Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan

Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan

By:  Mom's Ainun  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
2 ratings
8Chapters
55views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

"Maaf saya tidak bisa menyentuhmu!" Ucap Alyas. Ucapan itu seketika membuat Andini berhenti tersenyum, ia bingung dan tidak mengerti apa maksud dari suaminya itu. Sebab seminggu sebelum pernikahan Alyas bersikap sangat baik dan begitu perhatian baik itu kepadanya juga kedua orangtuanya.

View More
Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Cindi
ceritanya seru. kasihan Andini Thor 🥲
2024-07-06 09:04:59
1
user avatar
Senja_Khoir
Cerita yang menarik, menunggu Alyas jatuh cinta kepada istri kontraknya
2024-07-03 18:23:14
1
8 Chapters
Bab 1 - Malam Pertama Yang Membuat Luka
“Saya terima nikah dan kawinnya, Andini Wijaya putri kandung Bapak Wijaya dengan maskawin uang tunai lima ratus juta rupiah dibayar tunai.” Seorang pria tampan bernama Alyas mengucapkan ijab kabul dengan suara lantang dan tegas. “Bagaimana para saksi, sah?” tanya penghulu. “Sah ….” Seketika tepukan tangan dan ucapan puji syukur terlontar dari para tamu undangan, yang sengaja datang untuk menghadiri acara pernikahan antara Alyas si pemilik salah satu perusahaan terbaik di Indonesia. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menjalani proses pendekatan dengan Andini. Hanya dalam waktu satu minggu saja, Andini sudah memutuskan menerima lamaran dari pria yang tidak ia kenal karena ia yakin pilihan orang tuanya adalah yang terbaik.“Andini kamu sangat beruntung karena mendapatkan pria kaya, Kamu tidak usah lagi memikirkan masalah ekonomi karena Alyas seorang pria yang sangat mapan.” Bisik salah seorang tamu yang sengaja datang menemui Andini di pelaminan. Andini hanya tersenyum membalas
Read more
Bab 2 - Mencoba Untuk Bertahan
Andini benar-benar dibuat hancur oleh seorang pria yang seharusnya menjadi pelindung untuknya, ucapan dan perilaku Alyas yang di luar nalar membuatnya ingin berteriak. Namun, keadaannya tidak memungkinkan. Jangankan untuk teriak, sekedar untuk menangis, Andini harus menggigit bibirnya agar tidak menimbulkan suara. Andini kemudian teringat akan isi berkas yang diajukan oleh Alyas yang membuatnya semakin tampak menyedihkan. Ia pun duduk di atas lantai, memeluk lututnya dan menangis meratapi nasibnya yang membuatnya hampir frustasi.Tercatat dalam surat perjanjian kontrak pernikahan, Andini harus merawat anak dari Alyas yang berusia satu bulan, Andini harus menjadi sosok istri dan ibu yang baik di depan umum, yang paling membuat Andini hancur adalah dimana setelah 6 bulan pernikahan dirinya akan diceraikan. Jika Andini tidak menyetujui kontrak tersebut, mahar uang lima ratus juta harus dikembalikan.Andini ingat betul bahwa uang lima ratus juta itu sudah ia serahkan kepada kedua orang tu
Read more
Bab 3 - Maaf Tak Bisa Menyentuhmu
"Mas kamu nggak apa-apa, kan?” tanya Andini panik mendengar suara benda terjatuh di dalam kamar mandi, terlebih lagi Alyas tidak menjawab pertanyaannya. Andini menengok kanan dan kiri mencari sesuatu yang bisa digunakan untuk membuka pintu, entah kenapa ia tidak menemukan apapun. Kemudian Andini berlari keluar kamar sambil berteriak minta tolong. “Bu …, tolong Mas Alyas!” seru Andini, setelah itu kembali lagi masuk ke dalam kamar. Bu Sarah yang sedang berada di meja makan, terhenyak kaget mendengar menantunya berteriak seperti ketakutan. Ia pun berlari takut terjadi sesuatu sambil menarik tangan asisten rumah tangganya untuk ikut. “Ayo, Bi!” Seru Bu Sarah.“Apa aku harus ikut juga, Bu?” “Siapa tahu tenaga Bibi bisa membantu.” Sesampainya di kamar Alyas, Bu Sarah tampak bingung karena tidak mendengar lagi teriakan menantunya. Ia pun langsung membuka pintu sedikit tanpa mengetuk pintu, kedua bola matanya membulat dan tersenyum simpul. BI Jumasih yang datang belakangan sampai heran
Read more
Bab 4 - Andini Menangis
Setelah membuka pintunya, Andini mengernyitkan dahinya. Perlahan mata terpejam tanpa disadari, melihat suaminya sendiri datang ke hotel membawa wanita lain, dalam keadaan mabuk. Yang lebih menyakitkan hati, wanita itu bukan Bunga, istri pertamanya Alyas. “Maksud kamu apa, Mas?” tanya Andini. Alyas cuma senyum-senyum aja, kadang dia menoleh ke arah wanita yang ada disampingnya. Kemudian menyingkirkan tubuh Andini dari ambang pintu karena menghalangi jalan. “Minggir…,” katanya. “Hei, jangan buat aku marah, ya!” teriak Andini merasa tidak dihargai. Wanita yang bersama dengan Alyas adalah Elisa, sahabatnya sejak kecil. Wanita itu mengenakan pakaian terbuka yang layaknya wanita penghibur. Elisa tahu benar sifat dan rahasia Alyas, maka dari itu ia menganggap Andini hanya orang lain. Tanpa meminta persetujuan Andini, dengan percaya dirinya Elisa membaringkan tubuh Alyas di atas kasur.Andini yang emosional lalu menarik rambut Elisa, “Hei, kamu siapa? Beraninya kamu menyentuh suamiku.” Ta
Read more
Bab 5 - Cemburu
"Haidar …” ucap Andini.“Iya aku Haidar.” Tanpa meminta persetujuan dari gadis itu, Haidar memeluk Andini. “Kamu apa kabar? sudah lama aku ingin sekali bertemu sama kamu, tapi aku nggak punya waktu. Aku tidak menyangka bisa bertemu sama kamu di sini.” Andini berontak kemudian sedikit mendorong Haidar agar ia bisa lepas dari pelukannya, “aku baik-baik saja.” “Ngomong-ngomong kamu kenapa ada di sini? bukannya kata ibu kamu, kamu itu udah nikah.” Haidar penasaran. “Iya, aku memang sudah menikah,” imbuhnya. “Lah terus dimana suami kamu? kenapa suami kamu membiarkan kamu ujan-ujanan di jam malam seperti ini? Atau jangan-jangan suami kamu tidak memperlakukanmu dengan baik? kamu menikah karena dijodohkan, sama Bapak kamu?’’ Haidar bertanya-tanya kemudian menajamkan pandangannya di area mata Andini. “Sebagai sahabat kamu dari kecil aku sudah tahu kondisi wajah kamu seperti ini itu pasti habis nangis, iya kan?” “Enggak, kok!” Andini berusaha sebaik mungkin agar sahabatnya itu tidak curiga
Read more
Bab 6 - Berusaha Menjadi Yang Terbaik
Andini benar-benar terkejut mendengar perintah dari Alyas. “Ngapain kamu nyuruh aku buka pakaian? dasar otak mesum. Tadi kamu sudah mencium bibir Elisa, entah apa yang biasa kalian lakukan hingga mau-maunya bersentuhan walau tidak punya ikatan pernikahan.” Ucap Andini sambil menutup dadanya dengan kedua tangan. Alyas terkekeh kemudian mendekatkan wajahnya dengan Andini. “Jangan geer dan juga jangan suka buruk sangka, lagipula saya juga nggak mau nyentuh kamu. Buka pakaianmu di kursi bagian belakang mobil sekarang juga! di sana ada banyak pakaian. Gantilah pakaianmu yang basah itu, nanti kalau kamu sakit, Ibu bisa nyalahin saya.” Andini membulatkan kedua matanya, ia tidak menyangka bahwa Alyas cukup perhatian juga. “Jangan pernah berpikir macam-macam! saya melakukan semua ini karena Ibu.”“Iya …, iya, lagian siapa juga yang geer.” Sambung Andini sambil membuka pintu mobil dan berpindah tempat ke belakang, walau masih kesal dengan tingkah Alyas ketika bersama wanita lain, ia berusah
Read more
Bab 7 - Terbangun di atas ranjang yang sama
Andini tidak sengaja melihat ada Alyas di ambang pintu, sontak ia tersenyum. Dirinya sudah tidak sabar ingin melihat sosok ayah yang baik dari seorang Alyas. Namun, prediksinya salah total karena Alyas tidak masuk ke dalam kamar melainkan berbalik badan dan pergi meninggalkan kamar ibunya. ‘Heh … dasar manusia aneh,’ gumam Andini. “Mas …!” panggil Andini. “Loh memangnya ada Ada Al disini?” tanya Bu Sarah, tengok kanan dan kiri tetapi tidak melihat siapapun masuk ke dalam kamarnya. “Ada Bu. Barusan aku lihat Mas Al ada di dekat pintu. seharusnya kan, dia masuk ke kamar ini, setelah itu menyambut anaknya dengan bahagia. Kenapa Mas Al tidak melakukan hal yang sesederhana itu?” Bu Sarah menganggukkan kepalanya, ‘Alyas tidak akan berani mendekati Alif, sungguh malang sekali nasib anak dan cucuku ini ya Allah, persatukanlah mereka secepatnya.’“Bu …, kenapa ibu malah melamun?” Andini mengusap lembut tangan mertuanya. Bu Sarah tersenyum, kemudian menatap Andini. “Maaf barusan Ibu kepik
Read more
Bab 8 - Tumbuh Benih Cinta
“Memangnya kenapa sih, Mas? kalau kita berhubungan suami istri?” tanya Andini menatap tajam wajah suaminya itu. “Saya cuma tidak mau berbuat banyak dosa, jika kita berhubungan suami istri ditakutkan kamu hamil, sedangkan kita akan bercerai 6 bulan lagi. Please katakan yang sejujurnya Jangan menambah beban pikiran saya!” Alyas melipat kedua tangan di hadapan Andini. Deg …Andini seketika terdiam, ia beranjak pergi ke kamar mandi untuk bersiap memulai tugas barunya sebagai ibu pengganti. Sedangkan Alyas diam terpaku melihat gadis itu tidak menjawab pertanyaannya. “Hei … apa salahnya sih, jika saya mempertanyakan kejujuran kamu, Ndin.” “Kenapa kau malah diam?” Andini tetap berjalan menuju kamar mandi tanpa memperdulikan suaminya. “Terserah kamu mau anggap diamku ini apa, capek aku ngejelasinnya.” “Oh berarti memang tidak terjadi apa-apa, ya! syukurlah kalau begitu.” Sambung Alyas merasa lega. Tiba di dalam kamar mandi, Andini langsung menekan tombol shower, ia memejamkan mata di b
Read more
DMCA.com Protection Status