Entah apa yang dikatakan Naomi, Calvin pun akhirnya berjalan ke sisinya setelah beberapa menit. Kemudian, Calvin memeluk lehernya dan menangis dengan membenamkan kepalanya di bahu Naomi. Naomi menggendong Calvin dan berjalan ke taman sebelah. Setelah duduk, dia mulai mengobrol dengan Calvin.Setengah jam kemudian, Calvin pun tertidur di pelukannya. Melihat situasi ini, orang tua Calvin baru berjalan mendekat dan berkata dengan sangat terkejut, “Setiap kali penyakit anak ini kambuh, dia harus disuntik dengan obat penenang baru bisa tenang. Tak disangka, dia juga bisa tenang tanpa pakai obat.”Naomi menjawab, “Penyakit bipolar pada dasarnya adalah gangguan psikologis. Obat-obatan hanya bisa membantu, tapi yang terpenting itu tetap mencoba berbicara dengannya dan masuk ke dunia mentalnya.”Saat berbicara, Naomi mengeluarkan pena dan kertas dari tasnya, lalu menuliskan beberapa nama bahan obat tradisional. Setelah itu, dia melanjutkan, “Kalau kalian percaya, masaklah obat-obat ini dan camp
Semua amarah dan kesedihan yang sudah dipendam Naomi akhirnya meluap. Dia pun mulai menangis sambil berseru, “Kenapa kamu begitu keterlaluan? Apa kamu merasa hidupku masih belum cukup menyedihkan? Apa sebenarnya maumu? Apa kamu mau mencelakaiku lagi?”Melihat Naomi yang menangis, Caden pun tercengang. Dia tiba-tiba teringat ibu kandung Rayden yang menangis di bawah tindihannya malam itu. Pada saat itu, lampu dalam ruangan tidak menyala sehingga Caden tidak melihat jelas wajahnya. Apalagi, otaknya juga sangat kabur karena sudah dibius. Dia bahkan tidak mengingat jelas suara wanita itu. Namun, saat mencium sudut mata wanita itu, dia menemukan air mata yang tidak berhenti mengalir.Caden tidak tahu kenapa dirinya bisa teringat wanita itu saat melihat Naomi menangis. Namun, perasaan kasihan dan simpati tiba-tiba muncul di hatinya. Dia bahkan hendak mengulurkan tangan untuk menyeka air mata Naomi.Hanya saja, pada detik selanjutnya, Caden tiba-tiba mengerutkan keningnya lagi. Naomi bukan wa
Naomi pun merasa panik dan berseru, “Yang kubilang itu kenyataan, tapi kamu nggak percaya. Apa sebenarnya yang mau kamu dengar? Kamu mau aku bilang apa? Aku nggak berniat untuk mendekatimu dan nggak ada juga yang beri aku perintah. Kalau bisa, aku malah ingin menjauh darimu dan nggak mau bertemu denganmu lagi selamanya!”Caden menjawab dengan ekspresi kelam, “Bukannya kamu nggak kenal sama aku? Kalau begitu, kenapa kamu mau menjauhiku dan nggak mau bertemu denganku lagi selamanya? Memangnya ada dendam di antara kita?”Naomi menyadari dirinya sudah keceplosan. Dia pun merasa panik untuk sesaat, lalu membantah, “Nggak, kok!”“Kalau begitu, apa maksudmu tadi?”“A ... aku merasa kamu sangat jelek dan nggak ingin ketemu sama kamu lagi. Begitu melihatmu, aku langsung teringat raja neraka. Makanya, aku ingin menjauhimu.”Caden pun terdiam. Sementara itu, berhubung pintu mobil terbuka, beberapa pengawal yang berdiri di sisi mobil juga mendengar ucapan itu dan menunjukkan ekspresi yang sangat
Naomi harus membayar biaya tempat tinggal, makan, dan kebutuhan hidup sehari-hari. Meskipun anak-anak makannya tidak banyak, mereka sedang berada dalam masa pertumbuhan dan tidak mungkin mengikutinya makan roti setiap hari. Mereka harus makan makanan yang bergizi seperti buah, kacang-kacangan, sayur, susu, telur, makanan laut, daging, dan sebagainya.Setelah dihitung-hitung, biaya hidup mereka berempat juga tidak kecil. Uang yang dimiliki Naomi tidak akan cukup untuk menopang kebutuhan hidup mereka terlalu lama. Berhubung tidak memiliki uang, dia pun mulai cemas.Naomi merasa dia harus terlebih dahulu mencari pekerjaan sampingan yang gajinya dibayar per hari. Bagaimanapun juga, dia tidak tahu kapan Caden akan kembali. Tidak mungkin dia baru pergi bekerja setelah uangnya habis. Namun, masyarakat zaman sekarang sangat mementingkan ijazah. Berhubung tidak memiliki ijazah, dia tidak akan bisa melakukan pekerjaan yang disukainya.“Haih ....” Naomi menghela napas dengan tidak berdaya. Di saa
Caden menatap Naomi dengan kening berkerut dan menunjukkan ekspresi yang tidak dapat ditebak. Sementara itu, Steven menyapanya sambil tersenyum, “Halo, Bu Naomi.”Naomi menebak mereka pasti sudah melihat apa yang terjadi. Dia pun menelan ludah dengan susah payah karena merasa agak takut. Namun, sebelum sempat berbicara, tiba-tiba terdengar suara Brian berkata, “Ste ... Steven? Wah, kamu juga datang kemari? Baguslah! Tadi, aku tiba-tiba diserang orang. Cepat bantu aku selidiki siapa pelakunya!”Setelah Jessica menolong Rayden, seluruh Keluarga Senjaya pun ikut keciprat keuntungan. Brian tentu saja mengenal Caden dan Steven. Dari sudut pandangnya saat ini, dia hanya melihat Steven. Jadi, dia pun meminta bantuan pada Steven.Di sisi lain, sudut mulut Naomi tidak berhenti berkedut. Ekspresinya juga terlihat sangat menarik. Dia menatap Steven dengan ekspresi tidak percaya .... Ternyata mereka saling mengenal? Ke ... kenapa dia begitu sial?Steven masih menunggu Caden bersuara. Jadi, Naomi b
Dylan sangat memahami Caden. Dia tahu hanya ada ibu kandung Rayden seorang di hati Caden. Selama ini, Caden benar-benar sangat menjaga diri. Meskipun ada banyak wanita yang mendekatinya, tidak ada seorang pun yang berhasil meluluhkan hatinya. Bahkan Jessica yang sudah berinteraksi dengannya begitu lama juga sama sekali tidak pernah menyentuhnya.Ekspresi Caden pun bertambah muram. Di benaknya, tidak berhenti berputar adegan di mana Naomi berjinjit, lalu menciumnya sambil menarik dasinya.Melihat Caden yang diam saja, Dylan juga tidak bertanya lagi. Dia hanya berkata, “Biarpun kesetiaanmu terhadap ibu kandung Rayden sangat mengharukan, kamu bahkan nggak tahu apa dia masih hidup atau sudah mati. Mungkin juga dia sudah nikah sama orang lain. Kalau sekarang dia sudah punya suami dan anak, juga hidup bahagia, apa kamu tega memisahkan mereka secara paksa?”“Ada banyak cara untuk balas budi, kok. Nggak harus paksakan diri untuk bersama. Buat apa kamu begitu jaga diri? Mungkin saja dia lagi a
Kedua pengawal itu buru-buru menoleh. Namun, sebelum sempat melihat jelas tampang orang itu, mereka sudah diserang dari belakang dan langsung pingsan.Setelah melihat Naomi menghentikan taksi dan pergi, Hayden baru merasa tenang. Jika bukan karena Braden berpesan padanya untuk mengikuti ibu mereka secara diam-diam dan jangan menunjukkan diri selain dalam keadaan terpaksa, dia sudah langsung keluar dari tadi. Beraninya orang-orang ini melukai ibunya, apa mereka sudah bosan hidup? Setelah Naomi pergi, Hayden langsung pergi untuk mencari Jessica. Berhubung kakinya sudah terkilir, Jessica masih belum berdiri dari lantai sampai sekarang. Hayden berlari ke arah Jessica, lalu mulai berteriak dari kejauhan, “Bibi, minggir! Jangan halangi jalan!”Jessica menoleh ke arah datangnya suara dan melihat Hayden sedang berlari ke arahnya dengan kecepatan tinggi. Akan sangat sakit apabila ditabrak anak yang larinya secepat kilat itu. Oleh karena itu, dia pun buru-buru berseru, “Ka ... ka ... kamu pela
Pada saat yang sama, di Vila Maison.Vila yang besar ini terasa sangat dingin. Caden membawakan mie yang dimasaknya sendiri ke kamar Rayden. Saat ini, Rayden masih duduk di depan jendela sambil menatap ke luar. Sosoknya terlihat sangat kesepian.Melihat sosok Rayden yang seperti itu, Caden pun merasa sangat sedih. Dia berjalan menghampiri Rayden dan berkata, “Rayden, ayo makan dulu!”Rayden tidak bergerak dan masih tetap memandang ke luar.Caden menaruh semangkuk mie itu ke meja kecil di hadapan Rayden, lalu berkata, “Kalau kamu nggak makan, Mama akan sedih.”Begitu mengungkit tentang ibu, mata Rayden baru sedikit berbinar. Dia menatap Caden dan bertanya, “Apa kamu rasa Mama akan tahu?”“Tentu saja. Hati seorang ibu dan anaknya selalu terhubung. Dia akan tahu apa yang kamu pikirkan, juga tahu kamu nggak makan.”“Bagaimana kalau perasaan rindu? Apa dia akan tahu aku merindukannya?”“Dia pasti tahu.”“Kalau tahu aku merindukannya, kenapa dia nggak pulang untuk menjengukku?”Begitu menden
Setelah sejam kemudian, mereka tiba di rumah senior.Senior itu bernama Tosca. Dia adalah penduduk asli Kota Amari. Tahun ini, dia sudah berusia 71 tahun. Tubuhnya kurus kering dengan uban di kepalanya. Meskipun demikian, dia masih kelihatan bersemangat, kondisinya sangat bagus.Ketika melihat Caden, Tosca langsung menyapanya, “Halo, apa kamu itu Pak Caden?”Caden membalas dengan sopan, “Halo, namaku Caden.”“Halo, halo, selamat datang ke Kota Amari. Selamat datang ke rumahku.”Tosca bersalaman dengan Caden sembari tersenyum. Caden juga membalasnya. Tangan Tosca agak bertenaga. Tiba-tiba dia menyadari sesuatu, dia pun melihat Caden dengan ekspresi kaget.Ekspresi Caden kelihatan lembut. Dia menatap Tosca tanpa berekspresi.Beberapa saat kemudian, Tosca melepaskan tangan Caden. Raut wajahnya berubah normal. Dia memanggil mereka ke dalam rumah. “Ayo, kita bicarakan di dalam rumah. Aku sudah seduh teh untuk kalian.”Caden melihat ke sisi Steven. Setelah berinteraksi mata sekilas, mereka m
Dengan adanya budi dan juga hubungan persahabatan, Steven saja bersedia mati demi Caden, mana mungkin akan mengkhianatinya?Kecuali Caden berjalan ke jalur yang salah, melanggar kebenaran!Caden bertanya, “Seandainya aku nggak mengecewakanmu, ‘kan?”Steven menjawab, “Lebih nggak mungkin lagi untuk mengecewakanmu.”Kening Caden sedikit berkerut ketika melihat ke luar jendela. Dia bergumam, “Iya, aku saja nggak mengecewakanmu, kenapa kamu bisa mengkhianatiku?”Steven paling memahami Caden. Dia menatap Caden dengan penuh sakit hati. Dia sedang bertanya soal orang misterius ….Steven berpikir sejenak, lalu berkata, “Kalau nggak pernah mengecewakan, malah mengkhianatimu, hal itu menunjukkan bahwa orang itu memang jahat sejak lahir. Hanya saja biasanya dia menyembunyikan dengan sangat dalam, jadi memberikan kesan palsu bahwa dia adalah orang baik.”“Contohnya seperti hubungan petani dengan ular. Nggak peduli betapa baiknya petani memperlakukan ular, ular tetap akan menggigitnya! Ada orang ya
Ciuman berakhir. Mereka berdua kelihatan terengah-engah.Ujung mata Naomi kelihatan memerah. “Selama nggak ada kami di sisimu, kamu mesti jaga dirimu dengan baik.”Caden membalas, “Aku mengerti.”Naomi berpesan, “Kamu mesti makan dengan teratur.”Caden menjawab, “Oke.”Naomi berpesan lagi, “Malam hari juga mesti tidur dengan baik.”Caden membalas lagi, “Oke.”Apa pun yang dikatakan Naomi, Caden selalu mengangguk dan mengatakan “oke”. Sembari berbicara, mata Naomi sedikit basah. Sekarang dia sangat amat mencintai Caden!Ketika kepikiran akan segera berpisah dan tidak bisa melihatnya malam ini, Naomi malah ingin menangis. Padahal mereka hanya berpisah selama 7 hari saja!Naomi sungguh kesal dengan dirinya yang manja itu. Dia memalingkan kepalanya untuk menyeka air mata, lalu berkata, “Ayo, pergi. Papa, Mama, dan anak-anak lagi tunggu di bawah.”Caden menarik Naomi ke dalam pelukannya, memeluknya dengan erat. “Aku akan selalu merindukanmu, merindukanmu setiap saat.”Hati Naomi terasa hang
Braden dan Rayden mengerutkan kening mereka. Mereka kelihatan sangat tidak tenang!Virus generasi ke-8 pada dasarnya berbahaya. Ditambah lagi dengan adanya pantauan orang misterius yang sedang bersembunyi. Sekarang virus belum ditemukan, jadi semuanya terasa sangat tenang. Namun begitu virus ditemukan, sepertinya kondisi akan menjadi kacau balau!Mereka mencintai ibu mereka, juga mencintai ayah mereka. Mereka pun tidak bersedia melihat terjadi sesuatu dengan ayah!Caden setengah berjongkok. Dia menatap kedua bersaudara dengan tersenyum manja. “Papa janji sama kalian, aku pasti nggak akan terluka! Melindungi diri sendiri itu nomor 1, sedangkan mencari virus itu nomor 2.”Mereka bertiga saling bertukar pandang selama beberapa menit. Braden dan Rayden masuk ke dalam pelukan Caden.“Kamu mesti selamat!”“Jangan sampai terluka!”Caden memeluk kedua anak. Dia sungguh merasa bersyukur. Rasa suka sang istri dan perhatian anak-anak. Sepertinya Caden tergolong orang beruntung.“Papa janji sama k
Namun setelah Braden menyelidiki beberapa saat, dia masih tidak menemukan petunjuk apa pun. Kedua kakek buyut itu bagai telah menghilang dari peredaran saja ….Sesuai logika, Kakek Buyut Keempat adalah peretas. Wajar kalau kesulitan untuk menyelidikinya. Namun, Braden tahu dengan identitas Kakek Buyut Pertama. Kenapa dia tidak berhasil menemukan informasi apa pun mengenainya?Nenek Buyut berkata, Kakek Buyut Pertama ada sedikit urusan keluarga. Dia butuh bantuan Kakek Buyut Keempat. Itulah sebabnya dia mengajak Kakek Buyut Keempat untuk menuruni gunung bersama. Hanya saja, setelah menyelidiki keluarganya Kakek Buyut Pertama, tidak ditemukan telah terjadi sesuatu, juga tidak ditemukan jejak Kakek Buyut Pertama pernah pulang ke rumah.Braden mengerutkan keningnya. Dia duduk di depan laptop dengan terdiam dalam waktu lama. Saat kedengaran suara dari luar pintu, Braden baru menghela napas panjang, menutup laptop, lalu pergi membasuh tubuhnya.…Pada pukul 8 pagi, Joseph dan Maria membawa a
Kening Braden berkerut. “Papanya Nico adalah anak telantar di dalam keluarga mereka. Sekarang dia sudah meninggal, bahkan mendorong kesalahan ke diri Papa. Mereka pasti akan melakukan sesuatu kepada Papa. Kalau kamu pergi pada saat seperti ini, mereka pasti akan membuat cerita baru tentangmu. Jadi, kamu jangan ladeni mereka dulu.”Hayden bertanya dengan kening berkerut, “Apa Papa akan dalam bahaya?”Braden berterus terang, “Sementara ini nggak akan. Mereka juga mengirim surat tantangan kepada Papa untuk berduel di atas ring 3 bulan kemudian. Meskipun mereka ingin melukai Papa, itu pun masalah 3 bulan kemudian.”Hayden memang merasa tidak puas, dia pun mendengar ucapan Braden dengan patuh. “Aku mengerti Kak. Hari ini aku nggak akan pergi cari Nico!”“Emm, kamu pulang dan latihan sebentar dengan Kakek Buyut. Hari ini kami akan pulang ke Kota Lokin bersama Kakek dan Nenek.”“Emm, emm.”Braden menghubungi Hayden, lalu menghubungi Caden.Caden masih berada di ruang baca. Dia sedang meneliti
Keesokan harinya, Hayden sudah bangun sebelum langit terang. Seperti biasanya, dia bangun pagi untuk latihan pagi bersama gurunya.Alhasil, begitu melihat jam pintarnya, dia pun menyadari pesan yang dikirim Nico semalam.[ Hayden, papamu memang sudah mengalahkan papaku, tapi nggak berarti kamu bisa mengalahkanku. Aku akan menantangmu. Aku mau berduel denganmu seorang diri! Kalau kamu nggak berani menerima tantanganku, itu berarti kamu itu pengecut! ][ Kalau kamu berani menerima tantanganku, cari aku di rumah sakit! Kenapa kamu nggak bicara? Apa kamu merasa takut? Dasar penakut, pengecut, pecundang, sampah! Hmph! Kalau kamu nggak bicara lagi, aku akan beri tahu orang-orang, biar semuanya tahu Hayden itu seorang penakut, nggak berani menerima tantanganku! ]Apa?Hayden langsung duduk di tempat, lalu membaca kembali pesan dari Nico. Selain Nico, ada juga gambar tangkapan layar hasil kiriman teman lain. Berhubung Hayden tidak membalas pesan dari Nico, Nico memberi tahu teman kelasnya kala
Raffi mengizinkan. “Seandainya dia ingin balas dendam, biarkan dia saja! Sekalian buat dia mengerti bahwa di dunia para petarung, cuma yang terkuat yang berkuasa!”“Biarkan orang luar tahu bahwa siapa pun dia, nggak peduli status atau kedudukannya, barang siapa yang berani melukai keluarga kami, dia harus membayar harga yang sangat mahal! Cari kesempatan untuk langsung habisi anak itu! Setelah kebencian memuncak, kita nggak usah khawatir Caden nggak akan datang!”Petarung membalas, “Aku mengerti!”Panggilan diakhiri. Petarung berkata kepada rekannya, “Pak Raffi memerintah, sekarang kita nggak boleh sentuh Cadeh, tapi kita boleh menghabisi bocah yang bernama Hayden itu!”Rekan kerjanya mengertakkan giginya. “Tangkap dia, lalu serahkan kepada Nico untuk melampiaskan amarahnya!”“Emm! Kita ke rumah sakit dulu. Biar Nico ajak dia keluar. Kita bikin dia nggak bisa pulang lagi!”…Sekitar pukul 11 malam, Happy Bar masih tetap ramai. Hanya saja, berhubung besok Naomi hendak kembali ke Kota Ha
Di luar bar, dua orang petarung seni bela diri Negara Thaima saling bertukar pandang ketika mendengar kabar Caden menerima surat tantangan.Mereka berdua merasa sangat syok!Awalnya mereka mengira Caden tidak berani menerima tantangan. Siapa sangka dia malah menerima dengan langsung.Bagaimanapun, orang-orang yang mengetahui keluarga Nico juga tahu bahwa ayahnya membuka balai seni bela diri di Negara Carika. Lantaran terjadi sesuatu, dia pun tidak bisa berbaur lagi di Negara Thaima.Sekarang Dicky adalah orang terlemah di dalam anggota keluarganya! Jadi, jika Caden mengalahkannya, anggota keluarga Dicky yang lain juga tidak akan merasa sangat syok, juga tidak merasa Caden sangat hebat.Seandainya bukan karena terjadi masalah yang begitu besar, merusak reputasi keluarga, mereka juga tidak akan turun tangan. Sekarang mereka memberi surat tantangan kepada Caden juga demi reputasi keluarganya.Seandainya Caden tidak menerima tantangan malam ini, mereka akan masuk ke bar, lalu menghinanya d