Dylan berkata pada Camila dengan berlagak tenang, “Kamu tunggu sebentar, ya. Aku akan goreng 2 telur buat kamu. Selesai makan, kita baru bicara baik-baik. Jangan sampai kamu kelaparan.”Dylan mengulurkan tangannya. Dia menyadari belasan telur ayam yang baru diantar tadi sudah disia-siakannya! Tumpukan masakan gosong di dalam tong sampah adalah “hasil karya” Dylan! Dia tidak terlalu jago dalam soal memasak ….Lebih tepatnya bukan tidak terlalu jago, melainkan tidak bisa sama sekali!Dulu Dylan tidak pernah memasak. Dia sama sekali tidak tertarik dalam soal memasak. Dia bisa turun tangan untuk memasak hari ini juga karena kondisi agak berbeda.Tempat ini jauh dari pusat kota, jadi tidaklah gampang untuk memesan makanan. Mereka berdua telah berhubungan sangat lama semalam, Camila sedang krisis tenaga. Dia belum sarapan dan juga belum makan siang. Sekarang dia pasti kelaparan.Jadi, Dylan baru memutuskan untuk memasak. Dia ingin memasak 2 telur goreng untuk mengisi energi Camila. Dia juga
Kamu berbeda sama mereka ….Detak jantung Camila menjadi melambat. Dia terbengong beberapa detik, baru menunjukkan wajah tenangnya. “Apanya yang berbeda?”Bibir Dylan bergerak, tetapi dia tidak bersuara.Camila tersenyum. Nada bicaranya terdengar lembut. “Aku sama seperti mereka, nggak ada bedanya.”Kening Dylan tidak berhenti berkerut. “Beda!”Camila terdiam.Suasana di sekitar menjadi hening dalam seketika. Camila kembali berbicara, “Masalah semalam sudah berlalu bagiku. Aku nggak akan masukin ke hati. Kalau kamu ingin bertanggung jawab sama aku, lupakan saja. Aku nggak butuh. Kalau kamu ingin suruh aku tanggung jawab sama kamu, kamu bilang saja bagaimana cara tanggung jawabnya.”Dylan menurunkan kelopak matanya untuk menatapnya. “Seharusnya aku yang tanggung jawab.”Camila tersenyum. “Aku sudah bilang. Aku nggak butuh tanggung jawab dari kamu.”Suara Dylan terdengar buru-buru. “Kelak ….”Camila memotong omongan Dylan. Nada bicaranya terdengar santai, “Tergantung kamu saja, kalau kam
Jadi kalau ada yang mengandung anak Dylan, orang itu pasti adalah Camila!Namun, Dylan dan Camila baru saja berhubungan semalam. Camila juga tidak mungkin mengandung dalam waktu secepat itu! Gosip! Semua ini murni adalah gosip!Dylan bertanya dengan raut murung, “Kamu dengar dari siapa?”Edward menjawab, “Aku dengar dari mamaku. Mamaku dengar dari Bu Joana!”Dylan terbengong. “Bu Joana? Dia nggak sering berhubungan sama aku. Kenapa dia bisa tahu kekasihku hamil atau nggak?”Edward berkata, “Mengenai masalah itu, aku juga nggak tahu. Tapi kata mamaku, setelah dia dengar kabar dari Bu Joana, dia telepon mamamu. Mamamu memang nggak mengakuinya, tapi juga nggak menyangkal.”“Intinya, sekarang bukti sudah kuat. Mamamu juga sudah mulai cari pusat perawatan pasca-melahirkan. Lagi pula, dari bulan yang dia pesan, seharusnya bukan dipesan buat kakak kita.”Dylan terdiam membisu.Pantas saja semalam Kevin dan Lyana begitu gembira hingga memasang karpet, juga pergi ke aula persembahan untuk melap
Fiona berkata dengan nada kesal, “Gosip itu bukan disebar sama Papa Mama, tapi disebar sama Bu Joana. Dia nggak tahu wanita itu adalah Camila. Kamu nggak usah khawatir dengan reputasi Camila.”“Tapi, Dylan, kamu tahu betapa inginnya Papa dan Mama punya cucu? Kalau kamu seperti ini terus, apa Papa dan Mama sanggup untuk menerimanya?”“Semalam Mama nggak tidur semalaman karena merasa gembira! Papa juga bangun sebelum langit terang. Dia berlutut di aula persembahan dan baru berdiri pada jam 12 siang! Semua Papa lakukan demi berdoa semoga leluhur melindungi kamu dan Camila, juga melindungi anak di dalam perut Camila!”“Mereka sudah berumur 50-an tahun. Kalau kamu begini terus, kondisi tubuh mereka pasti nggak tahan! Lagi pula, hari ini ada beberapa teman Mama telepon Mama untuk bertanya masalah itu. Mama memang nggak mengaku, tapi mereka sudah mulai beri selamat.”“Karena kehidupan pribadimu terlalu kacau, Papa dan Mama sering ditertawakan orang-orang. Akhirnya hari ini mereka bisa membusu
Dylan merasa sakit kepala. Dalam waktu singkat, dia tidak kepikiran cara yang bagus. Dia menekan-nekan keningnya, lalu mengangkat kepalanya untuk melihat mercusuar di kejauhan ….Dylan terdiam dalam waktu lama, baru berjalan ke lantai atas. Dia pergi mengganti pakaian, lalu menghubungi pembantu, meminta mereka untuk membereskan rumah. Dia pun mengendarai mobil meninggalkan rumah.Saat sudah berjarak jauh dari kompleks, tiba-tiba Dylan kepikiran dengan terusan Camila. Terusan itu model sempit di bagian pinggang, tidaklah gampang untuk melepaskannya. Berhubung mereka berdua sangat buru-buru semalam, Dylan juga tidak menarik ritsleting, melainkan langsung merobeknya!Camila mengenakan terusan yang robek itu memamerkan pundak indah dan lekuk tubuhnya yang indah. Dia menarik kerah kemeja Dylan, lalu mengangkat dagu si pria ….Wanita itu sangat seksi dan memesona, hingga tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata! Waktu itu, Dylan menindih Camila di kaca …. Dia juga tidak pergi ke lantai ata
Namun pada saat ini, Camila sudah tiba di bandara.Camila mengenakan pakaian Dylan sembari mengenakan masker dan kacamata hitam. Dia menutup dirinya dengan sangat rapat.Pesawat masih belum terbang. Camila pun menunggu di ruang tunggu VIP.Camila mengeluarkan ponsel dari sakunya. Setelah ragu beberapa saat, dia baru mengaktifkan ponselnya.Begitu ponsel dibuka, Camila pun menerima banyak notifikasi baru, ada panggilan tidak terjawab dan juga pesan yang belum dibaca.Belum sempat Camila membaca dengan saksama, Camila pun menerima panggilan masuk dari Dylan.Ketika melihat nama yang muncul di layar ponsel, hati Camila terasa panik dan juga sedikit kesal. Setelah dipikir-pikir, Camila langsung memutuskannya!Saat melihat panggilan tidak terjawab dari Naomi, Camila berusaha menenangkan dirinya, lalu membalas telepon Naomi. Dia berbicara dengan berlagak santai, “Halo, Naomi, apa kamu sudah sampai Kota Jawhar?”Nada bicara Naomi terdengar panik. “Aku sudah sampai tadi siang. Kamu ke mana saj
Begitu melihat kata “terusan”, aliran darah langsung mengalir kencang ke atas wajah. Wajah Camila kelihatan merona. Terusan itu adalah terusan termiris milik Camila! Terusan itu dirobek hingga tidak berwujud!Camila membalas dengan nada ketus.[ Nggak mau lagi. Dibuang saja! ]Dylan tidak merasa syok. Dia berkata lagi.[ Aku akan ganti terusan baru buat kamu. ]Camila segera membalas.[ Nggak usah! ]Tanpa menunggu balasan dari Dylan, Camila mengetik lagi.[ Aku lagi sibuk. Aku nggak ngobrol dulu sama kamu. ]Dylan segera membalas.[ Ada soal ponsel juga. Semalam aku nggak sengaja jatuhin ponselmu. Aku sudah beliin yang baru buat kamu. Nanti aku akan bawa ke kamu setelah barangnya sampai. ]Camila terbengong. Dia memeriksa ponselnya, kemudian baru menyadari ternyata ada bekas benturan.Camila tidak tahu bagaimana Dylan menjatuhkannya. Hanya saja, Camila membalas.[ Nggak usah, masih bisa dipakai. ]Tanpa menunggu balasan dari Dylan, Camila mengirim pesan lagi.[ Aku sibuk dulu. ]Setel
Master Bercodet semakin tidak tenang lagi. Dia menoleh untuk melihat Braden. “Braden, kita juga jalan yang cepat. Aku pikul kamu.”Braden juga buru-buru ingin pergi ke rumah kayu. Dia pun mengangguk. “Oke!”Master Bercodet memikul Braden di punggungnya, kemudian bergegas berlari ke arah rumah kayu.Setelah belasan menit kemudian, mereka berdua bisa melihat rumah kayu. Kakek Kelima baru menampakkan diri. Dia berdiri di kejauhan sembari melambaikan tangan ke sisi mereka. “Braden!”Kedua mata Braden berkilauan. “Kakek Buyut Kelima!”Master Bercodet juga telah melihat Kakek Kelima. Dia segera berlari ke sana dengan menggendong Braden.Braden merasa sangat gembira. “Kakek Buyut Kelima!”“Iya.” Kakek Kelima tersenyum, lalu menggendong Braden dan mengangkatnya tinggi-tinggi. “Bocah patuh. Baru sebulan lebih nggak bertemu, kamu semakin kuat saja!”Braden segera bertanya, “Kakek Buyut Kelima, apa kamu bertemu dengan Hayden?”“Sudah. Saat ini, Hayden lagi menemani Kakek Buyut Kedua dan Nenek Buy
“Anak baik. Kalian pulangnya cepat sekali. Aku sungguh merasa terkejut!”Braden sedang mencemaskan Kakek Kedua. Namun dengan dilempar seperti ini, rasa cemas langsung menghilang karena terkejut. Saat ini, hanya tersisa rasa takut dan syok di hati Braden.Kakek Kedua bertanya padanya, “Braden, gimana kalau Kakek Buyut Kedua bawa kamu terbang tinggi, ya?”Wajah Braden langsung memucat. Dia segera menggeleng. “Nggak. Nggak usah.”Terbang tinggi yang dimaksud Kakek Kedua hanya disukai oleh Hayden saja. Hanya Hayden saja yang sanggup melakukannya. Braden dan Jayden tidak berani!Master Bercodet mengerutkan keningnya ketika bertanya pada Kakek Kedua, “Kenapa kamu sekurus ini?”Kakek Kedua membalas dengan tersenyum, “Meski aku kurus, aku tetap bisa mengalahkanmu. Gimana kalau kita latihan sekarang?”Master Bercodet terdiam. Dia kelihatannya bersemangat seperti sebelumnya. Jadi, Braden dan Master Bercodet pun merasa lebih tenang. Kelihatan sekali dia bukan sedang flu.Kakek Kedua bertanya, “Ak
Master Bercodet semakin tidak tenang lagi. Dia menoleh untuk melihat Braden. “Braden, kita juga jalan yang cepat. Aku pikul kamu.”Braden juga buru-buru ingin pergi ke rumah kayu. Dia pun mengangguk. “Oke!”Master Bercodet memikul Braden di punggungnya, kemudian bergegas berlari ke arah rumah kayu.Setelah belasan menit kemudian, mereka berdua bisa melihat rumah kayu. Kakek Kelima baru menampakkan diri. Dia berdiri di kejauhan sembari melambaikan tangan ke sisi mereka. “Braden!”Kedua mata Braden berkilauan. “Kakek Buyut Kelima!”Master Bercodet juga telah melihat Kakek Kelima. Dia segera berlari ke sana dengan menggendong Braden.Braden merasa sangat gembira. “Kakek Buyut Kelima!”“Iya.” Kakek Kelima tersenyum, lalu menggendong Braden dan mengangkatnya tinggi-tinggi. “Bocah patuh. Baru sebulan lebih nggak bertemu, kamu semakin kuat saja!”Braden segera bertanya, “Kakek Buyut Kelima, apa kamu bertemu dengan Hayden?”“Sudah. Saat ini, Hayden lagi menemani Kakek Buyut Kedua dan Nenek Buy
Begitu melihat kata “terusan”, aliran darah langsung mengalir kencang ke atas wajah. Wajah Camila kelihatan merona. Terusan itu adalah terusan termiris milik Camila! Terusan itu dirobek hingga tidak berwujud!Camila membalas dengan nada ketus.[ Nggak mau lagi. Dibuang saja! ]Dylan tidak merasa syok. Dia berkata lagi.[ Aku akan ganti terusan baru buat kamu. ]Camila segera membalas.[ Nggak usah! ]Tanpa menunggu balasan dari Dylan, Camila mengetik lagi.[ Aku lagi sibuk. Aku nggak ngobrol dulu sama kamu. ]Dylan segera membalas.[ Ada soal ponsel juga. Semalam aku nggak sengaja jatuhin ponselmu. Aku sudah beliin yang baru buat kamu. Nanti aku akan bawa ke kamu setelah barangnya sampai. ]Camila terbengong. Dia memeriksa ponselnya, kemudian baru menyadari ternyata ada bekas benturan.Camila tidak tahu bagaimana Dylan menjatuhkannya. Hanya saja, Camila membalas.[ Nggak usah, masih bisa dipakai. ]Tanpa menunggu balasan dari Dylan, Camila mengirim pesan lagi.[ Aku sibuk dulu. ]Setel
Namun pada saat ini, Camila sudah tiba di bandara.Camila mengenakan pakaian Dylan sembari mengenakan masker dan kacamata hitam. Dia menutup dirinya dengan sangat rapat.Pesawat masih belum terbang. Camila pun menunggu di ruang tunggu VIP.Camila mengeluarkan ponsel dari sakunya. Setelah ragu beberapa saat, dia baru mengaktifkan ponselnya.Begitu ponsel dibuka, Camila pun menerima banyak notifikasi baru, ada panggilan tidak terjawab dan juga pesan yang belum dibaca.Belum sempat Camila membaca dengan saksama, Camila pun menerima panggilan masuk dari Dylan.Ketika melihat nama yang muncul di layar ponsel, hati Camila terasa panik dan juga sedikit kesal. Setelah dipikir-pikir, Camila langsung memutuskannya!Saat melihat panggilan tidak terjawab dari Naomi, Camila berusaha menenangkan dirinya, lalu membalas telepon Naomi. Dia berbicara dengan berlagak santai, “Halo, Naomi, apa kamu sudah sampai Kota Jawhar?”Nada bicara Naomi terdengar panik. “Aku sudah sampai tadi siang. Kamu ke mana saj
Dylan merasa sakit kepala. Dalam waktu singkat, dia tidak kepikiran cara yang bagus. Dia menekan-nekan keningnya, lalu mengangkat kepalanya untuk melihat mercusuar di kejauhan ….Dylan terdiam dalam waktu lama, baru berjalan ke lantai atas. Dia pergi mengganti pakaian, lalu menghubungi pembantu, meminta mereka untuk membereskan rumah. Dia pun mengendarai mobil meninggalkan rumah.Saat sudah berjarak jauh dari kompleks, tiba-tiba Dylan kepikiran dengan terusan Camila. Terusan itu model sempit di bagian pinggang, tidaklah gampang untuk melepaskannya. Berhubung mereka berdua sangat buru-buru semalam, Dylan juga tidak menarik ritsleting, melainkan langsung merobeknya!Camila mengenakan terusan yang robek itu memamerkan pundak indah dan lekuk tubuhnya yang indah. Dia menarik kerah kemeja Dylan, lalu mengangkat dagu si pria ….Wanita itu sangat seksi dan memesona, hingga tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata! Waktu itu, Dylan menindih Camila di kaca …. Dia juga tidak pergi ke lantai ata
Fiona berkata dengan nada kesal, “Gosip itu bukan disebar sama Papa Mama, tapi disebar sama Bu Joana. Dia nggak tahu wanita itu adalah Camila. Kamu nggak usah khawatir dengan reputasi Camila.”“Tapi, Dylan, kamu tahu betapa inginnya Papa dan Mama punya cucu? Kalau kamu seperti ini terus, apa Papa dan Mama sanggup untuk menerimanya?”“Semalam Mama nggak tidur semalaman karena merasa gembira! Papa juga bangun sebelum langit terang. Dia berlutut di aula persembahan dan baru berdiri pada jam 12 siang! Semua Papa lakukan demi berdoa semoga leluhur melindungi kamu dan Camila, juga melindungi anak di dalam perut Camila!”“Mereka sudah berumur 50-an tahun. Kalau kamu begini terus, kondisi tubuh mereka pasti nggak tahan! Lagi pula, hari ini ada beberapa teman Mama telepon Mama untuk bertanya masalah itu. Mama memang nggak mengaku, tapi mereka sudah mulai beri selamat.”“Karena kehidupan pribadimu terlalu kacau, Papa dan Mama sering ditertawakan orang-orang. Akhirnya hari ini mereka bisa membusu
Jadi kalau ada yang mengandung anak Dylan, orang itu pasti adalah Camila!Namun, Dylan dan Camila baru saja berhubungan semalam. Camila juga tidak mungkin mengandung dalam waktu secepat itu! Gosip! Semua ini murni adalah gosip!Dylan bertanya dengan raut murung, “Kamu dengar dari siapa?”Edward menjawab, “Aku dengar dari mamaku. Mamaku dengar dari Bu Joana!”Dylan terbengong. “Bu Joana? Dia nggak sering berhubungan sama aku. Kenapa dia bisa tahu kekasihku hamil atau nggak?”Edward berkata, “Mengenai masalah itu, aku juga nggak tahu. Tapi kata mamaku, setelah dia dengar kabar dari Bu Joana, dia telepon mamamu. Mamamu memang nggak mengakuinya, tapi juga nggak menyangkal.”“Intinya, sekarang bukti sudah kuat. Mamamu juga sudah mulai cari pusat perawatan pasca-melahirkan. Lagi pula, dari bulan yang dia pesan, seharusnya bukan dipesan buat kakak kita.”Dylan terdiam membisu.Pantas saja semalam Kevin dan Lyana begitu gembira hingga memasang karpet, juga pergi ke aula persembahan untuk melap
Kamu berbeda sama mereka ….Detak jantung Camila menjadi melambat. Dia terbengong beberapa detik, baru menunjukkan wajah tenangnya. “Apanya yang berbeda?”Bibir Dylan bergerak, tetapi dia tidak bersuara.Camila tersenyum. Nada bicaranya terdengar lembut. “Aku sama seperti mereka, nggak ada bedanya.”Kening Dylan tidak berhenti berkerut. “Beda!”Camila terdiam.Suasana di sekitar menjadi hening dalam seketika. Camila kembali berbicara, “Masalah semalam sudah berlalu bagiku. Aku nggak akan masukin ke hati. Kalau kamu ingin bertanggung jawab sama aku, lupakan saja. Aku nggak butuh. Kalau kamu ingin suruh aku tanggung jawab sama kamu, kamu bilang saja bagaimana cara tanggung jawabnya.”Dylan menurunkan kelopak matanya untuk menatapnya. “Seharusnya aku yang tanggung jawab.”Camila tersenyum. “Aku sudah bilang. Aku nggak butuh tanggung jawab dari kamu.”Suara Dylan terdengar buru-buru. “Kelak ….”Camila memotong omongan Dylan. Nada bicaranya terdengar santai, “Tergantung kamu saja, kalau kam
Dylan berkata pada Camila dengan berlagak tenang, “Kamu tunggu sebentar, ya. Aku akan goreng 2 telur buat kamu. Selesai makan, kita baru bicara baik-baik. Jangan sampai kamu kelaparan.”Dylan mengulurkan tangannya. Dia menyadari belasan telur ayam yang baru diantar tadi sudah disia-siakannya! Tumpukan masakan gosong di dalam tong sampah adalah “hasil karya” Dylan! Dia tidak terlalu jago dalam soal memasak ….Lebih tepatnya bukan tidak terlalu jago, melainkan tidak bisa sama sekali!Dulu Dylan tidak pernah memasak. Dia sama sekali tidak tertarik dalam soal memasak. Dia bisa turun tangan untuk memasak hari ini juga karena kondisi agak berbeda.Tempat ini jauh dari pusat kota, jadi tidaklah gampang untuk memesan makanan. Mereka berdua telah berhubungan sangat lama semalam, Camila sedang krisis tenaga. Dia belum sarapan dan juga belum makan siang. Sekarang dia pasti kelaparan.Jadi, Dylan baru memutuskan untuk memasak. Dia ingin memasak 2 telur goreng untuk mengisi energi Camila. Dia juga