"Kenapa? Katakanlah apa yang ingin kamu katakan." Setelahnya terlihat Rania yang justru menghela napas, dan memainkan jarinya di atas meja.
"Sebenarnya," ucapnya dengan ragu, kemudian ia kembali berkata, "kak Clara, tidak sebaik yang orang-orang lihat." "Maksud kamu?" "2 tahun mama menikah dengan papa, tetapi sikap kak Clara denganku tidak begitu baik, Tante. Ketika kami hanya berdua, kakak selalu bersikap semena-mena. Namun, jika ada Papa, dia akan berubah menjadi orang yang seolah tidak peduli dengan keluarganya. Jadi, papa selalu beranggapan, meskipun kami tidak akur dengan kak Clara, tetapi tidak ada diantara kami yang terluka. Namun, semuanya padahal tidak seperti itu." Mengalir lah cerita demi cerita yang diungkapkan Rania di hadapan Rena. "Dia bahkan selalu unggul dalam segala hal. Cantik, cerdas, memiliki relasi yang luas, diterima di pergaulan manapun, dielu-elukan karena jiwa sosialnya yang tinggi, dan baru saja menyelesaikan pendidikan S2, setelah itu langsung menikah dengan kak Adam." "Sayangnya, ketika aku juga ingin melanjutkan pendidikan S2, kakak justru melarangku. Dia mengancam akan merusak kebahagiaan mama dan papa, jika aku berani menyainginya." Tanpa terasa air mata mengalir begitu saja melewati kedua sudut mata Rania. Rena yang melihat Rania menangis, kini menarik sebuah kursi dan diletakkan di sebelah Rania. Ia peluk gadis kesayangannya yang kini terlihat begitu rapuh tersebut. "Padahal aku hanya ingin menggapai cita-citaku. Namun, kak Rania tida pernah bisa membiarkan aku mengambil pilihan yang aku inginkan. Bahkan, saat aku mengungkapkan ingin mencoba bekerja di perusahaan Papa, tetapi kakak lagi-lagi mengancamku. Lalu, hari ini aku juga baru tahu jika kakak untuk pertama kalinya dalam seumur hidup, ia berkunjung ke perusahaan. Entah apa yang dia lakukan di sana. Hiks." "Rania sayang, sudah ya Nak. Jangan menangis seperti ini." Rena memeluk dan mengusap punggung gadis tersebut. "Ada tante di sini. Tante benar-benar tidak menyangka, jika Clara hanyalah perempuan bermuka dua. Dari awal, tante memang memiliki firasat yang tidak baik dengan perempuan itu. Ternyata benar, dia tidak sebaik yang orang-orang kira. Lagian, kenapa tidak kamu saja sih yang dijodohkan dengan Adam, toh kamu juga anak dari Prasetyo." Mendengar perkataan Rena, membuat Rania diam-dian tersenyum tipis di dalam pelukan wanita tersebut. "Tante maaf, tidak seharusnya aku menceritakan keburukan kak Clara. Padahal kak Clara sendiri adalah menantu Tante," ucap Rania, dengan mengurai pelukan mereka. "Tidak apa-apa sayang, tidak perlu meminta maaf. Justru Tante yang seharusnya mengucapkan terima kasih, karena kamu tante jadi tahu bagaimana sifat asli dari Clara." "Boleh Rania minta tolong, Tan?" tanya Rania, dengan pandangan yang seolah berharap. "Apa? Katakan saja. Tante akan berusaha mengabulkan apapun permintaan kamu." "Tolong jangan beritahu siapapun ya Tan, jika hari ini Rania menceritakan sifat kak Clara pada Tante. Rania hanya tidak ingin kembali dimarahi kakak, dan mengancam kebahagiaan rumah tangga mama dan papa." "Baiklah, tante akan menjaga pembicaraan kita ini. Hanya saja, setelah mengetahui sifat buruk Clara, tante tidak bisa berpura-pura untuk bersikap baik dengannya." Rania hanya mengangguk. Lagian ini juga yang dia inginkan, ketika Clara mendapat perlakuan yang tidak baik dari mertuanya sendiri, dan di mana wanita itu lebih berpihak kepadanya, dibanding dengan menantunya sendiri. "Yasudah, sekarang kita lanjutkan makannya. Kamu pasti lapar kan?" Rania mengangguk. Kemudian keduanya pun mulai memakan makanan mereka dengan diselingi oleh obrolan dan canda tawa. ©©©©©©© Malam ini, Clara tengah menscrool media sosial miliknya. Sebagai seorang aktivis, berprestasi dalam bidang akademik, dan memiliki jiwa sosial yang tinggi, membuat ia memiliki banyak penggemar yang selalu mendukung langkahnya sejak ia remaja. Clara yang dikenal banyak orang, tetapi selain sahabatnya tidak ada yang tahu tentang kehidupannya. Ia terlalu menjaga privasi, sehingga orang luar pun tidak ada yang mengetahui, jika Clara Queenza adalah putri dari keluarga Raharja. Bahkan saat pernikahan ia kemarin, masih banyak yang bertanya-tanya, siapakah mempelai yang menikahinya? Postingan yang ia upload di aplikasi lovegram hanyalah foto sepasang kekasih yang memakai kebaya dan saling merangkul, tetapi membelakangi kamera. Hampir tidak ada yang tahu jika ia menikah dengan Adam Fahreza, kecuali keluarga dan para sahabat mereka. Hal ini juga terjadi karena hasutan dari Rania, yang menyarankannya untuk tidak menggelar acara terlalu mewah. Alasannya, demi kenyamanan Clara sendiri. Karena rasa sayangnya kepada sang adik, Clara pun menuruti saran tersebut. Meskipun akhirnya ia mendapati ketidaksetujuan dari keluarga besar mereka. "Lagi apa?" Lamunannya buyar saat mendapati suara itu. Ia menoleh, di sana Adam tengah berdiri dengan memakai celana pendek dan kaos polos. Berdiri di ambang pintu kamar mandi, dengan dahi yang berkerut, melihat raut wajahnya Clara yang tampak terkejut. "Mas? Kamu kapan pulang. Bahkan sudah selesai mandi?" "Ckck, lagian dari tadi mas panggil, kamu malah asik sama kegiatanmu sendiri, Dek. Yaudah, makanya Mas langsung mandi aja," ucapnya seraya melangkah ke arah ranjang, di mana Clara berada. Ia pun segera menaiki ranjang, dan duduk di sebelah istrinya tersebut. "Maaf ya, janji deh ke depannya aku akan lebih peka dengan sekitar. Agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi." Ada rasa malu saat ia mengucapkan itu. Kebiasaan buruknya sejak dulu, ternyata masih terbawa, bahkan sampai ia menikah. Sejak dulu, ia memang selalu lupa atau tidak peka dengan keadaan sekitar, saat tengah fokus pada sesuatu yang dikerjakan. "Yaudah, lupain aja. Lagian, ini juga bukan masalah yang besar." "Memang, kamu lagi ngapain sih?" tanyanya, yang memang penasaran dengan apa yang istrinya tersebut kerjakan. "Oh ini, aku cuma mengecek lovegram. Bagaimanapun juga aku ini punya banyak penggemar lho, Mas. Jadi aku juga harus berinteraksi dengan penggemar-penggemarku, haha." "Ohh, jadi mau sombong karena banyak penggemarnya?" "Bukan sombong ya, tapi ini fakta." Dengan sengaja, Clara membuka halama profil den memperlihatkannya kepada Adam. Adam pun segera mengambil ponsel milik Clara. Bukan penasaran siapa saja yang mengikuti atau diikuti oleh istrinya tersebut. Namun, ia justru penasaran dengan apa saja kegiatan istrinya yang diabadikan di aplikasi itu. "Enggak ada postingan sama cowok lain?" tanya Adam yang diluar perkiraan Clara. "Kok tanyanya gitu." "Ya biasanya kan kalau pengikut udah sebanyak ini, ada aja foto sama cowok lain. Entah pacar, teman dekat, atau sesama selebgram? Mungkin saja juga idola kamu." Clara mendengkus kesal. "Aku bukan tipe perempuan yang fanatik mengidolakan seseorang. Untuk cowok, aku memang punya teman dekat, tapi hampir tidak pernah kami foto berdua, dan pacar? Bahkan sampai kita menikah saja aku belum pernah pacaran." "Serius?" "Serius Mas, buat apa juga aku bohong. Lagian masa kamu enggak lihat sih, kalau di sana juga ada fotoku berdua dengan laki-laki." "Oh iya? Yang mana?" "Itu, di postingan terakhir. Bukannya, itu fotoku berdua dengan laki-laki." Adam yang mengetahui jika yang dimaksud adalah dirinya, tidak dapat menyembunyikan rasa bahagia. Tawanya pun pecah begitu saja. "Hahaha, kalau ini sih suami kamu Dek, memang wajib kamu mempostingnya." "Kalau aku wajib? Terus kenapa tidak ada fotoku di media sosial kamu? Bahkan sedari tadi aku sudah follow kamu lho. Namun, sampai sekarang belum juga di follback," ucapnya, lebih tepatnya menggerutu. "Emang iya? Maaf, aku bahkan belum mengecek media sosial, setelah kita menikah." Setelahnya Adam segera mengambil ponsel dan membuka aplikasi Lovegram. "Apa kamu mau jika pernikahan kita di publish?" tanya Adam, yang langsung diangguki Clara. "Aku salah karena dulu berencana menyembunyikan hubungan kita. Bahkan aku menyesal, karena dulu tidak menggelar resepsi pernikahan kita." "Kalau mau, kita bisa menggelar resepsi pernikahan setelah ini." "Mas serius?" tanya Clara yang langsung dibalas anggukan oleh Adam. "Sebulan lagi aku ulang tahun. Apakah bisa resepsi kita diadakan bertepatan dengan hari ulang tahunku?" Adam, lagi-lagi mengangguk akan permintaan Clara. "Tentu saja bisa. Mulai besok aku akan mengurus semuanya. Untuk gaun, nanti aku akan menemui nyonya Windy." "Terima kasih ya Mas." Dengan bahagia, Clara memeluk Adam dari samping. Akhirnya, ia bisa mempublikasikan hubungan mereka. Sehingga kejadian di masa lalu, kemungkinan tidak akan terulang lagi. Di masa lalu, Rania yang berusaha dekat dengan Adam, membuat keduanya terekspos oleh media. Sehingga publik mengira, jika keduanya memiliki hubungan. Di satu sisi, beberapa kali juga Adam terlihat bersama dengan Clara, sehingga banyak spekulasi muncul, jika Clara adalah perusak hubungan antara Adam dengan Rania. Sampai beberapa lama kemudian, baru diketahui jika Clara dengan Adam telah menikah. Namun, komentar negatif dari publik justru beralih jika Clara telah merebut Adam dari Rania, dan Adam menikahinya pun karena terpaksa. Clara dianggap sebagai istri dan anak Raharja yang tidak diharapkan kehadirannya. Saat Adam ingin menegur Rania dan mengklarifikasi berita yang beredar, Clara justru menghalangi niat suaminya tersebut. Ia, tidak ingin Rania terlibat masalah dan menjadi bulan-bulanan publik. Namun, sekarang ia tidak akan mengulangi kebodohannya seperti di kehidupannya yang dulu. "Kamu ngelamun lagi?" "Ehh enggak kok. Aku cuma lagi mikir tentang konsep pernikahan kita aja. Bagusnya seperti apa ya?" "Kamu pikirkan saja dulu. Takutnya rekomendasi dari aku justru tidak sesuai dengan keinginan kamu." "Ishh pasti aku terima kok. Lagian, aku bukan anak kecil ya Mas, yang apa-apa keinginanku harus dituruti." Dengan cemberut, tanpa sadar Clara mencubit perut Adam, dan keduanya pun tertawa. "Kayaknya aku enggak mau ribet sama temanya. Yang penting konsepnya bisa menyatu dengan acara resepsi dan ulang tahunku." Adam mengangguk. "Yaudah, nanti aku minta Rio saja untuk mengurus masalah resepsi pernikahan kita." Kini, giliran Clara yang mengangguk. "Mas udah follow akun lovegram kamu, juga sudah memposting foto pernikahan kita." Ucapan Adam yang tiba-tiba membuat Clara terkejut. Segera ia mengecek notifikasi, dan memang benar. Akun Adam telah mengikuti akun miliknya. Bahkan suaminya itu juga telah memposting beberapa foto pernikahan mereka dengan caption 'Wife❤'. Foto pertama di saat mereka tersenyum di depan kamera dan memamerkan buku pernikahan, foto kedua saat Adam memasangkan cincin di jarinya, foto ketiga saat Adam jabat tangan dengan Prasetya ketika ijab kabul berlangsung, dan foto keempat ialah tanggal pernikahan mereka. Sontak saja hal ini membuat heboh penggemar keduanya. Terlebih, di postingan tersebut Adam juga menandai akun Clara. Tidak ada yang menyangka, jika pengusaha muda seperti Adam telah menikah dengan seorang wanita multitalenta dan berjiwa sosial tinggi seperti Clara. Meskipun sampai saat ini belum banyak yang mengetahui tentang identitas asli wanita tersebut.Malam ini Clara dan Adam tengah bersiap untuk menghadiri acara Anniversary Raharja Group. Keduanya tampil senada dengan pakaian berwarna biru malam. Sangat serasi, dengan gaun Clara yang menjuntai dan terlihat elegan untuknya. Di kehidupan dulu, jangankan memakai pakaian senada seperti ini. Dia saja saat itu justru disibukkan mempersiapkan diri dengan Rania, dan menolak memakai gaun pemberian Adam. Namun, semua itu tentu akan berbeda dengan malam ini. "Sangat cantik," ucap Adam, yang telah berada di belakang Clara. Ia yang sebelumnya tengah menyemprotkan parfum ke badannya, kini berbalik dan menghadap ke arah Adam. "Suamiku ini juga sangat tampan," ucap Clara. Tangannya ia ulurkan untuk merapikan jas yang dikenakan Adam. "Kita berangkat sekarang ya, takut nanti telat." Clara mengangguk. Segera ia mengambil tas kecil yang telah disiapkannya di atas meja rias sedari tadi. ©©©©©©©Hotel Raharja, yang merupakan salah satu hotel binta
"Gue pikir, selamanya kalian akan tetap menyembunyikan status pernikahan ini." Clara dan Adam saling pandang dan tersenyum bersamaan mendengar perkataan Reno. "Mana mungkin lah. Takut aja kalau publik belum tahu dia nikah, jadi banyak pelakor yang deketin mas Adam.""Ckck posesif banget," celetuk Claudia. "Bukan posesif Clau, tapi mengamankan seseorang yang udah jadi milik kita. Lebih tepatnya menjaga dengan baik. Iya kan Mas?" Clara menatap Adam, dan dibalas dengan elusan di rambutnya. "Iya, kamu benar.""Wah, apa ini? Seorang Adam Fahreza yang biasanya mau menang sendiri, malah kelihatan bucin banget?" Dimas menatap aneh pasangan pengantin baru tersebut. "Bagus dong bucin sama pasangan sendiri," ucap Jesica yang sedari tadi asik memegang tabletnya. "Lo di pesta kayak gini, masih aja ya fokus ke kerjaan." Claudia merasa gemas sendiri dengan tingkah sahabatnya itu. "Ya mau gimana lagi Clau. Gue juga enggak
"Gimana? Boleh kan?" tanya Clara lagi. "Jus stroberi juga termasuk salah satu minuman kesukaan Lo kan? Gue ingat 4 bulan yang lalu Lo bilang, setelah beranjak dewasa entah kenapa jadi suka banget sama jus stroberi, bahkan minuman yang lain terasa biasa aja." Kini giliran Adam yang berucap. Hal ini tentu membuat mereka memfokuskan pandangan ke arah Rania. "Duh, Rania pasti dengan senang hati memberikan minumannya untuk Clara. Iya kan sayang?" Mama Vina berucap dan menyenggol lengan Rania yang berada di sebelahnya. "I-iya Ma. Ini Kak, kita tukaran minuman aja," jawabnya dengan tersenyum manis, meskipun karena terpaksa. "Terima kasih Rania." Dengan senang hati Clara mengambil gelas yang diberikan Rania, dan menggantinya dengan gelas miliknya yang ia berikan kepada gadis itu. Dengan gerakan anggun, Clara meminun jus jeruk miliknya. Adam yang melihat itu justru hanya tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya dengan perlahan. Merasa lucu
BREAKING NEWS"Mengejutkan! Inilah sosok putri kandung Prasetyo Raharja yang Selama Ini Disembunyikan""Cantik, Anggun, dan Berprestasi: Intip Profil Lengkap Clara Queenza Raharja! Putri Pertama Prasetyo Raharja""Pertama Kalinya Muncul di Publik Setelah Menikah, Kemanakah Putri Prasetyo Raharja Selama Ini?""Cantik dan Tampan! Pasangan Clara dan Adam Tengah Ramai Diperbincangkan: Perjodohan Sejak Kecil?""Masih Menjadi Misteri, Penyebab Pernikahan Clara dan Adam Tidak Dipublikasikan!""Telah Menjadi Besan! Keluarga Fahreza dan Raharja Siap menggelar Resepsi Pernikahan Putra dan Putri Mereka"***Clara menutup portal berita di ponselnya. Tersenyum kecil melihat sebagian berita berisi dengan hal-hal positif tentang dirinya. Syukurlah, kejadian buruk dan hujatan di kehidupan lalu tidak lagi terulang di kehidupannya sekarang. "Sibuk banget, kenapa sih?" Adam yang saat ini tengah libur, memilih duduk di samping
Tring tring tringNotifikasi dari aplikasi lovegram, membuat Rania mengerutkan kening. Tidak biasanya ia mendapat notifikasi beruntun saat tidak mengunggah apapun di aplikasi tersebut. Rania yang telah membaik, segera membuka aplikasi tersebut, guna melihat notifikasi yang cukup mengusiknya sedari tadi. DegRasa terkejut dan takut begitu mendominasi. Terlebih setelah ia melihat notifikasi dari salah satu postingan yang juga telah dibagikan oleh beberapa akun gosip. Bagaimana mungkin foto dirinya dan Andra tadi malam tersebar begitu saja?"Enggak mungkin. Bagaimana bisa ini terjadi? Seharusnya bukan begini kan? Seharusnya yang ada diposisi sekarang adalah Clara, bukan aku," gumamnya. Saat tengah kalut dengan pikirannya sendiri. Ia dikejutian dengan dering ponselnya. Di sana tertera nama sang mama yang tengah menelpon. Sudah dapat ia duga, kemungkinan terburuk adalah mamanya telau mengetahui berita ini. ***"Halo Ma," sapany
"Maksud Kakak apa?" tanya Rania pada akhirnya. "Saat itu aku takut jika mama dan papa masih sibuk. Lalu, soal tante Rena, kami memang sangat dekat. Namun, aku sungkan jika terlalu banyak merepotkan tante.""Oh iya? Bukannya waktu itu ...." belum sempat Clara melanjutkan perkataannya, tetapi lebih dulu dipotong oleh Vina."Clara cukup! Apa yang dibilang oleh Rania memang benar. Lagian sudahlah, masalah ini mama kira cukup sampai di sini aja. Jangan diperpanjang! Untuk kamu Clara, mama tahu sampai sekarang kamu masih sulit menerima kami, tapi tolong jangan selalu mengusik Rania dengan pertanyaan-pertanyaan kamu yang seolah memojokkan dia seperti itu.""Mengusik? Bahkan aku bela-belain waktuku untuk menjaga Rania di sini. Aku sampai menahan lapar, karena khawatir tidak ada yang menjaga Rania. Apa hanya karena aku khawatir dengan dia, dan mengintrogasi dia dengan laki-laki ini, mama bilang aku mengusik?" Adam yang berada di samping istrinya itu mengu
Seperti yang telah disepakati sebelumnya, hari ini Clara akan mulai bekerja di perusahaan milik papanya, Raharja Group. Meskipun sebenarnya ia enggan untuk posisi yang dipilihkan, yaitu sebagai seorang manajer. Terlebih manajer pemasaran. Dia, hanya takut, jika posisinya yang cukup tinggi itu akan menjadi bahan gunjingan bagi karyawan lain. Hal ini juga sempat ia utarakan kepada sang papa juga suaminya. Namun, respon mereka justru berbeda dari yang ia bayangkan. Papanya menjawab, jika posisi manajer sudah sangat pantas baginya yang merupakan putri keluarga Raharja, lulusan S2 luar negeri, dan memiliki pengalaman dalam bidang marketing. Lalu, respon sang suami juga hampir mirip dengan papanya, ia berkata jika seharusnya sebagai putri pertama keluarga Raharja dia harus bisa membuktikan jika memang pantas dan bisa berada di posisi atas. Jawaban dari mereka berdua sebenarnya memang tidaklah salah. Karena, ini juga salah satu keinginannya. Hanya saja, ia pikir, bisa b
"Ada apa Clara?" tanya Prasetyo dengan heran. Pasalnya masih sepagi ini, dan diapun baru masuk ke ruangan. Namun, kenapa Clara justru datang menemuinya? Apakah putrinya itu mengalami kesulitan. "Emm, ada yang ingin aku bicarakan dengan Papa, sekalian paman Roni juga," ucapnya seraya duduk di kursi yang berseberangan dengan tempat duduk Prasetyo.Sedangkan Roni, ia masih diam, dan berdiri di samping atasannya itu. Segera Clara menyerahkan sebuah map yang sedari tadi ia bawa kepada Prasetyo. Bukanya langsung dibuka, Prasetyo sendiri justru hanya memegang map itu dan menatap putrinya. Hal itu tentu saja membuat Clara merasa bingung. "Apa kamu menemui kesulitan?""Bukan itu Pa, tapi Clara ingin minta izin untuk melakukan beberapa perombakan terkait promosi Resort terbaru kita.""Oh iya? Kenapa? Bukannya detail pembukaan dan promosi sudah baik, lalu apa yang ingin kamu tambahkan lagi?""Setahu aku, Resort itu belum selesai pembangun