Share

2) Kecelakaan

Author: Dewi R. Ayu
last update Last Updated: 2024-06-20 22:04:26

Kenangan dua minggu yang lalu terus saja berputar. Seiring dengan air mata yang tak kunjung reda. Rasa sesak itu terasa begitu mendominasi.

"Kenapa pernikahanku harus berujung seperti ini? Kenapa di saat rasa ini mulai hadir, justru kenyataan pahit ini yang harus aku terima?"

Drt drt drt

Getaran telepon yang berada di samping, membuatnya berusaha untuk menetralkan suara. Terlebih telepon itu berasal dari Bara, sahabat baiknya sejak dulu. Entah, ada angin apa tiba-tiba laki-laki itu menghubunginya seperti ini.

"Halo, Bar. Kenapa?"

"Kamu baik-baik aja kan Ra?" tanya Bara. Mendengar itu Clara justru tertawa kecil.

"Bohong banget kalau di saat kayak gini, aku masih bisa bilang baik-baik aja, iya kan?"

Hening

"Ada apa?" tanyanya lagi.

"Aku barusan kirim email. Coba aja kamu cek sekarang. Di sana, tertera bukti kalau Adam tidak sepenuhnya bersalah."

"Ohh, iya bentar. Aku cek dulu ya, jangan ditutup dulu teleponnya."

Segera ia ambil sebuah laptop dan menyelakannya. Setelah itu, segera dibuka email yang barusan dikirim oleh Bara dengan perlahan. Ada perasaan gugup yang mendominasi.

Deg

Sebuah video rekaman CCTV, dan percakapan suara. Yang paling mengejutkan bukan dua file itu, tetapi ialah isi di dalam video juga rekaman suara tersebut. Jujur saja, hal ini benar-benar mencengangkan. Bagaimana bisa mereka melakukan semua ini?

"Bara, ini apa benar seperti ini? Maksudnya kenapa bisa mereka melakukan hal seperti ini? Menjebak mas Adam untuk meraih keuntungannya sendiri?"

"Aku juga baru bisa mendapatkan buktinya pagi ini Ra. Aku juga sama kagetnya, ternyata Adam memang tidak bersalah."

Hikss

"Kenapa tidak dari awal kita tahu hal semacam ini? Hiks." Tanpa dapat dicegah, isakan itu kembali hadir dan menyadarkan ia akan ketidakpercayaannya kepada suaminya tersebut.

"Sebelum terlambat segeralah batalkan pernikahan mereka, Clara."

Ia mengangguk. Tidak ada salahnya membatalkan pernikahan mereka. Toh Adam melangsungkan pernikahan ini juga karena tekanan dari semua pihak, bukan karena keinginannya. Meskipun ragu, apakah acara telah dimulai atau belum?

Segera ia cari kontak Adam. Ia harus bisa menghubunginya dan mengungkapkan semua kebohongan ini. Jangan sampai semuanya terlambat dan membuat mereka menikmati kemenangan ini.

Tut tut tut

Namun, 3 kali panggilannya tidak juga diangkat oleh laki-laki itu. Apa jangan-jangan ijab kabulnya sudah dimulai? Apa aku sudah benar-benar terlambat? Pikiran ini mendadak kacau begitu saja.

"Lebih baik aku pergi saja ke rumah papa. Jika memang aku terlambat, setidaknya masih ada waktu untuk membongkar kebusukan ibu dan anak itu."

Bergegas ia ambil dompet dan kunci mobil. Tanpa membalas sapaan dari para pelayan dan pengawal, segera ia jalankan mobil meninggalkan kediaman. Pikirannya saat ini, hanyalah bagaimana agar cepat sampai di tempat itu. Tanpa lagi memikirkan keselamatan sendiri karena melajukan mobil dengan kecepatan yang tinggi.

"Semoga semuanya belum terlambat," gumamnya.

©©©©©©©

Mobil itu melaju dengan kencang. Menyalip mobil-mobil lainnya setelah terbebas dari kemacetan. Membelah jalanan yang kini terasa lenggang.

Sesekali menatap jam yang melingkar di pergelangan tangan. Perasaannya kacau, entah mengapa kini rasa gugup dan takut itu hadir begitu saja. Tepat ketika di belokan, Clara membulatkan matanya ketika sebuah truk yang tampak oleng tengah melaju dari arah berlawanan.

Brak

Tanpa dapat dihindari, tabrakan itu pun terjadi. Truk yang terguling ke jurang, dan mobil Clara yang menabrak pohon. Tidak ada yang baik-baik saja karena kecelakaan ini.

©©©©©©©

Suasana di mansion Raharja tampak ramai oleh keluarga besar, rekan bisnis, dan kerabat dari keluarga Raharja dan Fahreza. Menantikan berlangsungnya acara ijab kabul antara Adam dan Rania. Meskipun beberapa dari mereka juga tampak menyayangkan keputusan kedua keluarga yang sangat mendadak tersebut.

"Dam, persiapkan diri kamu. Meskipun berat, tapi kamu harus bisa menjalani ini dengan baik. Jadilah suami yang bijak dan adil. Papi harap, rumah tangga kalian selalu diberi kebahagiaan." Papi Dimas berdiri di sebelah Adam, dan menepuk bahu putranya tersebut.

"Akan aku usahakan Pi." Dimas tersenyum. Dari semua orang di keluarga mereka, dialah yang paling lantang menolak adanya pernikahan ini. Bagaimana pun juga, ia paham dengan perasaan menantunya–Clara. Namun, apa boleh buat? Dalam masalah ini nama baik keluarga juga dipertaruhkan.

"Pi, Adam. Acara akan segera dimulai. Ayo sayang." Mami Reni segera menuntun Adam dan membawanya untuk duduk di depan penghulu. Tidak lama kemudian, datanglah Rania dengan balutan kebaya yang begitu cantik. Ia tersenyum dan segera duduk di sebelah Adam.

"Apakah acaranya bisa kita mulai?" tanya penghulu.

"Bisa," jawab mereka secara serentak.

Penghulu itu mulai menjulurkan tangannya yang langsung ditangkap oleh Adam dengan ragu. Ada rasa sakit yang laki-laki itu rasakan saat ini. Namun, dia tidak akan pernah bisa menolak, demi nama baik keluarganya.

"Maaf semuanya." Namun, kedatangan asisten pribadi Adam yang tiba-tiba mendekat, membuat mereka bertanya-tanya.

Terlebih laki-laki itu segera mendekat ke arah Adam, yang telah melepaskan tangannya dari penghulu. Rio, dia membisikkan sesuatu yang langsung membuat wajah Adam mendadak pucat. Laki-laki yang akan melangsungkan ijab kabul itu segera meninggalkan kediaman Raharja dengan tergesa, mengabaikan teriakan semua orang karena perbuatannya.

"Rio, ada apa? Apa yang kamu katakan kepada Adam?" tanya Reni.

"Maaf Bu, saya baru saja mendapat kabar jika nyonya Clara mengalami kecelakaan dan sekarang masih berada di IGD." Semuanya terkejut, terlebih Dimas yang kini tengah mengusap wajahnya dengan kasar.

"Sekarang, kamu ikut saya ke Rumah sakit," perintah Dimas, kepada asisten putranya itu.

"Pi, yang benar aja. Kamu tidak lihat sekarang kita ada di mana? Bagaimana bisa Papi ingin meninggalkan calon menantu kita begitu saja?"

"Di saat seperti ini kamu masih saja memikirkan pernikahan ini? Kamu tidak memikirkan kondisi menantu kita? Baik, jika Mami masih mau di sini, silahkan. Papi akan tetap pergi ke Rumah sakit. Keadaan Clara saat ini jauh lebih penting." Setelahnya, Dimas segera meninggalkan kediaman Raharja bersama dengan Rio, juga asisten pria paruh baya itu–Jodi.

"Sepertinya pernikahan Rania dan Adam tidak bisa lagi dilanjutkan. Maaf ya mbak Reni, kalau seperti ini kita juga ingin pamit," ucap salah satu kerabat Reni.

Belum sempat ia bereaksi apa-apa, tetapi satu persatu dari mereka mulai meninggalkan kediaman Raharja. Mau itu tamu dari pihak Fahreza ataupun dari pihak Raharja merasa enggan untuk berlama-lama di tempat ini. Karena mereka berkeyakinan, setelah sang pengantin pria yang meninggalkan acara ijab kabul, otomatis pernikahan ini gagal dilaksanakan.

Kepergian semua orang, membuat Rania tiba-tiba menangis. Impiannya dan pengorbanan yang ia lakukan selama ini, hancur begitu saja, dan ini semua gara-gara Clara. Perempuan itu benar-benar telah menjadi musuh terbesarnya.

"Rania sudah ya sayang. Jangan menangis seperti ini. Ingat, ada janin di dalam perut kamu yang harus dijaga," ucap Vina yang kini tengah memeluk putrinya.

"Kenapa selalu Clara yang unggul Ma? Bahkan, dia juga telah menghancurkan masa depanku. Andaikan kecelakaan itu tidak terjadi, maka pernikahanku dengan mas Adam akan terus berjalan. Lalu, bagaimana nasib bayi yang aku kandung ini?"

Related chapters

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   3) Tersesat dan Sebuah Fakta

    Tempat ini cukup aneh untuk dilihat. Sebuah hamparan rumput hijau, dan langit putih yang tak berujung. Entah, ada di mana ia saat ini. "Aku di mana? Tempat ini terlihat begitu asing. Bukankah tadi aku mengalami kecelakaan, lalu kenapa sekarang justru berada di sini?" Sepanjang jalan melangkah, tidak ada ujung yang kutemui. Semuanya tampak hanya dilingkupi oleh 2 warna, yaitu hijau dan putih. Seperti tempat asing dan tidak ada tanda-tanda adanya kehidupan. ArghhhMataku menyipit dan refleks tangan ini melindungi wajah dari sebuah cahaya yang tiba-tiba hadir. Gerakannya yang berputar dan membentuk abstrak, seolah ingin memperlihatkan sesuatu. Dia, cukup besar dan menyilaukan. "Cahaya apa itu?" Namun, setelahnya aku cukup terperangah, mendapati apa yang kulihat di depan sana. Sebuah bayangan tentang kejadian yang tidak pernah aku tahu. Apakah ini benar-benar nyata? Mas Adam yang meninggalkan pernikahan, bahkan sebelum ijab kabul, ketika mendengar kabar aku kecelakaan. Batalnya pern

    Last Updated : 2024-06-20
  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   4) Lembaran Baru

    Mas Adam dan Rania telah bersahabat sejak kecil. Namun, mereka juga harus berpisah karena keluarga Fahreza yang harus pindah ke Singapura. Hingga, mereka kembali dipertemukan sekitar 10 bulan yang lalu. Setelah aku dan mas Adam dijodohkan. Selama ini aku anggap semuanya baik-baik saja. Mas Adam yang selalu ramah dan baik pada semua orang, ternyata membuat Rania salah paham. Dia, menaruh rasa yang lebih kepada suamiku. Bahkan, perempuan itu berani menjebak mas Adam, hanya demi memenuhi ambisinya. Jika sekarang adalah 1 minggu setelah pernikahan kami, berarti masih ada banyak waktu untuk memperbaiki semuanya. Meskipun kami menikah karena perjodohan, tetapi mas Adam tidak pernah mengkhianati pernikahan kami. Maka, aku juga tidak akan membiarkan mas Adam menghadapi masalah ini sendirian ke depannya. "Kenapa?" tanya mas Adam yang baru saja tiba. Dia juga membawa segelas air minum dan kotak obat P3K. "Bukan apa-apa." Setelahnya tidak ada lagi yang berbicara. Aku yang sibuk dengan pemiki

    Last Updated : 2024-06-20
  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   5) Calon Pewaris

    Pesan yang dikirim oleh Rania, diam-diam membuatku tersenyum sinis. Jika itu dulu, mungkin aku akan langsung mengiyakan permintaannya, tanpa mengindahkan perasaan kecewa mas Adam yang merasa tidak dihargai. Karena dulu, aku begitu menyayangi adik tiriku itu. Sehingga, apa pun yang ia inginkan, pasti akan selalu aku kabulkan. Namun, itu semua akan berbeda mulai saat ini. Rania, bukanlah lagi prioritasku, atau tidak semua perkataannya harus aku turuti begitu saja. Karena, aku yakin, setiap permintaannya hanyalah sebuah rencana yang ia buat untuk kehancuran rumah tanggaku dengan mas Adam. AndaMaaf Dek, Mbak sudah terlanjur janji untuk pergi dengan mas Adam. Oke, tinggal kirim! "Kenapa? Ada masalah?" pertanyaan mas Adam yang tiba-tiba membuat aku sadar, jika saat ini kami masih berada di meja makan. "Ehh, enggak kok Mas. Ini aku cuma balas pesan Rania aja. Tiba-tiba dia ngajak pergi bareng ke ulang tahun perusahaan papaa, besok lusa." Mas Adam terlihat mengernyitkan dahinya. "Pergi

    Last Updated : 2024-06-20
  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   6) Dua Sisi Tarik Menarik

    "Clara? Ini sungguh kamu, Nak?" Begitu langkah kakinya memasuki ruangan, pertanyaan itulah yang pertama kali ia dengar. Namun, yang terjadi selanjutnya justru hanyalah keheningan. Keduanya sama-sama sibuk dengan pemikiran masing-masing. "Tidak biasanya kamu ingin berkunjung ke perusahaan papa.""Sebagai calon pewaris perusahaan, apakah aku salah jika berkunjung ke perusahaan papaku sendiri?" tanyanya. Clara sendiri segera melangkahkan kakinya, dan duduk di sofa yang berada di ruangan tersebut. "Calon pewaris? Apa maksudnya?" tanya Prasetyo. Ia juga ikut melangkah mendekati putri pertamanya tersebut. "Apa maksudnya? Apakah Papa lupa, jika aku adalah satu-satunya putri keluarga Raharja?"Prasetyo diam, tetapi pikirannya bercabang ke mana-mana. "Clara, tetapi situasi sekarang berbeda. Papa juga mempunyai anak lain, yaitu Rania. Kalian berdua sama-sama putri papa. Untuk saat ini papa tidak bisa menentukan siapa pewaris perusahaan yang sah.""Papa bercanda?" tanyanya, dan terlihat beg

    Last Updated : 2024-07-05
  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   7) Perempuan Bermuka Dua

    "Kenapa? Katakanlah apa yang ingin kamu katakan." Setelahnya terlihat Rania yang justru menghela napas, dan memainkan jarinya di atas meja. "Sebenarnya," ucapnya dengan ragu, kemudian ia kembali berkata, "kak Clara, tidak sebaik yang orang-orang lihat.""Maksud kamu?""2 tahun mama menikah dengan papa, tetapi sikap kak Clara denganku tidak begitu baik, Tante. Ketika kami hanya berdua, kakak selalu bersikap semena-mena. Namun, jika ada Papa, dia akan berubah menjadi orang yang seolah tidak peduli dengan keluarganya. Jadi, papa selalu beranggapan, meskipun kami tidak akur dengan kak Clara, tetapi tidak ada diantara kami yang terluka. Namun, semuanya padahal tidak seperti itu." Mengalir lah cerita demi cerita yang diungkapkan Rania di hadapan Rena. "Dia bahkan selalu unggul dalam segala hal. Cantik, cerdas, memiliki relasi yang luas, diterima di pergaulan manapun, dielu-elukan karena jiwa sosialnya yang tinggi, dan baru saja menyelesaikan pendidikan S2, setelah itu langsung menikah den

    Last Updated : 2024-07-06
  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   8) Hubungan yang Dipublikasikan

    Malam ini Clara dan Adam tengah bersiap untuk menghadiri acara Anniversary Raharja Group. Keduanya tampil senada dengan pakaian berwarna biru malam. Sangat serasi, dengan gaun Clara yang menjuntai dan terlihat elegan untuknya. Di kehidupan dulu, jangankan memakai pakaian senada seperti ini. Dia saja saat itu justru disibukkan mempersiapkan diri dengan Rania, dan menolak memakai gaun pemberian Adam. Namun, semua itu tentu akan berbeda dengan malam ini. "Sangat cantik," ucap Adam, yang telah berada di belakang Clara. Ia yang sebelumnya tengah menyemprotkan parfum ke badannya, kini berbalik dan menghadap ke arah Adam. "Suamiku ini juga sangat tampan," ucap Clara. Tangannya ia ulurkan untuk merapikan jas yang dikenakan Adam. "Kita berangkat sekarang ya, takut nanti telat." Clara mengangguk. Segera ia mengambil tas kecil yang telah disiapkannya di atas meja rias sedari tadi. ©©©©©©©Hotel Raharja, yang merupakan salah satu hotel binta

    Last Updated : 2024-07-08
  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   9) Merusak Reputasi

    "Gue pikir, selamanya kalian akan tetap menyembunyikan status pernikahan ini." Clara dan Adam saling pandang dan tersenyum bersamaan mendengar perkataan Reno. "Mana mungkin lah. Takut aja kalau publik belum tahu dia nikah, jadi banyak pelakor yang deketin mas Adam.""Ckck posesif banget," celetuk Claudia. "Bukan posesif Clau, tapi mengamankan seseorang yang udah jadi milik kita. Lebih tepatnya menjaga dengan baik. Iya kan Mas?" Clara menatap Adam, dan dibalas dengan elusan di rambutnya. "Iya, kamu benar.""Wah, apa ini? Seorang Adam Fahreza yang biasanya mau menang sendiri, malah kelihatan bucin banget?" Dimas menatap aneh pasangan pengantin baru tersebut. "Bagus dong bucin sama pasangan sendiri," ucap Jesica yang sedari tadi asik memegang tabletnya. "Lo di pesta kayak gini, masih aja ya fokus ke kerjaan." Claudia merasa gemas sendiri dengan tingkah sahabatnya itu. "Ya mau gimana lagi Clau. Gue juga enggak

    Last Updated : 2024-07-15
  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   10) Balas Dendam yang Cantik

    "Gimana? Boleh kan?" tanya Clara lagi. "Jus stroberi juga termasuk salah satu minuman kesukaan Lo kan? Gue ingat 4 bulan yang lalu Lo bilang, setelah beranjak dewasa entah kenapa jadi suka banget sama jus stroberi, bahkan minuman yang lain terasa biasa aja." Kini giliran Adam yang berucap. Hal ini tentu membuat mereka memfokuskan pandangan ke arah Rania. "Duh, Rania pasti dengan senang hati memberikan minumannya untuk Clara. Iya kan sayang?" Mama Vina berucap dan menyenggol lengan Rania yang berada di sebelahnya. "I-iya Ma. Ini Kak, kita tukaran minuman aja," jawabnya dengan tersenyum manis, meskipun karena terpaksa. "Terima kasih Rania." Dengan senang hati Clara mengambil gelas yang diberikan Rania, dan menggantinya dengan gelas miliknya yang ia berikan kepada gadis itu. Dengan gerakan anggun, Clara meminun jus jeruk miliknya. Adam yang melihat itu justru hanya tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya dengan perlahan. Merasa lucu

    Last Updated : 2024-07-16

Latest chapter

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   25) Rasa Iri

    Setelah membereskan barang bawaannya, Adam segera memeluk pinggang Clara dari arah belakang. Menumpukan dagunya di pundak sang istri. Ada rasa nyaman, yang baru ia rasakan saat bermanja dengan istrinya. Salah satu hal favorit yang baru ia dapatkan setelah menikah dengan Clara. "Kenapa?" Clara menggenggam telapak tangan sang suami yang melingkar di perutnya. Kini, posisi keduanya tengah berdiri di balkon kamar yang menghadap langsung ke arah laut. "Aku, kangan banget sama kamu," gumamnya dengan pelan, tetapi masih bisa didengar oleh Clara. Perempuan itu tersenyum kecil, dan segera membalikkan badannya. Menangkup kedua sisi wajah sang suami yang entah kenapa semakin hari terlihat semakin tampan. "Padahal kita tidak pernah berpisah lho. Kenapa masih aja kangen, hmm?""Entahlah, hanya saja rasanya hampa kalau lama-lama enggak lihat kamu." Kembali Adam memeluk Clara dengan erat, yang dibalas oleh Clara berupa elusan lembut di punggung laki-laki itu.

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   24) Liburan

    Adam dan Clara tengah berada di dalam mobil yang akan membawa keduanya menuju ke mansion. Suasana makan malam ini, tidak pernah laki-laki itu perkirakan akan berakhir seperti ini. Entah, apa yang dipikirkan oleh maminya tersebut. Sebagai lelaki dewasa, tentu ia paham, jika sang mami hendak mendekatkannya kembali dengan Rania. Namun, apakah maminya tidak memikirkan perasaan Clara, juga kenyamanan anaknya sendiri? Apalagi Clara, Adam hanya takut jika istrinya tersebut merasa tidak nyaman. "Sayang, maafkan perilaku mami ya. Mas sama sekali tidak menyangka, jika mami bisa berbicara seperti tadi." Adam yang tengah menyetir, menolehkan kepalanya ke arah Clara. Bisa ia lihat, jika istrinya itu tengah sibuk memandangi jalanan. "Enggak masalah Mas," ucap Clara sembari menoleh ke arah Adam. "Yang penting bagi aku, kamu tidak terpengaruh dengan perkataan mami. Meskipun misalnya mami memiliki niat untuk mendekatkan kamu dengan Rania, aku harap kamu tetap

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   24) Bukan yang Diinginkan

    Para orang tua dan Rania, tentu saja terkejut dengan perkataan Adam. Namun, berbeda dengan para sepupu Adam lainnya Brian, Radit, dan Satya, mereka setuju dengan pernyataan Adam. Karena, Rania bukanlah anggota keluarga mereka. Sedangkan Clara, ia hanya diam, tetapi dibalik diamnya, justru merasa senang dengan perkataan suaminya tersebut. "Kamu apa-apaan sih Adam? Mami yang mengundang Rania ke sini. Karena, dia sudah mami anggap seperti anak sendiri. Lagian, Rania juga sahabat kecil kamu, jauh sebelum kamu mengenal Clara.""Mi? Aku enggak suka ada orang lain yang ikut di acara rutinan keluarga kita. Mami sadar enggak sih? Sedari tadi yang Mami perhatikan hanya Rania. Di sini, menantu Mami itu Clara, bukan Rania," ucapnya dengan tegas. Adam sangat berharap jika maminya bisa menaruh perhatian yang lebih kepada istrinya. "Udahlah Dam. Lagian kalau memang mami kamu lebih sayang dengan Rania, berarti Clara belum bisa menjadi menantu yang diinginkan mami kamu.

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   22) Bukan Keluarga Fahreza

    Siang ini Adam dan ayahnya baru saja selesai bertemu dengan klien dari China. Mereka tampak keluar dari ruang VIP Restoran bersama klien mereka, juga beberapa orang kepercayaan di belakangnya. Saat ini tujuannya ialah kembali ke perusahaan, dan mengerjakan rincian kerja sama sesuai kesepakatan bersama. "Oh iya Dam, hampir aja lupa. Nanti malam ajak Clara ke rumah. Malam ini kita akan kedatangan keluarga besar mama kamu," ucap Dimas ketika mereka telah sampai di parkiran. Sengaja memang, Adam pergi ke tempat ini bersama papinya, dan ia yang bertugas menyetir mobil. Sedangkan asisten mereka berada di mobil satunya lagi. "Kok dadakan Pi?""Sebenarnya udah agak lama papi tahu kalau mereka akan datang. Hanya saja, ternyata mami kamu lupa memberitahu kamu dan Clara.""Mami ini, ada-ada aja. Yaudah, nanti sampai di kantor, Adam akan telpon Clara." Dimas hanya mengangguk, kemudian ia masuk ke dalam mobil. Begitu juga dengan Adam yang langsung mengambil

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   21) Meminta Hak

    "Guys, kapan-kapan kita liburan yuk," ucap Devano yang seolah tengah mengalihkan pembicaraan. "Boleh tuh, mending sekarang kita atur jadwal deh. Kalian kapan ada waktunya?" tanya Claudia.. "Gue dalam minggu-minggu ini kayaknya enggak bisa sih. Soalnya masih ada beberapa sidang sama klien," ucap Jesica. "Gue mulai lusa bakal sibuk sama jadwal operasi. Paling sampai 3 atau 4 hari," jawab Reno. "Kalau gue sendiri, kebetulan jadwal syuting udah selesai, promo lagu juga masih bulan depan. Jadi, kalau untuk sekarang masih ada banyak waktu."Clara yang semula nampak gugup, kini telah berhasil mengendalikan dirinya. Ia sangat berterimakasih kepada Devano dan Claudia yang bisa mengalihkan perhatian. Juga mancairkan suasana yang awalnya terasa canggung. "Kalau misal kita ambil liburan minggu depan, gimana? Kayaknya gue juga bisa sih kalau hari itu.""Lebih ke weekend minggu depan?" tanya Dimas, untuk memastikan. "Bo

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   20) Makan Malam

    "Kamu apa-apaan sih. Mama baru aja mau pergi dengan Rena, ini juga demi kamu. Sekarang, kenapa malah kamu nyuruh mama datang ke sini," ucap Vina saat ia baru saja memasuki ruang VIP di sebuah Restoran yang telah dipesan Rania. "Duduk dulu Ma. Ada hal penting yang harus kita bahas, dan ini enggak bisa ditunda.""Yaudah cepetan. Kamu mau bahas apa?""Rencana kita untuk melemahkan promosi dan citra Resort papa, semuanya gagal total." Satu kalimat yang membuat Vina tertegun. Matanya terbelalak, seolah tidak percaya dengan perkataan putrinya."Gagal total gimana maksud kamu?""Mereka membatalkan kerja sama dengan Vania, juga konsep dari Resort yang diubah keseluruhannya.""Gimana bisa? Padahal sebentar lagi seharusnya Resort sudah selesai kan? Lalu, kenapa mereka membatalkan proyek ini untuk Vania?"Rania menghela napasnya perlahan. Ia mulai menceritakan semuanya kepada sang mama. Berdasarkan penjelasan dari Vania juga seseo

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   19) Batalnya Kerja Sama

    "Apa? Kontrak saya dibatalkan?"Saat ini Vania dan manjernya tengah bertemu dengan dua orang perwakilan dari Raharja Group. Ratih, asisten manajer divisi pemasaran juga salah seorang dari staf divisi keuangan. Karena, setiap kerja sama dengan publik figur atau hal-hal yang berhubungan dengan promosi dan pemasaran, akan melaluinya terlebih dahulu. Tentunya setelah mendapat izin dari manajer. "Kenapa? Bukannya kita sudah sepakat untuk tanda tangan kontrak hari ini?""Sekali lagi kamu mohon maaf Mbak Vania. Namun, ini sudah menjadi keputusan perusahaan. Ada beberapa hal yang kami pertimbangkan kembali, dan keputusannya adalah mengakhiri kerja sama kita.""Enggak bisa gitu dong. Ini namanya tidak profesional. Saya bisa saja memviralkan sikap buruk perusahaan kalian.""Bu Ratih, apa tidak bisa dipertimbangkan lagi? Alasan ini benar-benar tidak masuk akal. Saya rasa Vania cukup kompeten untuk bekerja sama dengan Raharja Group dalam mempromosik

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   18) Bibit Pelakor

    "Yaudah ayo, gue penasaran banget soalnya." Segera Vania dan Rania melangkah mendekati kerumunan itu. "Permisi, tolong beri jalan dong." Tanpa sadar badan Vania terdorong seorang perempuan di sampingnya. Hal itu tentu saja sempat membuat Rania ikut oleng. "Lo kalau jalan lihat-lihat dong. Kalau gue jatuh terus muka gue lecet gimana? Lo mau ganti rugi sama Brand Ambassador yang udah endorse gue!" bentak Vania kepada seseorang itu. Hal ini tentu saja membuat kerumunan seketika hening, dan menjadikan ketiganya pusat perhatian. "Yaelah, Mbak. Namanya juga tempat ramai pasti ada aja yang kedorong. Lebay banget sih. Lagian, situ baru pertama kali minta foto artis ya? Makanya norak banget. Cuma kedorong dikit aja juga.""Lo benar-benar ya! Lo enggak tahu siapa gue?""Udah stop! Bisa enggak, jangan berantem di sini? Gue di sini karena mau menyapa kalian, bukan malah mendengarkan keributan kalian." Mendengar itu, kini semua kembali menatap ke a

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   17) Sifat yang Mirip

    Kembali, mereka terlihat saling pandang, sebelum akhirnya salah satu dari mereka berbicara, "Saya pribadi setuju dengan usul bu Clara. Sebelumnya kita memang teledor dengan tidak memerhatikan setiap sisi dengan detail. Menurut saya, apa yang disampaikan oleh bu Clara, adalah ide yang bagus.""Ya, saya juga setuju.""Saya juga.""Kami juga setuju."Mendengar mereka yang menyetujui pendapatnya, membuat Clara tidak bisa lagi menahan senyum. Akhirnya, rencana yang ia pikiran dari kemarin, bisa diterima dengan baik. Meskipun harus melalui pro dan kontra terlebih dahulu. "Baiklah, terima kasih semuanya. Nanti tim dari Divisi Pemasaran akan membuat ulang konsep pembukaan Resort ini, juga dana tambahan yang harus kita keluarkan. Untuk selanjutnya, saya akan membahas konsep ini bersama pak Roni, dan akan kami informasikan lebih lanjut." Hampir semuanya tampak mengangguk, tanda setuju, kecuali satu orang yang berada di ujung meja. ©©©©©©

DMCA.com Protection Status