Share

Bab 9

Author: Erlina
Ada beberapa baris kata yang tiba-tiba muncul di layar komputer.

[ Masalah hari ini hanyalah peringatan. Kalau kamu masih berani menindas wanita itu, aku akan mencarimu lagi! Pak Caden, berhati-hatilah! ]

Semua karyawan Grup Pangestu langsung geger setelah membaca pesan di layar komputer. Mereka tiba-tiba lupa diri mereka sedang berada di mana dan mulai bergosip.

“Gila! Ternyata, komputer kita tiba-tiba bermasalah karena ulah orang? Siapa yang begitu hebat hingga mampu membobol sistem keamanan komputer Grup Pangestu? Selain itu, dia juga berani memperingati Pak Caden untuk berhati-hati!”

“Di ... di ... dia juga bilang Pak Caden menindas seorang wanita!”

Di dalam kantor presdir, Caden memelototi layar komputernya dengan ekspresi yang sangat suram.

Steven merasa ruangan ini seolah-olah akan segera meledak, tetapi tetap memberanikan diri untuk berkata, “Kak Caden, ja ... jangan marah. Ini hanyalah tuduhan yang nggak berdasar. Kami semua tahu jelas mengenai karaktermu. Kamu ....”

“Di mana wanita semalam?” tanya Caden dengan nada dingin.

Steven tertegun sejenak, lalu segera tersadar bahwa orang yang dimaksud Caden adalah Naomi. Dia buru-buru berkata, “Kami masih belum menemukannya.”

“Dasar pecundang!” seru Caden dengan marah.

Steven juga langsung gemetar ketakutan. Dia merasa saat ini, Caden sangat menakutkan.

Caden kembali menatap layar komputernya. Dia ingin mencari Naomi karena merasa “wanita” yang dimaksud orang di balik insiden ini adalah Naomi. Dia mengakui dirinya memang bukanlah orang baik. Namun, dia juga bukanlah orang yang asal menindas orang lain, apalagi menindas wanita.

Satu-satunya wanita yang ada di hati Caden hanyalah ibu kandung Rayden. Selain itu, dia sangat jarang berinteraksi dengan wanita. Namun, semalam dia memang berinteraksi dengan Naomi dan juga mengurungnya.

Di sisi lain, peretas yang dipekerjakan Caden adalah ahli terhebat di dunia peretasan saat ini dan sangat jarang mengalami kegagalan. Namun, hanya dalam waktu sehari, mereka sudah mengalami kegagalan sebanyak 2 kali.

Selain gagal menemukan orang yang merebut bisnis Caden dan menantangnya, mereka juga gagal menemukan wanita bernama Naomi Tandi itu. Caden mau tak mau merasa curiga bahwa ini adalah ulah kelompok yang sama dan mereka memang mengincarnya.

Kemudian, Caden memberi perintah sambil menggertakkan giginya, “Kalian harus menemukannya meski harus cari sampai ke ujung dunia!”

“Baik! Baik!” jawab Steven. Setelah itu, dia buru-buru keluar dari kantor presdir. Dia benar-benar tidak ingin berada di dekat Caden pada saat-saat seperti ini. Namun, baru saja dia menyampaikan perintah Caden, masalah baru malah tiba-tiba muncul lagi.

Ada bawahan yang menelepon Steven dan berkata bahwa istri Caden sedang berada di luar gerbang Vila Uwana. Dia datang untuk bercerai dengan Caden. Vila Uwana merupakan tempat tinggal istrinya Caden saat Caden berada di luar negeri.

Steven pun bertanya dengan terkejut, “Apa kamu yakin itu Nyonya?”

“Emm, siapa yang berani berbohong di hadapanku? Aku nggak mungkin salah.”

Setelah berpikir sejenak, Steven pun memberanikan diri untuk kembali ke kantor presdir dan berkata, “Kak Caden, Nyonya sudah pulang. Dia lagi menunggumu di Vila Uwana.”

“Siapa?”

“Nyonya, istri sahmu.”

Setelah berpikir sejenak, Caden baru teringat bahwa dia memiliki seorang istri yang tidak diketahui tampangnya. Dia pun bertanya, “Untuk apa dia kembali?”

“Dia mau minta cerai.”

Caden pun terdiam. Wanita itu sudah menghilang selama 6 tahun, tetapi malah tiba-tiba kembali untuk bercerai dengannya? Dia memang tidak memiliki kesan baik terhadap istrinya itu, tetapi ... jika bercerai dengan wanita itu, alasan apa lagi yang bisa digunakannya untuk menghadapi Jessica?

“Kasih tahu dia aku lagi dinas. Kalau mau cerai, tunggu sampai aku pulang. Mengenai kapan aku pulang, masih belum pasti.”

Jika istrinya itu adalah wanita baik-baik, Caden pasti akan merasa bersalah karena sudah memperalatnya. Namun, dia pada dasarnya adalah wanita tidak beres. Jadi, Caden tidak merasa bersalah karena memperalatnya.

Setelah bekerja untuk Caden selama ini, Steven tentu saja memahami Caden. Dia tahu alasan Caden tidak ingin bercerai sehingga tidak merasa terkejut. Dia hanya bertanya, “Kalau cuma pakai penyampaian seperti itu, Nyonya belum tentu percaya. Bagaimana kalau Kak Caden langsung hubungi dia melalui panggilan video?”

“Nggak usah!” jawab Caden. Wanita itu bukanlah orang penting, untuk apa dia menghabiskan waktu untuk melakukan panggilan video? Jadi, Caden langsung menolak. Bagaimanapun juga, dia tidak tahu bahwa istrinya itu adalah wanita yang ingin dicarinya sampai ke ujung dunia.

“Selain itu, jangan panggil dia dengan sebutan Nyonya lagi. Nyonya kalian cuma satu. Selain dia, nggak ada orang yang pantas dipanggil dengan sebutan itu.”

Steven tahu orang yang dimaksud Caden adalah ibu kandung Rayden. Dia pun menjawab, “Aku mengerti.”

Di sisi lain, Naomi yang telah menerima balasan dari Caden pun tercengang. Belum tahu kapan pulangnya? Itu berarti, entah kapan mereka baru bisa bercerai. Jika begitu, bagaimana dia bisa membawa anak-anaknya pergi?

Naomi merasa tidak rela dan mencoba untuk menghubungi Caden beberapa kali lagi, tetapi tetap gagal. Dia akhirnya meninggalkan Vila Uwana dengan putus asa.

Berhubung tidak bisa langsung meninggalkan Kota Jawhar ataupun membuat akta kelahiran dan kartu keluarga anak-anaknya, mereka pun tidak dapat bersekolah dengan normal. Selain itu, Naomi sendiri juga tidak dapat mencari pekerjaan yang stabil. Padahal, uang yang dimilikinya sudah menipis dan dia juga masih berutang 100 miliar pada pria yang mirip dengan Braden dan Hayden itu.

Naomi mau tak mau merasa makin pusing. Dia mencari sebuah kursi di bawah naungan pohon, lalu duduk di sana. Dia tidak ingin pulang dalam keadaan seperti ini dan membuat anak-anaknya khawatir.

Pada saat Naomi sedang memikirkan apa yang harus dilakukannya selanjutnya, seorang anak berusia sekitar 4-5 tahun tiba-tiba berlari ke arah jalan raya dari seberang. Saat ini, jalan raya dipenuhi dengan mobil yang sedang melaju dengan kecepatan tinggi. Dalam sekejap, suara mobil rem mendadak, klakson, makian, dan teriakan pun memenuhi seluruh tempat ....

Orang tua anak itu juga segera menerjang ke tengah jalan raya. Mereka ingin menggendong anak itu pergi, tetapi anak itu malah meronta. Dia terlihat bagaikan seekor binatang buas yang tidak berhenti berteriak ke arah orang tuanya dan juga para pejalan kaki.

Setelah berteriak untuk sesaat, anak itu tiba-tiba mengepalkan tangannya dan meninju sebuah mobil yang berada tidak jauh darinya. Setelah meninju mobil itu, dia mulai menampar dan menggaruk-garuk wajahnya sendiri. Saat ayahnya menggendongnya secara paksa, dia pun memukul dan menggigit ayahnya. Dia juga tidak berhenti berteriak dengan suara yang menyayat hati.

Begitu merasakan situasinya tidak beres, Naomi buru-buru berdiri dan berlari mendekat. Anak itu sudah melepaskan diri dari gendongan ayahnya, sedangkan ayahnya terlihat sangat marah dan juga panik. Berhubung sudah tidak dapat menahan amarah lagi, dia pun mengangkat tangannya dan hendak memukuli anaknya.

Naomi buru-buru mencegahnya dan berseru, “Kalian tenang dulu. Jangan bertindak gegabah!”

Setelah itu, Naomi menatap anak itu dan berjongkok di hadapannya. Dia merentangkan kedua tangannya dan berkata dengan wajah bersahabat, “Jangan takut. Sini, Bibi peluk. Bibi akan melindungimu.”

Anak itu menatap Naomi dengan penuh kewaspadaan. Namun, Naomi tetap tersenyum dan berkata, “Aku nggak akan melukaimu, jangan takut. Ayo kemari!”

Anak laki-laki itu memelototi Naomi selama beberapa detik, lalu tiba-tiba memungut sebuah batu dari lantai dan melemparnya ke arah Naomi. Naomi tidak sempat menghindar dan batu itu pun menghantam dahinya. Dia langsung meringis kesakitan.

Melihat situasi ini, ibunya anak itu merasa sangat bersalah dan berkata sambil menangis, “Maaf, Bu. Anak ini mengidap penyakit bipolar dan penyakitnya lagi kambuh. Kami benar-benar nggak berdaya. Huhuhu ....”

“Aku tahu. Nggak apa-apa, kok. Siapa namanya?”

“Namanya Calvin Himawan.”

Naomi berkata, “Kalian sudah mengejutkannya. Coba kalian tunggu dulu di samping. Biarkan aku yang menenangkannya.”

Orang tua Calvin menatap Naomi dengan khawatir, tetapi akhirnya menyerah. Mereka benar-benar sudah tidak memiliki cara lain.

Mga Comments (5)
goodnovel comment avatar
July Elly
naomi orangnya setia
goodnovel comment avatar
Yuli Yuli
AQ kira tu anaknya sndri raydan
goodnovel comment avatar
Fetrinaelfita
wah naomi ibu yang baik.. dan penyayang pada anak
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 10

    Entah apa yang dikatakan Naomi, Calvin pun akhirnya berjalan ke sisinya setelah beberapa menit. Kemudian, Calvin memeluk lehernya dan menangis dengan membenamkan kepalanya di bahu Naomi. Naomi menggendong Calvin dan berjalan ke taman sebelah. Setelah duduk, dia mulai mengobrol dengan Calvin.Setengah jam kemudian, Calvin pun tertidur di pelukannya. Melihat situasi ini, orang tua Calvin baru berjalan mendekat dan berkata dengan sangat terkejut, “Setiap kali penyakit anak ini kambuh, dia harus disuntik dengan obat penenang baru bisa tenang. Tak disangka, dia juga bisa tenang tanpa pakai obat.”Naomi menjawab, “Penyakit bipolar pada dasarnya adalah gangguan psikologis. Obat-obatan hanya bisa membantu, tapi yang terpenting itu tetap mencoba berbicara dengannya dan masuk ke dunia mentalnya.”Saat berbicara, Naomi mengeluarkan pena dan kertas dari tasnya, lalu menuliskan beberapa nama bahan obat tradisional. Setelah itu, dia melanjutkan, “Kalau kalian percaya, masaklah obat-obat ini dan camp

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 11

    Semua amarah dan kesedihan yang sudah dipendam Naomi akhirnya meluap. Dia pun mulai menangis sambil berseru, “Kenapa kamu begitu keterlaluan? Apa kamu merasa hidupku masih belum cukup menyedihkan? Apa sebenarnya maumu? Apa kamu mau mencelakaiku lagi?”Melihat Naomi yang menangis, Caden pun tercengang. Dia tiba-tiba teringat ibu kandung Rayden yang menangis di bawah tindihannya malam itu. Pada saat itu, lampu dalam ruangan tidak menyala sehingga Caden tidak melihat jelas wajahnya. Apalagi, otaknya juga sangat kabur karena sudah dibius. Dia bahkan tidak mengingat jelas suara wanita itu. Namun, saat mencium sudut mata wanita itu, dia menemukan air mata yang tidak berhenti mengalir.Caden tidak tahu kenapa dirinya bisa teringat wanita itu saat melihat Naomi menangis. Namun, perasaan kasihan dan simpati tiba-tiba muncul di hatinya. Dia bahkan hendak mengulurkan tangan untuk menyeka air mata Naomi.Hanya saja, pada detik selanjutnya, Caden tiba-tiba mengerutkan keningnya lagi. Naomi bukan wa

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 12

    Naomi pun merasa panik dan berseru, “Yang kubilang itu kenyataan, tapi kamu nggak percaya. Apa sebenarnya yang mau kamu dengar? Kamu mau aku bilang apa? Aku nggak berniat untuk mendekatimu dan nggak ada juga yang beri aku perintah. Kalau bisa, aku malah ingin menjauh darimu dan nggak mau bertemu denganmu lagi selamanya!”Caden menjawab dengan ekspresi kelam, “Bukannya kamu nggak kenal sama aku? Kalau begitu, kenapa kamu mau menjauhiku dan nggak mau bertemu denganku lagi selamanya? Memangnya ada dendam di antara kita?”Naomi menyadari dirinya sudah keceplosan. Dia pun merasa panik untuk sesaat, lalu membantah, “Nggak, kok!”“Kalau begitu, apa maksudmu tadi?”“A ... aku merasa kamu sangat jelek dan nggak ingin ketemu sama kamu lagi. Begitu melihatmu, aku langsung teringat raja neraka. Makanya, aku ingin menjauhimu.”Caden pun terdiam. Sementara itu, berhubung pintu mobil terbuka, beberapa pengawal yang berdiri di sisi mobil juga mendengar ucapan itu dan menunjukkan ekspresi yang sangat

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 13

    Naomi harus membayar biaya tempat tinggal, makan, dan kebutuhan hidup sehari-hari. Meskipun anak-anak makannya tidak banyak, mereka sedang berada dalam masa pertumbuhan dan tidak mungkin mengikutinya makan roti setiap hari. Mereka harus makan makanan yang bergizi seperti buah, kacang-kacangan, sayur, susu, telur, makanan laut, daging, dan sebagainya.Setelah dihitung-hitung, biaya hidup mereka berempat juga tidak kecil. Uang yang dimiliki Naomi tidak akan cukup untuk menopang kebutuhan hidup mereka terlalu lama. Berhubung tidak memiliki uang, dia pun mulai cemas.Naomi merasa dia harus terlebih dahulu mencari pekerjaan sampingan yang gajinya dibayar per hari. Bagaimanapun juga, dia tidak tahu kapan Caden akan kembali. Tidak mungkin dia baru pergi bekerja setelah uangnya habis. Namun, masyarakat zaman sekarang sangat mementingkan ijazah. Berhubung tidak memiliki ijazah, dia tidak akan bisa melakukan pekerjaan yang disukainya.“Haih ....” Naomi menghela napas dengan tidak berdaya. Di saa

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 14

    Caden menatap Naomi dengan kening berkerut dan menunjukkan ekspresi yang tidak dapat ditebak. Sementara itu, Steven menyapanya sambil tersenyum, “Halo, Bu Naomi.”Naomi menebak mereka pasti sudah melihat apa yang terjadi. Dia pun menelan ludah dengan susah payah karena merasa agak takut. Namun, sebelum sempat berbicara, tiba-tiba terdengar suara Brian berkata, “Ste ... Steven? Wah, kamu juga datang kemari? Baguslah! Tadi, aku tiba-tiba diserang orang. Cepat bantu aku selidiki siapa pelakunya!”Setelah Jessica menolong Rayden, seluruh Keluarga Senjaya pun ikut keciprat keuntungan. Brian tentu saja mengenal Caden dan Steven. Dari sudut pandangnya saat ini, dia hanya melihat Steven. Jadi, dia pun meminta bantuan pada Steven.Di sisi lain, sudut mulut Naomi tidak berhenti berkedut. Ekspresinya juga terlihat sangat menarik. Dia menatap Steven dengan ekspresi tidak percaya .... Ternyata mereka saling mengenal? Ke ... kenapa dia begitu sial?Steven masih menunggu Caden bersuara. Jadi, Naomi b

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 15

    Dylan sangat memahami Caden. Dia tahu hanya ada ibu kandung Rayden seorang di hati Caden. Selama ini, Caden benar-benar sangat menjaga diri. Meskipun ada banyak wanita yang mendekatinya, tidak ada seorang pun yang berhasil meluluhkan hatinya. Bahkan Jessica yang sudah berinteraksi dengannya begitu lama juga sama sekali tidak pernah menyentuhnya.Ekspresi Caden pun bertambah muram. Di benaknya, tidak berhenti berputar adegan di mana Naomi berjinjit, lalu menciumnya sambil menarik dasinya.Melihat Caden yang diam saja, Dylan juga tidak bertanya lagi. Dia hanya berkata, “Biarpun kesetiaanmu terhadap ibu kandung Rayden sangat mengharukan, kamu bahkan nggak tahu apa dia masih hidup atau sudah mati. Mungkin juga dia sudah nikah sama orang lain. Kalau sekarang dia sudah punya suami dan anak, juga hidup bahagia, apa kamu tega memisahkan mereka secara paksa?”“Ada banyak cara untuk balas budi, kok. Nggak harus paksakan diri untuk bersama. Buat apa kamu begitu jaga diri? Mungkin saja dia lagi a

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 16

    Kedua pengawal itu buru-buru menoleh. Namun, sebelum sempat melihat jelas tampang orang itu, mereka sudah diserang dari belakang dan langsung pingsan.Setelah melihat Naomi menghentikan taksi dan pergi, Hayden baru merasa tenang. Jika bukan karena Braden berpesan padanya untuk mengikuti ibu mereka secara diam-diam dan jangan menunjukkan diri selain dalam keadaan terpaksa, dia sudah langsung keluar dari tadi. Beraninya orang-orang ini melukai ibunya, apa mereka sudah bosan hidup? Setelah Naomi pergi, Hayden langsung pergi untuk mencari Jessica. Berhubung kakinya sudah terkilir, Jessica masih belum berdiri dari lantai sampai sekarang. Hayden berlari ke arah Jessica, lalu mulai berteriak dari kejauhan, “Bibi, minggir! Jangan halangi jalan!”Jessica menoleh ke arah datangnya suara dan melihat Hayden sedang berlari ke arahnya dengan kecepatan tinggi. Akan sangat sakit apabila ditabrak anak yang larinya secepat kilat itu. Oleh karena itu, dia pun buru-buru berseru, “Ka ... ka ... kamu pela

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 17

    Pada saat yang sama, di Vila Maison.Vila yang besar ini terasa sangat dingin. Caden membawakan mie yang dimasaknya sendiri ke kamar Rayden. Saat ini, Rayden masih duduk di depan jendela sambil menatap ke luar. Sosoknya terlihat sangat kesepian.Melihat sosok Rayden yang seperti itu, Caden pun merasa sangat sedih. Dia berjalan menghampiri Rayden dan berkata, “Rayden, ayo makan dulu!”Rayden tidak bergerak dan masih tetap memandang ke luar.Caden menaruh semangkuk mie itu ke meja kecil di hadapan Rayden, lalu berkata, “Kalau kamu nggak makan, Mama akan sedih.”Begitu mengungkit tentang ibu, mata Rayden baru sedikit berbinar. Dia menatap Caden dan bertanya, “Apa kamu rasa Mama akan tahu?”“Tentu saja. Hati seorang ibu dan anaknya selalu terhubung. Dia akan tahu apa yang kamu pikirkan, juga tahu kamu nggak makan.”“Bagaimana kalau perasaan rindu? Apa dia akan tahu aku merindukannya?”“Dia pasti tahu.”“Kalau tahu aku merindukannya, kenapa dia nggak pulang untuk menjengukku?”Begitu menden

Pinakabagong kabanata

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1256

    Seperti Naomi, Caden juga tidak terlalu tertarik pada dunia seni dan mode. Biasanya, dia selalu berpakaian sesuai dengan seleranya. Semua pemahamannya tentang dunia seni dan mode berasal dari Dylan.Dylan bukan selebritas ataupun model, tetapi sangat suka berpacaran dengan selebritas dan model terkenal. Jadi, dia sangat memahami dunia ini dan selalu bergosip di hadapan Caden.Jayden yang berguru dengan seorang master merupakan hal yang menggembirakan. Namun .... Kakek Ketiga seharusnya memiliki niat tersendiri.Jayden sudah tinggal di tempat ini selama 5 tahun dan mendapat bimbingan dari Kakek Ketiga selama 5 tahun penuh, tetapi tidak pernah diberi status. Sekarang, Kakek Ketiga malah tiba-tiba memberikan lencananya kepada Jayden dan mengangkat Jayden sebagai muridnya. Ini berarti dia sudah memberi status kepada Jayden.Kenapa Kakek Ketiga tiba-tiba memberi status kepada Jayden? Menurut tebakan Caden, itu pasti berkaitan dengan kakek kandung Jayden. Kakek Ketiga dan Morris sama-sama a

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1255

    Naomi tersenyum lembut dan cerah. “Kalau begitu, kamu jangan khawatir lagi, ya. Ayo kita makan siang!”“Emm. Hayden dan Kakek Kedua sudah pulang?”“Belum. Dulu, mereka juga begitu. Mereka suka keluar pagi-pagi dan pulang malam. Kakek Kelima sudah datang. Kakek Ketiga ....”Sebelum Naomi menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba terdengar suara Jayden berseru, “Papa! Mama!”Caden dan Naomi menghentikan langkah mereka, lalu menoleh ke arah datangnya suara.“Papa! Mama!” Jayden sedang tersenyum cerah sambil berlari ke arah Caden dan Naomi. Dia terlihat sangat gembira dan bersemangat.Naomi menyambut Jayden dengan senyuman indah, lalu menggendongnya dan menciumnya. “Jayden punya kabar gembira apa? Kenapa kamu begitu senang?”Jayden mengeluarkan sebuah lencana dan menjawab, “Mama, lihat. Ini pemberian Kakek Buyut Ketiga!”Model dan bahan lencana itu sangat sederhana, juga terlihat sudah cukup tua. Tidak ada kerajinan tangan maupun lukisan yang rumit. Kasarnya, itu hanyalah sebuah papan besi kecil

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1254

    Begitu mengingat ucapan Nenek hari ini, Caden mau tak mau merasa gelisah.Zaman sekarang memang terlihat damai di permukaan, tetapi sebenarnya ada arus gelap yang tidak berhenti bergejolak. Persaingan antar negara tidak pernah berhenti. Ada orang yang tulus ingin mengejar kedamaian, tetapi selalu ada orang yang ingin merusak kedamaian dan menimbulkan peperangan. Namun, siapa yang akhirnya akan menderita akibat perang tersebut? Orang-orang biasa yang tak bersenjata dan rakyat jelata yang berjuang untuk hidup.Sekarang, negara ini maju, makmur, dan kuat. Masyarakat tidak takut pada peperangan secara terang-terangan karena negara memiliki senjata tercanggih untuk melawan musuh. Namun, jika musuh menggunakan trik kotor, hal itu tidaklah bisa diwaspadai.Semua orang mengakui bahwa senjata biologis merupakan senjata paling berbahaya dan mengerikan di dunia. Seberapa mengerikan dampak buruknya? Baca saja penggunaan senjata biologis yang tercatat di sejarah.Namun, jika virus generasi ke-8 ya

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1253

    “Baby, Nenek Buyut ada di sini.”Baby berlari masuk ke laboratorium. “Nenek Buyut, Papa, apa yang lagi kalian lihat?”Nenek tersenyum penuh kasih sayang dan menjawab, “Aku lagi tunjukkan koleksiku kepada papamu.”“Botol-botol kecil ini?”“Emm.”Baby melebarkan matanya yang cemerlang dan menatap ke-8 botol itu dengan rasa ingin tahu. “Nenek Buyut, apa isinya?”“Monster.”“Hmm? Monster kecil?”“Emm! Monster kecil yang bisa makan orang!”“Hah?” Baby sangat terkejut. IQ-nya memang mirip Naomi. Tidak peduli apa yang dikatakan Nenek, dia akan percaya. Dia sangat mudah dibujuk dan ditipu.Setelah mendengar isi botol-botol kecil itu adalah monster kecil yang bisa memakan orang, Baby merasa agak takut. Dia buru-buru bersembunyi di belakang Caden dan menarik pakaiannya erat-erat. “Papa, aku takut.”Caden berbalik, lalu membungkuk dan menggendong Baby. “Nggak usah takut. Papa ada di sini.”Nenek berkata sambil tersenyum, “Monster ini memang mengerikan, tapi mereka tetap punya kelemahan. Baby mau

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1252

    Berhubung teringat kenangan yang menyakitkan, wajah Nenek dipenuhi amarah.“Mereka mau habisi aku supaya bisa singkirkan ancaman bagi senjata biologis mereka. Dengan begitu, mereka bisa lenyapkan saudara sebangsa dan negaraku! Jangan mimpi mereka! Selama aku masih bernapas, aku nggak akan biarkan mereka berhasil!”“Aku memang sudah hidup mengasingkan diri. Itu nggak berarti aku nggak bisa berbuat apa-apa! Selama aku belum mati, mereka nggak akan bisa lukai saudara sebangsa dan negaraku!” ujar Nenek dengan murka sampai terbatuk.Caden pun tersadar dari keterkejutannya dan buru-buru menuangkan teh hangat ke dalam cangkirnya. “Nek, tenang dulu.”Nenek menarik napas dalam-dalam untuk beberapa kali. Setiap teringat orang-orang itu, dia langsung murka. Setiap teringat apa yang mereka lakukan untuk mencelakainya, dia pun kehilangan kendali atas emosinya.“Aku ini seorang dokter, orang yang dijuluki ‘Ibu Kedokteran’. Aku mencintai negara dan saudara sebangsaku! Aku sangat berharap bisa menyibu

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1251

    “Mereka sudah habiskan banyak upaya dan waktu untuk meneliti virus itu. Setelah berhasil mengembangkannya, mereka seharusnya melindunginya dengan sangat ketat. Mana mungkin seorang subjek percobaan bisa mencurinya?“Lagian, kalau orang tuaku benar-benar berhasil mencuri virus generasi ke-8, kenapa orang-orang itu memilih untuk membunuh orang tuaku, bukannya menangkap dan menginterogasi mereka? Selain itu, kalau memang virus generasi ke-8 sudah berhasil dikembangkan, tim penelitian mereka tinggal kembangkan ulang virusnya. Kenapa virus generasi ke-8 ini malah bermasalah?”Nenek menjawab pertanyaan Caden dengan ekspresi serius, “Keterkaitan orang tuamu dengan virus generasi ke-8 memang mencurigakan, tapi pertanyaan terakhirmu mudah dijelaskan. Virus generasi ke-8 yang dihasilkan setelah penelitian selama 35 tahun malah memiliki toksisitas yang jauh lebih buruk. ini berarti terjadi masalah pada tim penelitian itu.”“Mereka sudah habiskan puluhan tahun untuk kembangkan virus generasi ke-1

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1250

    Nenek mengangguk, lalu bertanya, “Waktu negara berada dalam bahaya, kamu akan bersembunyi di luar negeri atau ....”“Aku akan berdiri bersama negara dan keluargaku,” potong Caden sebelum Nenek menyelesaikan pertanyaannya. Sikapnya terlihat sangat serius.Nenek menatap Caden, lalu mengangguk puas dan berkata dengan nada hangat, “Aku nggak bisa kasih tahu kamu informasi mengenai orang itu. Soalnya, aku juga nggak tahu dia itu siapa.”Caden pun terkejut.Nenek menjelaskan, “Orang yang mau kamu cari tahu informasinya itu seharusnya adalah orang yang mengendalikan virus ini. Aku cuma pernah dengar soal tim penelitian mereka. Orang yang mencelakai orang tuamu seharusnya adalah pengendali itu.”Para peneliti di luar negeri itu sebenarnya setara dengan karyawan yang digaji tinggi. Arah penelitian dan penanganan hasil penelitian mereka bergantung pada investor mereka.Nenek lanjut berkata, “Kalau kamu membutuhkannya, aku akan ceritakan semua yang kuketahui dan kasih kamu informasi para peneliti

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1249

    Tidak ada orang yang menyangka orang tua Caden terlibat dengan kekuatan luar itu. Jika mengetahui hal ini, nenek dan kakek-kakek pasti akan mengorek informasi lengkap mengenai Caden.Caden mengerutkan keningnya dan menjawab, “Aku nggak tahu alasan spesifik kenapa mereka bisa berkonflik. Yang aku tahu sekarang, sebelum meninggal, orang tuaku menyimpan sesuatu yang sangat penting bagi mereka. Mereka nggak berhenti mengawasiku selama ini dan ingin temukan barang itu melaluiku. Konflik orang tuaku dengan mereka mungkin berkaitan dengan barang itu.”Ekspresi Nenek langsung menjadi sangat serius. Dia buru-buru bertanya, “Barang apa?”Caden menggeleng. “Aku nggak tahu. Kematian orang tuaku sangat mendadak. Sebelum meninggal, mereka nggak pernah kasih tahu aku informasi yang mencurigakan. Aku sudah periksa barang peninggalan mereka berkali-kali, tapi tetap nggak temukan apa pun.”Kerutan di kening Nenek makin dalam. Dia bertanya lagi, “Orang tuamu ilmuwan di bidang medis?”Caden menggeleng dan

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1248

    Nenek menghentikan pekerjaannya, lalu menyuruh Caden untuk duduk. Dia menuangkan 2 cangkir teh, yang satu untuk Caden dan satunya lagi untuk dirinya sendiri. Setelah meletakkan teko teh, dia baru duduk di seberang Caden dan bertanya, “Kamu mau tanya soal siapa?”Caden menjawab, “Orang yang meneliti virus ini.”Nada Caden terdengar sangat tenang, sedangkan Nenek malah menatapnya dengan terkejut. Setelah menenangkan diri, dia baru bertanya, “Kenapa kamu merasa aku mengenalnya?”“Aku bisa melihat virus ini nggak asing bagi Nenek.”Nenek memang merasa terkejut setelah melihat virus itu. Namun, dia bukan terkejut karena ada yang berhasil menelitinya, melainkan karena merasa sangat familier terhadap virus itu. Dengan kata lain, dia pernah berinteraksi dengan virus itu dan pasti mengetahui siapa orang yang menelitinya.Nenek mengerutkan kening dan menatap Caden untuk sejenak. Kemudian, dia mengambil cangkir teh dan meminumnya sebelum menatap Caden lagi.“Apa saja yang kamu ketahui? Coba kamu

I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status