Share

Bab 4. Menikah.

Author: Any Anthika
last update Last Updated: 2022-12-26 00:04:08

Erina menurut saat Fic mendorong tubuhnya untuk masuk ke dalam kontrakannya sendiri. Fic ikut masuk, kemudian duduk di Sofa tanpa disuruh.

Erina menatap Pria dengan wajah datar itu, lalu ikut duduk di hadapannya. Mereka terdiam cukup lama. Erina merasa aneh, kenapa pria ini bisa tau tempat tinggalnya. Dan untuk apa dia kesini? Apa untuk menagih uangnya? Tapi kenapa malah kembali mengeluarkan uang. Uang yang begitu besar. Berkali kali lipat dari yang waktu ini.

Erina kemudian membuka suara.

"Tuan, Terima Kasih sudah menolongku kembali." 

Fico Albarez hanya mengangguk tanpa melihatnya.

"Tapi, bagaimana caraku untuk mengembalikan uangmu. Itu terlalu banyak."

Fic menoleh sebentar setelah itu membuang ratapannya kembali.

"Menikahlah denganku besok. Maka kau tidak perlu membayarnya."

Seketika Erina terperangah. "Menikah?" Dia seperti tidak percaya.

"Kenapa?" Sekarang Fic menoleh untuk menatapnya.

"Bukankah kau membutuhkan pernikahan? Kau gagal menikah bukan? Seharusnya kau menikah beberapa hari lagi."

Erina menelan ludah. Darimana dia tau?

"Memang benar. Tapi, apa Tuan juga punya masalah sepertiku?"

Fic tersenyum miring. "Aku tidak punya masalah seperti mu." 

"Lalu kenapa Tuan ingin menikah secara tiba tiba?"

"Karena aku butuh istri. Aku tidak punya Tunangan ataupun kekasih." Jawab singkat Fic.

"Tapi, tapi kenapa memilih diriku? Apa karena aku mempunyai hutang padamu?" Erina semakin penasaran. 

Fic kembali memiringkan senyumnya. "Aku memilihmu, karena aku sudah mengenalmu."

"Mengenal ku?" Erina Sekarang terlihat kebingungan.

Fic mengangguk. "Aku tidak bisa mengambil sembarangan wanita." 

"Sembarang wanita? Lalu aku?"

"Sudah lah." Fic bangun dari duduknya. Merogoh sesuatu dari balik jaketnya. 

"Besok, datanglah ke gedung ini tepat jam Sepuluh. Aku tidak mau kamu datang terlambat." 

Fic melangkah keluar meninggalkan Erina. Gadis itu hanya bisa menatap punggung Pria itu yang semakin menjauh dan hilang di balik pintu mobil.

"Argh… Siapa sih dia? Kenapa aneh?"

Erina mengerang, lalu menutup pintu dan berlari ke kamarnya. Menjatuhkan tubuhnya di kasur dengan kasar. Matanya menatap langit langit. Pikirannya runyam. 

Pria itu tiba tiba datang dengan sendirinya, memberinya bantuan disaat yang tepat. Seharusnya Erina senang karena telah terbebas dari perjodohan Sang Ibu. Setidaknya dia selamat dari Tuan Danies yang terkenal sebagai penjahat kelamin. 

Tapi kenapa Pria itu tiba tiba mengajaknya Menikah? Bahkan mereka baru bertemu dua kali saja. Ada masalah apa sebenarnya? Tidak mungkin tidak ada masalah!

"Dia sudah mengenalku? Dan tidak bisa sembarangan memilih wanita? Maksudnya apa? Dia bahkan belum tau buruknya masa laluku."

Semalaman Erina tidak bisa tidur memikirkan itu. Bagaimana mungkin dia akan menikah dadakan seperti itu, dengan Pria yang tidak mencintainya. Dia juga tidak mencintai pria itu. Tapi, bukankah dia juga membutuhkan pernikahan ini? Meskipun dia sudah terbebas dari Tuan Daniel sekarang, tapi dia tetap membutuhkan seorang Pria yang bersedia menikahinya. 

Bukankah itu bagus? Dia bisa menutup aibnya. Belum lagi masalah hutang kepada pria itu. Sekarang semakin besar. Jika dia tidak bersedia menikah dengan pria itu, sudah pasti dia harus membayar seluruh uang yang sudah dikeluarkan pria itu. Dan itu jumlahnya sangat banyak. Erina tidak bisa membayangkan, berapa tahun dia harus mengumpulkan uang sebanyak itu.

Lalu dia bangun, kemudian mengambil tasnya. Menghitung berapa banyak uang yang dia miliki saat ini. "Sepuluh juta ini hanya cukup untuk membayar hutangku yang pertama." Tapi Erina berpikir, setidaknya dia bisa sedikit mengurangi hutangnya.

Erina akhirnya terlelap beberapa jam. Dia terbangun saat Alarm terus saja berdering keras.

"Ya Tuhan!" Dia memekik ketika menyadari jika saat ini sudah jam Delapan.

Erina beranjak ke kamar mandi dan secepat mungkin bersiap siap. Dia bukan akan pergi ke Kantor, melainkan pergi ke Gedung yang tertulis di kertas yang sekarang sedang dia genggam.

Huh! Erina menghela nafas panjang untuk yang kesekian kalinya. Perasaannya begitu tegang dan tak karuan. Dia menuruni Taksi yang sudah berhenti di depan Gedung yang dia tuju.

Ini bukan lah Gedung menurut nya tapi lebih tepatnya adalah Biro Urusan Sipil. Begitu nampak sepi seperti tidak ada orang.

Erina turun dan berjalan masuk dengan sedikit ragu. Jefri sudah menyambutnya di ujung sana. Berlari kecil menghampiri Erina.

"Mari silahkan Nona Erina. Tuan Fic sudah menunggumu." 

Fic? Apa itu nama Pria itu? Belum sempat bertanya, Jefri sudah melangkah dahulu. Terpaksa Erina mengikuti langkahnya.

Erina bisa melihat punggung seorang pria yang mengenakan jas putih. Pria itu tidak menoleh ke arah mereka datang tapi sepertinya sudah tau siapa yang datang.

"Duduklah." Suaranya terdengar begitu datar. Erina menurut saja.

"Apa kau sudah siap?" Fic bertanya, menoleh sebentar pada Erina.

"Sebenarnya aku tidak siap."

"Kenapa? Katakan apa alasanmu."

"Bagaimana mungkin aku akan siap, jika menikah dengan pria yang belum aku kenal." Jawab Erina.

Terdengar Fic membuang nafas. "Aku ingin pernikahan ini bukan sekedar pernikahan. Bukan hitam diatas putih. Bukan pernikahan kontrak atau sejenisnya. Jadi berpikirlah dua kali sebelum Pendeta datang." 

Erina kembali menelan ludah. Dia sudah tidak punya jawaban lagi. Terdiam dengan waktu yang cukup lama. Hingga Pendeta dan beberapa orang datang.

Fic kembali menoleh padanya. "Mereka sudah datang. Bagaimana? Jika kau tidak mau, itu tidak masalah. Aku bisa membatalkannya."

Dengan begitu banyak pikiran dan pertanyaan dalam hatinya, Erina menggigit bibir bawahnya untuk menahan keraguan terakhir dihatinya. Dan tiba tiba dia mendongakkan kepalanya. "Iya. Aku setuju."

Hampir satu jam mereka berada di dalam sana. Erina terlihat keluar dari Biro itu dengan membawa Sertifikat Pernikahannya. Dia sungguh merasa seperti bermimpi. Dia sama sekali tidak menyangka akan menikah secara Mendadak seperti ini. Apalagi dia bertemu dengan pria itu secara tidak sengaja.

Erina menunduk untuk melihat Sertifikat Pernikahannya, dia hanya bisa melihat Foto dirinya dan Pria tadi. Pria dalam foto itu terlihat acuh tak acuh namun tampak sangat keren. Sedangkan dirinya begitu jelas terlihat gugup dan berpenampilan sederhana.

Terdapat nama mereka di bawah Foto itu. Erina tanpa sadar tersenyum. Merasa sangat konyol. Dia baru mengetahui nama suami yang baru saja menikahinya itu.

Fico Albarez. Nama yang Cool dan Keren. Cocok sekali dengan orangnya. Dingin dan datar serta tampak temperamen.

Selain nama dan nomor ponsel, Erina sama sekali tidak mengetahui apapun tentang suami Dadakannya itu. Dia tiba tiba sadar , kenapa dia sangat ceroboh?

 

Meskipun Pria itu tampak seperti orang biasa, tapi bagaimana kalau dia orang jahat?  Erina kembali menggigit bibirnya. 

Saat Erina merasakan penyesalan, sebuah tangan menjulur ke hadapannya. Sebuah kartu terselip di jari jemari kekar itu.

"Nona Erina. Setahuku, jika seseorang menikah, akan mengharapkan cincin pernikahan. Maafkan aku yang tidak sempat mencarinya untuk kita. Kau bisa memilihnya sendiri, sesuai dengan keinginan mu." 

Erina mendongak, menatap kedua bola mata hitam pekat dengan putih yang begitu jernih. 

"Tidak perlu. Aku tidak peduli dengan itu." Erina mendorong tangan Fic.

Dia telah lama melewati masa masa yang begitu sulit. Dia tidak lagi mengharapkan Keromantisan. Meskipun dihadapannya saat ini adalah Suaminya secara formal, tapi Erina belum ingin kembali berharap.

"Cincin itu tetap kita perlukan, untuk tanda bukti jika kita ini adalah pasangan." Fic meraih pergelangan tangan Erina dan meletakkan kartu itu di telapak tangan Erina.

Comments (23)
goodnovel comment avatar
Nurlina Nurlina
mantap,keren...makin seru baca nya...
goodnovel comment avatar
Oma Zian
mudah"an Fic selalu menyayangi Erina
goodnovel comment avatar
Buk Mes
semoga menemukan cinta sejati
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suami Dadakan Ku Ternyata Bos   Bab 5. Kartu Hitam Kaum Elit.

    Ketika meletakkan Kartu itu di telapak tangan Erina, kulit mereka bersentuhan. Erina bisa merasakan suhu badan Fico lebih tinggi dari suhu badan dirinya. Rasanya seperti menembus kulitnya, membuat Erina sedikit kehilangan akal."Baiklah kalau begitu." Biar bagaimanapun juga Erina berpikir, jika mereka sudah menjadi pasangan, Pasangan pengantin baru yang seharusnya bahagia bukan? Erina tidak ingin merusak niat baik Fico hanya karena hal kecil seperti ini. Dia akhirnya menerima Kartu itu."Aku masih ada kerjaan sore ini. Maafkan aku tidak bisa mengantarmu." Ucap Fic dengan nada yang masih terdengar datar."Oh. Tidak mengapa. " Sahut Erina. Dia juga tidak berharap, jika pria itu benar-benar akan mencintainya atau menganggapnya seorang istri yang sesungguhnya. Jadi dia tidak merasa kecewa sedikitpun."Oh iya. Mengenai Alamat Rumahku, em.." Fic nampak berpikir sebentar.Lalu melanjutkan bicaranya. "Setelah pekerjaanku selesai, aku akan menghubungimu. Beri saja aku nomor ponselmu." Erina

    Last Updated : 2022-12-26
  • Suami Dadakan Ku Ternyata Bos   Bab 6. Dia adalah Presdir.

    Pagi Ini Erina sudah berada di kantornya. Melihat Oca dan Melda. Kedua temannya itu berdandan berlebihan tidak seperti biasanya. Menatap sedikit kesal.ke arah dirinya."Kau ini! Kenapa berpenampilan seperti ini?" Oca mendekat sambil menarik ujung kaos yang dikenakan Erina.Erina hanya mengenakan kaos putih pendek yang dibalut Jas kerja dengan tergantung kartu nama tanda pengenal di lehernya. Mengenakan celana Jeans warna hitam sesuai dengan warna Jas dan sepatu berwarna Putih. "Memangnya harus bagaimana?" Jawab Erina."Yang akan kita temui kali ini adalah Presdir nomor satu di dunia. Bagaimana mungkin kamu hanya berpenampilan sesederhana ini?" Oca sangat memprotes.Erina menarik nafas. "Kita ini mau bekerja. Siapapun yang akan kita temui. Jadi, ini adalah pakaian kerja kita yang sebenarnya. Bukan mau pergi ke pesta!" Bantah Erina. "Ah.. Terserah kau saja!" Oca kesal."Eh, tapi bagaimana penampilan ku hari ini? Aku cantik tidak?" Oca bertanya pada Erina."Sangat cantik." Erina menjaw

    Last Updated : 2023-01-25
  • Suami Dadakan Ku Ternyata Bos   Bab 7. Apakah anda sudah menikah?

    Fic masih menatap Erina yang tiba tiba memerah wajahnya. "Ayo silahkan duduk!" Erina masih terpaku, sampai Melda menariknya. "Erin! Kamu kenapa bengong?""I, iya." Erina tersadar dan mengikuti pergerakan mereka duduk di sofa.Fic duduk tepat di hadapan mereka bertiga. Baru saja Melda ingin berbicara, seorang pria datang memasuki ruangan dan memanggil Presdir Albarez."Tuan Presdir." Tangannya membawa tumpukkan berkas dan menaruhnya di meja kerja. "Usai Wawancara ini, ada tamu penting yang ingin bertemu." Fic hanya mengangguk. Erina sempat melirik pria tadi, dia masih mengenal dengan baik pria yang baru saja datang itu, dia adalah pria yang sudah dilihatnya beberapa kali bersama suaminya.Setelah Jefri keluar, Melda membuka suara. "Presdir Albarez. Bisakah kita memulainya sekarang?" "Silahkan." Fic menjawab, hanya melirik sedikit pada Erina dan kembali acuh tak acuh seperti tidak saling mengenal. Erina sampai berpikir, apakah dia suaminya atau bukan. Atau hanya kebetulan mirip?

    Last Updated : 2023-01-25
  • Suami Dadakan Ku Ternyata Bos   Bab 8. Pindah.

    Saat di Toilet, Erina kembali membuka Paperbag. Mengambil kotak di dalamnya dan membuka. Ada beberapa kunci disana. Erina menarik nafas. Belum sempat dia menetralkan jantungnya, Ponselnya berdering. Peminjam! Kontak Fic yang dulu sempat diberi nama itu yang memanggil. Erina sempat heran, dari mana dia tau nomor ponselnya? Bukankah kemarin dia belum sempat untuk memberikannya?Erina menggeser tombol untuk mengangkat. "Bagaimana?" Suara Fic terdengar."Apanya yang bagaimana?" Sebenarnya Erina sudah paham apa yang dimaksud suaminya, tetapi karena Erina tiba tiba merasa tegang, dia ingin mengusir dahulu dengan berbasa basi."Apa aku perlu menyuruh Jefri untuk menjemputmu?" "Tidak. Aku bisa datang sendiri nanti setelah selesai jam kerja.""Baiklah. Kalau begitu hati hati. Aku akan mengirimkan alamatnya." Panggilan terputus tanpa sempat Erina bertanya lagi. Hanya selang beberapa detik, Pesan masuk ke dalam Aplikasi WhatsApp. Pesan dari Fic berisi Alamat Rumah.Erina meneliti. Erina ta

    Last Updated : 2023-01-25
  • Suami Dadakan Ku Ternyata Bos   Bab 9. Boneka Usang.

    Kamar yang begitu luas. Ini mungkin seukuran kontrakan Erina. Ranjang tidur yang sangat besar dan lemari lemari besar juga terdapat disana.Semua barang bahkan meja rias begitu juga dengan Sofanya, tidak ada yang murahan. Semua serba barang kelas atas.Erina melangkah mendekati Ranjang. Duduk disana dengan mata yang memutar. Dia masih seperti bermimpi berada disini. Akan tinggal seatap bahkan satu kamar dengan seorang Pria.Erin. Dia suamimu! Sudah sewajarnya! Erina mengusap wajahnya dengan kasar. Merogoh kunci yang dia dapat dari Fic siang tadi."Lalu kunci ini untuk apa?" Erina mengamati. Erina berpikir ini adalah kunci duplikat Mansion dan kamar ini. Tapi untuk apa Fic memberikan padanya, jika Mansion dan kamar ini tidak dikunci?Erina tidak ingin memikirkan. Malah melirik cincin yang melingkar dijarinya. Erina menyentuh dengan tangan kanan."Apa kira kira cincin ini pantas untuk seorang Fico Albarez?" Cincin yang dia beli tidak sesuai dengan keadaan suaminya, Erina menyadari itu

    Last Updated : 2023-01-25
  • Suami Dadakan Ku Ternyata Bos   Bab 10. Kerinduan yang Menumpuk.

    Erina menutup lemari. Dia kembali mengingat, jika mempunyai banyak pertanyaan di hati mengenai Boneka itu. Pertanyaan yang belum sempat mendapatkan jawaban sampai detik ini. Meskipun boneka itu miliknya, Erina tidak dapat mengingat boneka itu didapatkan dari mana. Erina tidak tahu apa apa, yang dia tahu hanyalah, jika keluarga Handoyo sudah membesarkannya. Dia adalah anak pembawa sial! Hanya itu yang sering dia dengar dari umpatan Ibu padanya. Handoyo harus kehilangan banyak uang demi kesembuhan Erina saat Koma. Handoyo duduk di kursi roda sekarang dan Erina yang disalahkan. Ibu, Alika dan Lena membencinya. Dia dianggap anak pembawa sial.Erina hanya bisa memegang dadanya, merasakan nyeri di hatinya mengingat betapa banyak kesulitan yang harus dijalani. Bahkan sampai detik ini, sepertinya kesulitan akan terus berlanjut. Pintu dibuka seseorang membuat Erina terkejut. Fic melangkah masuk dengan wajah yang datar."Mana Cincinnya, boleh aku melihat?" Erina mengangguk, menarik laci d

    Last Updated : 2023-01-26
  • Suami Dadakan Ku Ternyata Bos   Bab 11. Akui Aku sebagai Suamimu.

    Erina terbangun di pagi hari. Melirik kasur sebelahnya yang sudah kosong. Menatap dahulu bajunya. Ini masih lengkap. Lalu meraba tubuhnya." Semalam, tidak terjadi apa apa padaku kan?"Erina terkejut saat mendengar pintu kamar mandi terbuka."Nyonya? Anda sudah bangun?" Melan keluar dari kamar mandi."Aku sudah menyiapkan air hangat untukmu. Mari silahkan." "Seharusnya tidak perlu serepot itu." Erina beranjak dari Ranjang."Itu sudah menjadi tugasku, atau aku akan kehilangan pekerjaan." Erina menoleh. "Benarkah akan seperti itu?""Tentu saja. Maka biarkan aku melayanimu Nyonya." Erina hanya menarik nafas, dan masuk ke kamar mandi. "Dasar orang kaya." Dia mengeluh sambil memulai mandi.Usai mandi Erina masih melihat Melan berdiri disana. "Silahkan Nyonya."Apalagi ini? Melan mengambilkan pakaian kerja Erina bahkan pakaian dalamnya. "Biarkan aku sendiri!" Erina merasa tidak enak, saat Melan hendak membantu. Melan mengangguk, lalu mengambil sepatu.Erina bertanya ketika sepatu yang d

    Last Updated : 2023-01-26
  • Suami Dadakan Ku Ternyata Bos   Bab 12. Hati Hati.

    Fic melirik keluar, melihat Jefri yang masih menunggu seseorang. Melan terlihat berlari menghampiri Jefri, mengulurkan sesuatu pada Jefri yang langsung menyimpannya di balik jasnya. Jefri segera menyusul Fic ke dalam mobil dan tanpa menunggu perintah Sang Sekretaris itu menjalankan mobil.Sebenarnya jalan ke kantor mereka dan Stasiun Televisi tempat Erina bekerja tidaklah searah, tapi Jefri sengaja menuju tempat Erina bekerja terlebih dahulu.Sepanjang perjalanan tidak ada suara dari mereka bertiga selain hanya kesunyian. Erina sesekali melirik wajah datar Fic yang seperti acuh tak acuh itu. Begitu banyak keraguan yang menumpuk di hati Erina. Tentang pengakuan Fic yang menyukai dirinya, Erina bahkan tidak percaya sedikitpun. Sikap Fic yang berubah ubah. Tiba tiba dingin, tiba tiba lembut dan kemudian kembali acuh tak acuh.Jefri Menghentikan mobil lebih jauh dari depan Stasiun Televisi."Turunlah. Kami akan menjemput mu lagi nanti. Jadi jangan naik Taksi." Suara Fic terdengar memberi

    Last Updated : 2023-01-26

Latest chapter

  • Suami Dadakan Ku Ternyata Bos   S3| Bab 88. Epilog!

    Saat Aisyah melihat genggaman tangan Putranya pada jari jemari Alexa, dia sudah dapat mengerti jika kedatangan Elang untuk menemuinya kali ini sepertinya bukan untuk urusan pekerjaan. Tapi ada hal lain.Apalagi ketika mereka menyambutnya di bawah tangga tanpa melepaskan genggaman tangan mereka, Aisyah makin yakin dengan dugaannya.Dia menatap dingin pada mereka, seolah olah meminta penjelasan dari mereka. Padahal dalam hatinya, dia cukup tersenyum senang.Pernah bahkan seringkali malah, Aisyah mengkhawatirkan Putranya itu.Memikirkan Kapan Elang akan menyusul adiknya? Mengkhawatirkan, Apakah ada yang mau menerima Elang yang pernah berada di dunia gelap?Adakah keluarga yang mau dengan tulus menerima Elang, seperti keluarga Albarez yang bisa menerima Zha dengan tulus?Begitu banyak kekhawatiran Aisyah saat merenungkan nasib percintaan Putranya kelak. Tapi ketika melihat apa yang ada di hadapannya itu, hatinya mendadak lega seketika.Alexa!Benar! Gadis itu sangat tepat untuk Putranya.

  • Suami Dadakan Ku Ternyata Bos   S3| Bab 87. Kilasan masa lalu Sean Abraham.

    Pagi berikutnya,Elang mengajak Alexa untuk menemui Ibunya.Sebelum datang berkunjung, Elang terlebih dulu menghubungi Aisyah.Elang sedikit terkejut saat Ibunya mengatakan jika Ibunya sekarang sudah pindah dan tinggal di rumah utama. Memang benar, Aisyah sekarang tinggal bersama beberapa orang pelayan dan anak buahnya di Rumah Besar milik Tuan Glendale.Sudah ada satu bulanan dia tinggal disini. Sebenarnya dia tidak ingin lagi masuk ke rumah ini. Mengingat begitu banyak kenangan pahit yang pernah terjadi di rumah ini. Tetapi entah kenapa, pada akhirnya dia sendiri memutuskan untuk tinggal disini.Atau mungkin Aisyah hanya ingin mengingat semua kenangan masa lalu.Disinilah dia dilahirkan dan dibesarkan dengan penuh kasih sayang dan kelembutan oleh kedua orang tuanya. Meskipun pada saat itu dia tahu jika kedua orang tuanya, Ayah dan Ibunya itu bukanlah orang tua biasa seperti orang tua teman temannya. Tapi orang tuanya adalah seorang ketua mafia. Aisyah sadar jika dirinya adalah pu

  • Suami Dadakan Ku Ternyata Bos   S3| Bab 86. Elang melamar.

    Ketika mendengar Elang mengatakan kata kencan, Alexa tidak bisa untuk tidak membulatkan kedua matanya. Tentu saja dia terkejut, "Apa yang kamu katakan Elang? Kencan? Siapa yang kencan?"Elang belum menjawab, dia malah tertawa kecil terlebih dahulu, kemudian berkata, "Yang kencan ya kita, memang kenapa? Aku mengajakmu keluar untuk kencan. Kamu keberatan?"Sumpah demi apapun, saat ini wajah Alexa memerah. Jantungnya berdegup keras. Dia langsung merasa gugup.Biasanya dia akan diajak keluar oleh Elang untuk melakukan sebuah pekerjaan. Kalau dulu saat dia masih berada di Klan Selatan, dia hanya tahu, keluar hanya untuk menyelesaikan misi. Jadi bagaimana dia tidak gugup, saat tiba tiba saja Elang mengatakan jika akan berkencan dengan dirinya?Sungguh, hati gadis ini merasa seperti terbang diatas awan."Hei, kenapa malah melamun? Kamu keberatan ku ajak pergi kencan?" Elang bertanya lagi, itu membuat Alexa tersentak dari lamunannya. Wajahnya semakin memerah."Bukan begitu. Tapi aku, aku han

  • Suami Dadakan Ku Ternyata Bos   S3| Bab 85. Akan pergi kencan.

    Saat ini Halilintar masih bersama Zha di kamar Mereka. Mereka melepaskan rindu dan keresahan hati mereka yang sempat mereka rasakan tadi. Beberapa saat kemudian Zha menanyakan Zhilan dan Zhelin padq Halilintar."Apa Mereka rewel dan membuatmu kewalahan Hal?" Zha bertanya.Halilintar menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, "Tidak Zha. Apa kamu tahu, Mereka sangatlah pengertian. Mereka sama sekali tidak rewel, seperti tahu jika orang tuanya sedang ada masalah.""Sungguh kah?" Zha senang mendengarnya dan segera menghampiri Ranjang si kembar. Dia menatap dua putri kembarnya yang masih terlelap.Zha mengambil Zhilan dan menggendong bayi itu. Mata Zha berkaca-kaca. Dia bersyukur bisa kembali lagi kesini. Hampir saja dia tidak bisa melihat tumbuh kembang mereka, jika saja Victor membawanya ke kantor polisi dan dia di penjara.Kehidupan Mereka akan jauh lebih menyedihkan dibanding hidup Zha. Mereka akan mendengar jika lahir dari seorang wanita pembunuh dan kini ibunya mendekam di penjara.

  • Suami Dadakan Ku Ternyata Bos   S3| Bab 84. Kita ini keluarga.

    Halilintar masih seperti tidak percaya dengan apa yang ia lihat. "Zha! Benarkah ini kamu? Atau aku hanya sedang bermimpi?" Halilintar merasa jika ini mungkin hanyalah mimpi karena dia terlalu memikirkan Zha seharian ini. Tapi dia tersentak dan sadar ketika Zha menyentuh pipinya dan bersuara."Hall! Ini aku. Aku telah kembali untuk kalian." Zha mengusap air mata pria itu yang masih membekas di sana.Halilintar tercengang lalu segera berteriak,"Zha.." Halilintar menarik kasar tubuh Zha dan memeluknya dengan begitu erat."Kamu kembali untuk kami? Benarkah ini?" tanya Halilintar di sela isakannya seperti tidak percaya dengan semua ini."Maafkan aku yang sudah berniat meninggalkan kalian. Aku tidak akan pergi lagi Hall. Mulai sekarang aku akan disisi kalian." jawab Zha juga ikut terisak di pelukan suaminya.Halilintar menarik tubuh Zha yang tampak lemas kedalam kamar. Lalu membawanya duduk di sofa. Berkali kali mengusap wajah istrinya dan menghujaninya dengan kecupan hangat."Ceritakan p

  • Suami Dadakan Ku Ternyata Bos   S3| Bab 83. Zha kembali.

    Tidak ada yang tidak terkejut dengan ucapan Aisyah barusan saat dia memerintah Elang untuk mengumpulkan anak buah Zha dari Poison Of Death dan dari anak buah klan Selatan milik almarhum Ardogama dulu.Semua orang terkejut, terlebih lagi Elang. Dia tidak menyangka jika Ibunya akan berkata demikian dan bahkan berpikir hingga sejauh itu.Elang masih merasa tak percaya dan langsung mengguncang bahu ibunya."Ibu, apa yang kamu bicarakan? Ibu tidak boleh melakukan itu. Kita tidak boleh membangun kembali Klan Jangkar Perak. Aku juga tidak mau mengingkari janjiku pada Ayah!" ucap Elang."Tapi keadaan ini terdesak Elang. Kita harus menyelamatkan adikmu. Apa kamu mau adik kamu Zha membusuk di penjara?" tegas Aisyah.Elang menggelengkan kepala, "Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Aku akan mengeluarkan Zha dari penjara Bu, percayalah. Tapi jika untuk membangun Klan Jangkar Perak kembali, aku tidak setuju. Zha juga pasti akan kecewa pada kita, jika kita melakukan itu." balas Elang. Saat ini,

  • Suami Dadakan Ku Ternyata Bos   S3| Bab 82. Zha menyerahkan diri.

    Kedua pria bapak beranak itu telah melangkah meskipun dengan perasaan yang mulai tidak tenang dengan kedatangan Victor kali ini.Aaron maupun Halilintar sama sama menatap Victor yang sudah berdiri di depan pintu, dan yang membuat mereka semakin tidak tenang adalah kali ini Victor datang tidak sendiri melainkan ada tiga polisi di belakang Victor.Victor memberi salam, mengangguk hormat dan melangkah, "Selamat siang Tuan Aaron Albarez dan Halilintar. Maaf jika kami mengganggu waktu kalian." ucap Victor."Selamat siang juga detektif Victor. Silahkan masuk." sahut Aaron. Meskipun Victor adalah anak dari Kim, tetapi Aaron sangat menghormati karena pria muda yang berdiri di hadapannya itu adalah Seorang Detektif. Victor juga sangat menghormati keluarga ini, mungkin jika bukan karena tugas dan bukan karena tanggung jawabnya mungkin saat ini Victor pun tidak akan ada disini dengan membawa Sebuah kepentingan seperti ini. Sebelum datang kemari hari ini, Victor juga sempat Dilema. Tetapi ini

  • Suami Dadakan Ku Ternyata Bos   S3| Bab 81. Si kembar, Zhelan dan Zhelin

    Setelah beberapa saat Halilintar berbicara pada Zha, Dokter meminta izin untuk memeriksa keadaan Zha kembali guna memastikan keadaan Zha.Mereka menyingkir, memberi ruang untuk dokter dan Tim. Zha diperiksa kembali, pemeriksaan yang sangat teliti. Dan Dokter tidak menemukan hal yang perlu dikhawatirkan lagi. Keadaan kondisi Zha dinyatakan telah membaik.Semua orang bernafas lega sekarang. Dokter juga bernafas lega. Dia merasa seperti telah terlepas dari rantai besi yang membelenggu lehernya. Segera memberi perintah pada tim untuk memindahkan Zha ke ruangan rawat inap.Setelah Zha sudah dipindahkan, Dokter berpamitan. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi pada keadaan Nona Zha. Jadi kalau begitu, saya akan permisi. Saya akan tetap kembali lagi secara rutin untuk memeriksa kembali perkembangan kesehatan Nona Zha dengan berkala." dokter berkata pada mereka khususnya pada Halilintar.Halilintar mengangguk, "Terima kasih Dokter, atas semua usaha kalian. Benar benar terima kasih."Dok

  • Suami Dadakan Ku Ternyata Bos   S3| Bab 80. Zha sadar.

    "Dokter..! Dokter.! Apa yang terjadi pada istri ku? Buka .!!!" Halilintar menggedor gedor pintu.Tidak ada yang mempedulikan Halilintar meskipun dia sudah berteriak kencang dan menggedor gedor pintu. Tim Dokter didalam sana sedang bekerja seoptimal mungkin untuk melakukan transfusi darah pada Zha dengan memburu waktu yang tersisa."Hall, tenanglah. Mereka sedang berusaha. Jangan mengganggu konsentrasinya tim dokter. Istrimu pasti baik baik saja. Ayo kembali." Aaron lagi lagi berusaha untuk menenangkan hati Putranya, kemudian menarik tangan Halilintar kembali ke bangku panjang."Pa, pasti terjadi sesuatu pada Zha Pa.! Mereka semua terlihat panik!" kata Halilintar."Tidak Hall, mereka sedang mengejar sisa waktu yang dimiliki Zha. Bisakah kau berpikir jernih dulu dan jangan selalu berprasangka buruk?!!" tegas Aaron, membuat Halilintar mendongak menatap wajah Ayahnya."Maafkan aku Pa, aku sungguh panik." jawab Halilintar mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya.Aaron tahu jika H

DMCA.com Protection Status