Share

Bab 8

Author: Erlina
Pada saat yang sama, Naomi sudah dibawa ketiga putranya kembali ke tempat tinggal baru.

Beberapa saat yang lalu, Braden, Hayden, dan Jayden yang sudah selesai mandi langsung merasa sangat khawatir karena tidak menemukan Naomi. Apalagi, pintu kamar juga dalam keadaan menganga. Braden pun segera memeriksa rekaman CCTV dan menyadari bahwa Naomi ditangkap orang. Oleh karena itu, dia buru-buru menyusun rencana untuk menyelamatkan Naomi.

Saat ini, Naomi masih tidak tahu bahwa dirinya sebenarnya ditolong oleh ketiga putranya sehingga masih merasa agak takut. Begitu mendengar suara alarm tadi, dia buru-buru berlari ke arah pintu dan pintunya ternyata sudah tidak terkunci. Kemudian, dia memanfaatkan kesempatan itu untuk berlari turun dan langsung bertemu ketiga putranya. Setelah itu, mereka berempat segera menghentikan sebuah taksi dan melaju pulang.

Setelah menenangkan diri, Naomi bertanya, “Kenapa kalian bertiga bisa tiba-tiba muncul di sini?”

Braden menjawab, “Karena Mama nggak ada di rumah dan pemilik penginapan bilang Mama dibawa pergi orang, kami langsung keluar untuk cari Mama sesuai lokasi yang tertera. Baru saja kami tiba di bawah gedung, Mama sudah turun. Mama, ada apa ini sebenarnya?”

Naomi percaya saja pada ucapan Braden. Kemudian, dia menoleh ke arah Hayden dan bertanya dengan kening berkerut, “Hayden, coba jujur dulu sama Mama. Kenapa kamu gores mobil orang?”

Hayden mengedipkan matanya dan bertanya, “Apa pasangan berengsek itu yang culik Mama?”

“Pasangan berengsek mana?”

Hayden pun menjawab dengan kesal, “Kalau tahu mereka masih berani macam-macam setelah kejadian itu, aku pasti nggak akan ampuni mereka semudah itu siang tadi! Mereka memang perlu dihajar! Mama, kamu nggak usah ikut campur dalam urusan ini. Aku akan balaskan dendam Mama!”

Begitu selesai bicara, Hayden pun mengepalkan tangannya dan hendak berjalan keluar. Namun, Naomi langsung menahannya, lalu mendudukkannya di kursi dan berkata dengan ekspresi serius, “Apa yang sudah terjadi di stasiun kereta api?”

Berhubung sudah tidak dapat merahasiakannya lagi, Hayden akhirnya menceritakan seluruh kejadiannya dengan tampang cemberut.

Setelah mendengar cerita Hayden, Naomi pun tercengang. Dia bahkan tidak tahu ada kejadian seperti ini. Kemudian, dia segera memangku Jayden dan memeriksa lukanya. Setelah melihat memar besar di kaki Jayden, dia merasa sangat sedih dan bertanya dengan suara tercekat, “Pasti sakit banget, ‘kan?”

Jayden adalah anak yang sangat patuh. Begitu melihat Naomi sedih, dia buru-buru menghibur, “Nggak sakit lagi, kok. Mama jangan sedih, ya. Lihat, aku tetap bisa lompat-lompat!”

Saat berbicara, Jayden melompat turun dari pangkuan Naomi dan langsung melompat beberapa kali untuk membuktikan dirinya baik-baik saja.

Melihat Jayden yang menghiburnya, Naomi tidak dapat menahan air matanya lagi. Dia memeluk Jayden, lalu mengelus-elus kepalanya dengan lembut. Saat ini, dia merasa sangat sedih. Di antara ketiga anaknya ini, keadaan Jayden sedikit lebih istimewa. Jadi, selain memberikan kasih sayang yang sama rata, dia juga merasa agak kasihan pada Jayden.

“Maaf, Jayden. Mama nggak menjagamu dengan baik sehingga kamu terluka.”

Jayden buru-buru menggeleng dan menjawab, “Nggak, kok! Bibi yang ada di bawah bilang, mamaku pasti merawatku dengan sangat baik karena aku terlihat sehat dan gemuk.”

Naomi memeluk Jayden erat-erat untuk sesaat. Kemudian, dia baru membuka koper untuk mengeluarkan salep yang dibuatnya sendiri dan mengoleskannya ke luka memar di kaki Jayden. Setelah itu, dia tidak lupa memuji tindakan Hayden yang tepat, tetapi juga menegur tindakannya yang salah.

Contohnya, seorang laki-laki memang tidak boleh menimbulkan masalah, tetapi juga tidak boleh takut pada masalah. Hayden pantas dipuji karena berani membela Jayden yang sudah ditindas. Namun, Hayden tidak seharusnya pergi menyelesaikan masalah ini sendiri dan juga menggores mobil orang.

Selain itu, Naomi juga berceramah tentang bahaya kembang api dan petasan. Dia tidak lupa berpesan pada Hayden untuk tidak sembarangan menggunakannya lagi. Dia tentu saja tidak tahu bahwa itu bukanlah kembang api atau petasan, melainkan bom skala kecil yang diracik Hayden sendiri. Demi tidak membuat ibunya marah, Hayden hanya mengangguk dan menunjukkan sikap yang sangat patuh.

Mengenai kenapa mereka mengganti tempat tinggal, Braden hanya asal mengarang alasan dan Naomi langsung percaya.

Setelah itu, Braden bertanya lagi, “Apa mereka mempersulit Mama?”

Saat teringat kompensasi 100 miliar itu, Naomi pun mengerutkan keningnya. Namun, dia tidak ingin mengkhawatirkan anak-anaknya. Jadi, dia berbohong dan berkata, “Nggak kok. Masalah ini sudah berakhir. Ya sudah, kalian main dulu ya. Mama mau mandi.”

Setelah Naomi masuk ke kamar mandi, ketiga bocah cilik itu pun mengadakan rapat kecil-kecilan.

Braden berkata, “Masalahnya nggak sesederhana yang dibilang Mama. Kalau masalah ini sudah berakhir, mereka nggak mungkin mengurung Mama.”

Hayden mengepalkan tangannya dan menjawab, “Aku juga nggak akan biarkan mereka akhiri masalah ini dengan begitu saja! Apa mereka kira mama kesayangan kita bisa ditindas dengan begitu saja? Kak, kamu dan Jayden temani dulu Mama di rumah. Aku akan pergi menghabisi mereka! Aku mau mereka tahu apa akibat dari menindas Mama!”

Seusai berbicara, Hayden ingin langsung pergi lagi. Namun, Braden segera menghentikannya dan berkata, “Kali ini, jangan kamu yang pergi lagi. Serahkan saja masalah ini padaku.”

“Serahkan padamu? Pasangan berengsek itu punya pengawal. Kamu nggak akan bisa mengalahkan mereka.”

Braden menatap layar tabletnya sambil memicingkan mata. Dia memang masih kecil, tetapi sangat cerdas. Setelah terdiam sesaat, dia berkata dengan santai, “Mama sudah bilang, ini adalah masyarakat yang menjunjung tinggi hukum. Kita harus patuhi peraturan dan pakai cara yang sesuai dengan hukum untuk membalaskan dendam Mama.”

...

Di sisi lain, Naomi masih belum tahu bahwa ketiga putranya sudah mengincar Caden. Malam ini, dia tidak bisa tidur karena memikirkan kompensasi sebesar 100 miliar itu. Meskipun membunuhnya, dia juga tidak mampu mengeluarkan uang sebanyak itu. Selain itu, begitu teringat wajah pria itu, tensi darahnya langsung naik.

Tampang pria itu benar-benar sangat mirip dengan Braden dan Hayden. Dengan kata lain, dia berkemungkinan besar adalah pria bajingan dari malam itu. Begitu memikirkan hal ini ... Naomi benar-benar ingin membunuhnya!

Namun, Naomi juga tidak 100% yakin. Jadi, dia tidak tahu apa yang harus diperbuatnya ....

Setelah insomnia semalaman, Naomi baru terpikirkan jalan keluar keesokan paginya. Untuk sementara, dia masih belum bisa mengumpulkan uang sebesar 100 miliar. Selain itu, dia juga harus mempertimbangkan risiko pria bajingan itu akan berebut hak asuh dengannya. Jadi, dia harus cepat-cepat bercerai dengan Caden, lalu meninggalkan tempat ini. Setelah itu, dia baru akan mencari cara untuk membayar kompensasi itu.

Oleh karena itu, Naomi pun terlebih dahulu bangun dan mandi. Dia juga meninggalkan memo agar bisa berpesan pada ketiga putranya itu untuk tidak sembarangan keluyuran di luar. Kemudian, dia baru keluar dari rumah dan memanggil taksi untuk pergi ke tempat tinggal Caden.

...

Pada saat yang sama, situasi di sisi Caden saat ini sangat kacau. Di pagi-pagi buta, dia menerima berita bahwa semalam, gedung yang disurveinya itu telah diakuisisi orang dengan harga tinggi. Beberapa wilayah yang diincarnya dan kontrak kerja sama yang akan segera ditandatangani juga direbut orang hanya dalam waktu semalam.

Jika dihitung secara kasar, kerugian Grup Pangestu kali ini sudah mencapai triliunan. Namun, ini bukanlah hal yang membuat Caden marah. Bagaimanapun juga, dia sangat kaya dan kerugian sebesar triliunan bukanlah apa-apa baginya. Hal yang membuatnya benar-benar marah adalah, ada orang yang jelas-jelas sedang menargetkannya.

Selama ini, Caden memiliki pengaruh yang sangat besar di dunia bisnis. Dia dapat membuat seluruh dunia ekonomi terguncang dengan mudah. Jangankan menantangnya, bahkan tidak ada seorang pun yang berani menolak permintaannya.

Tak disangka ....

Selain itu, peretas terbaik yang ada di sisi Caden juga tidak dapat menemukan siapa pelakunya. Hal ini membuatnya merasa sangat marah, tetapi tidak dapat meluapkan amarahnya.

Berhubung suasana hati bos sedang sangat buruk, para karyawan yang tertimpa sial. Saat ini, suasana di Grup Pangestu sangat kelam.

Steven juga sangat sibuk dan teleponnya tidak berhenti berdering. Sebelum menyelidiki dengan jelas situasi ini, seluruh komputer di Grup Pangestu juga tiba-tiba tidak dapat dinyalakan. Para karyawan yang seharusnya sangat sibuk pun hanya bisa duduk diam dan saling memandang karena tidak bisa bekerja.

“Apa semua karyawan dari departemen teknis itu idiot?” seru Caden dengan marah.

Steven pun merasa sangat panik dan tidak berhenti mendesak departemen teknis untuk segera menangani masalah ini. Namun, seluruh karyawan dari departemen teknis benar-benar tidak berdaya. Mereka semua adalah orang hebat, tetapi malah bertemu seorang ahli yang jauh lebih hebat hari ini.

“Sudah! Sudah! Komputernya sudah nyala!”

Setelah mengutak-atik untuk waktu yang sangat lama, komputer mereka akhirnya bisa dinyalakan juga. Para karyawan dari departemen teknis pun akhirnya merasa lega. Namun, apa yang muncul di layar komputer langsung membuat mereka tercengang.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (13)
goodnovel comment avatar
July Elly
apa yang akan terjadi selanjutnya
goodnovel comment avatar
July Elly
caden she's dengan semua yang terjadi
goodnovel comment avatar
Fetrinaelfita
ini pasti ulah 3 bocil cilik itu... seruuu...lanjut dong....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 9

    Ada beberapa baris kata yang tiba-tiba muncul di layar komputer.[ Masalah hari ini hanyalah peringatan. Kalau kamu masih berani menindas wanita itu, aku akan mencarimu lagi! Pak Caden, berhati-hatilah! ]Semua karyawan Grup Pangestu langsung geger setelah membaca pesan di layar komputer. Mereka tiba-tiba lupa diri mereka sedang berada di mana dan mulai bergosip.“Gila! Ternyata, komputer kita tiba-tiba bermasalah karena ulah orang? Siapa yang begitu hebat hingga mampu membobol sistem keamanan komputer Grup Pangestu? Selain itu, dia juga berani memperingati Pak Caden untuk berhati-hati!”“Di ... di ... dia juga bilang Pak Caden menindas seorang wanita!”Di dalam kantor presdir, Caden memelototi layar komputernya dengan ekspresi yang sangat suram. Steven merasa ruangan ini seolah-olah akan segera meledak, tetapi tetap memberanikan diri untuk berkata, “Kak Caden, ja ... jangan marah. Ini hanyalah tuduhan yang nggak berdasar. Kami semua tahu jelas mengenai karaktermu. Kamu ....”“Di mana

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 10

    Entah apa yang dikatakan Naomi, Calvin pun akhirnya berjalan ke sisinya setelah beberapa menit. Kemudian, Calvin memeluk lehernya dan menangis dengan membenamkan kepalanya di bahu Naomi. Naomi menggendong Calvin dan berjalan ke taman sebelah. Setelah duduk, dia mulai mengobrol dengan Calvin.Setengah jam kemudian, Calvin pun tertidur di pelukannya. Melihat situasi ini, orang tua Calvin baru berjalan mendekat dan berkata dengan sangat terkejut, “Setiap kali penyakit anak ini kambuh, dia harus disuntik dengan obat penenang baru bisa tenang. Tak disangka, dia juga bisa tenang tanpa pakai obat.”Naomi menjawab, “Penyakit bipolar pada dasarnya adalah gangguan psikologis. Obat-obatan hanya bisa membantu, tapi yang terpenting itu tetap mencoba berbicara dengannya dan masuk ke dunia mentalnya.”Saat berbicara, Naomi mengeluarkan pena dan kertas dari tasnya, lalu menuliskan beberapa nama bahan obat tradisional. Setelah itu, dia melanjutkan, “Kalau kalian percaya, masaklah obat-obat ini dan camp

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 11

    Semua amarah dan kesedihan yang sudah dipendam Naomi akhirnya meluap. Dia pun mulai menangis sambil berseru, “Kenapa kamu begitu keterlaluan? Apa kamu merasa hidupku masih belum cukup menyedihkan? Apa sebenarnya maumu? Apa kamu mau mencelakaiku lagi?”Melihat Naomi yang menangis, Caden pun tercengang. Dia tiba-tiba teringat ibu kandung Rayden yang menangis di bawah tindihannya malam itu. Pada saat itu, lampu dalam ruangan tidak menyala sehingga Caden tidak melihat jelas wajahnya. Apalagi, otaknya juga sangat kabur karena sudah dibius. Dia bahkan tidak mengingat jelas suara wanita itu. Namun, saat mencium sudut mata wanita itu, dia menemukan air mata yang tidak berhenti mengalir.Caden tidak tahu kenapa dirinya bisa teringat wanita itu saat melihat Naomi menangis. Namun, perasaan kasihan dan simpati tiba-tiba muncul di hatinya. Dia bahkan hendak mengulurkan tangan untuk menyeka air mata Naomi.Hanya saja, pada detik selanjutnya, Caden tiba-tiba mengerutkan keningnya lagi. Naomi bukan wa

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 12

    Naomi pun merasa panik dan berseru, “Yang kubilang itu kenyataan, tapi kamu nggak percaya. Apa sebenarnya yang mau kamu dengar? Kamu mau aku bilang apa? Aku nggak berniat untuk mendekatimu dan nggak ada juga yang beri aku perintah. Kalau bisa, aku malah ingin menjauh darimu dan nggak mau bertemu denganmu lagi selamanya!”Caden menjawab dengan ekspresi kelam, “Bukannya kamu nggak kenal sama aku? Kalau begitu, kenapa kamu mau menjauhiku dan nggak mau bertemu denganku lagi selamanya? Memangnya ada dendam di antara kita?”Naomi menyadari dirinya sudah keceplosan. Dia pun merasa panik untuk sesaat, lalu membantah, “Nggak, kok!”“Kalau begitu, apa maksudmu tadi?”“A ... aku merasa kamu sangat jelek dan nggak ingin ketemu sama kamu lagi. Begitu melihatmu, aku langsung teringat raja neraka. Makanya, aku ingin menjauhimu.”Caden pun terdiam. Sementara itu, berhubung pintu mobil terbuka, beberapa pengawal yang berdiri di sisi mobil juga mendengar ucapan itu dan menunjukkan ekspresi yang sangat

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 13

    Naomi harus membayar biaya tempat tinggal, makan, dan kebutuhan hidup sehari-hari. Meskipun anak-anak makannya tidak banyak, mereka sedang berada dalam masa pertumbuhan dan tidak mungkin mengikutinya makan roti setiap hari. Mereka harus makan makanan yang bergizi seperti buah, kacang-kacangan, sayur, susu, telur, makanan laut, daging, dan sebagainya.Setelah dihitung-hitung, biaya hidup mereka berempat juga tidak kecil. Uang yang dimiliki Naomi tidak akan cukup untuk menopang kebutuhan hidup mereka terlalu lama. Berhubung tidak memiliki uang, dia pun mulai cemas.Naomi merasa dia harus terlebih dahulu mencari pekerjaan sampingan yang gajinya dibayar per hari. Bagaimanapun juga, dia tidak tahu kapan Caden akan kembali. Tidak mungkin dia baru pergi bekerja setelah uangnya habis. Namun, masyarakat zaman sekarang sangat mementingkan ijazah. Berhubung tidak memiliki ijazah, dia tidak akan bisa melakukan pekerjaan yang disukainya.“Haih ....” Naomi menghela napas dengan tidak berdaya. Di saa

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 14

    Caden menatap Naomi dengan kening berkerut dan menunjukkan ekspresi yang tidak dapat ditebak. Sementara itu, Steven menyapanya sambil tersenyum, “Halo, Bu Naomi.”Naomi menebak mereka pasti sudah melihat apa yang terjadi. Dia pun menelan ludah dengan susah payah karena merasa agak takut. Namun, sebelum sempat berbicara, tiba-tiba terdengar suara Brian berkata, “Ste ... Steven? Wah, kamu juga datang kemari? Baguslah! Tadi, aku tiba-tiba diserang orang. Cepat bantu aku selidiki siapa pelakunya!”Setelah Jessica menolong Rayden, seluruh Keluarga Senjaya pun ikut keciprat keuntungan. Brian tentu saja mengenal Caden dan Steven. Dari sudut pandangnya saat ini, dia hanya melihat Steven. Jadi, dia pun meminta bantuan pada Steven.Di sisi lain, sudut mulut Naomi tidak berhenti berkedut. Ekspresinya juga terlihat sangat menarik. Dia menatap Steven dengan ekspresi tidak percaya .... Ternyata mereka saling mengenal? Ke ... kenapa dia begitu sial?Steven masih menunggu Caden bersuara. Jadi, Naomi b

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 15

    Dylan sangat memahami Caden. Dia tahu hanya ada ibu kandung Rayden seorang di hati Caden. Selama ini, Caden benar-benar sangat menjaga diri. Meskipun ada banyak wanita yang mendekatinya, tidak ada seorang pun yang berhasil meluluhkan hatinya. Bahkan Jessica yang sudah berinteraksi dengannya begitu lama juga sama sekali tidak pernah menyentuhnya.Ekspresi Caden pun bertambah muram. Di benaknya, tidak berhenti berputar adegan di mana Naomi berjinjit, lalu menciumnya sambil menarik dasinya.Melihat Caden yang diam saja, Dylan juga tidak bertanya lagi. Dia hanya berkata, “Biarpun kesetiaanmu terhadap ibu kandung Rayden sangat mengharukan, kamu bahkan nggak tahu apa dia masih hidup atau sudah mati. Mungkin juga dia sudah nikah sama orang lain. Kalau sekarang dia sudah punya suami dan anak, juga hidup bahagia, apa kamu tega memisahkan mereka secara paksa?”“Ada banyak cara untuk balas budi, kok. Nggak harus paksakan diri untuk bersama. Buat apa kamu begitu jaga diri? Mungkin saja dia lagi a

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 16

    Kedua pengawal itu buru-buru menoleh. Namun, sebelum sempat melihat jelas tampang orang itu, mereka sudah diserang dari belakang dan langsung pingsan.Setelah melihat Naomi menghentikan taksi dan pergi, Hayden baru merasa tenang. Jika bukan karena Braden berpesan padanya untuk mengikuti ibu mereka secara diam-diam dan jangan menunjukkan diri selain dalam keadaan terpaksa, dia sudah langsung keluar dari tadi. Beraninya orang-orang ini melukai ibunya, apa mereka sudah bosan hidup? Setelah Naomi pergi, Hayden langsung pergi untuk mencari Jessica. Berhubung kakinya sudah terkilir, Jessica masih belum berdiri dari lantai sampai sekarang. Hayden berlari ke arah Jessica, lalu mulai berteriak dari kejauhan, “Bibi, minggir! Jangan halangi jalan!”Jessica menoleh ke arah datangnya suara dan melihat Hayden sedang berlari ke arahnya dengan kecepatan tinggi. Akan sangat sakit apabila ditabrak anak yang larinya secepat kilat itu. Oleh karena itu, dia pun buru-buru berseru, “Ka ... ka ... kamu pela

Latest chapter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1460

    ”Dia mengatakan aku mesti menyerahkannya kepada Dikara! Dia juga memberiku banyak uang, lalu berpesan kepadaku untuk jangan kembali lagi setelah meninggalkan Negara Amuriko. Katanya, di sana sangat bahaya!”“Dia juga berpesan kepadaku untuk jangan mengatakan kepada orang-orang kalau aku kenal sama dia, juga nggak boleh mengatakan kepada orang-orang masalah aku membawa barang itu kembali dari luar negeri! Dia bilang kalau ada kesempatan lagi, dia akan kembali untuk mengambil barang itu langsung dari Dikara. Kalau Darman nggak mengambilnya sendiri, dia akan menyuruh putranya untuk mengambilnya!”“Katanya, aku nggak boleh memberikannya kepada siapa pun selain kalian berdua! Aku nggak tahu benda apa itu. Waktu itu, aku pergi mencari bosku mengajukan pengunduran diri dengan menggunakan alasan keluargaku.”“Kemudian aku menaiki kapal dan berlayar melintasi lautan, butuh hampir sebulan penuh untuk kembali ke Kota Amari! Di tengah perjalanan, aku bahkan bertemu dengan bajak laut. Aku terpaksa

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1459

    Tanpa menunggu balasan dari Caden, si Gila langsung meraih pergelangan tangannya! Dia menarik Caden ke ruang tamu!Dinala segera menyeka air matanya. Baru saja dia hendak menyusul, langkahnya pun dihalangi oleh Steven. “Biarkan mereka berbicara berdua.”Kening Dinala berkerut. “Apa mereka saling kenal?”Steven membalas, “Ada … sedikit kisah.”Dinala merasa syok. “Kalian mendekatiku, sebenarnya demi mendekati Paman?”Steven merasa bersalah.Dinala benar-benar menganggap Steven sebagai teman, tetapi Steven malah bersikap tidak jujur, malah mendekatinya dengan maksud lain.Napas Dinala menjadi terengah-engah. Keningnya kelihatan berkerut. “Sebenarnya siapa kalian?”Steven merasa bersalah. “Aku sudah memanfaatkan adikmu, membuatku mencemaskannya. Aku minta maaf. Mengenai yang lain … kita bicarakan lagi nanti. Kami benar-benar nggak bermaksud jahat.”Dinala terdiam.Di dalam ruang tamu.Si Gila emosional. Dia menunjuk foto ayahnya Dinala. “Dia … dia ….”Caden melihat foto tua itu sekilas, l

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1458

    Baru saja Steven menyelesaikan omongannya, tinjuan langsung dilayangkan ke atas wajahnya!Si Gila kelihatan sangat marah. “Hubungi komplotanmu untuk jangan lukai Diaz! Sudah dengar, belum?”Steven melawan sembari menjerit Dinala, “Dinala, selamatkan aku! Dia memang sudah gila! Percaya sama aku, jangan dengar omong kosong si Gila itu!”Si Gila menjerit dan kembali melayangkan tinjuan, “Kamu yang gila! Kalau kamu nggak menghubungi komplotanmu lagi, aku akan habisi kamu! Aku akan habisi kamu!”Dinala segera melerai. “Paman, hentikan dulu. Ada yang perlu aku tanyakan sama dia.”Si Gila menatap Dinala dengan mata memerah. Suaranya terdengar terisak-isak. “Dinala, dia benar-benar sudah menculik Diaz. Dia itu orang jahat! Mereka ingin melukaimu dan juga Diaz! Dia ingin menjual orang tubuh kalian! Dia juga bilang akan memotong lidah Diaz!”“Aku sudah kedengaran! Aku sudah mendengarnya! Aku mendengar dengan telingaku sendiri! Paman nggak gila! Kamu percaya sama Paman! Paman nggak gila!”Steven

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1457

    Steven sengaja merendahkan nada bicaranya. “Sebentar lagi turun hujan. Akan gampang untuk beraksi! Aku sudah menyelidikinya. Orang tuanya sudah meninggal. Hanya ada seorang orang gila dan adik berumur 7 tahun di sisinya. Setelah hilang nanti, nggak ada yang bakal mencarinya.”“Kamu sudah berhasil menangkap adiknya? Bagus, kalian sembunyikan adiknya dengan baik! Nanti, aku akan bohongi dia untuk mencari adiknya. Saat di perjalanan, aku akan membuatnya jatuh pingsan, lalu membawanya pergi!”“Beri tahu pembeli, besok sudah bisa melakukan transplantasi hati. Suruh dia persiapkan uangnya! Selain itu, kamu hubungi lagi orang yang membutuhkan retina dan juga jantung. Anak-anak juga nggak masalah. Kondisi adiknya juga sangat sehat.”“Sudahlah. Sekarang aku akan pergi mencarinya. Kalian kirim video adiknya kepadaku. Aku mesti buat dia tahu kalau adiknya benar-benar lagi diculik.”Si Gila menahan napasnya berdiri di luar. Keningnya pun berkerut!Tiba-tiba si Gila kedengaran suara tangis Diaz. “S

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1456

    Mereka melakukan panggilan video selama setengah jam. Saat Naomi memanggil Hayden untuk makan, Hayden baru mengakhiri panggilan dengan tidak rela. Dia janjian untuk bertemu esok pagi.Panggilan diakhiri. Dinala segera bertanya pada Steven, “Apa ular itu ular asli?”Steven mengangguk dengan tersenyum. “Iya.”Dinala merasa sangat kaget. “Ular itu kecil sekali. Kenapa Nine malah terkejut seperti itu?”Steven berkata, “Putih bukan ular biasa. Ia sangat berbisa.”Kening Dinala berkerut. “Kenapa Hayden bisa punya hewan peliharaan yang begitu berbahaya?”Steven membalas dengan tersenyum, “Hayden pernah menyelamatkan Putih. Putih juga pernah menyelamatkan Hayden. Hubungan mereka sangat bagus, sama seperti kamu dengan Nine.”Dinala bertanya lagi, “Bukannya Hayden baru berusia 5 tahun? Kenapa dia bisa sehebat itu?”Steven berkata, “Dia belajar dari guru yang hebat. Ditambah lagi, Hayden memang punya bakat. Jadi, dia sangat hebat.”Dinala berkata, “Adikku lebih besar 2 tahun daripada Hayden, tapi

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1455

    Di seberang mereka terbentang ngarai yang dalam dengan tebing curam dan berbahaya. Terdapat banyak ekor elang yang tidak terhitung jumlahnya terbang melayang di langit sambil melantunkan kicauan nyaring!Pemandangan itu begitu spektakuler, seperti adegan dari sebuah film saja!Dinala berkata, “Tempat ini adalah salah satu habitat elang. Coba lihat ke sana, induk elang sedang mengajari anak-anaknya terbang. Kalau di sebelah sana, anak elang lagi belajar berburu.”Steven tersadar dari bengongnya, lalu melihat ke sisi Dinala. Kali ini, dia baru mengerti maksud Dinala membawanya kemari. Hayden menyukai burung elang. Jadi, Dinala sengaja datang ke sini untuk melakukan panggilan video dengannya. Dinala memang niat sekali.“Hayden pasti menyukainya. Sekarang aku akan lakukan panggilan video sama dia.”Steven menelepon jam tangan cerdas Hayden. Panggilan berdering beberapa kali, baru Hayden mengangkat panggilan.Napas bocah cilik itu terengah-engah. Keringat membasahi kepalanya. “Paman Steven.

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1454

    Pada pukul enam pagi, Caden dan Steven tiba di rumahnya Tosca. Dinala dan adiknya telah tiba.Ketika melihat Caden dan Steven, Diaz berlari menghampiri mereka dengan gembira, lalu membungkukkan tubuhnya untuk memberi salam. Dia pun berkata dengan riang, “Kakakku sudah beri tahu aku masalah kalian ingin membantu desa untuk mendirikan sekolah dan perpustakaan, juga akan membantu kami untuk mencari guru. Tahun depan aku nggak usah sekolah di luar kota lagi! Terima kasih, ya!”Nada bicara Caden terdengar lembut. “Nggak usah sungkan.”Steven mengusap kepala Diaz dengan lembut. “Belajar dengan baik. Benar apa kata papa dan kakakmu, pengetahuan bisa mengubah nasib seseorang.”“Emm! Aku akan berusaha!”Dinala juga maju untuk mengutarakan rasa terima kasihnya kepada Caden. Caden membalas dengan sopan, “Kalau kamu punya pemikiran lain, kamu bisa ungkit dengan Steven. Kami akan membantu kalau kami sanggup.”Dinala merasa terharu. Dia terus berterima kasih.Semalam Dinala tidak sepenuhnya percaya

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1453

    Steven mengerti maksud Caden. Hatinya terasa berat. Dia tidak bisa tidur di malam hari, terus memikirkan bagaimana cara untuk menguji orang gila itu?Seandainya orang gila itu sedang pura-pura gila, tanpa cara yang bagus, pasti tidak akan berhasil untuk mengujinya. Kebohongan si Gila tidak akan terbongkar dengan gampangnya. Sebenarnya apa yang seharusnya dilakukan Steven?Steven merenung selama semalaman. Baru saja dia tertidur, dia pun dibangunkan oleh Hayden. Steven mengangkat panggilan video dengan mengantuk. “Halo, Hayden.”Bocah di ujung telepon kelihatan sangat bersemangat. Suaranya terdengar lantang. “Paman Steven, kenapa kamu masih tidur?”Steven melihat jam, lalu bertanya, “Masih belum jam 5. Kenapa kamu bangun lagi?”“Emm, tidur awal bagus untuk kesehatan. Aku selalu bangun pada jam segini. Di mana kakak perempuan itu dan juga Nine?”Steven menegaskan dengan malas, “Dia itu kakak laki-laki.”“Bukan kakak laki-laki, dia itu kakak perempuan!”“Dia itu kakak laki-laki.”“Kakak p

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1452

    Steven bertanya lagi, “Aku lihat burung elang orang lain akan berdiri di atas lengan majikannya. Kenapa Nine selalu suka berdiri di atas pundakmu? Apa cakarnya akan melukaimu?”“Nggak, kok. Nine tahu batasan. Saat ia berdiri di atas pundakku, ia nggak akan mencengkeram dengan cakar tajamnya, melainkan berdiri di bagian pundak yang memiliki bantalan.”“Bantalan? Di mana? Apa di dalam pakaian?” Steven meraba pundak Dinala dengan penasaran. Ekspresi Dinala langsung berubah. Responsnya sangat besar. “Lepaskan!”Steven terbengong sejenak, lalu berkata dengan tersenyum getir, “Kamu hanya mewaspadaiku atau selalu mewaspadai setiap orang?”Dinala merasa tidak senang. “Aku pernah bilang sebelumnya. Aku nggak suka berhubungan terlalu mesra dengan orang lain.”“Gerakanku ini nggak tergolong mesra. Aku hanya menyentuh pundakmu saja. Kamu itu cowok, ‘kan?”Ujung bibir Dinala berkedut. Dia menarik tali kuda. “Ciah!”Kuda yang menerima perintah langsung bersemangat dan mempercepat langkahnya untuk k

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status