Share

Bab 3

Author: Erlina
Berhubung tidak sempat menghentikan Hayden, Braden pun memapah Jayden untuk berdiri sambil bertanya dengan penuh kasih sayang, “Jayden, mana yang sakit?”

“Bagian sini ... sama sini,” jawab Jayden dengan terisak sambil menunjuk bokong dan kakinya.

Begitu mengangkat celana Jayden, Braden langsung tercengang. Sebab, ada memar besar yang menghiasi kaki mulus Jayden. Braden langsung mengepalkan tangannya dan merasa sangat marah. Dia awalnya tidak berharap Hayden menimbulkan masalah. Sekarang, dia justru mendukung Hayden memberi pelajaran pada orang itu. Apa orang itu mengira Jayden bisa ditindas dengan seenaknya?

“Nggak apa-apa. Jayden, Kakak bantu tiup, ya. Habis ditiup, lukanya nggak akan sakit lagi,” hibur Braden.

Jayden mengangguk dan menjawab dengan tampang sedih, “Emm.”

Di sisi lain, Hayden sudah mengejar Jessica sampai ke luar stasiun kereta api. Begitu melihat Jessica hendak naik ke mobil, dia segera mengadang di hadapan Jessica dan bertanya dengan tampang garang, “Woi, Jelek! Beraninya kamu menindas adikku!”

Jelek? Begitu mendengar ucapan Hayden, Jessica mengerutkan keningnya dan memelototi Hayden. Keinginannya untuk langsung menampar Hayden sangat besar. Namun, berhubung Caden berada dalam mobil, dia mau tak mau harus berlagak menyukai anak-anak.

Oleh karena itu, Jessica diam-diam memelototi Hayden, lalu berbisik dengan suara galak, “Siapa yang kamu sebut jelek?”

“Menurutmu? Kamu bukan cuma jelek, tapi juga tua dan jahat! Kamu benar-benar nggak tertolong lagi!” maki Hayden. Setelah itu, dia mengeluarkan sebuah pisau lipat dan mulai mengitari mobil mewah itu.

Begitu melihat ada goresan besar yang muncul di mobil hitam mewah itu, Jessica langsung membelalak dan berseru, “Dasar anak nakal! Cepat berhenti! Apa kamu tahu ini mobil siapa? Beraninya kamu gores mobil ini! Kamu sudah bosan hidup?”

Jessica berbicara sambil mengulurkan tangan untuk menangkap Hayden. Namun, Hayden berhasil menghindar sehingga Jessica harus mengejarnya mengelilingi mobil.

Caden sengaja datang untuk menjemput Jessica. Setelah menyaksikan situasi ini, dia yang sedang duduk di dalam mobil pun berkata pada Steven, “Coba turun dan cari tahu apa yang sudah terjadi.”

“Baik!”

Baru saja Steven hendak membuka pintu, tiba-tiba ....

“Duar! Duar! Duar! Duar!”

Tiba-tiba, terdengar suara “ledakan” yang sangat nyaring.

“Ah!” teriak Jessica dengan suara melengking.

Caden mengerutkan keningnya dan turun dari mobil. Begitu menyaksikan situasi di hadapannya, keningnya pun makin berkerut.

Saat ini, keempat ban mobilnya sudah terlepas, lalu menggelinding ke segala arah dalam asap tebal. Mobil mewah ini pun tergeletak di atas lantai tanpa tanda-tanda kehidupan lagi.

Seorang bocah yang tingginya hanya sepinggang Caden dan memakai masker sedang mengancam Jessica, “Berhubung baru sampai di tempat ini, aku nggak akan permasalahkan hal ini dengan serius. Tapi, kalau kamu berani menindas adikku lagi, aku nggak akan bersikap sungkan padamu! Dasar nenek sihir! Huh!”

Caden pun terdiam begitu melihat tingkah bocah itu. Dia masih kecil, tetapi berani berlagak sok hebat? Dari mana datangnya keberaniannya itu? Dia juga berkata tidak akan mempermasalahkan hal ini dengan serius. Apa itu artinya dia akan menjadi lebih mengerikan lagi begitu serius? Anak siapa itu? Kenapa dia begitu nakal dan arogan?

Berhubung tidak tahu sudah menyinggung siapa, Hayden pun hendak pergi begitu memperingati Jessica. Namun, kerah belakang jaketnya tiba-tiba ditarik oleh seseorang sehingga dia terangkat dari lantai.

Hayden pun mengerutkan keningnya sambil meronta dan berseru, “Siapa itu? Cepat lepaskan aku!”

Caden membalik Hayden untuk menghadapnya, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, “Kamu itu siapa?”

“Aku ....” Baru saja hendak menjawab, Hayden yang mengenakan masker langsung tercengang dan berseru dalam hati, ‘Wah, siapa paman ini? Kenapa dia begitu mirip denganku dan Kak Braden? Dia itu benar-benar versi dewasa kami! Jangan-jangan, dia itu Papa yang nggak bertanggung jawab? Tapi, bukannya Mama bilang Papa sudah meninggal muda karena sakit? Seharusnya dia itu cuma orang yang kebetulan mirip dengan Papa!’

Setelah memikirkan hal itu, Hayden berkata dengan sombong, “Berhubung kamu mirip dengan papaku, aku akan mengampunimu. Cepat lepaskan aku! Kalau nggak, aku nggak akan sungkan lagi! Asal kamu tahu, aku sangat mengerikan begitu marah!”

Kemudian, Hayden menunjukkan tampang mengejek, seolah-olah sedang bertanya, “Kamu takut, ‘kan?”

Ekspresi Caden pun menjadi makin dingin. Dia merasa bocah ini masih kecil, tetapi malah sangat arogan. Dari matanya yang tidak tertutup masker, dia merasa bocah di hadapannya sangat mirip dengan putranya yang bernama Rayden. Jika bukan karena merasa kasihan, dia pasti sudah lapor polisi.

“Apa kamu tahu tindakanmu ini sudah melanggar hukum?” tanya Caden.

“Nenek sihir jelek, tua, dan jahat itu yang duluan menyinggungku!”

Jessica yang tiba-tiba disebut pun terdiam. Dia berseru dalam hati, ‘Siapa yang jelek, tua, dan jahat? Aaaargggh!’

Caden berkata dengan dingin, “Nggak peduli apa sebabnya, tindakanmu tetap salah!”

Hayden mengerutkan keningnya dan menjawab, “Kamu itu bukan papaku. Atas dasar apa kamu menasihatiku? Memangnya kamu itu siapa?”

“Di mana orang tuamu?” tanya Caden dengan tidak senang. Dia tidak akan mempermasalahkan hal ini dengan anak kecil, tetapi tidak akan mengampuni orang tuanya. Ini adalah mobil seharga 100 miliar yang baru dibelinya. Namun, mobil yang baru pertama kali dikendarainya hari ini malah dirusak oleh Hayden. Dia tentu saja harus meminta pertanggungjawaban dari orang tua bocah ini.

Lagi pula, keempat ban mobilnya masih mengeluarkan asap dan sepertinya dihancurkan dengan bom. Apa mungkin seorang bocah bisa menggunakan bom? Jangan-jangan, ada orang yang ingin memanfaatkan anak-anak untuk mencelakainya? Demi amannya, dia harus menyelidiki hal ini dengan jelas.

Begitu mendengar Caden mencari orang tuanya, Hayden pun merasa agak panik.

Semua anak nakal paling takut apabila ada yang mencari orang tua mereka. Hayden juga tidak terkecuali. Dia tidak takut dan bahkan ingin berteman dengan bos mafia, tetapi sangat takut pada ibunya. Ibunya tidak pernah memukulnya. Jadi, dia bukan takut dipukul, melainkan takut membuat ibunya sedih.

Oleh karena itu, Hayden pun tidak lagi bersikap searogan sebelumnya. Dia berkata dengan cemberut, “Kalau mau ketemu sama orang tuaku, kamu cari saja papaku. Mamaku sangat sibuk. Dia nggak punya waktu untuk menjumpaimu.”

Caden kebetulan memang tidak suka berurusan dengan wanita. Dia pun bertanya, “Di mana papamu?”

“Papaku? Dia ada di neraka paling bawah, tempat berkumpulnya orang jahat. Kamu cari saja dia di sana.”

Caden pun terdiam setelah mendengar jawaban Hayden.

Saat ini, Jessica tiba-tiba menyela, “Anak nakal ini benar-benar nggak berpendidikan! Caden, dia lagi mengutukmu masuk neraka! Kalau dinilai dari pakaian lusuhnya, dia itu pasti anak orang miskin! Anak-anak miskin dari pedalaman memang cuma bisa jadi preman!”

“Cih! Kamu bilang aku nggak berpendidikan? Memangnya kamu berpendidikan? Kamu sudah begitu tua, tapi malah berani menindas seorang anak berumur 5 tahun! Bagaimana biasanya ibumu mendidikmu?” seru Hayden dengan marah.

‘Tua?’ Jessica benar-benar sudah murka dan berseru, “Aku baru 28 tahun!”

“Oh? Benarkah? Aku kira kamu sudah 88 tahun!”

“Kamu ....”

“Sebaiknya kamu diam saja! Kalau kamu berani menyinggungku lagi, aku akan gantikan orang tuamu untuk mendidikmu!” ujar Hayden. Baru saja dia selesai berbicara, ponselnya tiba-tiba berdering.

Orang yang menelepon ternyata adalah Naomi. Ibunya pasti panik karena tidak menemukannya setelah keluar dari kamar mandi. Dia tidak ingin membuat ibunya khawatir. Jadi, dia menatap Caden dan berkata, “Aku masih ada urusan. Duluan, ya! Dadah!”

Seusai berbicara, Harley langsung melompat dan melepaskan jaketnya. Dia terlihat seperti kupu-kupu yang terbang keluar dari kepompong.

“Jaket itu untuk kalian saja! Sama-sama!” ucap Hayden. Setelah itu, dia langsung berlari pergi dan sosoknya pun menghilang dalam kerumunan.

Caden menatap jaket di tangannya dengan ekspresi yang makin suram. Kemudian, dia berkata, “Selidiki latar belakang anak itu, lalu bawa orang tuanya datang menemuiku! Coba periksa juga kenapa ban mobil ini bisa diledakkan!”

“Baik!” jawab Steven. Dia segera membawa beberapa orang pengawal berjalan masuk ke stasiun kereta api.

“Kenapa dia bilang kamu menindas adiknya?” tanya Caden.

Jessica menjawab dengan sok polos, “Mana mungkin aku menindas anak kecil? Adiknya yang merasa aku ini orang kaya dan mau menipuku. Kalau nggak percaya, tanya saja sama manajerku. Anak itu masih kecil, tapi sudah pintar bohong. Orang tuanya pasti juga nggak beres! Anak yang dibesarkan di pedalaman memang kayak preman! Menurutku, sebaiknya kamu nggak usah ketemu orang tuanya lagi. Langsung jebloskan saja mereka sekeluarga ke penjara!”

Caden melirik Jessica dengan ekspresi dingin, ada rasa tidak suka yang terpancar dari tatapannya. Setelah itu, dia tidak lagi peduli pada Jessica.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (11)
goodnovel comment avatar
Tanty Hassan
Masak gak sadar klo bapak ma anak ada ikatan Batin yg kuat
goodnovel comment avatar
July Elly
mungkin saja caden masih penasaran dengan kejadian yang baru terjadi
goodnovel comment avatar
Afdal Yuswen
seru keren aku suka
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 4

    Pada saat yang sama, Hayden sudah berkumpul kembali dengan Naomi.Naomi tidak tahu masalah besar apa yang sudah ditimbulkan Hayden. Saat melihat Hayden berlari kembali, dia bertanya dengan khawatir, “Hayden, kamu ke mana saja? Mama sudah cari kamu dari tadi.”Melihat sikap ibunya, Hayden tahu bahwa ibunya yang polos itu pasti belum tahu apa yang sudah terjadi. Dia pun menjawab sambil tersenyum, “Mama, nggak usah khawatir. Karena baru pertama kali datang, aku pun penasaran, jadi aku jalan-jalan ke sekeliling. Tempat ini ramai banget, ya!”“Tentu saja! Ini adalah salah satu kota terbesar di negara ini! Jadi, kamu nggak boleh keluyuran, ya! Kalau kamu diculik orang, bagaimana dengan Mama, Braden, dan Jayden?”Hayden memukul dadanya sembari menjawab, “Mama, nggak usah khawatir. Kalau ada penculik yang ingin menangkapku, seharusnya Mama khawatir sama penculiknya. Siapa suruh mamaku melahirkan anak sepintar aku. Mana mungkin aku bisa diculik?”“Kamu memang paling jago melawan!” tegur Naomi.

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 5

    Saat melihat Naomi, ada kilatan aneh yang juga melintasi mata Caden. Dia bereaksi seperti itu bukan karena Naomi sangat cantik, melainkan merasa Naomi lumayan familier .... Caden merasa seperti pernah bertemu dengan Naomi sebelumnya. Namun, setelah mengamati Naomi dengan saksama, dia tetap tidak ingat di mana mereka pernah bertemu. Setelah itu, dia pun berjalan ke depan meja rapat dan duduk dengan ekspresi dingin.Saat melihat tatapan membunuh Naomi, Caden mau tak mau mengerutkan keningnya. Putra Naomi sudah merusak mobilnya, tetapi Naomi bukannya meminta maaf, malah menatapnya dengan tatapan seperti sedang memelototi musuh. Meskipun berperawakan kecil, Naomi benar-benar bernyali seperti putranya.“Kenapa kamu suruh anakmu merusak mobilku?” tanya Caden. Dia langsung menyalahkan Naomi atas perbuatan Hayden.Naomi masih mengepalkan tangannya dan memelototi Caden. Berhubung terlalu emosi, seluruh tubuhnya pun gemetar. Begitu mendengar ucapan Caden, dia merasa agak bingung. Apa pria itu t

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 6

    Sangat jelas bahwa Caden telah menyalahartikan maksud Naomi. Dia merasa Naomi sedang merayunya di depan umum. Dia pun memaki, “Dasar nggak tahu malu!”Naomi membelalak dan tahu bahwa Caden telah salah paham. Dia buru-buru menjelaskan, “Kamu salah paham. Aku cuma mau lihat ....” (Apa ada bekas gigitan di bahumu atau nggak!)Setelah pingsan dulu, Naomi sempat tersadar lagi karena kesakitan. Jadi, dia pun menggigit bahu pria itu dengan kuat. Dengan kekuatan seperti itu, gigitannya pasti akan meninggalkan bekas di kulit orang normal. Apabila ada bekas gigitan di bahu Caden, dia sudah bisa membuktikan bahwa Caden adalah pria bajingan itu. Namun, sebelum Naomi menyelesaikan kalimatnya, ponsel Caden tiba-tiba berdering. Dia pun mengangkat teleponnya dan bertanya, “Ada apa?”Entah apa yang dikatakan orang di ujung telepon sehingga membuat ekspresi Caden berubah drastis. Kemudian, terdengar Caden menjawab, “Aku akan segera pulang.”Setelah memutuskan sambungan telepon, Caden langsung pergi den

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 7

    “Rayden ....”“Kamu keluar saja. Aku mau tenangkan diri.”Caden merasa tidak berdaya dan hanya bisa meninggalkan Rayden untuk sementara. Begitu keluar dari kamar, ekspresinya langsung berubah. Baru saja dia hendak pergi ke rumah Jessica, Jessica yang berlinang air mata tiba-tiba muncul di ruang tamu lantai 1.Begitu melihat Caden keluar dari kamar Rayden, Jessica buru-buru menghampirinya dan bertanya dengan penuh perhatian, “Caden, bagaimana keadaan Rayden?”Ekspresi Caden sangat dingin, tetapi dia tidak langsung meluapkan emosinya. Bagaimanapun juga, Jessica adalah penyelamat Rayden. Dulu, Jessica yang menemukan Rayden di depan pintu sehingga berhasil menyelamatkan nyawanya. Caden pernah curiga apakah benar ada kejadian yang begitu kebetulan? Dia sempat berpikir mungkin saja demi mendekatinya, Jessica menyembunyikan ibu kandung Rayden, lalu sengaja meletakkan Rayden yang baru lahir di depan pintunya dan berpura-pura menyelamatkan Rayden agar dia merasa berterima kasih pada Jessica. D

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 8

    Pada saat yang sama, Naomi sudah dibawa ketiga putranya kembali ke tempat tinggal baru.Beberapa saat yang lalu, Braden, Hayden, dan Jayden yang sudah selesai mandi langsung merasa sangat khawatir karena tidak menemukan Naomi. Apalagi, pintu kamar juga dalam keadaan menganga. Braden pun segera memeriksa rekaman CCTV dan menyadari bahwa Naomi ditangkap orang. Oleh karena itu, dia buru-buru menyusun rencana untuk menyelamatkan Naomi.Saat ini, Naomi masih tidak tahu bahwa dirinya sebenarnya ditolong oleh ketiga putranya sehingga masih merasa agak takut. Begitu mendengar suara alarm tadi, dia buru-buru berlari ke arah pintu dan pintunya ternyata sudah tidak terkunci. Kemudian, dia memanfaatkan kesempatan itu untuk berlari turun dan langsung bertemu ketiga putranya. Setelah itu, mereka berempat segera menghentikan sebuah taksi dan melaju pulang.Setelah menenangkan diri, Naomi bertanya, “Kenapa kalian bertiga bisa tiba-tiba muncul di sini?”Braden menjawab, “Karena Mama nggak ada di rumah

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 9

    Ada beberapa baris kata yang tiba-tiba muncul di layar komputer.[ Masalah hari ini hanyalah peringatan. Kalau kamu masih berani menindas wanita itu, aku akan mencarimu lagi! Pak Caden, berhati-hatilah! ]Semua karyawan Grup Pangestu langsung geger setelah membaca pesan di layar komputer. Mereka tiba-tiba lupa diri mereka sedang berada di mana dan mulai bergosip.“Gila! Ternyata, komputer kita tiba-tiba bermasalah karena ulah orang? Siapa yang begitu hebat hingga mampu membobol sistem keamanan komputer Grup Pangestu? Selain itu, dia juga berani memperingati Pak Caden untuk berhati-hati!”“Di ... di ... dia juga bilang Pak Caden menindas seorang wanita!”Di dalam kantor presdir, Caden memelototi layar komputernya dengan ekspresi yang sangat suram. Steven merasa ruangan ini seolah-olah akan segera meledak, tetapi tetap memberanikan diri untuk berkata, “Kak Caden, ja ... jangan marah. Ini hanyalah tuduhan yang nggak berdasar. Kami semua tahu jelas mengenai karaktermu. Kamu ....”“Di mana

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 10

    Entah apa yang dikatakan Naomi, Calvin pun akhirnya berjalan ke sisinya setelah beberapa menit. Kemudian, Calvin memeluk lehernya dan menangis dengan membenamkan kepalanya di bahu Naomi. Naomi menggendong Calvin dan berjalan ke taman sebelah. Setelah duduk, dia mulai mengobrol dengan Calvin.Setengah jam kemudian, Calvin pun tertidur di pelukannya. Melihat situasi ini, orang tua Calvin baru berjalan mendekat dan berkata dengan sangat terkejut, “Setiap kali penyakit anak ini kambuh, dia harus disuntik dengan obat penenang baru bisa tenang. Tak disangka, dia juga bisa tenang tanpa pakai obat.”Naomi menjawab, “Penyakit bipolar pada dasarnya adalah gangguan psikologis. Obat-obatan hanya bisa membantu, tapi yang terpenting itu tetap mencoba berbicara dengannya dan masuk ke dunia mentalnya.”Saat berbicara, Naomi mengeluarkan pena dan kertas dari tasnya, lalu menuliskan beberapa nama bahan obat tradisional. Setelah itu, dia melanjutkan, “Kalau kalian percaya, masaklah obat-obat ini dan camp

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 11

    Semua amarah dan kesedihan yang sudah dipendam Naomi akhirnya meluap. Dia pun mulai menangis sambil berseru, “Kenapa kamu begitu keterlaluan? Apa kamu merasa hidupku masih belum cukup menyedihkan? Apa sebenarnya maumu? Apa kamu mau mencelakaiku lagi?”Melihat Naomi yang menangis, Caden pun tercengang. Dia tiba-tiba teringat ibu kandung Rayden yang menangis di bawah tindihannya malam itu. Pada saat itu, lampu dalam ruangan tidak menyala sehingga Caden tidak melihat jelas wajahnya. Apalagi, otaknya juga sangat kabur karena sudah dibius. Dia bahkan tidak mengingat jelas suara wanita itu. Namun, saat mencium sudut mata wanita itu, dia menemukan air mata yang tidak berhenti mengalir.Caden tidak tahu kenapa dirinya bisa teringat wanita itu saat melihat Naomi menangis. Namun, perasaan kasihan dan simpati tiba-tiba muncul di hatinya. Dia bahkan hendak mengulurkan tangan untuk menyeka air mata Naomi.Hanya saja, pada detik selanjutnya, Caden tiba-tiba mengerutkan keningnya lagi. Naomi bukan wa

Latest chapter

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1390

    Angeline pun terdiam.Sementara itu, Dylan mengucapkan kata-kata yang sangat menusuk hati dan menghancurkan mental Angeline.“Awalnya, aku nggak berpikiran untuk putus denganmu. Tapi, aku paling benci sama wanita yang suka pakai trik kotor. Berhubung kita pernah pacaran, aku akan berbaik hati dan memperingatimu. Camila itu bukan orang yang bisa disinggung seenaknya, apalagi sahabatnya itu. Menyinggung Camila setara dengan menyinggung Naomi. Berhati-hatilah.”Seusai berbicara, Dylan langsung mengusir Angeline. Dia bahkan sudah tidak berniat untuk membawa Angeline ke rumah sakit. Awalnya, dia hendak membawa Angeline ke rumah sakit karena ingin menjalankan tugasnya sebagai seorang pacar. Sekarang, mereka sudah putus, juga putus dengan tidak gembira. Dia pun malas meladeni Angeline lagi.Angeline tidak ingin meninggalkan Dylan. Namun, Dylan mengancam, “Ibuku itu penggemar berat Camila. Kalau dia tahu kamu ada di sini, dia pasti akan datang dan memukulmu. Kalau dia memukulmu, aku nggak akan

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1389

    Dylan menyimpan ponselnya, lalu membuka pintu kaca balkon dan kembali ke ruang tamu.Angeline masih menangis tersedu-sedu dan terlihat sangat sedih. Melihat wajahnya yang babak belur, Dylan menyodorkan tisu untuknya.“Jangan nangis lagi. Nih, seka air matamu. Aku bawa kamu ke rumah sakit dulu.”Angeline menerima tisu itu dan menangis makin kencang. “Sayang, kamu harus membelaku. Aku memukulnya benar-benar karena salah paham, bukan sengaja.”Dylan langsung menjawab dengan jujur, “Aku bisa tanggung konsekuensi dari kamu yang melukai Camila. Tapi, aku nggak bisa bela kamu.”Angeline bertanya dengan mata berkaca-kaca, “Kenapa?”Dylan menyahut, “Aku ini pacarmu, jadi aku bersedia terima konsekuensinya. Aku akan keluar semua biaya pengobatan Camila, termasuk ganti rugi atas tekanan mentalnya. Kamu nggak usah khawatir. Tapi, aku benar-benar nggak bisa bela kamu.”Angeline bertanya dengan tampang yang sangat sedih, “Kamu nggak peduli meski dia sudah memukul pacarmu?”Dylan menjawab, “Kalau dia

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1388

    Naomi pun menjawab dengan marah, “Tanyakan saja sama sahabatmu itu! Pacar barunya itu memukuli Camila sampai kepala Camila berdarah. Sekarang, aku lagi bawa Camila ke rumah sakit untuk menjahit lukanya!”Caden sangat terkejut dan bertanya, “Apa yang terjadi?”Naomi menjawab dengan kesal, “Suruh saja Dylan menjelaskannya padamu. Kalau dia nggak cari tahu masalahnya sampai jelas, aku nggak akan diam saja!”Seusai berbicara, Naomi langsung memutuskan sambungan telepon.Camila berkata, “Buat apa kamu marah sama Pak Caden? Dia kan nggak salah.”Naomi menjawab dengan marah, “Dia tentu saja salah! Siapa suruh dia punya hubungan yang begitu dekat sama Dylan! Dia juga harus ikut menanggung kesalahan Dylan!”Naomi tahu bahwa Dylan sebenarnya juga tidak bersalah. Namun, masalah ini terjadi gara-gara Dylan. Dia yang membawa pulang Angeline. Jadi, dia harus bertanggung jawab!Di sisi ini, Naomi dan Camila sudah naik ke ambulans. Di sisi lain, kedua orang yang tidak bersalah itu juga sedang melakuka

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1387

    Angeline mengamati Camila sekali, lalu meminta maaf.“Maaf, Bu Camila. Aku yang salah paham. Aku akan bayar biaya pengobatanmu. Aku masih muda dan masih belum bisa berpikir dewasa. Maafkan aku, ya?”Angeline meminta maaf bukan demi Camila, melainkan untuk menenangkan Naomi. Dia tidak berani menyinggung Naomi. Selain itu, dia juga ingin meninggalkan kesan baik di depan Dylan.Angeline memang sudah memikirkan semuanya dengan baik. Sayangnya, Camila sama sekali tidak berniat untuk mengampuninya. Camila langsung menjawab, “Nggak bisa! Aku nggak terima permintaan maafmu!”Angeline pun tercengang.Camila lanjut berkata, “Kalau kamu benar-benar salah paham, aku bisa memaafkanmu. Lagian, aku ngerti siapa pun pasti bisa salah paham waktu lihat ada wanita asing yang tidur di rumah pacarnya. Tapi, kamu memukulku bukan karena salah paham!”“Tadi, kamu baru mau memukulku karena melihat wajahku! Kalau bukan karena aku menghindar tepat waktu, wajahku pasti sudah hancur dipukulmu! Jadi, kamu bukan pu

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1386

    Angeline sudah bangkit dan berdiri dengan sangat dekat di sisi Dylan sambil memelototi Camila. Melihat Camila yang menunjukkan ekspresi kesakitan, dia hanya memasang tampang mengejek.Seusai Naomi menghentikan darahnya, ambulans masih belum tiba. Tubuh Camila sudah dibasahi keringat dingin saking sakitnya. Amarahnya pun memuncak. Dia memelototi Dylan, lalu berseru sambil menggertakkan gigi, “Jangan pura-pura mati! Cepat bicara!”Begitu Camila berseru, lukanya terasa sakit lagi. “Hk!”Naomi buru-buru berujar, “Kamu tenang dulu. Aku akan gantikan kamu bertanya padanya.”Kemudian, Naomi memelototi Dylan dan Angeline sambil bertanya, “Katakanlah, atas dasar apa dia memukul orang!”Dylan menjawab dengan ekspresi menyesal, “Begitu lihat ada wanita yang tidur di rumahku, dia pun salah paham dan mengira Camila datang untuk merayuku. Dia langsung ambil sebuah pajangan dan mulai memukuli orang.”Naomi mencibir, “Dia langsung main pukul tanpa bertanya dulu? Apa dia itu orang normal?”Angeline ber

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1385

    Dylan menghela napas. “Otak itu barang yang penting. Bisa nggak kamu punya otak sedikit? Orang yang agak-agak bodoh memang imut. Tapi kalau terlalu bodoh, siapa yang suka?”Angelina sangat peka dan segera meminta maaf. “Aku salah, Sayang. Jangan marah, ya. Aku begitu nggak suka sama mereka kan cuma karena aku takut mereka merebutmu. Jangan marah lagi, ya. Aku yang salah. Kalau kamu masih marah, aku ... aku pergi minta maaf sama mereka deh. Gimana?”Sebelum Dylan sempat berbicara, Angeline sudah berlari ke sisi Naomi dan berkata, “Kak, aku salah. Maaf ....”Naomi hanya menjulingkan matanya tanpa mengatakan apa-apa. Dia langsung mengabaikan Angeline, lalu lanjut berjalan ke depan rumah Camila dan membuka pintu dengan memindai wajahnya.Angeline sangat terkejut. Dia menoleh ke arah Dylan dan bertanya, “Sayang, kamu tinggal di samping rumah Camila?”“Emm.”Angeline langsung merasa cemburu. “Kenapa kalian tinggalnya begitu dekat ....”Setelah masuk ke rumah, Naomi menjulingkan matanya lagi.

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1384

    Naomi membawa sarapan yang dipersiapkannya untuk Camila masuk ke vila.“Nana!” Tiba-tiba, ada suara seseorang yang familier memanggil Naomi dari belakang. Begitu menoleh, Naomi langsung melihat Dylan yang baru kembali Di sampingnya, terdapat seorang gadis bertubuh seksi dan bertampang imut. Gadis itu terlihat sangat muda, sepertinya baru berusia sekitar 20 tahun. Dia adalah tipikal gadis bertubuh seksi, tetapi berwajah bak malaikat yang sangat disukai para pria.Dylan hanya menyukai wanita yang cantik alami. Semua pacarnya adalah wanita cantik yang memiliki pesona masing-masing. Gadis ini merangkul lengan Dylan dan keduanya terlihat sangat mesra.Begitu melihat Naomi, gadis itu langsung mengamatinya dengan penuh rasa permusuhan. Naomi hanya mengatupkan bibirnya dan merasa agak pusing. Camila pernah memberi tahu Naomi bahwa hanya dalam waktu 20-an hari, Dylan sudah mengganti 3 pacar. Sebelum tubuhnya pulih, dia sudah langsung mulai berpacaran. Gadis di hadapannya ini seharusnya adalah

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1383

    Naomi memeluk Caden sambil berbisik, “Sekarang, semua orang nggak berhenti memuji Ayah dan Ibu. Negara sudah turun tangan untuk bersihkan nama mereka dan mereka bisa beristirahat dengan tenang. Kamu juga nggak perlu khawatir lagi.”Caden menyahut, “Menemukan abu Ibu dan membiarkannya dikubur bersama Ayah secara terang-terangan adalah impianku selama ini. Sekarang, impian itu sudah terwujud. Aku senang banget kok. Kamu nggak usah khawatirkan aku.”Naomi merasa sangat sedih dan menepuk-nepuk punggung Caden. Setelah terdiam sejenak, Naomi memanggil, “Sayang.”“Hmm?”“Kamu sudah mau ulang tahun.”Caden membuka matanya, lalu menengadah dan menatap Naomi. “Lalu?”“Apa kamu harus tinggal di aula leluhur di kediaman lama selama beberapa hari ini?”“Nggak juga sih. Kalau ada masalah mendesak, aku bisa pulang kapan saja. Ada para biksu yang melakukan upacaranya, aku nggak ada di sana juga nggak apa-apa.”Naomi berkata, “Kalau begitu, kamu harus makan dan tidur yang baik di sana. Di hari ulang ta

  • Anak Kembar Empat si Presdir Dingin   Bab 1382

    Braden mengalihkan perhatiannya dari virus ke orang misterius. “Papa, kamu sudah temukan petunjuk baru mengenai orang misterius?”Caden mengernyit lagi. Ketika mengungkit tentang orang misterius, ekspresinya langsung berubah menjadi sangat dingin. Ada amarah, kebencian, dan kekecewaan yang terkandung dalam matanya.Setelah sesaat, Caden baru menjawab, “Mengenai masalah orang misterius, itu masalah pribadiku dengannya. Kalian nggak perlu ikut campur atau menyelidiki tentangnya. Kalau butuh bantuan, aku akan cari kalian. Waktu kalian senggang, carilah informasi tentang Kakek Buyut Pertama dan Kakek Buyut Keempat kalian.”Kakek Pertama dan Kakek Keempat sudah turun gunung untuk beberapa saat. Anehnya, masih tidak ada informasi mengenai keberadaan mereka sampai sekarang.Braden dan Rayden menatap Caden dengan kening berkerut, lalu mengangguk dan menjawab, “Kami mengerti.”Seusai menyiapkan makanan, Naomi mengetuk pintu dan berjalan masuk. “Ayo makan.”Setelah berjalan mendekat dan melihat

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status