. Saat ini, Rayden masih duduk di depan jendela sambil menatap ke luar. Sosoknya terlihat sangat kesepian.Melihat sosok Rayden yang seperti itu, Caden pun merasa sangat sedih. Dia berjalan menghampiri Rayden dan berkata, “Rayden, ayo makan dulu!”Rayden tidak bergerak dan masih tetap memandang ke luar.Caden menaruh semangkuk mie itu ke meja kecil di hadapan Rayden, lalu berkata, “Kalau kamu nggak makan, Mama akan sedih.”Begitu mengungkit tentang ibu, mata Rayden baru sedikit berbinar. Dia menatap Caden dan bertanya, “Apa kamu rasa Mama akan tahu?”“Tentu saja. Hati seorang ibu dan anaknya selalu terhubung. Dia akan tahu apa yang kamu pikirkan, juga tahu kamu nggak makan.”“Bagaimana kalau perasaan rindu? Apa dia akan tahu aku merindukannya?”“Dia pasti tahu.”“Kalau tahu aku merindukannya, kenapa dia nggak pulang untuk menjengukku?”Begitu menden
Kecelakaan? Begitu mendengar jawaban itu, Jessica langsung merasa tenang. Sepertinya, tebakannya benar. Caden tidak menyukai wanita itu, tetapi wanita itu yang menggoda Caden. Ternyata wanita itu memang adalah wanita penggoda yang tidak tahu diri.Kemudian, Jessica mulai bersandiwara. Dia berkata, “Dia seharusnya salah paham soal hubungan kita. Jadi, dia bawa orang untuk memukulku dan hampir menghancurkan wajahku. Huhuhu ....”Jessica sengaja memutarbalikkan fakta supaya Caden membenci Naomi dan kasihan pada dirinya. Dia akan lebih gembira lagi apabila Caden mematahkan kaki wanita jalang itu demi dirinya. Bahkan dirinya yang sudah berjasa besar bagi Caden juga tidak pernah mencium Caden. Atas dasar apa wanita itu mencium Caden?“Di mana pengawalmu? Memangnya pengawalmu nggak peduli kamu dipukul?” tanya Caden.“Pengawalku juga dilukai orang yang dibawanya. Dia bawa sekelompok orang untuk datang menghajarku. Kalau bukan karena ada orang baik yang menemukan kami dan melapor polisi, mungki
Caden mengerutkan kening dan terdiam sesaat. Setelah itu, dia berkata, “Tarik kembali dana sebesar 100 miliar yang kita investasikan pada Grup Senjaya. Sekalian telepon Jessica dan sampaikan padanya, aku nggak suka dibohongi.”Jessica sudah berulang kali berbohong pada Caden. Apa Jessica menganggapnya bodoh?Steven tahu Caden sudah marah. Dia pun mengangguk dan menjawab, “Oke!”Setelah kembali ke kamar Rayden dirawat, semua kedinginan yang terkandung dalam mata Caden langsung sirna dan digantikan dengan kasih sayang, rasa kasihan, serta ketidakberdayaan. Rayden masih tertidur lelap. Jadi, Caden duduk di sisi ranjang pasien dan mengelus-elus wajahnya dengan lembut.“Mama ...,” gumam Rayden dalam tidurnya.Melihat situasi ini, hati Caden pun bertambah sakit. Dia mengumpat dalam hati, ‘Wanita kejam, kapan kamu mau baru mau pulang? Putramu sangat merindukanmu. Begitu kamu pulang, penyakitnya akan langsung sembuh. Dia itu juga darah dagingmu, apa kamu sama sekali nggak menyayangi ataupun k
Keesokan paginya, Naomi bangun sangat awal hari ini. Dia masih belum mengetahui dirinya sedang dipantau.Begitu melebarkan mata, dia langsung menelepon ke Vila Uwana untuk bertanya apakah Caden sudah pulang atau belum. Namun, dia malah tidak mendapat jawaban yang memuaskan dari ujung telepon. Kepala Naomi sungguh terasa sakit. Entah kapan dia bisa terbebas dari ikatan pernikahan ini?Naomi tidak dapat melihat secercah cahaya sama sekali! Dia tidak menemukan harapan!“Haih ….” Naomi menghela napas. Berhubung masih pagi, Naomi kembali berbaring di atas ranjang sembari mengutak-atik ponselnya. Awalnya dia ingin melacak jejak keberadaan Caden. Alhasil, dia malah menemukan pengumuman pencarian orang hilang. Keluarga Himawan tidak berhasil menemukannya, mereka terpaksa mengunggah pengumuman pencarian orang hilang di internet.Sekarang setiap sosial media dan stasiun televisi sedang menyiarkan berita ini. Hanya saja, tidak terdapat foto dan nama dalam pengumuman tersebut. Mereka hanya menuli
Sekitar 10 menit kemudian, Caden pulang bersama anak-anak.Satu tangan Caden menggendong Baby. Kemudian, tangannya yang satu lagi menenteng tas sekolah Baby.Hari ini Baby mengepang dua rambutnya dengan jepitan kelinci imut. Dia mengenakan terusan tuan putri dengan kaus kaki berwarna putih. Sementara itu, dia mengenakan sepatu kulit dengan mutiara di atasnya. Matanya bulat. Pipinya tembem. Dia memang kelihatan sangat imut. Keempat teman mengenakan kemeja dan celana model sama, dengan memikul tas ransel. Mereka semua kelihatan sangat tampan.Keempat bocah langsung berlari ke gedung utama. Belum sempat mereka memasuki gedung, malah duluan terdengar suara jeritan mereka, “Kakek, Nenek, kami sudah pulang!”Joseph dan Maria sudah menunggu dari tadi. Mereka langsung berjalan menyambut kepulangan anak-anak dengan gembira. “Iya, iya!”Ketika melihat keempat cucu tampan mereka, mereka semakin gembira lagi. Mereka memeluk dan mencium 1 per 1 cucu mereka.Baby yang digendong Caden mengikuti di
Joseph menghela napas panjang, lalu berkata, “Kamu sudah hilang selama 20 tahun. Aku bukan hanya berutang sama kamu, juga berutang sama ibumu. Jadi, aku ingin menggunakan sisa hidupku untuk menemani kalian.”Sebenarnya Joseph memang sudah kepikiran untuk pensiun. Hanya saja, dia menyadari putrinya tidak memiliki bakat dalam soal bisnis.Mengenai menantunya, sebenarnya cukup baik. Namun, namanya juga manusia, pasti bisa berubah!Siapa juga yang bisa menjadi 10 tahun atau 20 tahun lagi, Caden pasti akan mencintai putrinya seperti sekarang? Jadi, dia tidak ingin menyerahkan bisnis pelayarannya kepada Caden. Mereka ingin mewarisi bisnis itu kepada putri mereka.Bagaimanapun, bisnis pelayaran Keluarga Howei dirintis dari nol, tidak ada hubungannya dengan Caden. Bisnis itu bisa dijadikan sandaran putrinya. Dengan begitu, Naomi akan hidup dengan lebih tenang! Setelah dipikir-pikir, Joseph merasa akan lebih cocok jika menyerahkan bisnisnya kepada Braden.Braden adalah orang yang berbakat dalam
Maria bertanya, “Apa karena masalah Nico? Aku dengar dari papamu, pihak sekolah sudah mengeluarkan Nico.”“Iya, masalah Nico sudah berakhir. Kamu dan Papa nggak usah khawatir.”Naomi berjongkok untuk memeriksa denyut nadi Maria. Sekarang kondisi Maria memang sudah lebih stabil. Asalkan tidak menerima pukulan terlalu besar, kondisinya tergolong baik-baik saja.Meski IQ Maria tidak seperti orang normal pada umumnya, kondisinya boleh dikatakan sudah membaik. Setelah memeriksa denyut nadi, Naomi berkata dengan tersenyum, “Mama hebat sekali. Hari ini kondisi tubuh Mama sangat bagus, patut dipuji.”Maria merasa sangat gembira lantaran menerima pujian sang putri. “Aku dengar apa katamu untuk makan, minum obat, dan tidur dengan teratur. Oh, ya, aku juga jalan kaki setelah makan. Papamu bisa jadi saksi mata.”Joseph menyuguhkan makanan ke meja. “Iya, aku bisa jadi saksi mata. Sekarang mamamu patuh sekali. Celine, ayo makan.”“Emm, segera.” Naomi tersenyum, kemudian bersama Maria berjalan ke rua
[ Pria seperti ini biasanya memiliki 2 wajah. Sikap mereka di pagi hari dan malam hari itu berbeda. Biasanya mereka agak dingin di pagi hari. Kemudian, mereka akan lebih membara di malam hari! Mengenai hal ini, seharusnya Naomi lebih berpengalaman. Pak Caden juga tergolong cowok dingin. ]Detak jantung Naomi berdetak kencang ketika mendengarnya. Tubuhnya terasa panas. Tiara malam memastikan.[ Naomi, apa benar seperti itu? Apa Pak Caden sangat panas di malam hari? ]Naomi tidak tahu harus berkata apa. Dia menelan air liurnya. Beberapa saat kemudian, dia baru membalas.[ Dia memang agak beda kalau di malam hari. ]Camila menimpali.[ Tiara, kamu dengar apa kataku saja. Aku memang cuma pernah tidur sama Leon, tapi wawasanku luas! Percaya sama aku, pasti nggak bakal salah. Cepat pilih 1 pakaian untuk kamu sendiri! ]Kemudian, Camila memanggil Naomi lagi.[ Kamu mesti lebih cepat lagi. Suamimu akan ulang tahun di akhir bulan. ]Naomi dengan malu mengeklik foto tersebut. Setelah melihatnya,
Berhubung suasana hati istrinya bagus, suasana hati Caden semakin bagus lagi!Caden kelihatan sangat lembut. “Nggak usah. Kamu cukup tunggu aku di rumah saja. Setelah sampai rumah nanti, aku mau tagih hadiah.”Naomi terdiam sejenak. Dia kepikiran dengan bisikan Caden sebelumnya. Dia pun langsung merasa malu. “Aku … tutup dulu.”Tanpa menunggu balasan Caden, Naomi langsung mengakhiri panggilan.Caden melamun sembari menatap ponselnya. Senyuman bodoh terlukis di wajahnya.Lagi-lagi Steven melirik Caden dari kaca spion tengah. Dia benar-benar tidak bisa menahan dirinya untuk menyindir Caden. “Kak Caden, kamu sudah berubah! Dulu kamu itu seekor serigala, sekarang kamu menjadi seekor siluman rubah yang sangat genit.”Caden mengangkat kelopak matanya, lalu melirik Steven dengan dingin.Saat merasakan tatapan dingin dari belakang punggung, Steven baru tahu ternyata dirinya sudah terlalu terus terang. Jika mengatakan Raja Neraka sebagai siluman rubah, Raja Neraka pasti akan marah! Untung saja
Mereka menggertakkan gigi dan mengepalkan tangan mereka. Lantaran merasa sangat marah, mereka malah tidak berbicara sama sekali.Pria sejati mesti mengakui kekalahan. Kali ini, mereka telah kalah!…Setelah Caden mengganti pakaian dan meninggalkan balai seni bela diri, Steven bertanya, “Hayden dan Master juga datang. Gimana kalau kita ajak mereka pulang bersama?”Usai mendengar, Caden juga tidak merasa kaget. Dengan karakter Hayden, dia pasti akan datang untuk menyaksikan keramaian.“Nggak usah. Mereka nggak suka naik mobil. Biar mereka pulang sendiri saja.”Steven menyalakan mesin mobil, memutar setir mobil meninggalkan balai seni bela diri.“Tadi direktur sekolah telepon. Katanya kebetulan dia lagi ada urusan di luar, dia juga baru tahu kejadian di taman kanak-kanak. Dia mengakui kesalahannya, lalu bertanya luka Rayden dan Jayden. Pihak sekolah bersedia untuk menanggung semua akibatnya. Dia juga bilang dia sudah bertanya dari banyak guru dan murid. Nico memang bermasalah. Dia suka me
Tatapan Master penuh dengan rasa kagum. Seorang anak laki-laki memang mesti kuat!Hayden memang nakal, tetapi dia memiliki integritas yang luar biasa. Masa depannya sangat cemerlang!Arah dunia seni bela diri di dunia ini sudah melenceng. Butuh seseorang untuk menegakkannya kembali. Master Bercodet dan Kakek Kedua sudah tidak berkesempatan lagi. Jadi, dia menaruh harapan di diri Hayden!Tiba-tiba terdengar suara siul dari bawah pentas. Pertandingan resmi dimulai.Di bagian penonton, suara petarung Negara Thaima sangat kuat. “Pukul! Pukul! Bunuh dia! Bunuh!”Petarung dari Negara Timur juga ikut bersemangat. Dia menggertakkan giginya sembari berkata, “Semangat! Semangat!”Tadi dia baru saja bertengkar, sekarang dia sungguh berharap teman satu negaranya bisa menang!Di atas arena, Dicky memamerkan ototnya sembari menggerakkan kepalanya. Dia berjalan selangkah demi selangkah ke hadapan Caden. Ketika melihat Caden yang kurus kering itu, dia pun menyindir, “Dasar pengecut!” marah Dicky, lalu
Ekspresi meremehkan itu memancing emosi Nico. Dia menggertakkan gigi gerahamnya dengan emosi tinggi. Orang di aula seni bela diri berkata, “Dia arogan sekali. Jangan-jangan dia benar-benar bisa seni bela diri? Tapi, aku sudah mencari semua urutan petarung terhebat di Negara Carika, namanya nggak ada di atas sana. Nggak ada satu pun master dari Keluarga Pangestu!”Ayahnya Nico berkata, “Pebisnis Carika memang arogan. Mereka kira mereka jago dalam mencari uang, jadi mereka bisa menjadi yang terhebat di semua industri. Heh!”Dia memang meremehkan Caden. Alasan ayahnya Nico menyebarluaskan kabar Caden hebat adalah demi mengangkat reputasinya saja. Semakin kuat saingan, dia baru akan kelihatan semakin hebat lagi.Ayahnya Nico tidak tahu bahwa dia hanyalah sebuah pion saja. Seandainya bukan demi memancing orang di belakang, Caden juga tidak akan memberinya kesempatan untuk berduel dengannya.Pada saat ini, ayahnya Nico yang bernama Dicky juga berjalan ke atas arena pertandingan. Dia membawa
Selebgram itu sampai berlinangkan air mata.“Aku melihat seorang ayah dan suami yang mulia, melihat seorang petarung yang begitu mulia, dan juga melihat warga negara yang begitu mencintai negaranya!”Semua orang Negara Thaima di tempat juga semakin antusias lagi. Mereka berteriak dengan penuh semangat, bersorak mendukung Nico.Di dalam arena, ada juga petarung dari area Timur. Mendengar kata-kata itu, dia hanya mencibir dan mengingatkan, “Karena ini hanya pertandingan persahabatan, jangan membawa nama bangsa. Kalian hanya mewakili diri sendiri, jangan mengaitkannya dengan negara. Jangan merusak hubungan baik antara kedua negara.”Mendengar itu, ayah Nico langsung mengernyitkan keningnya.Beberapa petarung Thaima yang lebih frontal. Mereka segera mengarahkan kemarahan mereka kepadanya.Ada yang memaki-maki, ada yang mengacungkan jari tengah, bahkan ada yang langsung mendorong dan menyentuhnya dengan sengaja.Petarung muda dari Timur yang masih penuh semangat dan emosi, langsung membalas