Suami Dadakan Ku Ternyata Bos

Suami Dadakan Ku Ternyata Bos

last updateLast Updated : 2023-08-28
By:  Any AnthikaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
9.9
205 ratings. 205 reviews
322Chapters
1.1Mviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Gagal menikah, membuat Erina sekali lagi terpuruk. Bukan karena malu, tapi jika dia tidak menikah dalam seminggu ini, maka dia harus menikah dengan pria yang sudah memiliki beberapa istri. Seorang Pria Tampan dapat tepat waktu menolong nya. Lalu tiba tiba menawarkan pernikahan dengannya. Erina ingin menolak karena sama sekali tidak mengenalnya, tapi dia butuh pernikahan ini.  Pernikahan pun terjadi dengan mendadak sekali. Pada akhirnya Erina mengetahui jika Fico Albarez, pria yang telah menikahinya itu adalah seorang Presdir ternama. Tidak punya masalah apapun, tidak sedang patah hati ataupun tidak sedang gagal menikah seperti Erina.  Kenapa pria itu tiba-tiba meminta Erina yang baru dijumpainya untuk menjadi sang istri?

View More

Chapter 1

Bab 1. Siapa Dia?

Dia yang baru saja datang bahkan belum sempat duduk itu menatap Agam dengan tanda tanya. Pria itu melepas cincin pertunangan mereka dan meletakkan begitu saja di hadapannya.

"Kamu pikir, aku akan menikahimu pelacur! Aku benar benar jijik padamu!" Agam berteriak keras hingga menjadi pusat perhatian semua orang yang berada di Restoran itu.

"Apa maksudmu?" Erina masih belum mengerti maksud Alya, menoleh kepada Zaskia, Mita dan Meka yang juga berada satu meja dengan mereka.

"Selama ini aku tertipu oleh penampilan polos mu. Ternyata kau hanya menginginkan uangku saja kan? Kau bahkan rela melayani pria tua bangka hanya demi uang!" Agam merogoh Ponsel dan mengulik sebentar. Lalu menyodorkan dengan kasar di hadapan wajah Erina.

"Lihat apa yang sudah kamu lakukan Erina! Kamu tidak lebih dari seorang pelacur murahan! Kamu kira aku tidak tau hah! Kamu pikir aku bodoh!" Agam menggenggam rambut Erina dan menundukkan kepala gadis itu agar mencermati beberapa Foto di dalam Ponselnya. 

Bagai disambar petir, mata Erina membelalak, lidahnya pun menjadi kelu. 

"Bagaimana mungkin kamu mendapatkan ini semua?" Erina mendongak.

"Tuhan sudah menunjukan wajah aslimu Erina!" Mata Agam sudah menyalang. 

Erina menggeleng kepalanya. 

"Tidak Gam. Itu tidak seperti yang kau pikirkan. Kau harus percaya padaku." Erina berusaha untuk menjelaskan. Tapi Agam sepertinya sudah tidak ingin peduli. Erina merasa putus asa dan kini beralih kepada dua teman wanitanya.

"Zaskia, Alya, Kalian tau yang sebenarnya. Kumohon bantu aku menjelaskan kepada Agam." 

"Justru karena mereka tau , aku jadi tau yang sebenarnya!" Balas Agam dengan seringai yang begitu sinis. 

"Jadi kalian yang memberitahu ini pada Agam?" Erina mencoba bertanya kepada kedua teman wanitanya yang sejak berada disini tadi diam tak bersuara dan hanya menatapnya dengan tatapan dingin.

"Maafkan kami Erina. Walau bagaimanapun juga, Agam adalah teman kami juga. Mana mungkin kami mau bersekongkol denganmu untuk mencuranginya."

Jawaban salah satu dari mereka begitu membuat Erina tercengang. "Sekongkol? Jangan memperkeruh keadaan Zaskia. Kamu tau kalau ini bukan kesalahanku!" Protes Erina.

"Lalu salah siapa? Kamu ingin menyalahkan mereka? Kamu yang pelacur Erina!" Agam kembali mengumpat Erina.

"Gam. Dengarkan aku. Aku bisa menjelaskan. Ini tidak seperti yang kalian tuduhkan." Iba Erina, dia masih berusaha untuk mempertahankan hubungannya dengan pria yang sudah melamarnya itu.

"Cukup! Semua sudah cukup! Tidak perlu ada yang dijelaskan lagi. Mulai detik ini memutuskan pertunangan kita. Aku, tidak akan pernah menikahimu!" Ucap Agam dengan begitu lantang. Bahkan semua orang yang memang sedari telah memperhatikan mereka ikut terkejut.

"Mana bisa seperti itu Gam. Kita akan menikah seminggu lagi. Undangan kita sudah disebar. Bagaimana dengan nasibku? Ku mohon jangan lakukan itu padaku." Air mata Erina sudah luruh tak terbendung, dia meraih lengan Agam dan memegangnya begitu erat.

"Ini adalah kesalahanmu. Tanggung sendiri!" Agam menarik tangannya lalu menendang kursi kemudian bergegas pergi begitu saja. Sebelumnya dia menoleh dan berkata begitu dingin.

"Jangan sekali kali kamu mendatangiku Erina. Aku tidak akan sudi melihatmu lagi!"

Ketiga temannya mengikuti pergerakan kaki Agam yang meninggalkan Erina seorang diri dengan meninggalkan umpatan kasar.

"Hancurlah dirimu sekarang Erina! Bermimpi lah untuk menjadi istri seorang Agam!" 

"Pelacur murahan!"

Erina terduduk lemas di kursi. Sesenggukan menahan kehancuran hatinya. Dia tidak pernah menyangka, kejadian beberapa Minggu yang lalu, yang ia simpan rapat rapat itu bisa diketahui oleh Agam dan menghancurkan harapannya dengan sekejap saja.

Zaskia dan Alya, hanya mereka berdua yang melihat kejadian itu. Tapi mereka sudah berjanji untuk tidak memberitahu kepada siapapun. Kenapa mereka begitu tega?

Erina menangis tersedu tanpa peduli semua orang menatapnya dengan tanda tanya. Sebagian memandangnya dengan tatapan Kasihan, namun lebih banyak yang menatap jijik.

Sampai lama Erina menangis disitu, sampai dia merasa lelah. Sambil sesenggukan, ia mencoba untuk tegar. Lalu berdiri setelah meraih cincin di atas meja di hadapannya itu. 

"Nona. Anda hendak kemana?" Tanya Manager Restoran.

"Memang kenapa?" Erina balik bertanya.

"Makanan ini bagaimana? Siapa yang harus membayar?" 

Erina menoleh, menatap beberapa makanan dan minuman yang ada di atas meja. Bekasnya sudah dimakan.

Erina menatap kebingungan.

 

"Tapi saya tidak memesan."

"Teman teman anda tadi yang memesan dan mereka mengatakan jika anda yang akan membayar."

Erina menutup mulutnya. Detak jantung yang tadi mulai berangsur membaik kita terpompa lagi. Ini adalah restoran mewah. Mana bisa ia membayar? Erina berusaha untuk tenang.

"Berapa semuanya?" Erina mencoba bertanya, siapa tau saja uang yang ia miliki cukup, meskipun dia sudah yakin jika itu tidak mungkin. Karena dia sudah beberapa kali makan disini bersama Agam dan tau bagaimana tarif makanan restoran ini.

"Semuanya Sepuluh juta." 

Erina terbelalak. "Sepuluh juta?" Mana Erina mempunyai uang sebanyak itu, mungkin hanya ada beberapa lembar uang berwarna biru saja di dalam tasnya.

"Tuan, bisakah aku membayar dengan kartu kredit?" Erina mencoba mencari jalan keluar.

" Maaf Nona tapi restoran kami tidak menerima kartu kredit." 

Sekali Lagi Erina kebingungan. Apa yang harus ia lakukan. Benar benar malang nasibnya hari ini. Lalu ia melirik cincin yang ada di genggamannya.

"Bagaimana jika aku membayar dengan cincin ini?" Lalu melepas satu cincin lagi dari jari manisnya dan memberikan dua cincin itu kepada Manager.

Manager Restoran itu meneliti. 

"Cincin ini hanya lah imitasi. Bagaimana mungkin Nona hendak membohongiku?" Lalu mengembalikan cincin itu kepada Erina.

Erina sungguh tercengang. Apa benar yang dikatakan Manager ini?

" Jika anda tidak bisa mengeluarkan uang cash sekarang juga, maka aku akan menahan Nona." 

Erina benar benar dibuat kebingungan sekarang. "Tuan, ku mohon. Aku berjanji akan segera membayarnya. Tolong jangan menahan ku. Aku harus bekerja atau aku akan kehilangan pekerjaan ku." Iba Erina.

"Maaf Nona. Kami tidak bisa menolong. Ini sudah menjadi peraturan Restoran ini. Jika ada pelanggan yang tidak membayar, maka kami akan menahannya hingga anda bisa membayarnya! Anda bisa menghubungi orang tua atau saudara anda."

"Tapi Tuan." 

"Maaf Nona." Manager itu sudah menarik kasar lengan Erina.

"Lepaskan dia! Aku yang akan membayar!" Suara itu dari sudut sana. 

Baik Erina maupun Manager itu sama sama menoleh. Pria bertubuh tegap dan tinggi kekar itu menatap datar ke arah Mereka sambil mendekati. Terlihat merogoh saku di balik jaketnya dan mengeluarkan uang.

Manager Restoran itu melepaskan lengan Erina untuk menerima.

"Terimakasih Tuan." Ucap Manager itu langsung pergi.

Erina terpaku menatap wajah asing yang tidak ia kenal itu. Pria itu tidak menatapnya. Tapi Erina bisa melihat, Pria itu sangat tampan.

"Terimakasih sudah menolongku." 

Pria itu tidak menjawab, hanya mengangguk dan merogoh sebuah kertas beserta pena. Dia nampak mencatat sesuatu. Erina sudah bisa menebak apa yang akan ditulis oleh pria itu.

Selesai menulis, pria itu memberikan kertas itu pada Erina.

Erina tercengang, dia mengira Pria itu akan menulis nomor rekening, tapi Ini adalah Nomor Handphone.

"Baik Tuan. Aku akan menghubungimu ketika aku sudah memiliki uang untuk mengembalikan uangmu tadi." Ucap Erina.

Pria itu hanya mengangguk dan berlalu. 

Erina hanya bisa menatap punggung Pria yang melangkah lebar itu dengan tanda tanya besar. 

"Siapa dia?"

Tatapannya begitu dingin dan penuh aura. Seolah acuh tak acuh dengan keadaan sekeliling. Hal ini membuat Erina semakin tidak mengerti, kenapa orang seperti itu berinisiatif untuk membantunya? Padahal jelas jelas, semua orang disini sedang menatap jijik ke arah Erina.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
98%(200)
9
1%(2)
8
0%(1)
7
0%(1)
6
0%(0)
5
0%(1)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
9.9 / 10.0
205 ratings · 205 reviews
Write a review
user avatar
Winda Martadiningsih
bagus jalan ceritanya
2024-09-14 14:11:47
0
user avatar
Dany Ko
manis dan menarik untuk dibaca , sayang tiap bab nya terlalu pendek
2024-06-26 12:02:04
1
default avatar
aisyahsaja476
Ternyata buku yang ini juga tak kalah bagusnya sama yang Menantu Miskin itu ternyata sultan.
2024-06-18 02:09:59
2
user avatar
Noor Indonesia
suka deh sma ceritanya,,,bermakna dan menginspirasi.........
2024-06-14 19:53:10
1
user avatar
Harsa Amerta Nawasena
Suka dengan ceritanya
2024-01-27 13:11:47
1
user avatar
De Lilah
bagus banget sichhhh bukunya
2024-01-14 20:26:37
2
user avatar
Any Anthika
Mampir ke Anak Jenius Milik Sang Presdir juga yuk kak. Klik PP author. seru juga kak.
2023-12-30 23:14:58
3
user avatar
Azka Ahmad
kata2 nya sopan saya suka
2023-12-24 22:06:15
2
user avatar
Azka Ahmad
suka alur cerita nya
2023-12-21 08:54:55
1
default avatar
ikhsan permana
cerita yg seru
2023-12-19 20:42:03
1
user avatar
Ayu Febi Lestari
keren abiss
2023-12-12 06:09:16
1
user avatar
H n H
cerita mentari dan fic, bagus banget. sebenernya alurnya bisa ke tebak, tapi bikin gregetan kita bacanya, karena kita emang harus ikutin tiap babnya. seru juga, seperti film yg di buku kan. thanks author. semangat berkarya dan sehat selalu. lanjut ke cerita ke 2 dari buku ini...
2023-11-15 14:56:10
2
user avatar
H n H
start baca novel ini y . 11/11/23
2023-11-13 20:06:39
1
user avatar
Any Anthika
Halo semua! Ayo ikuti Karya terbaru dari Author, "Anak Jenius Milik Sang Presdir" tak kalah seru dan dijamin puas.
2023-11-01 12:16:14
2
user avatar
SG8
Izin promo thor : "Ayah Jagoan Yang Menyamar". Pena : mic.assekop. Terimakasih...
2023-10-12 21:48:06
1
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 14
322 Chapters
Bab 1. Siapa Dia?
Dia yang baru saja datang bahkan belum sempat duduk itu menatap Agam dengan tanda tanya. Pria itu melepas cincin pertunangan mereka dan meletakkan begitu saja di hadapannya."Kamu pikir, aku akan menikahimu pelacur! Aku benar benar jijik padamu!" Agam berteriak keras hingga menjadi pusat perhatian semua orang yang berada di Restoran itu."Apa maksudmu?" Erina masih belum mengerti maksud Alya, menoleh kepada Zaskia, Mita dan Meka yang juga berada satu meja dengan mereka."Selama ini aku tertipu oleh penampilan polos mu. Ternyata kau hanya menginginkan uangku saja kan? Kau bahkan rela melayani pria tua bangka hanya demi uang!" Agam merogoh Ponsel dan mengulik sebentar. Lalu menyodorkan dengan kasar di hadapan wajah Erina."Lihat apa yang sudah kamu lakukan Erina! Kamu tidak lebih dari seorang pelacur murahan! Kamu kira aku tidak tau hah! Kamu pikir aku bodoh!" Agam menggenggam rambut Erina dan menundukkan kepala gadis itu agar mencermati beberapa Foto di dalam Ponselnya. Bagai disambar
last updateLast Updated : 2022-12-25
Read more
Bab 2. Masa Cuti yang sia-sia.
Erina sudah berada di dalam taksi yang melaju. Pikirannya belum berhenti. Matanya masih sesekali mengeluarkan air mata. Dia tidak lagi memikirkan Pria yang sudah memberinya uang Sepuluh juta tadi. Tapi Erina sedang memikirkan nasib dirinya kedepannya nanti. Bagaimana dia harus menghadapi ini semua? Agam sudah memutuskan pertunangan mereka. Lebih kejamnya, telah membatalkan pernikahan yang akan berlangsung satu Minggu lagi.Ini bukan masalah malu. Erina tidak peduli jika dicibir keluarga atau teman temannya karena gagal menikah. Tapi Ibunya, dia harus menerima perjodohan dengan pria yang sudah memiliki beberapa istri jika dia tidak menikah dalam satu Minggu ini. Erina menarik nafas berat. Menuruni taksi saat sudah berada di depan Rumah kontrakannya. Dia melangkah setengah malas. Lalu membanting tubuhnya di atas kasur setelah sampai di dalam kamar. Matanya menerawang jauh, seolah menembus Plafon. Bagaimana mungkin dia harus kehilangan Pria yang dia cintai lagi? Setelah dulu dia pernah k
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more
Bab 3. Aku Calon Suaminya.
"Tuan Fic. Apa kau tidak salah?" Jefri sedikit terbelalak, saat mengangkat sebuah kartu nama yang baru saja dilempar di atas meja."Aku ingin kau menyelidiki wanita itu lebih jauh. Siapa dia. Hem. Bukan kau, tapi kita."Jefri mengangguk, sedikit merasa heran tapi tidak berani bertanya lebih lanjut. Sepanjang hidupnya, yang ia tau, Presdir Fico Albarez tidak pernah peduli dengan wanita.Tanpa menoleh, Fico Albarez berbicara. "Aku pernah melihatnya tanpa sengaja. Setelah itu, hati ku selalu berontak, untuk mengetahui latar belakang wanita itu." Jefri langsung mengerti, dan segera mengangguk. Ini adalah kejadian beberapa hari yang lalu, sebelum Erina memasuki Restoran mahal menemui Agam. Pada hari itu, Fico Albarez yang sudah meminjamkan uang sepuluh juta kepada Erina.Pagi ini Erina sudah berada di kantor. Beberapa rekan menatapnya dengan sedikit asing. Lalu terdengar berbisik bisik."Dia gagal menikah.""Kasihan Sekali."Mungkin mereka sudah mendengar kabar buruk tentang Erina.Erina
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more
Bab 4. Menikah.
Erina menurut saat Fic mendorong tubuhnya untuk masuk ke dalam kontrakannya sendiri. Fic ikut masuk, kemudian duduk di Sofa tanpa disuruh.Erina menatap Pria dengan wajah datar itu, lalu ikut duduk di hadapannya. Mereka terdiam cukup lama. Erina merasa aneh, kenapa pria ini bisa tau tempat tinggalnya. Dan untuk apa dia kesini? Apa untuk menagih uangnya? Tapi kenapa malah kembali mengeluarkan uang. Uang yang begitu besar. Berkali kali lipat dari yang waktu ini.Erina kemudian membuka suara."Tuan, Terima Kasih sudah menolongku kembali." Fico Albarez hanya mengangguk tanpa melihatnya."Tapi, bagaimana caraku untuk mengembalikan uangmu. Itu terlalu banyak."Fic menoleh sebentar setelah itu membuang ratapannya kembali."Menikahlah denganku besok. Maka kau tidak perlu membayarnya."Seketika Erina terperangah. "Menikah?" Dia seperti tidak percaya."Kenapa?" Sekarang Fic menoleh untuk menatapnya."Bukankah kau membutuhkan pernikahan? Kau gagal menikah bukan? Seharusnya kau menikah beberapa
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more
Bab 5. Kartu Hitam Kaum Elit.
Ketika meletakkan Kartu itu di telapak tangan Erina, kulit mereka bersentuhan. Erina bisa merasakan suhu badan Fico lebih tinggi dari suhu badan dirinya. Rasanya seperti menembus kulitnya, membuat Erina sedikit kehilangan akal."Baiklah kalau begitu." Biar bagaimanapun juga Erina berpikir, jika mereka sudah menjadi pasangan, Pasangan pengantin baru yang seharusnya bahagia bukan? Erina tidak ingin merusak niat baik Fico hanya karena hal kecil seperti ini. Dia akhirnya menerima Kartu itu."Aku masih ada kerjaan sore ini. Maafkan aku tidak bisa mengantarmu." Ucap Fic dengan nada yang masih terdengar datar."Oh. Tidak mengapa. " Sahut Erina. Dia juga tidak berharap, jika pria itu benar-benar akan mencintainya atau menganggapnya seorang istri yang sesungguhnya. Jadi dia tidak merasa kecewa sedikitpun."Oh iya. Mengenai Alamat Rumahku, em.." Fic nampak berpikir sebentar.Lalu melanjutkan bicaranya. "Setelah pekerjaanku selesai, aku akan menghubungimu. Beri saja aku nomor ponselmu." Erina
last updateLast Updated : 2022-12-26
Read more
Bab 6. Dia adalah Presdir.
Pagi Ini Erina sudah berada di kantornya. Melihat Oca dan Melda. Kedua temannya itu berdandan berlebihan tidak seperti biasanya. Menatap sedikit kesal.ke arah dirinya."Kau ini! Kenapa berpenampilan seperti ini?" Oca mendekat sambil menarik ujung kaos yang dikenakan Erina.Erina hanya mengenakan kaos putih pendek yang dibalut Jas kerja dengan tergantung kartu nama tanda pengenal di lehernya. Mengenakan celana Jeans warna hitam sesuai dengan warna Jas dan sepatu berwarna Putih. "Memangnya harus bagaimana?" Jawab Erina."Yang akan kita temui kali ini adalah Presdir nomor satu di dunia. Bagaimana mungkin kamu hanya berpenampilan sesederhana ini?" Oca sangat memprotes.Erina menarik nafas. "Kita ini mau bekerja. Siapapun yang akan kita temui. Jadi, ini adalah pakaian kerja kita yang sebenarnya. Bukan mau pergi ke pesta!" Bantah Erina. "Ah.. Terserah kau saja!" Oca kesal."Eh, tapi bagaimana penampilan ku hari ini? Aku cantik tidak?" Oca bertanya pada Erina."Sangat cantik." Erina menjaw
last updateLast Updated : 2023-01-25
Read more
Bab 7. Apakah anda sudah menikah?
Fic masih menatap Erina yang tiba tiba memerah wajahnya. "Ayo silahkan duduk!" Erina masih terpaku, sampai Melda menariknya. "Erin! Kamu kenapa bengong?""I, iya." Erina tersadar dan mengikuti pergerakan mereka duduk di sofa.Fic duduk tepat di hadapan mereka bertiga. Baru saja Melda ingin berbicara, seorang pria datang memasuki ruangan dan memanggil Presdir Albarez."Tuan Presdir." Tangannya membawa tumpukkan berkas dan menaruhnya di meja kerja. "Usai Wawancara ini, ada tamu penting yang ingin bertemu." Fic hanya mengangguk. Erina sempat melirik pria tadi, dia masih mengenal dengan baik pria yang baru saja datang itu, dia adalah pria yang sudah dilihatnya beberapa kali bersama suaminya.Setelah Jefri keluar, Melda membuka suara. "Presdir Albarez. Bisakah kita memulainya sekarang?" "Silahkan." Fic menjawab, hanya melirik sedikit pada Erina dan kembali acuh tak acuh seperti tidak saling mengenal. Erina sampai berpikir, apakah dia suaminya atau bukan. Atau hanya kebetulan mirip?
last updateLast Updated : 2023-01-25
Read more
Bab 8. Pindah.
Saat di Toilet, Erina kembali membuka Paperbag. Mengambil kotak di dalamnya dan membuka. Ada beberapa kunci disana. Erina menarik nafas. Belum sempat dia menetralkan jantungnya, Ponselnya berdering. Peminjam! Kontak Fic yang dulu sempat diberi nama itu yang memanggil. Erina sempat heran, dari mana dia tau nomor ponselnya? Bukankah kemarin dia belum sempat untuk memberikannya?Erina menggeser tombol untuk mengangkat. "Bagaimana?" Suara Fic terdengar."Apanya yang bagaimana?" Sebenarnya Erina sudah paham apa yang dimaksud suaminya, tetapi karena Erina tiba tiba merasa tegang, dia ingin mengusir dahulu dengan berbasa basi."Apa aku perlu menyuruh Jefri untuk menjemputmu?" "Tidak. Aku bisa datang sendiri nanti setelah selesai jam kerja.""Baiklah. Kalau begitu hati hati. Aku akan mengirimkan alamatnya." Panggilan terputus tanpa sempat Erina bertanya lagi. Hanya selang beberapa detik, Pesan masuk ke dalam Aplikasi WhatsApp. Pesan dari Fic berisi Alamat Rumah.Erina meneliti. Erina ta
last updateLast Updated : 2023-01-25
Read more
Bab 9. Boneka Usang.
Kamar yang begitu luas. Ini mungkin seukuran kontrakan Erina. Ranjang tidur yang sangat besar dan lemari lemari besar juga terdapat disana.Semua barang bahkan meja rias begitu juga dengan Sofanya, tidak ada yang murahan. Semua serba barang kelas atas.Erina melangkah mendekati Ranjang. Duduk disana dengan mata yang memutar. Dia masih seperti bermimpi berada disini. Akan tinggal seatap bahkan satu kamar dengan seorang Pria.Erin. Dia suamimu! Sudah sewajarnya! Erina mengusap wajahnya dengan kasar. Merogoh kunci yang dia dapat dari Fic siang tadi."Lalu kunci ini untuk apa?" Erina mengamati. Erina berpikir ini adalah kunci duplikat Mansion dan kamar ini. Tapi untuk apa Fic memberikan padanya, jika Mansion dan kamar ini tidak dikunci?Erina tidak ingin memikirkan. Malah melirik cincin yang melingkar dijarinya. Erina menyentuh dengan tangan kanan."Apa kira kira cincin ini pantas untuk seorang Fico Albarez?" Cincin yang dia beli tidak sesuai dengan keadaan suaminya, Erina menyadari itu
last updateLast Updated : 2023-01-25
Read more
Bab 10. Kerinduan yang Menumpuk.
Erina menutup lemari. Dia kembali mengingat, jika mempunyai banyak pertanyaan di hati mengenai Boneka itu. Pertanyaan yang belum sempat mendapatkan jawaban sampai detik ini. Meskipun boneka itu miliknya, Erina tidak dapat mengingat boneka itu didapatkan dari mana. Erina tidak tahu apa apa, yang dia tahu hanyalah, jika keluarga Handoyo sudah membesarkannya. Dia adalah anak pembawa sial! Hanya itu yang sering dia dengar dari umpatan Ibu padanya. Handoyo harus kehilangan banyak uang demi kesembuhan Erina saat Koma. Handoyo duduk di kursi roda sekarang dan Erina yang disalahkan. Ibu, Alika dan Lena membencinya. Dia dianggap anak pembawa sial.Erina hanya bisa memegang dadanya, merasakan nyeri di hatinya mengingat betapa banyak kesulitan yang harus dijalani. Bahkan sampai detik ini, sepertinya kesulitan akan terus berlanjut. Pintu dibuka seseorang membuat Erina terkejut. Fic melangkah masuk dengan wajah yang datar."Mana Cincinnya, boleh aku melihat?" Erina mengangguk, menarik laci d
last updateLast Updated : 2023-01-26
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status