Kembalinya Istri yang Dikhianati

Kembalinya Istri yang Dikhianati

By:  Dewi R. Ayu  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Not enough ratings
7Chapters
18views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Clara Quuenza Raharja, merasa dikhianati oleh suami dan adik tirinya, ketika sang adik mengaku telah dihamili oleh Adam–suaminya di usia pernikahan mereka yang ke-6 bulan. Diabaikan ayah kandung sebab hasutan dari adik tiri juga ibu tirinya, serta kurang disukai ibu mertua karena kesalahannya sendiri. Hingga suatu hari hatinya seperti nano-nano. Di hari pernikahan sang suami, ia justru mendapatkan fakta, jika Adam hanyalah dijebak oleh Rania–adik tirinya. Saat pikirannya kacau, ia mengendarai mobil dengan ugal-ugalan. Di hari itu juga, ia dinyatakan meninggal, dan menyisakan luka bagi 3 pria yang selama ini Diam-diam selalu menjaga hidupnya. Suami yang selalu menyayanginya dalam diam, ayah kandung yang ia anggap tidak peduli, dan ayah mertua yang baik. Namun, siapa sangka, di hari itu juga ia diberi kesempatan kembali ke masa lalu. Mengulang waktu yang ia manfaatkan untuk memperbaiki semuanya. Dimulai dengan memperbaiki hubungan dengan sang suami, ayah, dan keluarga suami. Menjalin banyak relasi, serta merebut kursi pewaris yang memang seharusnya untuknya.

View More
Kembalinya Istri yang Dikhianati Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
7 Chapters
1) Merelakan
"Aku mohon. Untuk kesekian kalinya, tolong percaya denganku, Clara." Setengah jam telah berlalu, tapi mas Adam tetap mempertahankan posisinya tersebut. Berjongkok, seraya menggenggam tanganku yang kini tengah duduk di atas ranjang. "Pergilah Mas. Mereka sudah menunggumu di sana." Akhirnya, hanya itulah kata-kata yang bisa aku ucapkan, setelah beberapa saat hanya diam. Kupandangi lagi sosok laki-laki yang telah resmi menjadi suamiku sejak 6 bulan yang lalu. Ia telah rapi dengan pakaian yang seharusnya dikenakan. Celana hitam, kemeja putih, jas hitam, juga peci hitam yang melekat di badanya. Kuhela napas perlahan, sehingga tanpa sadar air mata ini kembali menetes. Teringat, jika sebentar lagi pernikahan kami yang masih seumur jagung ini akan berbeda. Namun, apa boleh buat? Inilah resiko yang harus aku terima, ketika menyadari akan ada sosok adik madu yang akan masuk dalam ruang lingkup rumah tanggaku dengan mas Adam. Terlebih, dia adalah adik tiriku sendiri, Rania. "Clara, tolong ja
Read more
2) Kecelakaan
Kenangan dua minggu yang lalu terus saja berputar. Seiring dengan air mata yang tak kunjung reda. Rasa sesak itu terasa begitu mendominasi. "Kenapa pernikahanku harus berujung seperti ini? Kenapa di saat rasa ini mulai hadir, justru kenyataan pahit ini yang harus aku terima?"Drt drt drtGetaran telepon yang berada di samping, membuatnya berusaha untuk menetralkan suara. Terlebih telepon itu berasal dari Bara, sahabat baiknya sejak dulu. Entah, ada angin apa tiba-tiba laki-laki itu menghubunginya seperti ini. "Halo, Bar. Kenapa?" "Kamu baik-baik aja kan Ra?" tanya Bara. Mendengar itu Clara justru tertawa kecil. "Bohong banget kalau di saat kayak gini, aku masih bisa bilang baik-baik aja, iya kan?"Hening"Ada apa?" tanyanya lagi. "Aku barusan kirim email. Coba aja kamu cek sekarang. Di sana, tertera bukti kalau Adam tidak sepenuhnya bersalah.""Ohh, iya bentar. Aku cek dulu ya, jangan ditutup dulu teleponnya." Segera ia ambil sebuah laptop dan menyelakannya. Setelah itu, segera
Read more
3) Tersesat dan Sebuah Fakta
Tempat ini cukup aneh untuk dilihat. Sebuah hamparan rumput hijau, dan langit putih yang tak berujung. Entah, ada di mana ia saat ini. "Aku di mana? Tempat ini terlihat begitu asing. Bukankah tadi aku mengalami kecelakaan, lalu kenapa sekarang justru berada di sini?" Sepanjang jalan melangkah, tidak ada ujung yang kutemui. Semuanya tampak hanya dilingkupi oleh 2 warna, yaitu hijau dan putih. Seperti tempat asing dan tidak ada tanda-tanda adanya kehidupan. ArghhhMataku menyipit dan refleks tangan ini melindungi wajah dari sebuah cahaya yang tiba-tiba hadir. Gerakannya yang berputar dan membentuk abstrak, seolah ingin memperlihatkan sesuatu. Dia, cukup besar dan menyilaukan. "Cahaya apa itu?" Namun, setelahnya aku cukup terperangah, mendapati apa yang kulihat di depan sana. Sebuah bayangan tentang kejadian yang tidak pernah aku tahu. Apakah ini benar-benar nyata? Mas Adam yang meninggalkan pernikahan, bahkan sebelum ijab kabul, ketika mendengar kabar aku kecelakaan. Batalnya pern
Read more
4) Lembaran Baru
Mas Adam dan Rania telah bersahabat sejak kecil. Namun, mereka juga harus berpisah karena keluarga Fahreza yang harus pindah ke Singapura. Hingga, mereka kembali dipertemukan sekitar 10 bulan yang lalu. Setelah aku dan mas Adam dijodohkan. Selama ini aku anggap semuanya baik-baik saja. Mas Adam yang selalu ramah dan baik pada semua orang, ternyata membuat Rania salah paham. Dia, menaruh rasa yang lebih kepada suamiku. Bahkan, perempuan itu berani menjebak mas Adam, hanya demi memenuhi ambisinya. Jika sekarang adalah 1 minggu setelah pernikahan kami, berarti masih ada banyak waktu untuk memperbaiki semuanya. Meskipun kami menikah karena perjodohan, tetapi mas Adam tidak pernah mengkhianati pernikahan kami. Maka, aku juga tidak akan membiarkan mas Adam menghadapi masalah ini sendirian ke depannya. "Kenapa?" tanya mas Adam yang baru saja tiba. Dia juga membawa segelas air minum dan kotak obat P3K. "Bukan apa-apa." Setelahnya tidak ada lagi yang berbicara. Aku yang sibuk dengan pemiki
Read more
5) Calon Pewaris
Pesan yang dikirim oleh Rania, diam-diam membuatku tersenyum sinis. Jika itu dulu, mungkin aku akan langsung mengiyakan permintaannya, tanpa mengindahkan perasaan kecewa mas Adam yang merasa tidak dihargai. Karena dulu, aku begitu menyayangi adik tiriku itu. Sehingga, apa pun yang ia inginkan, pasti akan selalu aku kabulkan. Namun, itu semua akan berbeda mulai saat ini. Rania, bukanlah lagi prioritasku, atau tidak semua perkataannya harus aku turuti begitu saja. Karena, aku yakin, setiap permintaannya hanyalah sebuah rencana yang ia buat untuk kehancuran rumah tanggaku dengan mas Adam. AndaMaaf Dek, Mbak sudah terlanjur janji untuk pergi dengan mas Adam. Oke, tinggal kirim! "Kenapa? Ada masalah?" pertanyaan mas Adam yang tiba-tiba membuat aku sadar, jika saat ini kami masih berada di meja makan. "Ehh, enggak kok Mas. Ini aku cuma balas pesan Rania aja. Tiba-tiba dia ngajak pergi bareng ke ulang tahun perusahaan papaa, besok lusa." Mas Adam terlihat mengernyitkan dahinya. "Pergi
Read more
6) Dua Sisi Tarik Menarik
"Clara? Ini sungguh kamu, Nak?" Begitu langkah kakinya memasuki ruangan, pertanyaan itulah yang pertama kali ia dengar. Namun, yang terjadi selanjutnya justru hanyalah keheningan. Keduanya sama-sama sibuk dengan pemikiran masing-masing. "Tidak biasanya kamu ingin berkunjung ke perusahaan papa.""Sebagai calon pewaris perusahaan, apakah aku salah jika berkunjung ke perusahaan papaku sendiri?" tanyanya. Clara sendiri segera melangkahkan kakinya, dan duduk di sofa yang berada di ruangan tersebut. "Calon pewaris? Apa maksudnya?" tanya Prasetyo. Ia juga ikut melangkah mendekati putri pertamanya tersebut. "Apa maksudnya? Apakah Papa lupa, jika aku adalah satu-satunya putri keluarga Raharja?"Prasetyo diam, tetapi pikirannya bercabang ke mana-mana. "Clara, tetapi situasi sekarang berbeda. Papa juga mempunyai anak lain, yaitu Rania. Kalian berdua sama-sama putri papa. Untuk saat ini papa tidak bisa menentukan siapa pewaris perusahaan yang sah.""Papa bercanda?" tanyanya, dan terlihat beg
Read more
7) Perempuan Bermuka Dua
"Kenapa? Katakanlah apa yang ingin kamu katakan." Setelahnya terlihat Rania yang justru menghela napas, dan memainkan jarinya di atas meja. "Sebenarnya," ucapnya dengan ragu, kemudian ia kembali berkata, "kak Clara, tidak sebaik yang orang-orang lihat.""Maksud kamu?""2 tahun mama menikah dengan papa, tetapi sikap kak Clara denganku tidak begitu baik, Tante. Ketika kami hanya berdua, kakak selalu bersikap semena-mena. Namun, jika ada Papa, dia akan berubah menjadi orang yang seolah tidak peduli dengan keluarganya. Jadi, papa selalu beranggapan, meskipun kami tidak akur dengan kak Clara, tetapi tidak ada diantara kami yang terluka. Namun, semuanya padahal tidak seperti itu." Mengalir lah cerita demi cerita yang diungkapkan Rania di hadapan Rena. "Dia bahkan selalu unggul dalam segala hal. Cantik, cerdas, memiliki relasi yang luas, diterima di pergaulan manapun, dielu-elukan karena jiwa sosialnya yang tinggi, dan baru saja menyelesaikan pendidikan S2, setelah itu langsung menikah den
Read more
DMCA.com Protection Status