Share

3) Tersesat dan Sebuah Fakta

Penulis: Dewi R. Ayu
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-20 22:21:29

Tempat ini cukup aneh untuk dilihat. Sebuah hamparan rumput hijau, dan langit putih yang tak berujung. Entah, ada di mana ia saat ini.

"Aku di mana? Tempat ini terlihat begitu asing. Bukankah tadi aku mengalami kecelakaan, lalu kenapa sekarang justru berada di sini?"

Sepanjang jalan melangkah, tidak ada ujung yang kutemui. Semuanya tampak hanya dilingkupi oleh 2 warna, yaitu hijau dan putih. Seperti tempat asing dan tidak ada tanda-tanda adanya kehidupan.

Arghhh

Mataku menyipit dan refleks tangan ini melindungi wajah dari sebuah cahaya yang tiba-tiba hadir. Gerakannya yang berputar dan membentuk abstrak, seolah ingin memperlihatkan sesuatu. Dia, cukup besar dan menyilaukan.

"Cahaya apa itu?"

Namun, setelahnya aku cukup terperangah, mendapati apa yang kulihat di depan sana. Sebuah bayangan tentang kejadian yang tidak pernah aku tahu. Apakah ini benar-benar nyata?

Mas Adam yang meninggalkan pernikahan, bahkan sebelum ijab kabul, ketika mendengar kabar aku kecelakaan. Batalnya pernikahan antara mas Adam dan Rania. Juga bagaimana kalutnya laki-laki itu sesampainya di depan ruang IGD.

"Mas Adam, apakah rasa cintamu kepadaku sebesar itu? Maaf, selama ini aku selalu meragukan itu semua."

Rasa sesak itu kembali hadir, ketika melihat mas Adam yang menangis sambil memeluk jenazahku yang tengah terbujur kaku. Tangisan yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Karena yang kutahu, laki-laki pantang untuk menangis, apapun masalah yang ia hadapi.

Namun, hari ini semua tampak berbeda. Sisi rapuh laki-laki yang menjadi suamiku sejak 6 bulan yang lalu itu, akhirnya terlihat juga. Mas Adam yang terlihat dengan sisi rapuhnya.

"Dam, tenangkan diri kamu, Nak. Ikhlaskan kepergian Clara. Papi juga tidak menginginkan ini terjadi, tetapi, kita tidak bisa egois. Biarkan Clara memilih jalan pulang dengan tenang."

Perkataan papi, membuatku tersenyum. Meskipun hanya menantu, tetapi pria paruh baya itu selalu menganggapku seperti putrinya sendiri. Bahkan, dia sering membelaku ketika aku dan mami berselisih.

Namun, yang membuatku tertegun bukanlah itu. Sosok yang baru datang dengan matanya yang sembab. Sosok cinta pertama, juga laki-laki pertama yang memberikan aku luka. Dia, sosok yang selama ini sering aku panggil dengan sebutan papa.

"Ara sayang. Maafkan Papa Nak. Maaf, Papa telah gagal menjadi orang tua yang baik untuk kamu. Papa sering berbuat kasar dan melukai hati kamu. Jika kamu ingin menghukum Papa, silahkan Nak. Namun, jangan seperti ini. Jangan tinggalkan Papa seperti ini."

Pria itu menangis dengan air mata yah berusaha dia tahan. Apa aku tidak salah dengar? Papa menyayangiku, tetapi kenapa dia tidak pernah bersikap baik kepadaku. Papa, bahkan jauh lebih sayang kepada Rania yang merupakan anak tirinya, dibanding aku, anaknya sendiri.

"Kamu begitu mirip dengan mamamu. Rasa benci papa terhadap pengkhianatan mamamu, yang membuat papa gelap mata. Setiap melihatmu, papa selalu teringat dengan mamamu. Maafkan papa Nak, papa benar-benar menyesal."

"Jadi, papa melakukan ini karena rasa bencinya kepada mama? Kenapa mendengar ini justru terdengar lebih menyakitkan," lirihku.

***

"Apa lagi yang terjadi?" tanyaku, yang tentu saja tidak akan ada yang menjawab.

Cahaya itu tiba-tiba buram. Warna terang yang perlahan redup, hingga memunculkan kabut hitam, sebelum menghilang. Menyisakan asap yang kemudian hilang terbawa angin.

"Kenapa rasanya sangat sesak? Mas Adam, papi, dan papa, mereka adalah orang-orang yang sangat menyayangiku dengan tulus."

"Tuhan, jika aku diberi kesempatan. Tolong izinkan aku kembali bersama dengan mereka di kehidupan yang akan datang. Izinkan aku berkumpul dengan orang-orang yang menyayangiku."

Hiks

Tanpa terasa air mata ini kembali menetes. Seolah menyalurkan rasa sesak yang begitu menghimpit. Mengeluarkan segala amarah dan emosi yang tertahan.

"Apa yang terjadi?"

Tiba-tiba badan ini seolah kaku untuk digerakkan. Seolah ada sebuah magnet yang menarikku dari arah belakang. Susah payah mempertahankan posisi ini, tetapi tidak juga berhasil. Badan ini tiba-tiba terhempas laksana sebuah angin yang terbang entah ke mana.

Arghhh

©©©©©©©

Brukk

"Aduhh."

Kamar yang cukup luas dengan barang-barang yang tidak asing. Kamar yang begitu familier dan menjadi ruangan pribadi setelah aku menikah dengan mas Adam. Kuputuskan duduk di lantai dengan memegang pelipis yang benjol, setelah jatuh dari ranjang.

"Kok aku ada di sini sih?"

"Clara?"

Suara mas Adam seketika membuatku menoleh. Dia, menatapku heran, mungkin merasa aneh dengan kondisiku saat ini . Namun, kenapa dia tetap diam saja di atas tempat tidur itu? Tidak kah dia khawatir dan menghampiriku?

"Ra? Kamu belum nyaman juga tidur sama aku, makanya milih tidur di bawah?" Mas Adam terlihat menghela napasnya, sebelum laki-laki itu memilih turun dan menghampiriku.

"Meskipun pernikahan kita masih berjalan 1 minggu, dan kita menikah juga karena perjodohan, tapi tolong jangan seperti ini ya? Aku memiliki tanggung jawab untuk membahagiakan kamu."

"Hah?"

"1 minggu? Bukannya kami menikah sudah 6 bulan? Kenapa masih 1 minggu?" tanyaku dalam hati.

"Kenapa? Ada yang mau kamu bicarakan?"

"Enggak, tapi kok Mas ada di sini?"

Raut wajah mas Adam seketika berubah. Mungkin dia bingung dengan pertanyannku, tapi aku juga lebih bingung dengan situasi saat ini. Kenapa aku bisa berada di sini, dan mas Adam juga kenapa bisa di sini?

"Maksudnya apa sih?" Aku hanya menggelengkan kepala.

"Mas ikut meninggal juga ya?"

"Sembarangan," ucap mas Adam dengan tangan yang menyentil keningku. Hal itu tentu saja membuatku kesal.

"Bangun Clara, jangan mimpi terus. Sejak kapan aku meninggal? Kamu do'ain mas meninggal gitu?"

"Hah? Jadi Mas Adam belum meninggal dan masih hidup? Aku pikir setelah aku pergi, mas juga ikut pergi. Makanya kita di sini."

"Yaampun, Clara. Mending kamu cuci muka dulu sana. Mas ambilkan air dan obat buat jidat kamu yang benjol ini."

Setelahnya mas Adam segera meninggalkan kamar. Aku yang masih bingung, tetap harus mengikuti perintahnya. Menuju kamar mandi dan membasuh wajah di wastafel. Ada banyak pertanyaan yang kini bersarang.

Tanpa menunggu waktu lama, segera kulangkahkan kembali kaki ini menuju kamar. Ada sesuatu yang harus aku pastikan saat itu juga. Kami yang belum meninggal, dan pernikahan yang baru berjalan selama 1 minggu.

"Apa mungkin tebakanku ini benar? Tapi, masa sih hal seperti ini benar-benar ada?"

Dengan langkah pelan, kuambil ponselku di atas nakas dekat ranjang. Membuka lockscreen dan saat itu juga mata ini membulat sempurna. Terkejut? Sudah pasti iya. Namun, masih ada banyak hal yang harus lebih dulu aku pastikan.

Segera aku buka beberapa aplikasi, seperti ruang chat, galeri, dan media sosial. Namun, semuanya juga tampak sama. Belum ada posting yang aku upload beberapa waktu sebelum kejadian tragis itu terjadi.

"Jadi, ini benar-benar nyata? Aku benar-benar mengulang waktu?"

Bab terkait

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   4) Lembaran Baru

    Mas Adam dan Rania telah bersahabat sejak kecil. Namun, mereka juga harus berpisah karena keluarga Fahreza yang harus pindah ke Singapura. Hingga, mereka kembali dipertemukan sekitar 10 bulan yang lalu. Setelah aku dan mas Adam dijodohkan. Selama ini aku anggap semuanya baik-baik saja. Mas Adam yang selalu ramah dan baik pada semua orang, ternyata membuat Rania salah paham. Dia, menaruh rasa yang lebih kepada suamiku. Bahkan, perempuan itu berani menjebak mas Adam, hanya demi memenuhi ambisinya. Jika sekarang adalah 1 minggu setelah pernikahan kami, berarti masih ada banyak waktu untuk memperbaiki semuanya. Meskipun kami menikah karena perjodohan, tetapi mas Adam tidak pernah mengkhianati pernikahan kami. Maka, aku juga tidak akan membiarkan mas Adam menghadapi masalah ini sendirian ke depannya. "Kenapa?" tanya mas Adam yang baru saja tiba. Dia juga membawa segelas air minum dan kotak obat P3K. "Bukan apa-apa." Setelahnya tidak ada lagi yang berbicara. Aku yang sibuk dengan pemiki

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   5) Calon Pewaris

    Pesan yang dikirim oleh Rania, diam-diam membuatku tersenyum sinis. Jika itu dulu, mungkin aku akan langsung mengiyakan permintaannya, tanpa mengindahkan perasaan kecewa mas Adam yang merasa tidak dihargai. Karena dulu, aku begitu menyayangi adik tiriku itu. Sehingga, apa pun yang ia inginkan, pasti akan selalu aku kabulkan. Namun, itu semua akan berbeda mulai saat ini. Rania, bukanlah lagi prioritasku, atau tidak semua perkataannya harus aku turuti begitu saja. Karena, aku yakin, setiap permintaannya hanyalah sebuah rencana yang ia buat untuk kehancuran rumah tanggaku dengan mas Adam. AndaMaaf Dek, Mbak sudah terlanjur janji untuk pergi dengan mas Adam. Oke, tinggal kirim! "Kenapa? Ada masalah?" pertanyaan mas Adam yang tiba-tiba membuat aku sadar, jika saat ini kami masih berada di meja makan. "Ehh, enggak kok Mas. Ini aku cuma balas pesan Rania aja. Tiba-tiba dia ngajak pergi bareng ke ulang tahun perusahaan papaa, besok lusa." Mas Adam terlihat mengernyitkan dahinya. "Pergi

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-20
  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   6) Dua Sisi Tarik Menarik

    "Clara? Ini sungguh kamu, Nak?" Begitu langkah kakinya memasuki ruangan, pertanyaan itulah yang pertama kali ia dengar. Namun, yang terjadi selanjutnya justru hanyalah keheningan. Keduanya sama-sama sibuk dengan pemikiran masing-masing. "Tidak biasanya kamu ingin berkunjung ke perusahaan papa.""Sebagai calon pewaris perusahaan, apakah aku salah jika berkunjung ke perusahaan papaku sendiri?" tanyanya. Clara sendiri segera melangkahkan kakinya, dan duduk di sofa yang berada di ruangan tersebut. "Calon pewaris? Apa maksudnya?" tanya Prasetyo. Ia juga ikut melangkah mendekati putri pertamanya tersebut. "Apa maksudnya? Apakah Papa lupa, jika aku adalah satu-satunya putri keluarga Raharja?"Prasetyo diam, tetapi pikirannya bercabang ke mana-mana. "Clara, tetapi situasi sekarang berbeda. Papa juga mempunyai anak lain, yaitu Rania. Kalian berdua sama-sama putri papa. Untuk saat ini papa tidak bisa menentukan siapa pewaris perusahaan yang sah.""Papa bercanda?" tanyanya, dan terlihat beg

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05
  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   7) Perempuan Bermuka Dua

    "Kenapa? Katakanlah apa yang ingin kamu katakan." Setelahnya terlihat Rania yang justru menghela napas, dan memainkan jarinya di atas meja. "Sebenarnya," ucapnya dengan ragu, kemudian ia kembali berkata, "kak Clara, tidak sebaik yang orang-orang lihat.""Maksud kamu?""2 tahun mama menikah dengan papa, tetapi sikap kak Clara denganku tidak begitu baik, Tante. Ketika kami hanya berdua, kakak selalu bersikap semena-mena. Namun, jika ada Papa, dia akan berubah menjadi orang yang seolah tidak peduli dengan keluarganya. Jadi, papa selalu beranggapan, meskipun kami tidak akur dengan kak Clara, tetapi tidak ada diantara kami yang terluka. Namun, semuanya padahal tidak seperti itu." Mengalir lah cerita demi cerita yang diungkapkan Rania di hadapan Rena. "Dia bahkan selalu unggul dalam segala hal. Cantik, cerdas, memiliki relasi yang luas, diterima di pergaulan manapun, dielu-elukan karena jiwa sosialnya yang tinggi, dan baru saja menyelesaikan pendidikan S2, setelah itu langsung menikah den

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   8) Hubungan yang Dipublikasikan

    Malam ini Clara dan Adam tengah bersiap untuk menghadiri acara Anniversary Raharja Group. Keduanya tampil senada dengan pakaian berwarna biru malam. Sangat serasi, dengan gaun Clara yang menjuntai dan terlihat elegan untuknya. Di kehidupan dulu, jangankan memakai pakaian senada seperti ini. Dia saja saat itu justru disibukkan mempersiapkan diri dengan Rania, dan menolak memakai gaun pemberian Adam. Namun, semua itu tentu akan berbeda dengan malam ini. "Sangat cantik," ucap Adam, yang telah berada di belakang Clara. Ia yang sebelumnya tengah menyemprotkan parfum ke badannya, kini berbalik dan menghadap ke arah Adam. "Suamiku ini juga sangat tampan," ucap Clara. Tangannya ia ulurkan untuk merapikan jas yang dikenakan Adam. "Kita berangkat sekarang ya, takut nanti telat." Clara mengangguk. Segera ia mengambil tas kecil yang telah disiapkannya di atas meja rias sedari tadi. ©©©©©©©Hotel Raharja, yang merupakan salah satu hotel binta

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-08
  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   9) Merusak Reputasi

    "Gue pikir, selamanya kalian akan tetap menyembunyikan status pernikahan ini." Clara dan Adam saling pandang dan tersenyum bersamaan mendengar perkataan Reno. "Mana mungkin lah. Takut aja kalau publik belum tahu dia nikah, jadi banyak pelakor yang deketin mas Adam.""Ckck posesif banget," celetuk Claudia. "Bukan posesif Clau, tapi mengamankan seseorang yang udah jadi milik kita. Lebih tepatnya menjaga dengan baik. Iya kan Mas?" Clara menatap Adam, dan dibalas dengan elusan di rambutnya. "Iya, kamu benar.""Wah, apa ini? Seorang Adam Fahreza yang biasanya mau menang sendiri, malah kelihatan bucin banget?" Dimas menatap aneh pasangan pengantin baru tersebut. "Bagus dong bucin sama pasangan sendiri," ucap Jesica yang sedari tadi asik memegang tabletnya. "Lo di pesta kayak gini, masih aja ya fokus ke kerjaan." Claudia merasa gemas sendiri dengan tingkah sahabatnya itu. "Ya mau gimana lagi Clau. Gue juga enggak

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   10) Balas Dendam yang Cantik

    "Gimana? Boleh kan?" tanya Clara lagi. "Jus stroberi juga termasuk salah satu minuman kesukaan Lo kan? Gue ingat 4 bulan yang lalu Lo bilang, setelah beranjak dewasa entah kenapa jadi suka banget sama jus stroberi, bahkan minuman yang lain terasa biasa aja." Kini giliran Adam yang berucap. Hal ini tentu membuat mereka memfokuskan pandangan ke arah Rania. "Duh, Rania pasti dengan senang hati memberikan minumannya untuk Clara. Iya kan sayang?" Mama Vina berucap dan menyenggol lengan Rania yang berada di sebelahnya. "I-iya Ma. Ini Kak, kita tukaran minuman aja," jawabnya dengan tersenyum manis, meskipun karena terpaksa. "Terima kasih Rania." Dengan senang hati Clara mengambil gelas yang diberikan Rania, dan menggantinya dengan gelas miliknya yang ia berikan kepada gadis itu. Dengan gerakan anggun, Clara meminun jus jeruk miliknya. Adam yang melihat itu justru hanya tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya dengan perlahan. Merasa lucu

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16
  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   11) Membalas Hal yang Sama

    BREAKING NEWS"Mengejutkan! Inilah sosok putri kandung Prasetyo Raharja yang Selama Ini Disembunyikan""Cantik, Anggun, dan Berprestasi: Intip Profil Lengkap Clara Queenza Raharja! Putri Pertama Prasetyo Raharja""Pertama Kalinya Muncul di Publik Setelah Menikah, Kemanakah Putri Prasetyo Raharja Selama Ini?""Cantik dan Tampan! Pasangan Clara dan Adam Tengah Ramai Diperbincangkan: Perjodohan Sejak Kecil?""Masih Menjadi Misteri, Penyebab Pernikahan Clara dan Adam Tidak Dipublikasikan!""Telah Menjadi Besan! Keluarga Fahreza dan Raharja Siap menggelar Resepsi Pernikahan Putra dan Putri Mereka"***Clara menutup portal berita di ponselnya. Tersenyum kecil melihat sebagian berita berisi dengan hal-hal positif tentang dirinya. Syukurlah, kejadian buruk dan hujatan di kehidupan lalu tidak lagi terulang di kehidupannya sekarang. "Sibuk banget, kenapa sih?" Adam yang saat ini tengah libur, memilih duduk di samping

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17

Bab terbaru

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   25) Rasa Iri

    Setelah membereskan barang bawaannya, Adam segera memeluk pinggang Clara dari arah belakang. Menumpukan dagunya di pundak sang istri. Ada rasa nyaman, yang baru ia rasakan saat bermanja dengan istrinya. Salah satu hal favorit yang baru ia dapatkan setelah menikah dengan Clara. "Kenapa?" Clara menggenggam telapak tangan sang suami yang melingkar di perutnya. Kini, posisi keduanya tengah berdiri di balkon kamar yang menghadap langsung ke arah laut. "Aku, kangan banget sama kamu," gumamnya dengan pelan, tetapi masih bisa didengar oleh Clara. Perempuan itu tersenyum kecil, dan segera membalikkan badannya. Menangkup kedua sisi wajah sang suami yang entah kenapa semakin hari terlihat semakin tampan. "Padahal kita tidak pernah berpisah lho. Kenapa masih aja kangen, hmm?""Entahlah, hanya saja rasanya hampa kalau lama-lama enggak lihat kamu." Kembali Adam memeluk Clara dengan erat, yang dibalas oleh Clara berupa elusan lembut di punggung laki-laki itu.

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   24) Liburan

    Adam dan Clara tengah berada di dalam mobil yang akan membawa keduanya menuju ke mansion. Suasana makan malam ini, tidak pernah laki-laki itu perkirakan akan berakhir seperti ini. Entah, apa yang dipikirkan oleh maminya tersebut. Sebagai lelaki dewasa, tentu ia paham, jika sang mami hendak mendekatkannya kembali dengan Rania. Namun, apakah maminya tidak memikirkan perasaan Clara, juga kenyamanan anaknya sendiri? Apalagi Clara, Adam hanya takut jika istrinya tersebut merasa tidak nyaman. "Sayang, maafkan perilaku mami ya. Mas sama sekali tidak menyangka, jika mami bisa berbicara seperti tadi." Adam yang tengah menyetir, menolehkan kepalanya ke arah Clara. Bisa ia lihat, jika istrinya itu tengah sibuk memandangi jalanan. "Enggak masalah Mas," ucap Clara sembari menoleh ke arah Adam. "Yang penting bagi aku, kamu tidak terpengaruh dengan perkataan mami. Meskipun misalnya mami memiliki niat untuk mendekatkan kamu dengan Rania, aku harap kamu tetap

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   24) Bukan yang Diinginkan

    Para orang tua dan Rania, tentu saja terkejut dengan perkataan Adam. Namun, berbeda dengan para sepupu Adam lainnya Brian, Radit, dan Satya, mereka setuju dengan pernyataan Adam. Karena, Rania bukanlah anggota keluarga mereka. Sedangkan Clara, ia hanya diam, tetapi dibalik diamnya, justru merasa senang dengan perkataan suaminya tersebut. "Kamu apa-apaan sih Adam? Mami yang mengundang Rania ke sini. Karena, dia sudah mami anggap seperti anak sendiri. Lagian, Rania juga sahabat kecil kamu, jauh sebelum kamu mengenal Clara.""Mi? Aku enggak suka ada orang lain yang ikut di acara rutinan keluarga kita. Mami sadar enggak sih? Sedari tadi yang Mami perhatikan hanya Rania. Di sini, menantu Mami itu Clara, bukan Rania," ucapnya dengan tegas. Adam sangat berharap jika maminya bisa menaruh perhatian yang lebih kepada istrinya. "Udahlah Dam. Lagian kalau memang mami kamu lebih sayang dengan Rania, berarti Clara belum bisa menjadi menantu yang diinginkan mami kamu.

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   22) Bukan Keluarga Fahreza

    Siang ini Adam dan ayahnya baru saja selesai bertemu dengan klien dari China. Mereka tampak keluar dari ruang VIP Restoran bersama klien mereka, juga beberapa orang kepercayaan di belakangnya. Saat ini tujuannya ialah kembali ke perusahaan, dan mengerjakan rincian kerja sama sesuai kesepakatan bersama. "Oh iya Dam, hampir aja lupa. Nanti malam ajak Clara ke rumah. Malam ini kita akan kedatangan keluarga besar mama kamu," ucap Dimas ketika mereka telah sampai di parkiran. Sengaja memang, Adam pergi ke tempat ini bersama papinya, dan ia yang bertugas menyetir mobil. Sedangkan asisten mereka berada di mobil satunya lagi. "Kok dadakan Pi?""Sebenarnya udah agak lama papi tahu kalau mereka akan datang. Hanya saja, ternyata mami kamu lupa memberitahu kamu dan Clara.""Mami ini, ada-ada aja. Yaudah, nanti sampai di kantor, Adam akan telpon Clara." Dimas hanya mengangguk, kemudian ia masuk ke dalam mobil. Begitu juga dengan Adam yang langsung mengambil

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   21) Meminta Hak

    "Guys, kapan-kapan kita liburan yuk," ucap Devano yang seolah tengah mengalihkan pembicaraan. "Boleh tuh, mending sekarang kita atur jadwal deh. Kalian kapan ada waktunya?" tanya Claudia.. "Gue dalam minggu-minggu ini kayaknya enggak bisa sih. Soalnya masih ada beberapa sidang sama klien," ucap Jesica. "Gue mulai lusa bakal sibuk sama jadwal operasi. Paling sampai 3 atau 4 hari," jawab Reno. "Kalau gue sendiri, kebetulan jadwal syuting udah selesai, promo lagu juga masih bulan depan. Jadi, kalau untuk sekarang masih ada banyak waktu."Clara yang semula nampak gugup, kini telah berhasil mengendalikan dirinya. Ia sangat berterimakasih kepada Devano dan Claudia yang bisa mengalihkan perhatian. Juga mancairkan suasana yang awalnya terasa canggung. "Kalau misal kita ambil liburan minggu depan, gimana? Kayaknya gue juga bisa sih kalau hari itu.""Lebih ke weekend minggu depan?" tanya Dimas, untuk memastikan. "Bo

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   20) Makan Malam

    "Kamu apa-apaan sih. Mama baru aja mau pergi dengan Rena, ini juga demi kamu. Sekarang, kenapa malah kamu nyuruh mama datang ke sini," ucap Vina saat ia baru saja memasuki ruang VIP di sebuah Restoran yang telah dipesan Rania. "Duduk dulu Ma. Ada hal penting yang harus kita bahas, dan ini enggak bisa ditunda.""Yaudah cepetan. Kamu mau bahas apa?""Rencana kita untuk melemahkan promosi dan citra Resort papa, semuanya gagal total." Satu kalimat yang membuat Vina tertegun. Matanya terbelalak, seolah tidak percaya dengan perkataan putrinya."Gagal total gimana maksud kamu?""Mereka membatalkan kerja sama dengan Vania, juga konsep dari Resort yang diubah keseluruhannya.""Gimana bisa? Padahal sebentar lagi seharusnya Resort sudah selesai kan? Lalu, kenapa mereka membatalkan proyek ini untuk Vania?"Rania menghela napasnya perlahan. Ia mulai menceritakan semuanya kepada sang mama. Berdasarkan penjelasan dari Vania juga seseo

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   19) Batalnya Kerja Sama

    "Apa? Kontrak saya dibatalkan?"Saat ini Vania dan manjernya tengah bertemu dengan dua orang perwakilan dari Raharja Group. Ratih, asisten manajer divisi pemasaran juga salah seorang dari staf divisi keuangan. Karena, setiap kerja sama dengan publik figur atau hal-hal yang berhubungan dengan promosi dan pemasaran, akan melaluinya terlebih dahulu. Tentunya setelah mendapat izin dari manajer. "Kenapa? Bukannya kita sudah sepakat untuk tanda tangan kontrak hari ini?""Sekali lagi kamu mohon maaf Mbak Vania. Namun, ini sudah menjadi keputusan perusahaan. Ada beberapa hal yang kami pertimbangkan kembali, dan keputusannya adalah mengakhiri kerja sama kita.""Enggak bisa gitu dong. Ini namanya tidak profesional. Saya bisa saja memviralkan sikap buruk perusahaan kalian.""Bu Ratih, apa tidak bisa dipertimbangkan lagi? Alasan ini benar-benar tidak masuk akal. Saya rasa Vania cukup kompeten untuk bekerja sama dengan Raharja Group dalam mempromosik

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   18) Bibit Pelakor

    "Yaudah ayo, gue penasaran banget soalnya." Segera Vania dan Rania melangkah mendekati kerumunan itu. "Permisi, tolong beri jalan dong." Tanpa sadar badan Vania terdorong seorang perempuan di sampingnya. Hal itu tentu saja sempat membuat Rania ikut oleng. "Lo kalau jalan lihat-lihat dong. Kalau gue jatuh terus muka gue lecet gimana? Lo mau ganti rugi sama Brand Ambassador yang udah endorse gue!" bentak Vania kepada seseorang itu. Hal ini tentu saja membuat kerumunan seketika hening, dan menjadikan ketiganya pusat perhatian. "Yaelah, Mbak. Namanya juga tempat ramai pasti ada aja yang kedorong. Lebay banget sih. Lagian, situ baru pertama kali minta foto artis ya? Makanya norak banget. Cuma kedorong dikit aja juga.""Lo benar-benar ya! Lo enggak tahu siapa gue?""Udah stop! Bisa enggak, jangan berantem di sini? Gue di sini karena mau menyapa kalian, bukan malah mendengarkan keributan kalian." Mendengar itu, kini semua kembali menatap ke a

  • Kembalinya Istri yang Dikhianati   17) Sifat yang Mirip

    Kembali, mereka terlihat saling pandang, sebelum akhirnya salah satu dari mereka berbicara, "Saya pribadi setuju dengan usul bu Clara. Sebelumnya kita memang teledor dengan tidak memerhatikan setiap sisi dengan detail. Menurut saya, apa yang disampaikan oleh bu Clara, adalah ide yang bagus.""Ya, saya juga setuju.""Saya juga.""Kami juga setuju."Mendengar mereka yang menyetujui pendapatnya, membuat Clara tidak bisa lagi menahan senyum. Akhirnya, rencana yang ia pikiran dari kemarin, bisa diterima dengan baik. Meskipun harus melalui pro dan kontra terlebih dahulu. "Baiklah, terima kasih semuanya. Nanti tim dari Divisi Pemasaran akan membuat ulang konsep pembukaan Resort ini, juga dana tambahan yang harus kita keluarkan. Untuk selanjutnya, saya akan membahas konsep ini bersama pak Roni, dan akan kami informasikan lebih lanjut." Hampir semuanya tampak mengangguk, tanda setuju, kecuali satu orang yang berada di ujung meja. ©©©©©©

DMCA.com Protection Status