Share

Bab 6. Dia adalah Presdir.

Pagi Ini Erina sudah berada di kantornya. Melihat Oca dan Melda. Kedua temannya itu berdandan berlebihan tidak seperti biasanya. Menatap sedikit kesal.ke arah dirinya.

"Kau ini! Kenapa berpenampilan seperti ini?" Oca mendekat sambil menarik ujung kaos yang dikenakan Erina.

Erina hanya mengenakan kaos putih pendek yang dibalut Jas kerja dengan tergantung kartu nama tanda pengenal di lehernya. Mengenakan celana Jeans warna hitam sesuai dengan warna Jas dan sepatu berwarna Putih. 

"Memangnya harus bagaimana?" Jawab Erina.

"Yang akan kita temui kali ini adalah Presdir nomor satu di dunia. Bagaimana mungkin kamu hanya berpenampilan sesederhana ini?" Oca sangat memprotes.

Erina menarik nafas. "Kita ini mau bekerja. Siapapun yang akan kita temui. Jadi, ini adalah pakaian kerja kita yang sebenarnya. Bukan mau pergi ke pesta!" Bantah Erina. 

"Ah.. Terserah kau saja!" Oca kesal.

"Eh, tapi bagaimana penampilan ku hari ini? Aku cantik tidak?" Oca bertanya pada Erina.

"Sangat cantik." Erina menjawab tanpa ragu. Dia baru menyadari jika penampilan Oca hari ini memang berbeda. Dengan rok pendek berwarna merah dengan rambut yang terlihat diurai dengan rapi.

"Kalau begitu coba katakan padaku, apa kira kira Presdir tampan dan kaya dari Galaxy Group akan tertarik padaku?"

Erina tercengang, rupanya Oca dan Melda sengaja berdandan lebih hanya karena beralasan jika yang akan mereka temui kali ini adalah Presdir Galaxy Group. 

"Oca. Apa kau benar benar tertarik dengan Presdir itu? Apa kamu tidak menyesal jika nanti, ternyata dia adalah seorang pria tua yang berperut buncit dan berkepala botak?" 

"Buahaha.. aku tidak percaya. Rumor sudah beredar beberapa bulan yang lalu. Jika Presdir Galaxy Group adalah seorang pemuda yang sangat tampan dan cool."

Melda yang juga bersemangat seperti Oca tapi tidak terlalu berlebihan segera menyambar. "Kesempatan untuk wawancara kali ini sangat sulit didapat oleh stasiun televisi manapun. Jadi kita harus melakukan dengan sempurna tanpa ada kesalahan sedikitpun. Apa kalian tau, ini adalah pertama kalinya Presdir Galaxy Group mau menunjukkan diri kepada Publik. Jika kita berhasil mewawancarainya, dan mengambil foto dirinya, maka Stasiun Televisi kita akan menjadi sorotan dunia, satu satunya Stasiun Televisi yang berhasil bertemu langsung dengan Presdir Galaxy Group!" 

Oca dan Erina mengangguk. 

Presdir Galaxy Group memang sangat misterius, tidak mau menunjukkan dirinya di hadapan publik. Perusahaan yang tiga tahun terakhir ini telah mengalahkan puluhan Perusahaan nomor teratas di dunia. Namun keberadaan beserta identitas pemiliknya belum juga terungkap.

Undangan wawancara dari segala majalah dan berbagai nama stasiun televisi selalu ditolak. Tapi yang aneh, beberapa hari yang lalu tiba tiba Perusahan Galaxy Group menelepon dan meminta Stasiun Televisi tempat Erina bekerja mengirim Reporternya untuk mewawancarai Presdir mereka secara langsung di kantornya. Bukankah itu suatu keberuntungan?

Kabar baik yang membuat Bos terkejut dan langsung melonjak Girang. Mengatakan jika Tuhan sedang membantu mereka.

"Sudah! Cepat bereskan apa yang perlu dibawa!" Erina memberi perintah. Oca pun pergi masuk untuk menyiapkan segala keperluan bersama Melda. Memeriksa kembali beberapa konten yang sudah mereka siapkan untuk wawancara dan tidak lupa membawa Fotographer.

Beberapa karyawan wanita mendekati Erina. Refi mengangkat pergelangan tangan kiri Erina, menatap seksama cincin yang ada di jari manis Erina lalu bertanya.

"Kau benar benar sudah menikah?" 

Erina mengangguk, membiarkan mereka meneliti cincin di jarinya.

"Tapi bukan dengan dengan tunanganmu yang sudah memutuskan kamu itu kan?"

Erina hanya menggeleng.

"Apa ini cincin pernikahan kalian?" 

Erina mengangguk.

"Berliannya sangat kecil. Ini pasti murahan." Satu temannya juga ikut memberi masukan.

"Iya. Ini hanya harga tiga jutaan." Erina menjawab apa adanya.

"Ya Ampun Erin. Seharusnya kau meminta cincin yang sedikit mahal. Karena pemberian seorang pria itu bisa mencerminkan bagaimana pria itu menghargai wanita." 

"Eh, sudah lah. Ayo kita berangkat!" Melda berseru diujung sana. Melda tidak suka mendengar perkataan mereka yang tidak menjaga perasaan Erina.

Erina menarik tangannya dan menyusul kedua temannya yang sudah berjalan lebih dulu.

"Tidak usah di dengarkan perkataan mereka." Oca melirik Erina.

"Tidak mengapa. Aku juga belum tau berapa uang yang dimiliki suamiku. Dia mungkin hanya orang biasa,

Jadi aku sendiri yang memilih cincin ini."

"Kamu harus bersyukur. Sudah berhasil menikah." Sahut Melda, tapi kemudian dia bertanya dengan nada cukup serius. 

"Tapi, apa kamu bahagia?'

Kali ini, Erina tidak menjawab pertanyaan Melda. Hanya diam dan melanjutkan langkahnya. Erina juga tidak tau harus menjawab bagaimana. Jika dibilang bahagia Erina belum merasakan apa apa. Mau mengatakan sedih, Erina juga merasa biasa saja.

Melda dan Oca juga tidak ingin bertanya lagi. Mereka seperti ingin menjaga perasaan Erina. Sampai mobil yang mereka pakai untuk pergi itu berhenti di sebuah Gedung yang menjulang tinggi dan begitu megah. Mereka bisa melihat Tulisan Galaxy Group yang terpampang begitu jelas.

Setelah menyapa seorang wanita bagian Resepsionis di lantai pertama, mereka disarankan untuk menaiki lift menuju lantai paling atas.

"Apakah kalian dari Stasiun Televisi XX?" Seorang staf khusus langsung menyapa mereka saat melihat Mereka keluar dari lift.

"Iya benar." Jawab Erina.

"Oh, mari silahkan. Presdir Albarez sudah menunggu kalian di dalam."

 Albarez? 

Erina sempat terkejut mendengar staf itu menyebutkan nama sang Presdir. Dia tidak menyangka jika Presdir Galaxy Group itu rupanya memiliki marga yang sama dengan suami Dadakannya.

Setelah berkata demikian, Staf itu mengantar mereka menuju Ruangan Presdir.

Ketika berjalan menuju ruangan, Oca terlihat begitu gugup, beberapa kali merapikan penampilan dan terus bertanya kepada Erina dan Melda dengan suara pelan, bahkan sampai mereka memasuki pintu.

"Apa rambutku berantakan? Apa lipstik ku masih terlihat? Bedakku bagaimana?"

Erina sangat kesal dibuatnya. "Itu bagus. Tidak ada yang berantakan. Sudah cukup!" Erina berbicara pada Oca, tapi matanya sudah memperhatikan semua sudut ruangan yang telah mereka masuki. 

Erina tiba tiba saja terpaku pada kedua kakinya yang langsung terasa berat dan kaku. Dia bisa melihat dengan jelas, seorang pria yang berdiri di samping sebuah meja. Dia sampai tidak dapat mendengar Oca berbicara lagi.

Pandangan Oca dan Melda pun sama tertuju pada pria yang berdiri itu. Lalu Oca berbicara pelan walau Erina sudah tidak mendengar dengan jelas karena jantungnya tiba tiba berdegup sangat keras.

"Astaga… Itu Presdir Galaxy Group! Benarkan kata mereka. Dia sangat tampan dan keren!"

Belum sempat Erina berkata apapun, pria itu berjalan mendekati mereka. Dan Mereka pun tersentak.

"Oh My God… ! Dia benar benar sangat Tampan! Artis Korea pun kalah!" Pekik Melda yang langsung teredam oleh dekapan tangan Oca.

"Kecilkan suaramu." 

"Eh, iya iya maaf. Maafkan aku. Aku terlalu terpesona."

Pria itu berhenti, "Silahkan duduk!" Menunjuk sebuah sofa di ujung sana.

Erina masih kaku di tempatnya. Terus menatap pria di depannya itu. Merasa seperti ada aliran listrik bertegangan tinggi yang tiba tiba menyengatnya. 

Pria itu juga menatap Erina dan tersenyum tipis padanya.

Fico Albarez!

Dia adalah Presdir Galaxy Group. Pria yang baru saja menikahi Erina kemarin. 

Comments (591)
goodnovel comment avatar
Debby Selanno
kenapa tdk pk bonus iklan sj
goodnovel comment avatar
Debby Selanno
pasti seru ceritanya
goodnovel comment avatar
Debby Selanno
ide cukup bgs
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status