Share

Bab 5

Penulis: Erlina
Saat melihat Naomi, ada kilatan aneh yang juga melintasi mata Caden. Dia bereaksi seperti itu bukan karena Naomi sangat cantik, melainkan merasa Naomi lumayan familier ....

Caden merasa seperti pernah bertemu dengan Naomi sebelumnya. Namun, setelah mengamati Naomi dengan saksama, dia tetap tidak ingat di mana mereka pernah bertemu. Setelah itu, dia pun berjalan ke depan meja rapat dan duduk dengan ekspresi dingin.

Saat melihat tatapan membunuh Naomi, Caden mau tak mau mengerutkan keningnya. Putra Naomi sudah merusak mobilnya, tetapi Naomi bukannya meminta maaf, malah menatapnya dengan tatapan seperti sedang memelototi musuh. Meskipun berperawakan kecil, Naomi benar-benar bernyali seperti putranya.

“Kenapa kamu suruh anakmu merusak mobilku?” tanya Caden. Dia langsung menyalahkan Naomi atas perbuatan Hayden.

Naomi masih mengepalkan tangannya dan memelototi Caden. Berhubung terlalu emosi, seluruh tubuhnya pun gemetar. Begitu mendengar ucapan Caden, dia merasa agak bingung. Apa pria itu tidak mengenalinya? Apa bajingan ini tidak melihat jelas wajahnya malam itu? Jangan-jangan, bajingan ini sedang berpura-pura tidak mengenalinya?

Hanya saja, Naomi tidak tahu apakah pria di hadapannya ini benar-benar adalah pria bajingan dari malam itu atau bukan. Jadi, dia juga tidak berani bertindak gegabah. Setelah berusaha menenangkan diri, dia bertanya, “Ka ... kamu nggak kenal aku?”

“Nggak.”

“Nggak?”

“Kamu rasa aku seharusnya kenal sama kamu?”

Naomi pun terdiam. Ada apa ini sebenarnya? Caden benar-benar sangat mirip dengan Braden dan Hayden. Meskipun tidak 100% mirip, tingkat kemiripan mereka setidaknya mencapai 80%. Namun, Caden malah berkata tidak mengenalinya dan sepertinya memang bukan sedang berbohong. Selain itu, suara Caden juga tidak begitu mirip dengan pria bajingan itu.

Setelah mengamati Caden sesaat, Naomi akhirnya menenangkan dirinya. Bagaimanapun juga, ada banyak orang yang mirip di dunia ini. Dia mengerutkan keningnya dan berencana untuk terlebih dahulu menyelesaikan masalah di depan mata.

“Kalau nggak kenal aku, buat apa kamu menangkapku kemari? Tindakanmu ini melanggar hukum, tahu!” seru Naomi.

Ekspresi Caden pun menjadi muram. Sementara itu, Steven berkata, “Bosku sudah bilang, karena anakmu merusak mobilnya.”

“Apa?” Naomi merasa tidak percaya dan bertanya, “Apa kalian nggak salah? Kami ini penduduk luar kota dan baru tiba di Jawhar hari ini. Mana mungkin anakku sempat merusak mobilmu? Kami ....”

“Kasih dia lihat rekaman CCTV-nya!” sela Caden dengan tidak sabar.

Selanjutnya, proyektor di ruang rapat mulai memutar kejadian yang terjadi di stasiun kereta api tadi. Meskipun Hayden mengenakan masker, Naomi bisa langsung mengenalinya. Dia tidak melihat jelas bagaimana Hayden meledakkan ban mobil Caden, tetapi goresan yang tertinggal di mobil itu memang adalah hasil karya Hayden.

“Ini ... aku .... Maaf, aku nggak tahu ada kejadian seperti ini. Anak yang pakai masker itu memang adalah putraku. Tapi, dia sangat patuh dan nggak mungkin menggores mobilmu tanpa alasan,” ujar Naomi.

Caden tidak berhenti mengamati ekspresi Naomi dan merasa Naomi memang bukan sedang berbohong. Setelah terdiam sejenak, dia bertanya, “Kamu nggak tahu putramu tahu cara main bahan peledak?”

“Main bahan peledak? Kamu pasti salah paham. Itu bukan bahan peledak, melainkan kembang api skala kecil. Putra keduaku itu sangat suka bermain kembang api bersama kakek buyutnya. Sebelum kami datang ke Jawhar, kakek buyutnya memang memberikan sedikit kembang itu kepadanya. Maaf, aku nggak tahu kekuatannya sehebat itu. Kalau nggak, aku nggak mungkin membiarkannya membawa kembang api itu,” jawab Naomi dengan ekspresi tulus.

Setelah mengamati Naomi sesaat, Caden pun memercayai kata-katanya. Kembang api dan bahan peledak memang menggunakan prinsip yang sama. Selain itu, kembang api memang berbahaya dan banyak pengrajin tua di desa yang memiliki keterampilan bagus dalam bidang ini. Apalagi, menurut penyelidikan Steven, mereka sekeluarga juga hanyalah orang biasa dan tidak mungkin mampu mencelakainya.

Berhubung merasa dirinya berpikir kejauhan, Caden akhirnya melepaskan seluruh kekhawatirannya dan tidak lagi tertarik pada Naomi. Dia pun berkata pada Steven, “Kamu tangani saja masalah ini.”

Setelah itu, Caden membaca pesan di ponselnya dan tidak lagi menghiraukan Naomi.

Di sisi lain, Steven sudah terlebih dahulu menyiapkan surat berisi kesepakatan pembayaran kompensasi. Dia mengeluarkan surat itu dan berkata, “Bu Naomi, berhubung sudah mengakui itu memang anakmu dan buktinya juga sangat kuat, kamu harus bayar kompensasinya.”

Seorang wanita yang membesarkan anak sendiri memang sangat kasihan. Namun, ini juga bukanlah alasan untuk mengampuninya. Lagi pula, Caden bukan seorang dermawan. Mana mungkin dia mengampuni orang yang sudah merusak mobilnya yang bernilai 100 miliar?

Anak-anak bisa melakukan kesalahan karena orang tua salah mendidiknya. Jadi, itu adalah konsekuensi yang harus ditanggung Naomi sebagai ibu yang tidak mendidik anaknya dengan baik.

Saat ini, Naomi terlihat serius. Meskipun tahu Hayden tidak mungkin merusak mobil orang tanpa alasan, Hayden tetap bersalah karena sudah merusak mobil orang dengan sengaja. Dia pun tersenyum menyesal dan bertanya, “Be ... berapa banyak kompensasi yang diinginkannya?”

“Seratus miliar.”

“Apa?” Naomi langsung meninggikan suaranya dan berseru, “Seratus miliar? Kenapa dia nggak langsung rampok orang saja!”

Begitu mendengar seruan Naomi, Steven langsung terkejut, sedangkan Caden yang sedang membalas pesan juga terdiam.

“Kalau kamu nggak mau selesaikan masalah ini secara pribadi, sebaiknya kita lapor polisi saja,” kata Caden dengan tidak senang.

Naomi buru-buru menjawab, “Jangan!”

Saat ini, buktinya sangat kuat dan merugikan Hayden. Jika Caden lapor polisi, polisi pasti akan menangkap Naomi yang merupakan wali Hayden. Bagaimana dengan nasib anak-anaknya apabila dia dijebloskan ke penjara?

“A ... apa harga mobil itu memang mencapai 100 miliar?”

“Emm, itu adalah harga pasaran mobil itu saat ini.”

Naomi menerima dokumen dari Steven dan membacanya. Setelah itu, sudut mulutnya pun berkedut. Dia berkata, “A ... aku bukan nggak mau selesaikan masalah ini secara pribadi. Tapi, aku nggak punya uang sebanyak itu. Apa biaya kompensasinya bisa dikurangi?”

Berhubung tidak berani membuat keputusan seenaknya, Steven pun melirik Caden.

Caden menatap Naomi dan bertanya dengan ekspresi dingin, “Berapa banyak uang yang bisa kamu bayar?”

Naomi menjawab dengan terbata-bata, “A ... apa 10 juta cukup?”

Begitu mendengar ucapan Naomi, Caden dan Steven pun terdiam. Bagaimanapun juga, 10 juta masih berbeda sangat jauh dari 100 miliar.

“Serahkan saja masalah ini pada pihak polisi!” perintah Caden. Kemudian, dia langsung bangkit dan hendak pergi. Sangat jelas bahwa dia tidak ingin menghabiskan waktu dengan Naomi lagi.

Naomi pun merasa panik dan buru-buru menghentikannya. “Tunggu dulu!”

Namun, Caden tidak menghiraukannya dan lanjut berjalan ke arah luar. Naomi pun menggertakkan gigi dan memberanikan diri untuk berseru, “Boleh saja kalau kamu mau aku bayar uang itu! Tapi, kamu buka dulu!”

Caden tidak mengerti maksud Naomi. Dia pun menghentikan langkahnya dan bertanya, “Buka apa?”

“Buka jas dan kemejamu!”

Begitu mendengar ucapan Naomi, Caden pun terdiam.

Sementara itu, Steven dan orang lainnya merasa sangat terkejut. Ada banyak wanita yang ingin merayu presdir mereka, tetapi ini adalah pertama kalinya ada orang yang begitu jujur dan langsung menyuruh presdir mereka membuka bajunya. Terlebih lagi, Naomi melakukan semua ini di depan umum. Ternyata, wanita ini bukan hanya cantik, juga sangat garang.

Caden menggertakkan giginya dan ekspresinya terlihat luar biasa suram. Dia menatap Naomi, lalul berkata sambil menekankan kata-katanya, “Apa kamu tahu apa yang kamu katakan?”

Naomi tanpa sadar menelan ludah setelah melihat tatapan membunuh Caden. Namun, dia tetap memberanikan diri untuk menjawab, “Aku bilang, aku akan bayar uang itu, tapi kamu buka dulu bajumu.”

Naomi tidak mungkin mampu membayar kompensasi sebesar 100 miliar. Namun, dia juga tidak akan terima dijebloskan ke penjara. Jadi, dia harus memastikan apakah Caden adalah pria bajingan waktu itu. Jika Caden memang adalah orangnya, dia akan menggunakan insiden malam itu untuk membuat Caden membatalkan pembayaran kompensasi 100 miliar ini.

Dulu, pria itu sendiri yang berjanji akan membuatnya menjadi wanita paling bahagia dan dihormati di dunia ini. Namun, Naomi tidak membutuhkan janji itu. Dia hanya ingin mengakhiri masalah ini. Mengenai anak-anaknya ... pria itu juga tidak tahu bahwa dia telah melahirkan anaknya sehingga tidak mungkin berebut hak asuh dengannya.

Setelah bercerai dengan Caden, Naomi akan segera membawa anak-anaknya meninggalkan Kota Jawhar supaya pria bajingan itu tidak bisa menemukannya.

Komen (7)
goodnovel comment avatar
July Elly
caden lupa dengan masa lalunya
goodnovel comment avatar
Yusuf Tafseer
lebay mobil apaan 100 miliar apalagi cuma ban mobilnya dan catnya yang gores kenapa Author nya LEBAY
goodnovel comment avatar
Simah Sitepu
kamu harus berani Naomi mengatakan yg sebenarnya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 6

    Sangat jelas bahwa Caden telah menyalahartikan maksud Naomi. Dia merasa Naomi sedang merayunya di depan umum. Dia pun memaki, “Dasar nggak tahu malu!”Naomi membelalak dan tahu bahwa Caden telah salah paham. Dia buru-buru menjelaskan, “Kamu salah paham. Aku cuma mau lihat ....” (Apa ada bekas gigitan di bahumu atau nggak!)Setelah pingsan dulu, Naomi sempat tersadar lagi karena kesakitan. Jadi, dia pun menggigit bahu pria itu dengan kuat. Dengan kekuatan seperti itu, gigitannya pasti akan meninggalkan bekas di kulit orang normal. Apabila ada bekas gigitan di bahu Caden, dia sudah bisa membuktikan bahwa Caden adalah pria bajingan itu. Namun, sebelum Naomi menyelesaikan kalimatnya, ponsel Caden tiba-tiba berdering. Dia pun mengangkat teleponnya dan bertanya, “Ada apa?”Entah apa yang dikatakan orang di ujung telepon sehingga membuat ekspresi Caden berubah drastis. Kemudian, terdengar Caden menjawab, “Aku akan segera pulang.”Setelah memutuskan sambungan telepon, Caden langsung pergi den

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 7

    “Rayden ....”“Kamu keluar saja. Aku mau tenangkan diri.”Caden merasa tidak berdaya dan hanya bisa meninggalkan Rayden untuk sementara. Begitu keluar dari kamar, ekspresinya langsung berubah. Baru saja dia hendak pergi ke rumah Jessica, Jessica yang berlinang air mata tiba-tiba muncul di ruang tamu lantai 1.Begitu melihat Caden keluar dari kamar Rayden, Jessica buru-buru menghampirinya dan bertanya dengan penuh perhatian, “Caden, bagaimana keadaan Rayden?”Ekspresi Caden sangat dingin, tetapi dia tidak langsung meluapkan emosinya. Bagaimanapun juga, Jessica adalah penyelamat Rayden. Dulu, Jessica yang menemukan Rayden di depan pintu sehingga berhasil menyelamatkan nyawanya. Caden pernah curiga apakah benar ada kejadian yang begitu kebetulan? Dia sempat berpikir mungkin saja demi mendekatinya, Jessica menyembunyikan ibu kandung Rayden, lalu sengaja meletakkan Rayden yang baru lahir di depan pintunya dan berpura-pura menyelamatkan Rayden agar dia merasa berterima kasih pada Jessica. D

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 8

    Pada saat yang sama, Naomi sudah dibawa ketiga putranya kembali ke tempat tinggal baru.Beberapa saat yang lalu, Braden, Hayden, dan Jayden yang sudah selesai mandi langsung merasa sangat khawatir karena tidak menemukan Naomi. Apalagi, pintu kamar juga dalam keadaan menganga. Braden pun segera memeriksa rekaman CCTV dan menyadari bahwa Naomi ditangkap orang. Oleh karena itu, dia buru-buru menyusun rencana untuk menyelamatkan Naomi.Saat ini, Naomi masih tidak tahu bahwa dirinya sebenarnya ditolong oleh ketiga putranya sehingga masih merasa agak takut. Begitu mendengar suara alarm tadi, dia buru-buru berlari ke arah pintu dan pintunya ternyata sudah tidak terkunci. Kemudian, dia memanfaatkan kesempatan itu untuk berlari turun dan langsung bertemu ketiga putranya. Setelah itu, mereka berempat segera menghentikan sebuah taksi dan melaju pulang.Setelah menenangkan diri, Naomi bertanya, “Kenapa kalian bertiga bisa tiba-tiba muncul di sini?”Braden menjawab, “Karena Mama nggak ada di rumah

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 9

    Ada beberapa baris kata yang tiba-tiba muncul di layar komputer.[ Masalah hari ini hanyalah peringatan. Kalau kamu masih berani menindas wanita itu, aku akan mencarimu lagi! Pak Caden, berhati-hatilah! ]Semua karyawan Grup Pangestu langsung geger setelah membaca pesan di layar komputer. Mereka tiba-tiba lupa diri mereka sedang berada di mana dan mulai bergosip.“Gila! Ternyata, komputer kita tiba-tiba bermasalah karena ulah orang? Siapa yang begitu hebat hingga mampu membobol sistem keamanan komputer Grup Pangestu? Selain itu, dia juga berani memperingati Pak Caden untuk berhati-hati!”“Di ... di ... dia juga bilang Pak Caden menindas seorang wanita!”Di dalam kantor presdir, Caden memelototi layar komputernya dengan ekspresi yang sangat suram. Steven merasa ruangan ini seolah-olah akan segera meledak, tetapi tetap memberanikan diri untuk berkata, “Kak Caden, ja ... jangan marah. Ini hanyalah tuduhan yang nggak berdasar. Kami semua tahu jelas mengenai karaktermu. Kamu ....”“Di mana

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 10

    Entah apa yang dikatakan Naomi, Calvin pun akhirnya berjalan ke sisinya setelah beberapa menit. Kemudian, Calvin memeluk lehernya dan menangis dengan membenamkan kepalanya di bahu Naomi. Naomi menggendong Calvin dan berjalan ke taman sebelah. Setelah duduk, dia mulai mengobrol dengan Calvin.Setengah jam kemudian, Calvin pun tertidur di pelukannya. Melihat situasi ini, orang tua Calvin baru berjalan mendekat dan berkata dengan sangat terkejut, “Setiap kali penyakit anak ini kambuh, dia harus disuntik dengan obat penenang baru bisa tenang. Tak disangka, dia juga bisa tenang tanpa pakai obat.”Naomi menjawab, “Penyakit bipolar pada dasarnya adalah gangguan psikologis. Obat-obatan hanya bisa membantu, tapi yang terpenting itu tetap mencoba berbicara dengannya dan masuk ke dunia mentalnya.”Saat berbicara, Naomi mengeluarkan pena dan kertas dari tasnya, lalu menuliskan beberapa nama bahan obat tradisional. Setelah itu, dia melanjutkan, “Kalau kalian percaya, masaklah obat-obat ini dan camp

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 11

    Semua amarah dan kesedihan yang sudah dipendam Naomi akhirnya meluap. Dia pun mulai menangis sambil berseru, “Kenapa kamu begitu keterlaluan? Apa kamu merasa hidupku masih belum cukup menyedihkan? Apa sebenarnya maumu? Apa kamu mau mencelakaiku lagi?”Melihat Naomi yang menangis, Caden pun tercengang. Dia tiba-tiba teringat ibu kandung Rayden yang menangis di bawah tindihannya malam itu. Pada saat itu, lampu dalam ruangan tidak menyala sehingga Caden tidak melihat jelas wajahnya. Apalagi, otaknya juga sangat kabur karena sudah dibius. Dia bahkan tidak mengingat jelas suara wanita itu. Namun, saat mencium sudut mata wanita itu, dia menemukan air mata yang tidak berhenti mengalir.Caden tidak tahu kenapa dirinya bisa teringat wanita itu saat melihat Naomi menangis. Namun, perasaan kasihan dan simpati tiba-tiba muncul di hatinya. Dia bahkan hendak mengulurkan tangan untuk menyeka air mata Naomi.Hanya saja, pada detik selanjutnya, Caden tiba-tiba mengerutkan keningnya lagi. Naomi bukan wa

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 12

    Naomi pun merasa panik dan berseru, “Yang kubilang itu kenyataan, tapi kamu nggak percaya. Apa sebenarnya yang mau kamu dengar? Kamu mau aku bilang apa? Aku nggak berniat untuk mendekatimu dan nggak ada juga yang beri aku perintah. Kalau bisa, aku malah ingin menjauh darimu dan nggak mau bertemu denganmu lagi selamanya!”Caden menjawab dengan ekspresi kelam, “Bukannya kamu nggak kenal sama aku? Kalau begitu, kenapa kamu mau menjauhiku dan nggak mau bertemu denganku lagi selamanya? Memangnya ada dendam di antara kita?”Naomi menyadari dirinya sudah keceplosan. Dia pun merasa panik untuk sesaat, lalu membantah, “Nggak, kok!”“Kalau begitu, apa maksudmu tadi?”“A ... aku merasa kamu sangat jelek dan nggak ingin ketemu sama kamu lagi. Begitu melihatmu, aku langsung teringat raja neraka. Makanya, aku ingin menjauhimu.”Caden pun terdiam. Sementara itu, berhubung pintu mobil terbuka, beberapa pengawal yang berdiri di sisi mobil juga mendengar ucapan itu dan menunjukkan ekspresi yang sangat

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 13

    Naomi harus membayar biaya tempat tinggal, makan, dan kebutuhan hidup sehari-hari. Meskipun anak-anak makannya tidak banyak, mereka sedang berada dalam masa pertumbuhan dan tidak mungkin mengikutinya makan roti setiap hari. Mereka harus makan makanan yang bergizi seperti buah, kacang-kacangan, sayur, susu, telur, makanan laut, daging, dan sebagainya.Setelah dihitung-hitung, biaya hidup mereka berempat juga tidak kecil. Uang yang dimiliki Naomi tidak akan cukup untuk menopang kebutuhan hidup mereka terlalu lama. Berhubung tidak memiliki uang, dia pun mulai cemas.Naomi merasa dia harus terlebih dahulu mencari pekerjaan sampingan yang gajinya dibayar per hari. Bagaimanapun juga, dia tidak tahu kapan Caden akan kembali. Tidak mungkin dia baru pergi bekerja setelah uangnya habis. Namun, masyarakat zaman sekarang sangat mementingkan ijazah. Berhubung tidak memiliki ijazah, dia tidak akan bisa melakukan pekerjaan yang disukainya.“Haih ....” Naomi menghela napas dengan tidak berdaya. Di saa

Bab terbaru

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1206

    Seolah-olah dikejutkan oleh sesuatu, binatang-binatang dalam hutan terlihat ketakutan dan berlarian ke segala arah. Burung-burung yang bertengger di atas pohon tidak berhenti berkicau, lalu mengepakkan sayap dengan cepat untuk terbang ke langit. Situasi seperti ini terkesan seperti ada banjir atau binatang buas di sekitar.Caden, Braden, Hayden, dan Rayden pun mengerutkan kening secara serentak. Master juga mengerutkan kening dan menatap ke sekeliling dengan penuh waspada. Sementara itu, Naomi melindungi Jayden dan Baby dengan ekspresi cemas. Suasananya terasa sangat tegang dan berbahaya. Tiba-tiba .... “Dor!”Terdengar suara tembakan senapan yang dilengkapi alat peredam dari dalam hutan. Kemudian, seekor burung yang bulunya warna-warni jatuh dari langit dan mendarat di samping mereka.Burung itu terlihat sangat cantik dan seharusnya adalah spesies langka. Namun, kepalanya sudah hancur dan mengalirkan darah karena tertembak. Keadaannya terlihat sangat tragis.Sekelompok orang itu lan

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1205

    Hayden juga telah menyadari keberadaan ular berbisa itu. Namun, sebelum dia sempat bertindak, ada orang yang sudah mendahuluinya. Master tidak mengikuti mereka datang ke Kota Hedem, tetapi juga telah tiba di tempat ini. Master yang membunuh ular berbisa itu.Hayden melirik ke sebelah kiri dan diam-diam merasa terharu. Orang yang melindungi keluarganya adalah temannya. Jika master bisa mengesampingkan dendamnya dengan gurunya, Hayden pasti akan berteman dengannya. Namun, jika master melukai gurunya ....Hayden hanya mengerutkan keningnya. Dia tidak pergi menyapa master, melainkan menyusul Naomi dan Baby. Ketika mereka kembali, Caden, Braden, dan Rayden sudah selesai mendirikan tenda. Ketiga orang itu sedang mencuci tangan di tepi sungai.Melihat suaminya yang begitu terampil, Naomi diam-diam memuji dalam hati, ‘Mau cari suami harus yang begini! Berkelas, tapi nggak lemah! Selain jago berbisnis, dia juga bisa masak!’Berhubung masih belum tiba di area hutan yang dalam, Naomi sekeluarga m

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1204

    Seusai sarapan, Naomi sekeluarga pun berangkat. Kali ini, mereka bepergian tanpa pengawal.Ketika baru masuk ke gunung, Naomi sekeluarga berjalan menelusuri sebuah jalan setapak. Jalan itu tidak lebar, tetapi mudah dilewati.Hayden dan Putih berada di paling depan untuk membawa jalan. Hayden terlihat bagaikan seekor monyet dan sangat gembira. Baby dibesarkan dan sangat dimanjakan Samuel. Staminanya kurang bagus. Baru berjalan beberapa saat, dia sudah kelelahan. Caden yang membawa tas ransel pun membiarkan Baby duduk di pundaknya. Dia memiliki energi dan stamina yang kuat.Ketika tiba di pintu masuk area terlarang, waktu sudah sore. Naomi membaca papan petunjuk dengan saksama dan bertanya, “Hayden, kamu yakin masuk dari sini?”Hayden mengangguk. “Paling aman masuk dari sini. Lagian, setelah masuk, akan ada area yang permukaannya datar. Kita bisa dirikan tenda dan bermalam di sana.”Hayden sudah terlebih dahulu masuk dan menjelajahi area itu.Naomi mengangguk dan berujar, “Oke. Ayo jalan

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1203

    Keesokan pagi, Naomi sudah bangun sebelum matahari menyingsing. Caden tidak berada di sisinya, entah ke mana dia pergi. Naomi pun pergi menyikat gigi dan mencuci wajah, lalu berjalan keluar dari kamar.Caden sedang duduk di halaman dan berbicara di telepon. Dia yang mengenakan setelan olahraga memegang ponsel dengan sebelah tangan dan menaruh sebelah tangannya lagi ke saku celana. Penampilan Caden ini terlihat sangat berbeda dengan penampilan biasanya. Saat ini, dia terlihat lebih santai, tetapi tetap memancarkan wibawa yang kuat. Wibawanya berasal dari dalam dirinya, bukan dari pakaiannya.  Jadi, tidak peduli apa yang dipakainya, dia tetap terlihat tampan dan berwibawa.Saat merasakan dirinya ditatap oleh orang, Caden pun menoleh. Dia menatap Naomi dengan sangat lembut. Naomi juga sudah mengganti pakaiannya dengan setelan olahraga. Dia mengisyaratkan Caden untuk lanjut berbicara di telepon sebelum berjalan masuk ke dapur.Koki penginapan sedang membuat sarapan. Setelah berbicara deng

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1202

    “Rayden, kebahagiaan orang datang dari 2 tempat, yang satu dari luar, yang satu lagi dari dalam diri sendiri. Meski hidup Mama penuh dengan liku dan Mama juga sudah mengalami banyak kesulitan, kehidupan Mama dan saudara-saudaramu selama di gunung itu sangat gembira.”“Kehidupan di gunung memang nggak sebagus kehidupan di kota, tapi kami benar-benar bahagia. Jadi, Rayden nggak perlu merasa sedih karena merasa Mama hidup menderita.”Naomi mengelus rambut Rayden dan melanjutkan, “Tapi, Mama terharu banget karena Rayden begitu perhatian sama Mama. Sekarang, Mama sudah makin bahagia.”Bibir Rayden bergerak, tetapi tidak ada suara yang keluar. Saat ini, penyakit mental Rayden sudah jauh lebih baik. Namun, dibandingkan dengan Braden, Hayden, dan Jayden, dia masih jauh lebih diam. Di antara semua anak, dia yang paling pendiam.Naomi menyentuh wajah Rayden dengan lembut, lalu memeluknya. “Mama sayang banget sama Rayden.”Rayden menepuk-nepuk punggung Naomi seperti orang dewasa yang menghibur an

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1201

    Hanya saja, siapa sebenarnya kakek dan nenek itu?Menurut logika, meskipun tidak kenal, Caden seharusnya pernah mendengar tentang tokoh pemimpin berbagai industri yang masih hidup. Namun, setelah mendengar cerita Naomi, dia masih tidak dapat menebak identitas orang-orang itu.Melihat Caden yang mengerutkan kening, Naomi mengira dia merasa gugup dan menghibur, “Kamu nggak usah gugup. Nenek dan para kakek sangat bersahabat. Mereka memperlakukan aku dan anak-anak layaknya keluarga. Mereka juga pasti akan memperlakukanmu layaknya keluarga.”Caden mengesampingkan pemikirannya dan bertanya, “Emm. Apa pekerjaan mereka sebelum hidup menyendiri?”“Ya cuma rakyat biasa. Waktu kumpul bersama, topik yang paling sering mereka obrolkan itu tentang bercocok tanam. Mereka semua sangat suka bercocok tanam.”Caden tidak lagi berbicara.Tanpa terasa, Naomi sekeluarga sudah tiba di bandara. Pesawat pribadi Caden juga sudah siap untuk terbang. Dua jam kemudian, mereka tiba di Kota Hedem. Baru saja mereka t

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1200

    “Putih bukan sekadar hewan peliharaan Hayden. Mereka itu lebih mirip saudara kandung. Bahkan Braden dan Jayden juga nggak menganggap Putih sebagai hewan peliharaan. Putih itu bagian dari keluarga kita,” jawab Naomi sambil tersenyum lembut.Tatapan Caden juga melembut. Pantas saja hubungan Putih dan Caden begitu dekat. Ternyata mereka itu saudara sehidup semati.“Kakek buyut kedua? Gurunya Hayden?”“Emm, aku panggil dia Kakek Kedua.”Dulu, Naomi tidak mungkin menceritakan tentang kehidupannya di gunung kepada Caden. Meskipun mereka saling mencintai, dia juga tidak akan menceritakannya. Sekarang, dia akan membawa Caden menemui kakek dan nenek. Jadi, dia tidak perlu menyembunyikannya lagi.“Sifat Braden mirip sama Kakek Pertama, jadi dia lengket sama Kakek Pertama. Sifat Hayden mirip sama Kakek Kedua, jadi dia lengket sama Kakek Kedua. Kalau sifat Jayden lebih mirip sama Kakek Ketiga, jadi dia lengket sama Kakek Ketiga. Aku lebih banyak habiskan waktu sama Nenek.”Caden bertanya, “Ada 1 n

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1199

    Semua orang pun menoleh ke arah Hayden secara serentak. Sebelum Hayden sempat menjawab, Putih sudah terlebih dahulu muncul dan menjulurkan lidahnya. Kemudian, ia melompat ke bahu Naomi dan mengeluskan kepalanya ke dagu Naomi.Putih seolah-olah ingin berkata, ‘Jangan khawatir, ada aku!’Hayden menjawab dengan yakin, “Mama tenang saja. Aku dan Putih pasti bisa temukan jalan pulang.”Rayden bertanya dengan penasaran, “Di hutan kan nggak ada jalan yang jelas. Kok kamu bisa ingat jalan pulang?”“Kita nggak ingat, tapi binatang-binatang di sana ingat. Mereka itu agen intelijenku dan Putih,” jawab Hayden dengan sangat bangga.Rayden bertanya dengan terkejut, “Kamu ngerti bahasa semua binatang?”Hayden tertawa dan menjawab, “Bukan begitu. Aku cuma sudah berinteraksi lama dengan mereka, jadi aku bisa analisis apa yang mau mereka ungkapkan dari bahasa tubuh mereka. Kayak aku dan Putih. Begitu Putih kasih aku sebuah lirikan, aku bisa langsung tahu apa maksudnya! Begitu aku kasih Putih sebuah liri

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1198

    “Kamu nggak punya latar belakang maupun koneksi apa pun di dunia medis. Selain aku, nggak akan ada yang bisa membantumu! Kamu seharusnya merasa terhormat karena aku memintamu meneliti virus ini bersamaku!” seru Salvia.Naomi menjawab dengan dingin, “Aku nggak butuh latar belakang dan koneksi maupun bimbinganmu, apalagi kehormatan ini! Selamat tinggal!”“Kamu .... Mengendalikan virus dan meneliti obat penawar adalah tugas setiap ilmuwan. Dengan menolak tawaranku, itu setara dengan kamu nggak punya cinta kasih, juga nggak peduli sama negara!”Salvia bukan hanya meninggikan suaranya, juga membesar-besarkan keseriusan masalah dari Naomi yang menolak untuk bergabung dengannya.Naomi malas meladeni Salvia lagi dan langsung memutuskan sambungan telepon. Mau dia memiliki cinta kasih atau tidak maupun peduli pada negara atau tidak, itu semua bukanlah sesuatu yang dapat dinilai oleh Salvia. Dia tidak akan mendengar ucapan-ucapan penuh manipulasi itu.Tidak lama kemudian, Salvia mengirim pesan ke

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status