Namun pada saat ini, Camila sudah tiba di bandara.Camila mengenakan pakaian Dylan sembari mengenakan masker dan kacamata hitam. Dia menutup dirinya dengan sangat rapat.Pesawat masih belum terbang. Camila pun menunggu di ruang tunggu VIP.Camila mengeluarkan ponsel dari sakunya. Setelah ragu beberapa saat, dia baru mengaktifkan ponselnya.Begitu ponsel dibuka, Camila pun menerima banyak notifikasi baru, ada panggilan tidak terjawab dan juga pesan yang belum dibaca.Belum sempat Camila membaca dengan saksama, Camila pun menerima panggilan masuk dari Dylan.Ketika melihat nama yang muncul di layar ponsel, hati Camila terasa panik dan juga sedikit kesal. Setelah dipikir-pikir, Camila langsung memutuskannya!Saat melihat panggilan tidak terjawab dari Naomi, Camila berusaha menenangkan dirinya, lalu membalas telepon Naomi. Dia berbicara dengan berlagak santai, “Halo, Naomi, apa kamu sudah sampai Kota Jawhar?”Nada bicara Naomi terdengar panik. “Aku sudah sampai tadi siang. Kamu ke mana saj
Begitu melihat kata “terusan”, aliran darah langsung mengalir kencang ke atas wajah. Wajah Camila kelihatan merona. Terusan itu adalah terusan termiris milik Camila! Terusan itu dirobek hingga tidak berwujud!Camila membalas dengan nada ketus.[ Nggak mau lagi. Dibuang saja! ]Dylan tidak merasa syok. Dia berkata lagi.[ Aku akan ganti terusan baru buat kamu. ]Camila segera membalas.[ Nggak usah! ]Tanpa menunggu balasan dari Dylan, Camila mengetik lagi.[ Aku lagi sibuk. Aku nggak ngobrol dulu sama kamu. ]Dylan segera membalas.[ Ada soal ponsel juga. Semalam aku nggak sengaja jatuhin ponselmu. Aku sudah beliin yang baru buat kamu. Nanti aku akan bawa ke kamu setelah barangnya sampai. ]Camila terbengong. Dia memeriksa ponselnya, kemudian baru menyadari ternyata ada bekas benturan.Camila tidak tahu bagaimana Dylan menjatuhkannya. Hanya saja, Camila membalas.[ Nggak usah, masih bisa dipakai. ]Tanpa menunggu balasan dari Dylan, Camila mengirim pesan lagi.[ Aku sibuk dulu. ]Setel
Master Bercodet semakin tidak tenang lagi. Dia menoleh untuk melihat Braden. “Braden, kita juga jalan yang cepat. Aku pikul kamu.”Braden juga buru-buru ingin pergi ke rumah kayu. Dia pun mengangguk. “Oke!”Master Bercodet memikul Braden di punggungnya, kemudian bergegas berlari ke arah rumah kayu.Setelah belasan menit kemudian, mereka berdua bisa melihat rumah kayu. Kakek Kelima baru menampakkan diri. Dia berdiri di kejauhan sembari melambaikan tangan ke sisi mereka. “Braden!”Kedua mata Braden berkilauan. “Kakek Buyut Kelima!”Master Bercodet juga telah melihat Kakek Kelima. Dia segera berlari ke sana dengan menggendong Braden.Braden merasa sangat gembira. “Kakek Buyut Kelima!”“Iya.” Kakek Kelima tersenyum, lalu menggendong Braden dan mengangkatnya tinggi-tinggi. “Bocah patuh. Baru sebulan lebih nggak bertemu, kamu semakin kuat saja!”Braden segera bertanya, “Kakek Buyut Kelima, apa kamu bertemu dengan Hayden?”“Sudah. Saat ini, Hayden lagi menemani Kakek Buyut Kedua dan Nenek Buy
“Anak baik. Kalian pulangnya cepat sekali. Aku sungguh merasa terkejut!”Braden sedang mencemaskan Kakek Kedua. Namun dengan dilempar seperti ini, rasa cemas langsung menghilang karena terkejut. Saat ini, hanya tersisa rasa takut dan syok di hati Braden.Kakek Kedua bertanya padanya, “Braden, gimana kalau Kakek Buyut Kedua bawa kamu terbang tinggi, ya?”Wajah Braden langsung memucat. Dia segera menggeleng. “Nggak. Nggak usah.”Terbang tinggi yang dimaksud Kakek Kedua hanya disukai oleh Hayden saja. Hanya Hayden saja yang sanggup melakukannya. Braden dan Jayden tidak berani!Master Bercodet mengerutkan keningnya ketika bertanya pada Kakek Kedua, “Kenapa kamu sekurus ini?”Kakek Kedua membalas dengan tersenyum, “Meski aku kurus, aku tetap bisa mengalahkanmu. Gimana kalau kita latihan sekarang?”Master Bercodet terdiam. Dia kelihatannya bersemangat seperti sebelumnya. Jadi, Braden dan Master Bercodet pun merasa lebih tenang. Kelihatan sekali dia bukan sedang flu.Kakek Kedua bertanya, “Ak
Baru saja Kakek Kelima menyusun daftar barang yang diperlukan, Nenek pun kembali. Dia kelihatan sangat antusias. “Benar, virus ini memang virus generasi ke-8.”Usai mendengar, Braden menghela napas panjang. Baguslah kalau benar, mereka pun tidak perlu pusing untuk mencari virus itu lagi!“Aku akan pergi ke stasiun sinyal untuk beri tahu Papa. Nenek Buyut, obat apa yang perlu dikirim Papa?”Kakek Kelima menjelaskan, “Kakek Pertama kehilangan kabar. Kebetulan Braden kemari, aku pun kepikiran untuk suruh Caden kirim sedikit stok kemari. Ini daftar yang sudah aku susun. Coba kamu lihat, apa lagi yang kamu butuhkan, biar ditambah lagi.”Nenek mengangguk. “Baik.”Sekitar 20 menit kemudian, Nenek menyusun daftar stok untuk Braden. “Suruh Hayden temani kamu.”Braden sangat gesit, langsung mengambil daftar stok dan berkata, “Hayden lagi keluar sama Kakek Buyut Kedua.”Nenek merasa syok. “Kakek Kedua keluar lagi?”Saat melihat sikap gugup Nenek, Braden pun merasa cemas. “Nenek Buyut, apa Kakek B
“Anak-anak pasti nggak akan mengalami nasib seperti kita. Di zaman yang makmur seperti sekarang ini, mereka memiliki negara yang kuat sebagai pelindung, mereka pasti akan bisa melangkah semakin tinggi!”Kakek Ketiga menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan mengembuskannya. “Kita semua pernah hidup dalam tekanan. Kini bisa berkesempatan melihat kemakmuran seperti ini saja sudah tergolong beruntung.”“Tuhan mengirimkan anak-anak ke hadapan kita, biar kita memiliki penerus. Kita sudah cukup beruntung. Meski kita mati, kita pun bisa mati dengan tenang.”"Dulu aku selalu khawatir, Naomi terlalu baik hati, nggak cukup keras, takutnya akan dirugikan saat menghadapi kesulitan di masa depan. Tapi sekarang, ada Caden di sisinya.”“Caden memiliki prinsip hidup yang benar, juga tegas dan berani mengambil keputusan. Sifatnya yang sangat cocok untuk melengkapi kelemahan Naomi yang terlalu patuh.”Kebaikan adalah suatu kebajikan. Namun, jika terlalu baik, justru akan menjadi kelemahan. Bersikap baik
Kakek Kedua tersenyum. “Hanya batuk beberapa kali saja malah mengagetkanmu? Bukannya itu berarti Kakek Buyut Kedua-mu terlalu lemah! Kita jangan pulang dulu. Aku ajarkan sedikit hal baru kepadamu. Ayo.”Hayden malah tidak bergerak. “Kamu ajari aku setelah kamu istirahat.”Kakek Kedua menurunkan kelopak mata untuk melihatnya. Belum sempat dia berbicara, Hayden pun mencemberutkan wajahnya dan tiba-tiba menangis. “Apa kamu lagi membohongiku? Apa penyakitmu sangat parah? Tadi kamu batuk darah, ‘kan? Aku … aku sudah tercium bau darah. Selain itu, kamu … kamu nggak sanggup untuk mengejarku lagi. Biasanya aku yang nggak bisa mengejarmu!”Kakek Kedua terdiam. Ketika melihat bocah itu menangis, dia merasa ada sesuatu yang menjanggal di dalam tenggorokannya. Kakek Kedua mengulurkan tangannya untuk memeluk si bocah ke dalam pelukannya. Dia mengusap kepala Hayden dengan lembut, lalu menarik napas dalam-dalam, baru berkata, “Aku nggak bisa mengejarmu karena aku baru sembuh. Kondisi tubuhku memang n
Dulu, prestasi Kakek Kedua sangat menggemparkan. Dia mengalahkan balai seni bela diri dari 7 negara, yang berarti mempermalukan nama 7 negara sekaligus. Di mata banyak kekuatan asing, Kakek Kedua adalah musuh!Kakek Kedua khawatir musuh bebuyutannya akan mengenali jurus bertarungnya dan mencari masalah dengan Hayden.Kalau bukan karena nyawanya sudah hampir sampai di ujung tanduk, Kakek Kedua tetap tidak akan mengajarkannya kepada Hayden.Setelah sakit parah, Kakek Kedua mengira tidak akan bertemu dengan Hayden lagi, jadi dia merekam video pengajaran. Namun, sejelas apa pun video itu, tetap tidak sebagus belajar langsung secara tatap muka!Oleh sebab itu, apa pun ceritanya, Kakek Kedua mesti memanfaatkan kesempatan kali ini untuk mengajarkan semuanya sekaligus kepada Hayden!…Di sisi lain, Braden sudah tiba di stasiun sinyal.Master Bercodet pernah membawanya ke sini sebelumnya. Setelah sampai di sana, Braden pun langsung menghubungi nomor ponsel Caden. Dari tadi Caden sedang menungg
Naomi tiba-tiba berlinang air mata. Sebenarnya, dia tahu apa alasan anak-anak memamerkan sertifikat penghargaan mereka, dan Rayden memberitahunya bahwa dia berinisiatif mencari teman baru. Itu karena mereka ingin menghiburnya. Sebagai seorang ibu, dia malah dihibur oleh anak-anaknya.Naomi merasa terharu, tetapi juga bersalah. “Senang. Mama senang banget. Malam ini, Mama akan masak sendiri dan buatkan makanan enak buat kalian. Akhir-akhir ini, keadaan Mama kurang baik karena khawatir sama Braden dan Hayden. Maaf sudah buat kalian khawatir.”Jayden bertanya, “Sekarang, Mama sudah baikan?”Naomi tersenyum. “Sudah.”Baby bertanya, “Mama, kapan Kak Braden dan Kak Hayden pulang? Aku sudah kangen sama mereka.”Naomi menjawab, “Mereka akan segera pulang. Mereka juga kangen banget sama Baby.”Naomi mengobrol sejenak dengan anak-anak, lalu berkata pada Steven, “Terima kasih kamu sudah pergi jemput anak-anak. Malam ini, kamu makan saja di sini. Aku akan masak lebih banyak.”Steven buru-buru menj
Caden mengangkat bahunya dengan tidak berdaya. “Aku juga nggak tahu jelas. Dia bilang nggak. Oh iya, hari ini, Braden menelepon.”Naomi langsung bertanya dengan buru-buru, “Apa katanya? Semuanya baik-baik saja?”Caden tidak mengungkit masalah Kakek Kedua. Dia hanya menjawab, “Dua hari lalu, Hayden demam.”Ekspresi Naomi langsung berubah. “Demam?”“Emm. Tapi, Braden suruh kita nggak usah khawatir. Itu cuma demam biasa. Kalau sudah benar-benar sembuh, mereka akan pulang. Nanti, kamu minta izin beberapa hari lagi saja untuk mereka.”Naomi merasa cemas. “Kenapa bisa demam?”“Katanya, di sana hujan beberapa hari yang lalu. Hayden kehujanan.”“Demamnya tinggi?”“Nggak.”Naomi berkata dengan sedih, “Pantas saja aku nggak berhenti mimpi buruk akhir-akhir ini. Sudah kubilang, selain Camila, pasti masih ada hal buruk lain yang terjadi. Ternyata Hayden sakit! Jangan lihat Hayden biasanya nakal dan suka berkelahi. Dia sebenarnya paling takut disuntik sama minum obat. Dulu, setiap sakit, aku harus
Naomi bertanya, “Setiap … kalinya kamu tambah makan sebanyak ini?”“Emm!”“Tapi, kulihat-lihat sepertinya kamu nggak gendutan?”Camila tersenyum bangga. “Ajaib, ‘kan? Tuhan sayang sama aku! Meski aku makan banyak, aku nggak gemuk-gemuk! Orang-orang di perusahaan kami juga iri banget sama aku!”Naomi bertanya, “Apa ada perubahan dalam tubuhmu? Kamu makan sebanyak ini, apa lambungmu sanggup?”Camila makan sembari menjawab, “Sanggup, kok. Aku nggak merasakan ada yang nggak nyaman. Lagi pula, aku merasa sekarang aku pasti lebih sehat daripada sebelumnya. Dulu hidupku nggak sehat banget, tidurku nggak nyenyak, selera makan biasa-biasa saja, juga banyak pikiran.”“Sekarang aku punya nafsu makan. Selain itu, aku bisa langsung tidur setelah berbaring setengah jam. Keesokan paginya aku juga sangat energik. Aku merasa aku sudah kembali ke umur 18 tahun saja!”Usai berbicara, Camila menyantap mienya. “Mie kuah pedas kedai ini enak sekali, apalagi mie mereka buatan tangan. Kalau kamu dan Tiara ber
Gisela segera mengangguk dan melanjutkan, “Aku tahu masalah itu! Dengar-dengar gara-gara masalah ini, Bu Joana pernah beberapa kali coba untuk bunuh diri!”“Haih, pemikiran anak zaman sekarang sangat terbuka. Mereka semua nggak bersedia punya anak. Ada banyak yang keguguran tanpa sengaja atau dengan sengaja!”“Jadi, hamil itu nggak tergolong kabar bahagia. Bisa melahirkan baru dinamakan kabar gembira. Jangan gembira terlalu cepat!”Begitu Lyana mendengar, dia semakin kesal lagi. Bukannya mereka sedang mengutuk Keluarga Hermanto?Ekspresi Lyana langsung berubah. Dia langsung menyindir, “Kenapa mengandung bukan kabar gembira? Keluarga mana yang nggak senang kalau ada yang hamil? Nggak semua keluarga berkesempatan untuk menggendong cucu!”“Lebih baik kalian berdua gunakan waktu kalian menyindirku untuk berbincang dengan putra kalian. Suruh mereka cepat punya anak!”“Oh, ya, sebelum kalian ngobrol sama anak kalian, kalian mesti ngobrol sama suami kalian dulu. Jangan sampai duluan ada anak
Ketika melihat mereka berdua berbicara dengan semakin gembira, hati Dylan pun terasa penat. Dia memang tidak ingin melukai mereka, tetapi tidak mungkin masalah dibiarkan seperti ini!Konon katanya, semakin besar harapan, semakin besar rasa kecewanya!Kalau tidak kepikiran ide bagus, lebih baik beri tahu kenyataan kepada mereka.Dylan berpikir sejenak, lalu menyantap sesuap buah kiwi. Dia mengangkat kepalanya menatap Lyana dan Kevin, kemudian langsung berterus terang. “Papa, Mama, kalian berdua berhenti dulu. Dengar apa kataku ….”Belum selesai Dylan berbicara, tiba-tiba terdengar suara ketuk pintu. Pintu kamar pun dibuka.Ada dua ibu-ibu kaya berdiri di depan pintu. Mereka sedang mengintip ke dalam kamar. Saat melihat mereka berdua, Lyana langsung merasa tidak gembira. Orang yang berdiri di depan pintu adalah Brenda dan Gisela. Mereka adalah teman satu lingkaran yang sering bertemu di acara kumpul bersama. Hanya saja, Lyana sangat tidak menyukai mereka!Sebab, mereka selalu suka bergo
“Uwek ….”Dylan langsung duduk dan membungkukkan tubuhnya untuk muntah di samping ranjang. Kali ini, Dylan tidak memuntahkan apa-apa, dia hanya merasa mual saja.Dylan benar-benar ingin menangis. Dosa apa yang telah dia perbuat? Dia tidak sakit, tetapi kenapa dia malah muntah?Orang tua kandungnya malah menancapkan pisau di luka Dylan.“Kenapa muntah hingga separah ini? Kelihatannya sangat menyiksa. Untung saja bukan Camila yang muntah.”“Camila muntah parah dalam kehamilan kali ini. Waktu itu saat aku mengandung Dylan, reaksiku juga nggak separah ini. Sepertinya anak di dalam kandungannya bandel. Hehe, bandel saja. Lagi pula, papamu yang merasakannya. Kamu menyiksa papamu, bukan menyiksa mamamu. Kamu memang patuh.”Dylan terdiam membisu. Dia merasa dirinya bagai bonus yang diberikan ketika orang tuanya membeli pulsa saja! Dia juga merasa dirinya bagai benar-benar sedang mengandung saja!Ketika melihat buah kiwi di atas piring buah, Dylan menenangkan dirinya sejenak, lalu berkata semba
Tiba-tiba Lyana tersenyum. “Kalau benar itu mual karena hamil, berarti nggak usah terlalu khawatir, lagi pula juga bukan penyakit serius. Walaupun memang nggak nyaman, setidaknya lebih baik kamu yang merasa nggak nyaman daripada Camila.”Heh?Dylan menatap ibu kandungnya sendiri dengan tatapan tidak percaya!Apanya lebih baik Dylan yang merasa tidak nyaman daripada Camila?Satu detik kemudian, Kevin berkata, “Camila itu cewek. Terlalu kasihan untuk dia menerima siksaan ini. Lagi pula, dulu dia sudah cukup menderita, sudah seharusnya kamu mewakilinya untuk memikul penderitaan ini.”Dylan terdiam membisu. Dia menggigit bibirnya sembari melihat ayah dan juga ibu kandungnya.“Memangnya aku nggak sakit? Aku nggak tersiksa?”Usai bertanya, Dylan pun merasa menyesal. Camila juga tidak sedang mengandung. Untuk apa dia mempermasalahkan hal ini? Dengan Dylan berbicara seperti ini, seolah-olah Camila memang sedang berbadan dua saja!Tanpa menunggu Dylan menjelaskan, Lyana pun berkata, “Kamu pasti
Suster yang berada di samping adalah asisten Robbin, juga adalah adik sepupunya. Jadi, dia tidaklah asing dengan Caden dan Dylan.Saat mendengar pembahasan mereka, gadis cilik itu berkata dengan mata terbelalak, “Cowok itu nggak mungkin bisa hamil! Tapi, cowok itu bisa punya reaksi seperti ibu hamil. Pak Dylan, apa kekasihmu nggak menunjukkan reaksi apa-apa dalam masa kehamilannya?”Belakangan ini, kabar hamilnya kekasih Dylan telah tersebar luas di kalangan konglomerat. Suster ini juga adalah anggota dari Keluarga Lukman. Dia juga mengetahui masalah itu. Apalagi, Dylan juga tidak maju untuk membantah. Dia pun percaya dengan berita itu.Wajah Dylan kelihatan memucat. Belum sempat dia menjelaskan, gadis cilik berkata lagi, “Reaksi saat masa kehamilan itu bisa berpindah tempat. Ada banyak ibu hamil yang merasa tubuhnya ringan, berenergik, dan selera makannya besar. Sementara, suaminya malah mual parah. Serius.”Dylan menjulingkan bola matanya dengan napas terengah-engah!Dylan percaya re
Ternyata terjadi sesuatu dengan Kakek Kedua ….Sepertinya benar-benar ada ikatan batin di dunia ini!Sebelumnya Caden memang tidak tergolong banyak berhubungan dengan Kakek Kedua, perasaannya terhadap Kakek Kedua tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan Naomi dan Hayden. Namun ketika kepikiran dengan suara dan senyuman Kakek Kedua, Caden juga merasa sesak.Orang yang begitu unggul dan hebat malah pergi begitu saja. Seorang pahlawan besar telah gugur. Sejak saat ini, dunia benar-benar kehilangan Raja Bela Diri, sosok yang menantang negeri asing seorang diri, menumbangkan 7 perguruan bela diri, dan membuat para petarung asing gentar sekaligus membencinya!Semua ini bukan hanya kerugian dan penyesalan bagi mereka, tapi juga kerugian dan penyesalan bagi bangsa ini!“Apa kalian … baik-baik saja?”Suara Braden terdengar serak. “Semuanya sangat sedih. Hayden menangis paling sedih dan paling putus asa …. Tapi, kamu nggak usah khawatirkan kami. Kakek Buyut Kedua sudah dimakamkan. Kami sudah n