Share

Bab 5 - Cemburu

Author: Mom's Ainun
last update Last Updated: 2024-06-24 16:21:33

"Haidar …” ucap Andini.

“Iya aku Haidar.” Tanpa meminta persetujuan dari gadis itu, Haidar memeluk Andini. “Kamu apa kabar? sudah lama aku ingin sekali bertemu sama kamu, tapi aku nggak punya waktu. Aku tidak menyangka bisa bertemu sama kamu di sini.” 

Andini berontak kemudian sedikit mendorong Haidar agar ia bisa lepas dari pelukannya, “aku baik-baik saja.” 

“Ngomong-ngomong kamu kenapa ada di sini? bukannya kata ibu kamu, kamu itu udah nikah.” Haidar penasaran. 

“Iya, aku memang sudah menikah,” imbuhnya. 

“Lah terus dimana suami kamu? kenapa suami kamu membiarkan kamu ujan-ujanan di jam malam seperti ini? Atau jangan-jangan suami kamu tidak memperlakukanmu dengan baik? kamu menikah karena dijodohkan, sama Bapak kamu?’’ Haidar bertanya-tanya kemudian menajamkan pandangannya di area mata Andini. “Sebagai sahabat kamu dari kecil aku sudah tahu kondisi wajah kamu seperti ini itu pasti habis nangis, iya kan?” 

“Enggak, kok!” Andini berusaha sebaik mungkin agar sahabatnya itu tidak curiga. 

“Kamu jangan bohong Andini!” 

“Haidar, aku sudah menikah dan aku bahagia dengan pernikahanku, kamu tidak usah repot-repot mengkhawatirkan urusanku lagi. Toh aku sebelumnya sudah minta bantuan kamu, tapi kamu tidak peduli, persahabatan kita cukup sampai disini.” 

Haidar mengernyitkan kening, ia bingung karena orang tuanya tidak pernah menceritakan apapun tentang kedatangan Andini, “Hei maksud kamu apa, kenapa kamu malah mutusin persahabatan kita?” 

Andini kemudian melepas jas milik Haidar dan memberikanya kepada sahabatnya itu, kemudian kembali berjalan kaki. Sesekali ia menatap kearah langit hingga air hujan itu bisa menetes di wajahnya. Terbersit dalam benaknya penghinaan yang telah diucapkan oleh kedua orang tua Haidar. 

Andini dan Haidar adalah sahabat sejak kecil, rumah mereka awalnya berdekatan. Keduanya sekolah pergi dan pulang bersama hingga SMP. Namun, semenjak ayah Haidar menjadi pegawai negeri sipil, mereka pindah ke ruang yang lebih bagus dan jauh dari Andini. Tahun demi tahun berlalu hubungan Andini dan Haidar masih baik-baik saja, tapi semenjak Haidar punya perusahaan sendiri Andini semakin sulit menghubunginya. 

Beberapa bulan yang lalu, Andini sempat meminjam uang kepada Haidar lewat kedua orang tuanya. Namun, bukannya di pinjami uang, Andini malah di usir dan hina. “Dasar cewek matre, orang miskin, di kira Haidar itu bank, main pinjam uang sebanyak itu. Jangan pernah datang lagi ke rumah ini, jangan pernah berharap kamu bisa pinjam uang dan memanfaatkan anak saya. Pergi sejauh mungkin dan jangan pernah kembali lagi!” Begitulah Ibu Haidar meluapkan emosinya. 

Ucapan itu terus saja terngiang di telinganya, padahal Andini tidak memaksa. Ia sudah cukup menahan rasa malu kala itu karena sudah buntu mau pinjam uang kepada siapa lagi. Hingga akhirnya ia harus menerima perjodohan dengan Alyas, seorang pria yang menampakkan wujud bagaikan malaikat di depan kedua orang tuanya.

‘Kenapa aku harus bertemu lagi dengan Haidar? sudah cukup hinaan dari Ibunya,’ Andini membatin. 

“Andini, tunggu!” teriak Haidar. 

Andini tidak menghiraukan panggilan dari sahabatnya itu, ia tetap melanjutkan perjalanannya tanpa mau menoleh lagi ke belakang. Namun, Haidar tidak mau menyerah, sahabat Andini itu terus mengejar Andini dan mencegahnya dengan merentangkan kedua tangan. 

“Jangan pergi! tidak masalah kamu tidak mau menjawab pertanyaan-pertanyaan dari aku, tapi aku tidak mau meninggalkan kamu sendirian di pinggir jalan. Ini sudah malam, ayo naik ke mobil aku, aku akan antarkan kamu kemanapun kamu mau.” jelas Haidar menarik tangan Andini dan membawanya menuju ke mobil. 

“Tunggu!” seru seorang pria yang tidak lain adalah Alyas. 

Haidar dan Andini terkejut mendengar suara itu, keduanya pun menoleh ke arah sumber suara dan membulatkan kedua matanya. 

‘Mas Alyas,’ gumam Andini.

“Anda siapa?” tanya Haidar. 

Alyas menyeringai lebar, “lepaskan genggaman tangan kamu dari tangan Andini!” 

“Emangnya kenapa? Apa urusan kamu sama kami berdua?” Haidar bener dibuat kesal karena Alyas terlihat menyebalkan. 

“Lepasin nggak!” teriak Alyas. 

Andini berusaha menggerakkan pergelangan tangannya, tapi Haidar semakin menggenggam tangannya erat. “Lepasin tanganku, Haidar!” 

“Tidak akan,” jawab Haidar. 

“Kamu mau tahu, kenapa saya meminta kamu melepaskan tangan Andini?” 

“Iya, saya mau tau.” Haidar penasaran. 

Alyas tersenyum simpul, kemudian berjalan perlahan mendekat ke arah Andini. Keduanya saling berhadapan satu sama lain, dan beradu tatap tepat di hadapan Haidar yang masih menggenggam tangan Andini. 

“Kamu mau apa?” tanya Haidar ada sedikit rasa takut.

Alyas tidak menghiraukan pertanyaan dari Haidar, pria tampan dan mempesona itu mengelus pipi Andini. Baik Alyas dan Andini sama-sama merasakan degupan jantung yang sudah tidak beraturan, kemudian tanpa basa basi lagi Alyas mengecup lembut bibir tipis Andini dengan lembut. Waktu seolah berhenti, baik itu bagi Haidar, Andini dan juga Alyas. Ketiga merasakan perasaan yang menyesakkan dada

‘Entah kenapa walaupun saya sudah berjanji akan terus mencintai Bunga, tapi saya tidak rela melihat kamu disentuh oleh pria lain? saya ingin buktikan bahwa kamu adalah milik saya, Andini hanya milik Alyas seorang.’ Batin Alyas. 

‘Raga ini ingin sekali mendorongmu, Mas! tapi perasaanku melarangnya. Aku merasa jadi wanita murahan yang haus akan sentuhan,’ batin Andini dengan linangan air mata. 

“Hei …, apa kamu sudah gila!” 

Bug!

Haidar menarik tubuh Alyas agar terlepas dari Andini, kemudian memukul wajahnya dengan keras.

“Jaga batasan kamu, ya!” teriak Haidar. “Dia itu sahabat saya, kami sudah bertahun-tahun berteman, dia itu wanita baik-baik dan terhormat.” 

“Cih …, kamu cuma sahabat Andini, kan?” Alyas terkekeh sambil mengusap darah yang keluar dari sudut bibirnya menggunakan ujung sikut. “Ingat ucapan saya baik-baik, walaupun kamu sahabat Andini kamu tidak berhak menyentuhnya, haram kamu menyentuh dia. Yang boleh menyentuh Andini hanya suaminya saja, yaitu saya sendiri.” 

Haidar tersenyum sambil menyeringai, “Jangan bercanda kamu, nggak mungkin Andini menikah sama orang brengsek seperti kamu. Mulut kamu saja bau alkohol, Jangan pernah bermimpi jadi suaminya Andini.” 

Haidar naik pitam dan hendak memukul Alyas untuk kedua kalinya, tapi Andini merentangkan tangan di depan Alyas. “Jangan memukulnya lagi, Haidar!”

“Kenapa Andini?” Haidar keheranan melihat wajah sahabatnya yang berderaian air mata. 

“Please jangan memukul suami aku lagi,” imbuhnya. 

“Oh, jadi yang diucapin sama pria brengsek itu adalah benar?” tanya Haidar kecewa, berharap Andini hanya bercanda. 

“Dia benar-benar suami aku,” jawab Andini. 

Setelah itu Alyas menggenggam tangan Andini dan membawanya menuju ke arah mobil yang terparkir di bahu jalan, sebelum benar-benar pergi. Alyas kembali menoleh dan menatap wajah Haidar yang nampak kecewa. “Carilah pasangan yang single, ingat, ya! Andini adalah istri saya dan selamanya akan menjadi istri saya. By …”

Andini langsung menoleh ke arah Alyas, ia merasakan sesuatu yang aneh dalam hatinya. 

Andini dan Alyas meninggalkan Haidar yang masih terpaku di bahu jalan, setelah itu menjalankan mobil dan pergi. 

Brum …

Andini dan Alyas duduk di bagian depan mobil, tidak ada percakapan apapun. Keduanya salah tingkah bingung harus berbuat apa. Untuk menghangatkan suasana, Alyas menyalakan radio dan muncul sebuah lagu. 

‘Aku jatuh cinta kepada dirinya

Sungguh-sungguh cinta oh apa adanya.’ 

Seketika Al kaget dan mencari saluran radio lain, dan muncul lagu lain yang masih berhubungan dengan dua orang sedang jatuh cinta. 

‘Kenapa semua saluran radio lagunya seperti ini, apa nggak ada lagu yang lain?’ gerutu Alyas mematikan radionya kesal. 

Andini menoleh ke arah Alyas dan sedikit tersenyum melihat suaminya yang salah tingkah. “Lagu-lagunya bagus kok, Mas!” 

“Iya itu bagi kamu, tapi tidak bagi saya.” Imbuhnya menoleh ke arah Andini. 

Seketika Alyas melihat tubuh Andini menggigil, ia pun menghentikan mobil ke bahu jalan. 

“Kenapa berhenti, Mas?” 

“Buka pakaian kamu!” 

Andini menatap tajam Alyas merasa kesal, “jangan pernah berpikir setelah kamu mendapatkan ciuman pertama aku, kamu bisa mendapatkan tubuh aku ya, M

as.” 

Alyas menggelengkan kepalanya, “jangan banyak bicara, buka pakaian kamu sekarang juga!” 

To be continued 

Related chapters

  • Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan    Bab 6 - Berusaha Menjadi Yang Terbaik

    Andini benar-benar terkejut mendengar perintah dari Alyas. “Ngapain kamu nyuruh aku buka pakaian? dasar otak mesum. Tadi kamu sudah mencium bibir Elisa, entah apa yang biasa kalian lakukan hingga mau-maunya bersentuhan walau tidak punya ikatan pernikahan.” Ucap Andini sambil menutup dadanya dengan kedua tangan. Alyas terkekeh kemudian mendekatkan wajahnya dengan Andini. “Jangan geer dan juga jangan suka buruk sangka, lagipula saya juga nggak mau nyentuh kamu. Buka pakaianmu di kursi bagian belakang mobil sekarang juga! di sana ada banyak pakaian. Gantilah pakaianmu yang basah itu, nanti kalau kamu sakit, Ibu bisa nyalahin saya.” Andini membulatkan kedua matanya, ia tidak menyangka bahwa Alyas cukup perhatian juga. “Jangan pernah berpikir macam-macam! saya melakukan semua ini karena Ibu.”“Iya …, iya, lagian siapa juga yang geer.” Sambung Andini sambil membuka pintu mobil dan berpindah tempat ke belakang, walau masih kesal dengan tingkah Alyas ketika bersama wanita lain, ia berusah

    Last Updated : 2024-07-04
  • Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan    Bab 7 - Terbangun di atas ranjang yang sama

    Andini tidak sengaja melihat ada Alyas di ambang pintu, sontak ia tersenyum. Dirinya sudah tidak sabar ingin melihat sosok ayah yang baik dari seorang Alyas. Namun, prediksinya salah total karena Alyas tidak masuk ke dalam kamar melainkan berbalik badan dan pergi meninggalkan kamar ibunya. ‘Heh … dasar manusia aneh,’ gumam Andini. “Mas …!” panggil Andini. “Loh memangnya ada Ada Al disini?” tanya Bu Sarah, tengok kanan dan kiri tetapi tidak melihat siapapun masuk ke dalam kamarnya. “Ada Bu. Barusan aku lihat Mas Al ada di dekat pintu. seharusnya kan, dia masuk ke kamar ini, setelah itu menyambut anaknya dengan bahagia. Kenapa Mas Al tidak melakukan hal yang sesederhana itu?” Bu Sarah menganggukkan kepalanya, ‘Alyas tidak akan berani mendekati Alif, sungguh malang sekali nasib anak dan cucuku ini ya Allah, persatukanlah mereka secepatnya.’“Bu …, kenapa ibu malah melamun?” Andini mengusap lembut tangan mertuanya. Bu Sarah tersenyum, kemudian menatap Andini. “Maaf barusan Ibu kepiki

    Last Updated : 2024-07-05
  • Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan    Bab 8 - Tumbuh Benih Cinta

    “Memangnya kenapa sih, Mas? kalau kita berhubungan suami istri?” tanya Andini menatap tajam wajah suaminya itu. “Saya cuma tidak mau berbuat banyak dosa, jika kita berhubungan suami istri ditakutkan kamu hamil, sedangkan kita akan bercerai 6 bulan lagi. Please katakan yang sejujurnya Jangan menambah beban pikiran saya!” Alyas melipat kedua tangan di hadapan Andini. Deg …Andini seketika terdiam, ia beranjak pergi ke kamar mandi untuk bersiap memulai tugas barunya sebagai ibu pengganti. Sedangkan Alyas diam terpaku melihat gadis itu tidak menjawab pertanyaannya. “Hei … apa salahnya sih, jika saya mempertanyakan kejujuran kamu, Ndin.” “Kenapa kau malah diam?” Andini tetap berjalan menuju kamar mandi tanpa memperdulikan suaminya. “Terserah kamu mau anggap diamku ini apa, capek aku ngejelasinnya.” “Oh berarti memang tidak terjadi apa-apa, ya! syukurlah kalau begitu.” Sambung Alyas merasa lega. Tiba di dalam kamar mandi, Andini langsung menekan tombol shower, ia memejamkan mata di b

    Last Updated : 2024-07-06
  • Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan    Bab 9 - Elisa di buat kesal

    Elisa merasa darahnya seolah mendidih di saat melihat Andini yang sudah memegang cake coklat, dengan lilin yang menyala di atasnya. “Selamat ulang tahun … selamat ulang tahun … selamat ulang tahun Mas Alyas selamat ulang tahun …!” Andini menyanyikan lagu itu dengan perasaan suka cita. Alyas yang baru saja keluar dari pintu kamar mandi, sontak kaget melihat gadis kecil yang ada di hadapannya menyanyikan lagu dengan begitu ceria. Ada perasaan haru dan juga bahagia karena masih ada orang yang mengingat hari kelahirannya. ‘Ngomong-ngomong tahu dari mana kalau hari ini hari ulang tahunku,’ batinnya.“Sekarang tiup lilinnya dan sebelum itu berdoalah terlebih dahulu!” seru Andini. Alyas langsung menutup mata kemudian berdo’a dalam hati. ‘Berikanlah kebahagiaan dimanapun Bunga berada, berikanlah hamba kesabaran menjalani hidup dunia ini tanpa dirinya.’ Andini terus saja senyum-senyum melihat suaminya sedang berdoa di dalam hatinya, ia yang sedang memegang cake coklat itu terpesona dengan

    Last Updated : 2024-07-09
  • Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan    Bab 10 - Alyas Mulai suka

    Alyas menerima paper bag yang diberikan oleh Andini, “Terimakasih …” ucapanya. Kemudian masuk kedalam mobil bersama dengan Elisa lalu pergi meninggalkan rumah. Andini tersenyum simpul melambaikan tangan, senyuman indah itu terlihat jelas oleh Alyas dari kaca spion. Entah terkena angin apa pria tampan itu juga ikut tersenyum melihat itu. “Kamu kenapa senyum-senyum seperti itu, Al?” tanya Elisa yang berada di samping Alyas. “Andini gadis yang sangat baik, walaupun saya telah menzalimi dia, menyeret dia dalam kehidupan saya yang hancur ini, sedikitpun dia tidak mengeluh dan juga tidak mengatakan semua ini kepada kedua orang tuanya ataupun kepada ibu saya.” Jelas Alyas.Elisa menyeringai lebar, “Kamu jangan terlalu fokus kepada Andini, biarkan dia fokus untuk merawat Alif dengan baik. Kamu jangan baper dengan perhatian-perhatian dia, lagi pula dia melakukan semua itu hanya karena balas budi, uang yang sudah kamu berikan kepada kedua orang tuanya itu totalnya sangat besar, nggak mungkin

    Last Updated : 2024-07-10
  • Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan    Kelicikan Elisa

    Acara di rumah Alyas nampak begitu indah dan mewah, Andini sendiri yang mendekornya dibantu dengan Para asisten rumah tangga dan juga wedding organizer. Selain acara ulang tahun, Bu Sarah ingin melihat Alyas dan Andini bersanding di pelaminan karena saat Andini dan Alyas menikah, tidak menghadirinya. “Hari ini adalah hari dimana kamu akan dikenal oleh karyawan Alyas, kamu harus dandan layaknya pengantin.” Ucap Bu Sarah memegang bahu menantunya itu sambil menatap cermin. Andini yang sudah cantik mengenakan gaun putih serta hiasan, membuatnya seperti bidadari turun dari kayangan. “Aku seharusnya mengurus Alif, Bu. Kenapa Ibu malah menghiasku seperti ini?” “Dengar Sayang! Malam ini semua teman-teman Alyas akan datang, kamu harus tampil dan memberikan kesan yang baik bagi mereka. Urusan Alif biar Ibu yang jagain sama si Bibi.” Andini memeluk mertuanya, “Bu, jarang-jarang ada seorang menantu mendapatkan sosok mertua seperti ibu. Terima kasih atas pengertiannya, perhatiannya dan juga ka

    Last Updated : 2024-07-18
  • Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan    Sentuhan Pertama

    Tamu undangan perlahan mulai datang, Andini dengan ramah menyambut mereka secara sukacita, senyuman indah di bibirnya mampu membuat semua tamu undangan membicarakan Andini yang dianggap beruntung menjadi istri dari seorang CEO muda, mapan dan juga tampan. “Perkenalkan kami dari bagian administrasi, kami datang berdasarkan undangan dari Pak Alyas. Senang bisa bertemu dengan Bu Andini yang ternyata masih muda, ya!” Ucap salah seorang karyawan yang datang. “Terima kasih atas kedatangan kalian, saya mengucapkan banyak terima kasih, silahkan makan makanan yang dihidangkan.” Jawab Andini dengan senyuman yang terukir indah. Waktu menunjukkan pukul 10.00 malam, Alyas tidak juga kunjung datang. Andini berulang kali menghubungi ponsel milik suaminya itu, tapi malah tidak aktif. Melihat menantunya yang gelisah, Bu Sarah mendekat dan mengusap punggungnya. “Ada apa?” tanya Bu Sarah menenangkan. “Bu, ponselnya Mas Alyas nggak aktif-aktif. Aku jadi khawatir, ini juga udah malam, para tamu pasti

    Last Updated : 2024-07-19
  • Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan    Curahan Hati Alyas

    Andini mendorong Alyas hingga pria itu mundur beberapa langkah, menatapnya dengan raut wajah yang kesal. “Kenapa kamu mencium aku, apa kamu sedang mabuk?” Alyas menunduk karena malu, ia mencoba untuk menetralisir jantungnya yang berdegup kencang dengan menarik napas dalam-dalam. Setelah itu ia menatap Andini, dan kembali ke mode dinginnya. “Kamu terlalu berisik, Ibu bisa bangun dengar suara kamu.” ia kembali fokus ke bibir Andini yang basah. Andini yang merasa malu hingga pipinya berubah merah, spontan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. “Jangan menatapku seperti itu, Mas! Aku takut kamu mabuk, aku tidak mau kita berdua kebablasan nantinya.” Alyas tersenyum simpul, “jangan geer kamu, lagi pula cuma ciuman doang, aku sering melakukan itu dengan banyak wanita, bukan kamu saja.” Celetuk Alyas bercanda dan menggoda Andini agar tidak terbawa perasaan. Menanggapi ucapan Alyas, Andini lantas berlari ke tepian kolam renang yang ada di area pesta. Gadis berambut panjang itu mencu

    Last Updated : 2024-07-20

Latest chapter

  • Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan    Bab 24

    Andini bangun dari tidurnya dan kaget melihat keadaan sekitar sudah gelap, ia pun terbangun sambil meringis kesakitan akibat luka duri yang melukai telapak tangannya. Beruntung saat itu bulan sedang memancarkan cahaya purnama nya, sehingga ia bisa sedikit melihat area sekitar yang menyeramkan. Gadis berambut panjang itu, mencoba melangkahkan kaki sambil menggenggam pistol yang ia bawa dari gedung kosong tadi. ‘Semoga saja aku bisa menemukan jalan pulang, semoga saja ada kapal yang lewat. Aku harus ke tepi pantai, bukan berdiam diri di bawah pohon begini. Udah kayak Kunti aja.’ Batinnya sambil mendongakkan wajahnya untuk melihat pohon besar yang ada di atasnya. Seketika bulu kuduknya berdiri, di iringi munculnya suara burung hantu. Andini mengusap punduk nya perlahan agar rasa takutnya berkurang kemudian berjalan, tetapi baru saja hendak melangkahkan kaki, ia mendengar suara seorang pria sambil menyorotkan lampu senternya. Tidak mau ambil resiko, Andini pun bersembunyi dibalik pohon

  • Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan    Bab 23

    Andini berjalan dengan sangat cepat, berharap setelah membuka pintu ia akan menemukan jalan untuk kembali pulang. Namun, setelah membuka pintu, matanya terbelalak melihat sesuatu yang sama sekali tidak terbayangkan oleh dirinya. Bukan jalan raya ataupun rumah warga, yang Andini lihat hanya ada lautan yang sangat luas.‘Ya Allah …, ada apa lagi ini?’ tanya Andini dalam hati, sambil mengelus dada. “Ha …” Terdengar suara pria tertawa dari lantai atas, seketika Andini menoleh ke arah itu sambil mengepalkan tangan. “Percuma saja kamu kabur, di luar nggak ada angkot, nggak ada bis ataupun angkot. Kecuali kamu punya teman putri duyung dan bisa bawa kamu keluar dari pulau ini. Ha …” Ucap pria bertopeng sambil tertawa bersama dengan kelima pria lainnya. “Kamu juga harus tahu, di sekitar gedung ini ada mangrove, di sana ada banyak binatang buas yang mungkin akan menyukaimu. Sudahlah jangan keluar, kamu lebih aman di tempat ini, bersama kami.” “Aku lebih baik tinggal di luar sana sendirian,

  • Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan    Bab 22

    Alyas yang sedang mengendarai mobil, lantas memasang headset bluetooth di telinganya, kemudian ia menghubungi seseorang dengan sangat serius. “Halo,” sapa Alyas.“Iya hallo, ada apa Pak?” “Ada hal yang sangat penting, harus kita bicarakan.” “Oke, Pak saya on the way ke tempat Bapak.”“Tidak perlu, saya akan ke tempat kamu.” Kemudian Alyas menutup ponsel dan menginjak pedal gas dengan cepat. ‘Tunggu aku Andini,’ batinnya benar-benar merasa khawatir. *Sementara itu, Andini berada di tempat yang sangat menyeramkan. Suasananya tampak sepi dan jauh dari keramaian.Sebelum sampai di tempat itu, Andini sudah menjadi target seseorang sejak keluar dari rumah besar Alyas. Dari mulai naik grab hingga sampai ke kampus, menunggunya keluar sampai berjam-jam. Semuanya ada lima orang pria bertubuh tegap tinggi dengan satu orang yang memakai topeng. Saat itu, Andini keluar dari kampus sambil menatap layar ponselnya. Dan memang selama di kampus, ia sengaja tidak mengaktifkan ponselnya supaya tid

  • Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan    Bab 20

    Melihat keakraban antara Alyas dan Andini membuat Elisa tersenyum, tapi tidak dengan hatinya. Dadanya terasa sesak ingin sekali ia memaki dan juga meneriaki Andini, demi Citra baiknya di depan Alyas dan Bu Sarah ia memendam perasaan kesalnya itu diam-diam. ‘Si Andini sekarang tingkahnya makin nyebelin aja, belum tau aja dia, kalau aku orang yang nggak suka ngeliat cewek senyum sama Al.’ Elisa membatin. “Kalau kalian memang mau pergi, kenapa nggak bareng aja?” tanya Bu Sarah. Alyas spontan menoleh ke arah Andini yang sedang mengunyah sarapannya, ‘Aku sih mau-mau aja nganterin dia, Bu. Tapi aku takut salah ngomong, salah tingkah, makin hari aku takut tidak bisa mengendalikan perasaanku dan keceplosan.’ Batinnya. Andini melirik Alyas, yang ternyata sedang menatapnya. Ia pun tersenyum simpul merasa kisah kasih cintanya didukung oleh sang mertua. ‘Aku sih nunggu banget Mas Alyas nawarin berangkat bareng, tapi apa iya dia mau?’ hatinya terus berbicara. “Maaf Bu, Alyas tidak bisa mengan

  • Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan    Bab 20

    Elisa kembali ke dalam kamar dengan wajah yang merah penuh amarah, ia pun melempar makanan yang telah dibawa oleh BI Jumasih. Gadis cantik berdarah dingin itu kemudian mengambil pecahan dari piring itu dan menggoreskannya sedikit ke telapak tangan, kemudian darah menetes di lantai secara perlahan. Elisa pun tersenyum membayangkan Andini dengan segala macam pikiran buruk dalam benaknya. ‘Tunggu pembalasan dariku, lihat saja dalam kurun waktu beberapa hari aku akan membuat kamu menyesal karena terus saja mendekati Alyasku, sahabatku, cintaku juga calon suamiku.’ Elisa membatin kemudian tertawa lepas.Sementara itu Alyas dan Andini kembali ke kamar setelah menidurkan Alif, Andini bisa melihat betapa bahagia tersirat begitu jelas di wajah suaminya. Andini memberikan tubuhnya di atas ranjang, sedangkan Alyas di atas sofa. “Gimana perasaan kamu, Mas?” tanya Andini dari balik selimut. Alyas menoleh ke arah ranjang, iya menggelengkan kepalanya melihat Andini yang berada di dalam selimut. T

  • Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan    Bab 19

    Melanjutkan Bab 17 di mana Andini merasa sedih di saat mengetahui bahwa Elisa akan tinggal di rumahnya. ‘Ya Allah, bantu aku untuk menyelesaikan masalah ini. Aku tidak mau tinggal di rumah di mana di rumah ini ada wanita lain yang bukan muhrimnya suami hamba sendiri. Aku bukan orang baik, aku bukan orang yang ahli dalam ilmu agama tapi aku tahu batasan-batasan itu. Dan aku juga punya alasan lain daripada itu, iya aku merasa cemburu.’ Batin Andini mengusap air matanya yang menetes. Ceklek …Terdengar suara pintu terbuka, Andini tidak mau menoleh dan tetap menatap cermin yang ada di hadapannya.“Emz … maaf kalau saya membuat kamu sakit hati. Elisa sekarang ini sedang sakit, Saya harap kamu bisa mengerti.” Jelas Alyas, melihat keadaan istrinya yang sedang bersedih di depan meja rias. “Berbuatlah sesuka hati kamu, Mas! Lagi pula walaupun aku melarang, kamu tidak akan pernah menyetujuinya, kan? aku ini cuma istri kontrak, istri yang tidak diinginkan, istri yang tidak punya power, istri

  • Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan    Bab 18

    POV Alyas saat pertama kali bertemu Andini.Aku menikah dengan Andini iya memang karena perintah dari Ibuku awalnya, tetapi ada hal lain yang membuatku yakin jika dia adalah wanita yang baik yang bisa menjadi Ibu pengganti untuk Alif. Di suatu hari aku sedang melihat proyek perumahan yang akan di bangun oleh perusahaanku di sekitaran kampung Andini kala itu, aku sedang berada dalam mobil memainkan ponsel. Tiba-tiba mobil berhenti dan aku pun tertegun, kemudian menegur sopir. “Pak ada apa?” tanyaku.“Pak di depan ada jalannya sangat rusak, Pak Alyas yakin mau tetap dalam mobil? kalau memang mau kita terobos aja gimana?” Aku menatap jalanan yang ada di depan, yang kulihat bukanlah jalan, melainkan tanah merah yang bercampur dengan air hujan. “Itu bukan jalan Pak, tapi itu lumpur. Ya sudah kalau begitu saya mau turun saja, kita jalan kaki aja.” Aku membuka pintu mobil dan mengganti sepatu pantofel mahalku dengan …“Ini sendal jepitnya, Pak!” kata supirku yang menyodorkan sandal jepit

  • Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan    Bab 17

    “Beneran kamu nggak cemburu melihat aku dekat sama Haidar?” tanya Andini sambil melihat benda di kursi belakang. “Enggak lah, ngapain saya cemburu sama Haidar, dia itu bukan siapa-siapa kamu, kan? Aku cuma kamu mau selama menjadi istri saya jangan pernah membuat nama baik saya menjadi buruk di hadapan orang lain. Nanti, kalau kontrak pernikahan kita sudah selesai, kamu baru boleh dekat dengan siapapun yang kamu mau.” Jelas Alyas. “Okelah, tapi kalau kamu memang nggak cemburu melihat kedekatan aku sama Haidar, lantas yang ada di kursi belakang itu apa?” Alyas menoleh ke arah belakang, terdapat buket bunga mawar merah yang jauh lebih besar dari yang diberikannya kepada Elisa. Karena mobil sedang ada di bahu jalan, Andini pun penasaran hingga membuka pintu mobil untuk mengecek apa yang berada di kursi belakang mobil itu. “Hei kamu mau kemana?” tanya Al heran. “Aku melihat sebenarnya buket bunga itu untuk siapa, kamu kan tadi udah ngasih bunga buat Elisa terus itu yang di belakang bua

  • Istri Kontrak Kesayangan Duda Tampan    Bab 16

    Alyas keluar dari kamar rawat inap Elisa, pria berusia 30 tahun itu keluar sambil mendorong Elisa untuk memberikan kabar mengejutkan untuk Andini. Di tengah area rumah sakit, Alyas memberikan buket bunga berwarna merah muda untuk memberikan support kepada sahabatnya itu agar semangat untuk menjalani kehidupan selanjutnya. Dokter yang memeriksa keadaan Elisa mengatakan jika gadis itu sedang tidak baik-baik saja, selain luka akibat kecelakaan yang mengakibatkan luka-luka di sekujur tubuh dan wajahnya, Elisa juga ternyata punya penyakit yang sangat parah. “Buket bunga ini melambangkan wajah kamu yang sekarang sedang memerah.” Ucap Alyas menatap Elisa yang sedang memegang bunga pemberian darinya, tampak begitu bahagia. “Ini beneran buat aku, Al?” Elisa juga menatap Alyas dari kursi roda. “Iya itu buat kamu, apa kamu baru tau kalau aku orangnya romantis seperti ini?” “Terima kasih …,” Elisa tersenyum beberapa menit, kemudian berubah menjadi kecut dan menyedihkan. “Kenapa tiba-tiba waja

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status