Kamu Menidurinya?

Kamu Menidurinya?

による:  Lusia  完結
言語: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.4
29 評価
289チャプター
175.7Kビュー
読む
ライブラリに追加

共有:  

報告
概要
カタログ
アプリにレビューを残す

Season 1 dan Season 2, SELESAI! "Kamu menidurinya?” “Aku sama sekali tidak tidur dengannya!" “Lying and cheating don't just happen. It's a deliberate choice, so stop hiding behind the word 'mistake.' When you get caught.”

もっと見る

最新チャプター

同時期の興味深い本

読者の皆様へ

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

コメント

user avatar
Lusia Army
Guys!!! Season 2 lanjut ya!!!!
2023-09-05 05:53:01
1
default avatar
Lusia
Lanjut Season 2 ga nih????? Komen ok
2023-05-18 22:06:11
1
user avatar
Elvira Syahril
semoga segera dapat karma tu suami...
2022-12-01 19:43:46
2
user avatar
Lusia Army
Baca season 2 di Karyakarsa ya!!!! Pakai website
2022-09-08 04:48:34
1
user avatar
fhivy30 rauf
Up nya tiap hari apa.??
2022-08-16 11:57:24
0
user avatar
Octavianee Sutoyo
suka sangat sm bukunya
2022-07-14 12:41:45
2
user avatar
margiatty 123
cerita nya kadang bikin hati nyesek .kasian aja sama Alia..udh jadi istri setia tapi tetep d selingkuhan ............
2022-07-13 12:07:45
3
user avatar
Lusia Army
Hallo! Novel belum ending ya! Blm bisa update lagi. Bakal up secepatnya
2022-07-07 11:36:35
4
user avatar
Kiky
tuh sikonnya tepat udah... banyak orang terus Fahmi sama "*******" dah dikamar Alia bisa dipergoki, tinggal Alia bawa sella atau temen lainnya yg lg melayat... jangan diputer² lg Thor... aku menunggu Alia yg bahagia, bukan yg selingkuh bahagia terus... jijik bgt serius
2022-06-21 09:15:07
2
user avatar
fhivy30 rauf
kenapa up nya cuma 1... penasaran kan
2022-06-20 23:25:54
0
user avatar
Lusia Army
Maaf, ya. Nama Tiffany ada dua. Jadi, Mama Fahmi dan Mama Misella itu sama hehe
2022-06-20 07:45:41
1
user avatar
fhivy30 rauf
Up nya kenapa lama.??
2022-06-13 18:52:16
2
user avatar
Lusia Army
Hari ini author libur dulu ya hehe. besok update lagi
2022-06-11 20:27:24
1
user avatar
Dandelion
semangat nulisnyaa...️
2022-06-07 02:16:17
1
user avatar
Lusia Army
Makasih banget yang udah mau baca. Cerita ini sehari tembus 7k. Terharu hehe
2022-06-06 11:02:04
1
  • 1
  • 2
289 チャプター

Kamu Menidurinya?

Langit mendadak berubah kelabu. “Ah, hujan akan datang, ya?” Alia melihat langit dari jendela kamar tidur lalu mendengar suara mobil masuk ke garasi. Mematung berdiri di jendala melihat sang suami baru saja keluar dari mobil. Tidak ada kebahagian dari raut wajahnya ketika suami pulang bekerja. Hanya terdengar suara helaan napas berat. “Mungkin ini waktu yang tepat untuk bertanya padanya,” gumam Alia. Fahmi sebagai suami Alia tersenyum sumringah membuka pintu kamar, melangkah lambat, dan mendekati Alia, tangannya melingkarkan di perut ramping Alia. “Hei sayang. Aku pulang,” bisiknya tepat di telinga Alia. “Aku merindukanmu. Jadi pulang lebih awal.” Fahmi mengecup leher Alia beberapa kali. Tentu saja menggoda Alia agar terangsang. Alia menunduk melihat tangan Fahmi yang bergerak agresif di perutnya. Perutnya mulai melilit nyeri, bersama dengan perasaan gelisah, bimbang, dan takut pikiran negatif itu benar-benar sesuai dugaan. Rasanya semakin tak nyaman. Mngkin Alia belum sanggup
続きを読む

1. Apa Dia Cantik?

“Siapa wanita jalang itu? Apa dia jauh lebih cantik?”“Tidak.”“KATAKAN DENGAN JUJUR!” perintah Alia.“Kita bisa membicarakan ini dengan baik-baik. Tak perlu berteriak seperti itu.”Bagaimana tidak emosi dan marah? Mengetahui suaminya berciuman dengan wanita lain?“Okay. Fine.” Alia menurut. “Apa dia lebih cantik dariku?”Membutuhkan waktu beberapa menit untuk menjawab.“She so pretty.”“Damn!” Alia mengacak rambutnya frustasi. Ingin menangis keras, namun ditahan. Raut wajahnya terlihat begitu menyedihkan.Bagaimana pun harus menerima kenyataan ini.Keduanya hening beberapa saat.Tiga menit kemudian.“Ini yang pertama. Kalau memang iya kamu berselingkuh, akan aku berikan kesempatan kedua.”Suara Alia tidak setinggi tadi, sekarang lebih terdengar serak. Lelaki yang belum lama menikahi dirinya, pernikahan baru berjalan tiga bulan namun telah mengkhianati kepercayaannya.“I'm so sorry, Alia.”Permintaan maaf yang tidak ada artinya bagi Alia.“Aku hanya butuh jawaban jujur dan pasti, Mas!”
続きを読む

2. Wanita Selingkuhannya

Pukul lima pagi Alia sudah terjaga dari tidurnya. Wanita itu selalu ingat dengan perkataan ibunya, dia harus terbiasa bangun pagi setelah menikah.Alia menurunkan kedua kaki jenjangnya dari ranjang, melakukan pergerakan tubuh sebentar, dan menarik napas panjang lalu dihembuskan, menikmati udara di pagi.Kepalanya menoleh ke samping, mendapati Fahmi sedang tertidur pulas. Terlihat dari raut wajahnya nampak kelelahan.Alia termenung, sejak terungkap suaminya berselingkuh. Ada yang aneh, Fahmi benar-benar tidak menginginkan dirinya setiap malam, dan malam-malam selanjutnya.Alia tidak pernah lagi meminta sentuhan dari Fahmi, karena akan dibuat merasa harga dirinya terinjak.Apa Alia sama sekali tidak lagi membuat gairah Fahmi terusik?Ah, memikirkan hal itu membuat Alia sakit hati.Semalam Alia menunggu Fahmi pulang, namun yang ditunggu tak kunjung menampakkan diri. Alia pun ketiduran. Sudahlah, sekarang lupakan kejadian tadi malam. Sekarang waktunya mandi, membuat sarapan, dan bersiap un
続きを読む

3. “Do You Love Her?”

Flashback.Satu bulan yang lalu.Seorang wanita berlari tergesa-gesa setelah turun dari pesawat yang baru saja dia tumpangi. Dia menggenggam erat ponsel dan tangan kirinya menarik koper, sesekali mencoba menghubungi nomor seseorang sambil berjalan lurus. Wajahnya tampak tak sabar ingin segera sampai ke tempat tujuan setelah melewati perjalanan panjang dari Bali ke Jakarta.“Kenapa tidak bisa dihubungi, ya?” gumam wanita itu saat panggilan itu dijawab oleh suara mbak-mbak operator.Wanita itu tak mau menyerah, berkali-kali menghubungi nomor yang dituju, walaupun sama sekali tak ada jawaban. Terlalu sibuk dengan ponsel hingga tidak sengaja menabrak tubuh lelaki berbadan besar dan ponselnya terjatuh begitu saja.“Maaf ... maaf, aku tidak sengaja,” ucapnya kikuk, segera memungut ponsel.“Kalau jalan hati-hati, Kak. Keadaan lagi ramai begini jangan main ponsel sambil jalan. Bahaya,” peringat lelaki itu dengan nada dingin.Wanita itu mendongak menatap wajah lelaki. Begitu juga dengan lelaki
続きを読む

4. Rindu Tak Tertahankan

Fahmi memarkirkan mobilnya di tempat parkir rumah sakit. Setelah mematikan mesin, lelaki itu tak segera turun dari mobil. Dia termenung menunduk, menatap setir mobil dengan tatapan mata kosong. Misella. Kenapa wanita itu kembali di waktu yang tidak tepat. Semua yang terjadi itu adalah kesalahan dirinya. Fahmi menghela napas, mengatur detak jantungnya karena kesal pada diri sendiri. Bodoh! Lelaki bodoh! Kembalinya Misella membuat dirinya goyah dan pertahanannya runtuh dalam beberapa hari. Fakta teramat jelas, masih mencintai Misella. Sampai kapan pun Fahmi belum mampu melupakan wanita itu. “Do you love her?” Sebuah pertanyaan dari Misella satu bulan lalu, ketika pertemuan pertama sekembalinya Misella. Fahmi ingat kejadian itu. Dirinya berusaha untuk setia, namun pendiriannya goyah sejak kedatangan Misella. “Yes. I love her.” “Apa kamu masih mencintaiku?” “Jangan tanyakan itu, aku sudah beristri, Sel. Kamu harus mengerti. Ada hati yang harus aku jaga.” Di dalam mobil, Fahmi me
続きを読む

5. Luka Yang Ditaburi Garam

“ALIA!” Alia tersentak kaget saat suara Bu Linda menelusup telinganya. "Iya, Bu. Ada apa?” tanya Alia segera berdiri, menoleh ke arah Linda yang wajahnya sudah merah padam. Dia baru menyadari sejak tadi duduk melamun di waktu jam dinas. “Melamun dari tadi! Apa yang kamu pikirkan?!” tanya Bu Linda sinis. “Cuci muka dulu sana!” perintah Bu Linda. Alia segera meminta maaf dan keluar menuju toilet. Astaga. Baru pertama kali ini pikiran Alia selalu tertuju pada Fahmi. Ini sangat menggangu pekerjaannya, membuat Alia tak fokus sama sekali. Wanita itu menatap wajahnya di pantulan cermin wastafel. Ditambah lagi semalam menunggu Fahmi pulang hingga larut malam, sehingga jam tidurnya berkurang. Kepala Alia pening, tiba-tiba Alia mencoba menghubungi Fahmi. Panggilan pertama sama sekali tidak diangkat, dan panggilan kedua barulah ada jawaban dari Fahmi. “Hallo, Mas,” sapa Alia. “Aku ganggu enggak?” “Iya, La. Ada apa?” Hening sesaat. “Nanti malam mau aku masakin apa?” Pertanyaan itu tiba-ti
続きを読む

6. Dokter Itu Mencintai Alia

“Aku nggak nyangka ternyata wanita yang aku tabrak di airport itu Misella.” Erza geleng-geleng kepala mengingat kejadian satu bulan lalu, dirinya menasehati wanita yang sibuk bermain ponsel sambil berjalan, pantas saja wajah wanita itu tak asing bagi Erza. “Bukankah dia dulu pernah menjadi calon istrimu, Mi?” Pertanyaan itu keluar begitu saja dari bibir Erza. Fahmi mengerti, sebab kejadian gagalnya pernikahan Fahmi dan Misella, Erza sedang berada di luar negeri karena ada urusan yang mendadak. “Panjang ceritanya, Za.” Erza menepuk pundak Fahmi. “Lain kali bisa bercerita, nggak harus sekarang juga. Aku ini sahabatmu. Jadi kalau ada apa-apa datanglah kepadaku, aku akan menjadi pendengar baik.” Fahmi tersenyum lebar. “Thanks, bro!” Keduanya sedang berada di kantin untuk makan siang. Fahmi menatap bekal makan siang dari sang istrinya, sama sekali tidak di makan, hanya ditatap kosong. Rasa bersalah mulai memuncak dalam diri Fahmi sejak hubungan bertambah dekat dengan Misella, Fahmi
続きを読む

7. Menunggu Pulang

Satu jam Alia habiskan untuk berbelanja, dia dengan bersemangat mendorong troli belanja di Supermarket, belanja kebutuhan sehari-hari dan tidak lupa membeli keperluan untuk dimasak malam ini juga. Setelah puas belanja, Alia menyibukkan diri di dapur. Semua bahan yang tadi dibeli sudah tersedia di atas meja. Sebelum menikah dan setelah menjadi pengantin baru, Alia memang tak pandai memasak, namun dia berusaha mengikuti kelas memasak. Alia malu pada Fahmi, masa sang suami lebih pandai memasak ketimbang sang istri? Jadi Alia tak mau kalah dari Fahmi. Alia ingin lebih pandai memasak, walaupun tangan sering terkena cipratan minyak panas. Semua makanan sudah terhidang dan tertata rapih di atas meja makan. Makanan sudah siap untuk dimakan. Alia melihat ke arah jam dinding, tak terasa sudah pukul setengah tujuh malam. Tiga puluh menit lagi Fahmi pulang, Alia tidak sabar masakannya akan dinikmati oleh Fahmi. Alia bergegas naik tangga untuk melakukan ritual mandi. Lima belas menit berlalu, Al
続きを読む

8. Pesan Dari Seseorang

Astaga. Ya Tuhan! Alia meremas dadanya, hatinya terasa begitu sakit dan dadanya sesak sekali. Sekuat tenaga tidak membiarkan air matanya jatuh. Alia bangkit, turun dari tangga, berjalan menuju dapur. Alia menatap sedih makanan. Tiga jam lebih menunggu Fahmi pulang untuk makan malam bersama, namun kekecewaan yang didapatkan bahwa Fahmi sudah makan di rumah sakit. Jadi selama ini Alia memasak sia-sia? Makanan terbuang sia-sia juga. Apakah masakannya tidak enak, sehingga Fahmi tak ingin makan di rumah? Setelah membereskan makanan, Alia segera masuk ke kamar. Pandangan pertama tertuju pada ponsel Fahmi menyala di nakas. Ada rasa sedikit penasaran, Alia meraih ponsel itu, rupanya ada satu pesan masuk. “Genta?” gumam Alia saat melihat nama kontak. Isi pesan dari Genta: Sudah tidur belum, Mas? Kening Alia berkerut. Tak paham. Sebenarnya siapa Genta itu? Kenapa Genta mengirimkan pesan seperti itu? Bukankah Genta itu laki-laki? Kenapa memanggil Fahmi dengan sebutan ‘Mas.’ Sangat tidak m
続きを読む

9. Nomor Misterius

“KAMU TULI?! AKU BILANG. AKU TIDAK LAPAR, ALIA!!!” bentak Fahmi dengan nada tinggi. Kedua bola mata menatap tajam ke Alia. DEG! Jantung Alia berdetak hebat. Dia tersentak kaget. Matanya sama sekali tidak berkedip. Pagi-pagi Alia sudah mendapatkan bentakan dari sang suami. “Kenapa kamu jadi membentakku?!” Alia tidak terima dibentak olehnya. “Memangnya aku salah menyuruhmu untuk sarapan?! Aku istrimu, Mas! Kalau kamu tidak mau sarapan, it's okay. Tidak perlu membentak segala!” cerocos Alia. Fahmi mengacak rambutnya hingga berantakan, kepalanya pening pagi-pagi sudah ribut dengan istrinya. Sadar telah membentak Alia dengan suara keras. Ada rasa penyesalahan sedikit telah membentak Alia. Fahmi tahu Alia type wanita yang tidak suka dibentak. “Maaf telah membentakmu,” sesal Fahmi. “Sudahlah aku berangkat sekarang,” pamitnya. Lelaki itu langsung meninggalkan Alia tanpa mencium keningnya seperti dulu lagi. Padahal tadi Alia akan mendekati Fahmi untuk menyalaminya, tapi Fahmi menghirauk
続きを読む
DMCA.com Protection Status