"Gue pikir, selamanya kalian akan tetap menyembunyikan status pernikahan ini." Clara dan Adam saling pandang dan tersenyum bersamaan mendengar perkataan Reno.
"Mana mungkin lah. Takut aja kalau publik belum tahu dia nikah, jadi banyak pelakor yang deketin mas Adam.""Ckck posesif banget," celetuk Claudia."Bukan posesif Clau, tapi mengamankan seseorang yang udah jadi milik kita. Lebih tepatnya menjaga dengan baik. Iya kan Mas?" Clara menatap Adam, dan dibalas dengan elusan di rambutnya."Iya, kamu benar.""Wah, apa ini? Seorang Adam Fahreza yang biasanya mau menang sendiri, malah kelihatan bucin banget?" Dimas menatap aneh pasangan pengantin baru tersebut."Bagus dong bucin sama pasangan sendiri," ucap Jesica yang sedari tadi asik memegang tabletnya."Lo di pesta kayak gini, masih aja ya fokus ke kerjaan." Claudia merasa gemas sendiri dengan tingkah sahabatnya itu."Ya mau gimana lagi Clau. Gue juga enggak"Gimana? Boleh kan?" tanya Clara lagi. "Jus stroberi juga termasuk salah satu minuman kesukaan Lo kan? Gue ingat 4 bulan yang lalu Lo bilang, setelah beranjak dewasa entah kenapa jadi suka banget sama jus stroberi, bahkan minuman yang lain terasa biasa aja." Kini giliran Adam yang berucap. Hal ini tentu membuat mereka memfokuskan pandangan ke arah Rania. "Duh, Rania pasti dengan senang hati memberikan minumannya untuk Clara. Iya kan sayang?" Mama Vina berucap dan menyenggol lengan Rania yang berada di sebelahnya. "I-iya Ma. Ini Kak, kita tukaran minuman aja," jawabnya dengan tersenyum manis, meskipun karena terpaksa. "Terima kasih Rania." Dengan senang hati Clara mengambil gelas yang diberikan Rania, dan menggantinya dengan gelas miliknya yang ia berikan kepada gadis itu. Dengan gerakan anggun, Clara meminun jus jeruk miliknya. Adam yang melihat itu justru hanya tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya dengan perlahan. Merasa lucu
BREAKING NEWS"Mengejutkan! Inilah sosok putri kandung Prasetyo Raharja yang Selama Ini Disembunyikan""Cantik, Anggun, dan Berprestasi: Intip Profil Lengkap Clara Queenza Raharja! Putri Pertama Prasetyo Raharja""Pertama Kalinya Muncul di Publik Setelah Menikah, Kemanakah Putri Prasetyo Raharja Selama Ini?""Cantik dan Tampan! Pasangan Clara dan Adam Tengah Ramai Diperbincangkan: Perjodohan Sejak Kecil?""Masih Menjadi Misteri, Penyebab Pernikahan Clara dan Adam Tidak Dipublikasikan!""Telah Menjadi Besan! Keluarga Fahreza dan Raharja Siap menggelar Resepsi Pernikahan Putra dan Putri Mereka"***Clara menutup portal berita di ponselnya. Tersenyum kecil melihat sebagian berita berisi dengan hal-hal positif tentang dirinya. Syukurlah, kejadian buruk dan hujatan di kehidupan lalu tidak lagi terulang di kehidupannya sekarang. "Sibuk banget, kenapa sih?" Adam yang saat ini tengah libur, memilih duduk di samping
Tring tring tringNotifikasi dari aplikasi lovegram, membuat Rania mengerutkan kening. Tidak biasanya ia mendapat notifikasi beruntun saat tidak mengunggah apapun di aplikasi tersebut. Rania yang telah membaik, segera membuka aplikasi tersebut, guna melihat notifikasi yang cukup mengusiknya sedari tadi. DegRasa terkejut dan takut begitu mendominasi. Terlebih setelah ia melihat notifikasi dari salah satu postingan yang juga telah dibagikan oleh beberapa akun gosip. Bagaimana mungkin foto dirinya dan Andra tadi malam tersebar begitu saja?"Enggak mungkin. Bagaimana bisa ini terjadi? Seharusnya bukan begini kan? Seharusnya yang ada diposisi sekarang adalah Clara, bukan aku," gumamnya. Saat tengah kalut dengan pikirannya sendiri. Ia dikejutian dengan dering ponselnya. Di sana tertera nama sang mama yang tengah menelpon. Sudah dapat ia duga, kemungkinan terburuk adalah mamanya telau mengetahui berita ini. ***"Halo Ma," sapany
"Maksud Kakak apa?" tanya Rania pada akhirnya. "Saat itu aku takut jika mama dan papa masih sibuk. Lalu, soal tante Rena, kami memang sangat dekat. Namun, aku sungkan jika terlalu banyak merepotkan tante.""Oh iya? Bukannya waktu itu ...." belum sempat Clara melanjutkan perkataannya, tetapi lebih dulu dipotong oleh Vina."Clara cukup! Apa yang dibilang oleh Rania memang benar. Lagian sudahlah, masalah ini mama kira cukup sampai di sini aja. Jangan diperpanjang! Untuk kamu Clara, mama tahu sampai sekarang kamu masih sulit menerima kami, tapi tolong jangan selalu mengusik Rania dengan pertanyaan-pertanyaan kamu yang seolah memojokkan dia seperti itu.""Mengusik? Bahkan aku bela-belain waktuku untuk menjaga Rania di sini. Aku sampai menahan lapar, karena khawatir tidak ada yang menjaga Rania. Apa hanya karena aku khawatir dengan dia, dan mengintrogasi dia dengan laki-laki ini, mama bilang aku mengusik?" Adam yang berada di samping istrinya itu mengu
Seperti yang telah disepakati sebelumnya, hari ini Clara akan mulai bekerja di perusahaan milik papanya, Raharja Group. Meskipun sebenarnya ia enggan untuk posisi yang dipilihkan, yaitu sebagai seorang manajer. Terlebih manajer pemasaran. Dia, hanya takut, jika posisinya yang cukup tinggi itu akan menjadi bahan gunjingan bagi karyawan lain. Hal ini juga sempat ia utarakan kepada sang papa juga suaminya. Namun, respon mereka justru berbeda dari yang ia bayangkan. Papanya menjawab, jika posisi manajer sudah sangat pantas baginya yang merupakan putri keluarga Raharja, lulusan S2 luar negeri, dan memiliki pengalaman dalam bidang marketing. Lalu, respon sang suami juga hampir mirip dengan papanya, ia berkata jika seharusnya sebagai putri pertama keluarga Raharja dia harus bisa membuktikan jika memang pantas dan bisa berada di posisi atas. Jawaban dari mereka berdua sebenarnya memang tidaklah salah. Karena, ini juga salah satu keinginannya. Hanya saja, ia pikir, bisa b
"Ada apa Clara?" tanya Prasetyo dengan heran. Pasalnya masih sepagi ini, dan diapun baru masuk ke ruangan. Namun, kenapa Clara justru datang menemuinya? Apakah putrinya itu mengalami kesulitan. "Emm, ada yang ingin aku bicarakan dengan Papa, sekalian paman Roni juga," ucapnya seraya duduk di kursi yang berseberangan dengan tempat duduk Prasetyo.Sedangkan Roni, ia masih diam, dan berdiri di samping atasannya itu. Segera Clara menyerahkan sebuah map yang sedari tadi ia bawa kepada Prasetyo. Bukanya langsung dibuka, Prasetyo sendiri justru hanya memegang map itu dan menatap putrinya. Hal itu tentu saja membuat Clara merasa bingung. "Apa kamu menemui kesulitan?""Bukan itu Pa, tapi Clara ingin minta izin untuk melakukan beberapa perombakan terkait promosi Resort terbaru kita.""Oh iya? Kenapa? Bukannya detail pembukaan dan promosi sudah baik, lalu apa yang ingin kamu tambahkan lagi?""Setahu aku, Resort itu belum selesai pembangun
"Aku tidak mengerti, kenapa bu Clara justru mengubah konsep yang sudah kita rancang sedari dulu, bahkan saat Resort baru saja dibangun. Apa dia tidak tahu bagaimana susahnya kita merancang ini semua?"Pagi ini, para staf di Divisi Pemasaran dibuat heran dengan tindakan manajer mereka. Bisik-bisik ketidaksukaan mereka akan keputusan sepihak ini, bahkan telah sampai di telinga Ratih. Baru saja perempuan itu meninggalkan ruangan staf–bahkan belum sampai 15 menit, tetapi ia terus menerima laporan seperti ini. Sedangkan itu, di ruangan para staf Divisi Pemasaran, mereka terus saja melayangkan ketidaksukaan dengan tindakan Clara. Hingga tanpa sadar, jika Ratih kini telah berdiri di belakang mereka. Tentu saja ia dapat mendengar kata-kata mereka yang kurang pantas jika ditujukan oleh atasan sekaligus putri dari pimpinan. "Ehem." Ia pun berdehem, untuk mengalihkan perhatian mereka. Benar saja, seketika mereka pun diam. Meskipun dalam diamnya, tetap menunjukkan r
Kembali, mereka terlihat saling pandang, sebelum akhirnya salah satu dari mereka berbicara, "Saya pribadi setuju dengan usul bu Clara. Sebelumnya kita memang teledor dengan tidak memerhatikan setiap sisi dengan detail. Menurut saya, apa yang disampaikan oleh bu Clara, adalah ide yang bagus.""Ya, saya juga setuju.""Saya juga.""Kami juga setuju."Mendengar mereka yang menyetujui pendapatnya, membuat Clara tidak bisa lagi menahan senyum. Akhirnya, rencana yang ia pikiran dari kemarin, bisa diterima dengan baik. Meskipun harus melalui pro dan kontra terlebih dahulu. "Baiklah, terima kasih semuanya. Nanti tim dari Divisi Pemasaran akan membuat ulang konsep pembukaan Resort ini, juga dana tambahan yang harus kita keluarkan. Untuk selanjutnya, saya akan membahas konsep ini bersama pak Roni, dan akan kami informasikan lebih lanjut." Hampir semuanya tampak mengangguk, tanda setuju, kecuali satu orang yang berada di ujung meja. ©©©©©©