Pernikahan kami terjadi tanpa cinta, perjodohan yang dibuat mama dan papa menyiksaku selama sekian tahun. Aku masih mencintai kekasihku dan tidak bisa mencintai Kanina sedikitpun selama pernikahan kami berlangsung. Hingga akhir nya Kanina yang tahu aku masih berhubungan dengan Helena, dia berkata. "Mari bercerai." entah kenapa tiba-tiba aku tidak rela.
View MorePernikahan kami terjadi tanpa cinta, perjodohan yang dibuat mama dan papa menyiksaku selama sekian tahun. Aku masih mencintai kekasihku dan tidak bisa mencintai Kanina sedikitpun selama pernikahan kami berlangsung.
Haram bagi ku menyentuh nya selama pernikahan kami, meskipun sebenarnya dia benar-benar sudah jadi istri yang begitu berbakti. Hingga akhir nya satu pagi Kanina yang tahu aku masih berhubungan dengan Helena, dia berkata. "Mari bercerai." entah kenapa tiba-tiba aku tidak rela. ***** Kanina, begitu nama gadis yang kini terlihat sibuk di dapur. Seperti biasa, setiap pagi dia bertugas menyiapkan semua keperluan ku tanpa pernah terdengar mengeluh. Membangunkan aku, menyiapkan pakaian bersih, menyiapkan makana pagi juga kopi, melebarkan senyuman tulus hingga mengantarkan aku ke depan gerbang rumah hanya untuk menunggu ku menghilang di persimpangan setelah berangkat bekerja. Pernikahan 2 tahun yang kami jalani karena perjodohan terus berlanjut dan aku mulai muak dengan drama rumah tangga kami. Sedikitpun aku tidak pernah memperlakukan Kanina layaknya istri, tidak menampilkan senyuman, tidak menampilkan keramahtamahan, tidak pernah mau memahami keinginan nya, bahkan aku tidak peduli saat Kanina sakit sekalipun bahkan mungkin dia mau mati sekalipun. Pernikahan tanpa cinta di antara kami membuat ku merasa berada di tepi jurang paling dalam dan aku benar-benar tersiksa. Seharusnya sejak awal aku menolak tegas pernikahan yang diminta oleh kedua orang tua ku hingga tidak menyisakan rasa sakit di hati ku dan kebencian mendalam pada Kanina sampai akhir. Semua berawal dari kebodohan ayah Kanina, yang menyebabkan kami mau tidak mau menikah. Seperti biasa, aku membuang pandangan ku, mengabaikan Kanina yang telah menyelesaikan seluruh tugas membuatkan sarapan pagi untuk Ku. Kopi di atas meja dan sarapan pagi yang mungkin lezat. Yah mungkin lezat. Nyatanya 2 tahun lebih pernikahan kami dan Kanina menyiapkan semuanya, aku tidak tertarik sekalipun menyentuh nya. Meninggalkan nya begitu saja dan haram bagiku untuk menikmati makanan nya meskipun kopi terkadang terpaksa aku nikmati karena aku penyuka kopi. Dengan gerakan terburu-buru aku meraih sepatu yang ada di dalam lemari, mengabaikan sepatu yang disiapkan Kanina untuk ku, niat ku bergegas pergi menuju ke kantor dan meninggalkan Kanina seorang diri. Biasanya Kanina hanya diam, menatap punggung ku tanpa banyak bicara, tapi pagi ini Kanina tiba-tiba berkata. "Bisa kita bicara sebentar, Will?" Mendengar suara nya yang tidak biasa menyapa di pagi hari membuat aku menghentikan gerakan kaki ku, sambil mengerutkan kening aku membalikkan tubuh. "Ada apa?" Seperti biasa, tanpa keramahtamahan dan sifat hangat aku bicara dan bertanya. Kanina perlahan menyodorkan sesuatu kearah diriku, sebuah map mendominasi berwarna kuning yang isi dalam nya aku tidak tahu. Aku masih mengernyit kening, meraih map itu dengan cepat. "Apa ini?" Tanya ku kemudian. "Mari bercerai, Will." Dan tiba-tiba saja Kanina berkata seperti itu dengan nada tegas sambil mengembang kan senyuman terbaiknya pada ku. Bercerai?. Aku pikir bukan tanpa alasan Kanina meminta untuk bercerai, sepertinya dia mencium sesuatu atau bahkan sebenarnya sudah menyadari tentang sesuatu selama ini. Jika aku sudah kembali berhubungan dengan seseorang di masa lalu. Kekasih yang pergi meniti karir cemerlang nya dimasa kemarin, meninggalkan ku sejenak tanpa status pasti dan kini sudah kembali ke Indonesia dan kembali menarik ku ke dalam hubungan rumit di antara kami. Helena, gadis cantik yang berprofesi sebagai model itu sudah kembali sejak akhir tahun kemarin. Kami diam-diam bertemu, menjalin hubungan kembali dan aku lebih banyak melewati waktu bersama Helena belakangan ini. Meskipun belum diberikan kesempatan menginap tapi aku dan Helena sudah terlalu sering bersama dan seluruh kehidupan ku kembali aku berikan pada Helena. "Kapan kau akan menceraikan dia?" Bulan kemarin Helena pernah bertanya pada ku, ingin kepastian kapan aku akan menceraikan Kanina dan menikahi dirinya. "Aku akan menceraikan Kanina tidak lama lagi, tunggu lah sejenak." Dan aku menjanjikan pada Helena jika aku akan menjatuhkan talak cepat atau lambat. Aku hanya butuh sedikit alasan untuk bisa menceraikan Kanina didepan orang tua ku, tidak mudah sebab sejauh ini tidak ada sedikitpun cela dan alasan ku untuk menceraikan Kanina. Sebab gadis yang menjadi istri ku itu tidak pernah membuat masalah sedikitpun dalam pernikahan kami. Dia begitu tenang, sangat jarang sekali keluar rumah, tidak pernah bergaul dengan teman-teman nya secara berlebihan. Tidak menghabiskan uang ku, tidak memiliki sedikitpun affair di belakang ku, jika ingin keluar kecuali ke pasar maka dia pergi sekedar membeli pakaian bersama mama atau adik perempuan ku. Jika dia punya janji reuni sekolah atau kuliah dia akan minta izin dengan ku lebih dulu dan membiarkan adik perempuan ku atau aku yang mengantar nya. Haram bagi ku mengantarkan nya, satu-satunya orang yang aku minta mengantar nya hanya adik ku, Nadya. Ditengah kesulitan ku mencari alasan untuk menceraikan Kanina, pagi ini ucapan nya cukup membuat ku terkejut. "Mari bercerai, Will." Gadis itu bicara sambil mengembangkan senyuman terindah nya, menatap hangat diriku sambil mendekati diriku. Perlahan dia menyentuh kerah pakaian ku, membenahi dasi yang rupanya tidak terpasang dengan sempurna di kerah pakaian ku. "2 tahun cukup untuk kita, aku pikir ini saat nya kamu bebas melangkah, kau pantas untuk bahagia." Kanina bicara pelan, tidak aku dengar getaran dari ucapan nya. Begitu tenang dia bicara, membenahi dasi ku dengan gerakan hati-hati. Biasanya aku marah tiap kali dia ingin menyentuh ku atau membantu membenahi dasi ku, tapi pagi ini aku membeku, menatap wajah gadis dihadapan ku yang bicara begitu lembut dan tenang persis seperti mama ku. Tidak menampilkan sedikitpun emosinya, membuat aku tidak bisa membaca isi hati dan pikiran nya. Dia berkata tentang kebahagiaan ku dan kebebasan yang sudah hilang lebih dari dua tahun ini. "Kamu cukup menandatangani nya, tidak perlu datang saat sidang, kamu cukup menyerahkan semuanya pada pengacara mu," lagi Kanina bicara, dia sudah selesai membenahi dasi ku. Perlahan gadis itu menepuk-nepuk lembut dada ku, seolah-olah membersihkan sesuatu di sana. "Aku tidak akan minta harta gono-gini, kamu tidak perlu khawatir." Lagi Kanina bicara, kali ini dia memundurkan langkahnya, menjauhi ku masih sambil mengembangkan senyuman terbaiknya. "Kau terlihat sempurna, Will." Dan setelah berkata begitu, Kanina membalikkan tubuhnya, meninggalkan ku yang membeku tanpa jawaban sejak tadi.Demi Allah aku bingung dengan keadaan dimana saat ini aku menyadari jika aku berada di dalam kamar yang jelas tidak asing, tidak lain adalah kamar ku sendiri.Aku mencoba menyentuh kening ku untuk beberapa waktu, berusaha menyadarkan diri đź’Ż % saat ini, berpikir apakah aku bermimpi atau aku benar-benar terjaga dari mimpi.Suara alarm dari handphone ku memecah keadaan, aku masih mengukung tubuh Kanina dimana handphone ku tergeletak tepat di atas kepala Kanina. Layar handphone ku mengeluarkan warna, ada tanggal yang tertera di sana. Seketika aku membulatkan bola mata ku, menatap tanggal yang tertera di sana. Senin, 1minggu lebih sebelum Kanina berkata mari bercerai, Will.Seketika aku menatap wajah Kanina, mengabaikan gawai yang mengeluarkan suara pengingat waktu jika ada rapat penting yang harus aku hadiri.Wajah Kanina terlihat panik dan memerah, dia ketakutan melihat tatapan ku saat ini."Aku tidak bermaksud lebih, aku mencoba membangunkan mu tapi...." Aku masih mencerna keadaan sa
Pov author."Tidak kah kamu ingin memberikan aku sedikit saja kesempatan kedua?" Sebuah tanya melesat dibalik bibir William, hari sebelum nya saat pernikahan Kanina akan berjalan dalam hitungan detik kemudian. Dia kembali mencoba menyakinkan Kanina.Tatapan mata Kanina yang hangat dan lembut terlihat menatap William untuk beberapa waktu, tidak tersimpan sedikit pun dendam atau kemarahan disana. Seperti biasa Kanina menatap nya hangat dan penuh cinta, memandangi wajahnya dengan tatapan berkaca-kaca, meskipun di abaikan William berkali-kali nyatanya tidak membuat Kanina mengubah sifat nya. Gadis itu begitu hangat, memperlakukan William seperti suami sesungguhnya, tidak terbesit sedikitpun keinginan di hati Kanina untuk mengkhianati William atau mendustai nya. Meskipun bertahun-tahun menjalankan pernikahan tanpa cinta dari William, Kanina selalu berlaku layak nya istri Solehah yang sungguh begitu pantas untuk diperjuangkan oleh laki-laki tersebut dikemudian hari.Seburuk apapun perlakuan
"Kamu baik-baik saja, Will?" Seseorang bicara, menyentuh bahu ku pelan.Aku sama sekali tidak menoleh, memilih menatap hujan salju yang memenuhi jalanan ibukota Paris. Membiarkan pandangan ku terus menatap lurus kedepan, enggan mengeluarkan suara ku sama sekali sejak tadi.Pikiran ku berkelana terlalu jauh, entahlah rasanya aku kehilangan semangat hidup secara tiba-tiba. Aku berdiri di balik dinding kaca besar, menjulang tinggi menatap hujan salju yang kian menggebu."Kamu tidak bersiap-siap untuk pergi?" Dan kembali suara itu terdengar, membuat aku mau tidak mau menoleh ke asal suara.Julian berdiri di samping ku, menikmati kopi hangat nya yang kini mulai dingin. Musim salju benar-benar mengubah apapun menjadi dingin dengan cepat."Dia akan menikah." Dan akhirnya aku bicara, menatap Julian sejenak.Harga diri ku terasa menghilang ketika aku tahu Kanina benar-benar meninggalkan ku dan akan menikah dengan laki-laki lain yang jauh mencintai nya. Nyatanya persetujuan ku atas tawaran Kani
Semudah itukah Kanina beralih hati? Apakah benar dia akan menikah? Dengan siapa? Bukan dengan Julian teman baikku, bukan dengan laki-laki yang merupakan teman dari kampung nya yang pura-pura dia bawa kehadapan orang tua ku. Lalu dengan siapa, pertanyaan itu menggantung di kepala ku."Kamu meninggalkan sidang dan mempercayakan dengan pengacara juga aku untuk perceraian kita," akhirnya dengan susah payah aku bicara, berusaha untuk menatap dalam bola mata Kanina.Ahhhh aku begitu menyesali perbuatan ku selama ini pada Kanina, sebab bisa aku lihat ada luka tersendiri didalam bola mata Kanina pada ku saat ini. Bahkan tidak dipungkiri apa yang aku lakukan pada ibu Kanina jelas menyisakan kesedihan yang mendalam pula untuk Kanina."Kata mereka salah satu harus mengalah dan memudahkan segalanya, kamu tidak ingin pergi, aku pikir agar mudah biarkan aku yang pergi, Will." Dan Kanina menjawab pertanyaan ku.Mendengar ucapan Kanina aku diam, yah aku ingat kehadiran ku di sidang membuat Kanina mem
"Maafkan aku." Kalimat pertama keluar dari bibir ku, tatapan mata ku tidak mampu lepas dari Kanina. 6 bulan tidak bertemu dia banyak berubah, Kanina memang terlihat sedikit berisi sekarang, tapi tidak merusak proporsi tubuh nya, justru dia semakin cantik ketimbang saat masih tinggal dengan ku, tubuhnya sedikit lebih kurus.Tiba-tiba ingat dengan kata-kata beberapa orang, proporsi tubuh istri tergantung pada kebaikan dan tindakan suami. Semakin kurus semakin makan hati.Aku malu, ingin sekali menenggelamkan diri ku saat ini. Nyatanya Kanina jauh lebih baik saat tidak bersama ku, kini bahkan dia menggunakan make up tipis, menyapu permukaan kulit indah nya dan memoleskan lipstik tipis di bibir indah nya. Terlalu terlambat untuk aku menyadari jika Kanina memang cantik. Jauh di atas rata-rata, bahkan Helena tidak ada nomornya. Hanya saja rasa benci dan kemarahan atas perjodohan kami membuat aku mengabaikan Kanina, tidak menganggap dirinya dan benci melihat wajahnya tanpa sadar jika ada ber
POV Kanina.Pemandangan kota Paris terlalu indah, angin dingin tercium di balik hidung Kanina. Dia duduk di sebuah mobil tepat di samping kemudi, menyandarkan kepalanya sembari membiarkan tatapan nya tertuju menembus kaca spion mobil tersebut.Dia memilih diam sejak awal keluar dari tempat di mana dia tinggal, enggan mengeluarkan suara nya sama sekali. Sesekali gadis itu memejamkan bola mata nya, membiarkan angin kota Paris menerpa pipi mulus dan cantik nya yang tanpa polesan apapun. Kaca mobil sengaja di turunkan, seolah-olah membiarkan gadis itu menikmati semilir angin yang menerpa diri."Etes-vous sûr de vouloir aller directement au musée du Louvre? (Yakin mau langsung ke museum Louvre?)" Suara seseorang memecah keheningan yang tercipta sejak tadi.Kanina yang masih memejamkan bola mata nya terlihat diam, dia mendengar apa yang diucapkan oleh seseorang di bagian belakang tempat duduknya tapi dia sama sekali tidak berniat membuka bola matanya."Tidak ingin mampir ketempat lain lebih
Museum Louvre,Prancis.Aku membiarkan sosok yang membawa ku menepikan mobil yang aku naiki secara perlahan ke area parkiran museum Louvre Perancis, membiarkan dia menemukan tempat paling pas untuk memarkirkan mobil yang kami naiki. Seorang laki-laki yang merupakan teman lama yang tinggal disana, hapal dengan berbagai macam tempat yang ada di Prancis, bisa aku andalkan dalam banyak kesempatan tiap kali aku berkunjung ke Prancis selama bertahun-tahun ini.Setelah memarkirkan mobil, aku memilih diam, membiarkan tatapan bola mata ku terus tertuju ke depan."Aku yakin kau bisa mengatasi segalanya." Suara teman ku terdengar, dia bicara sembari menoleh ke arah diriku seolah-olah tahu kecemasanku. Aku langsung ikut menoleh ke arah temanku tersebut di manapun membiarkan tatapan bola mataku menatap ke arahnya untuk beberapa waktu. Aku diam, SMS kalau belum menjawab ucapannya dan membiarkan diri untuk berpikir beberapa waktu."Aku hanya takut tidak diberikan kesempatan ke dua." Pada akhirnya
Paris.Perjalanan panjang yang memakan waktu 16 jam'an Indonesia Paris membuat aku cukup lelah. Selain karena sebelum ini aku harus berkutat dengan kegiatan perusahaan, mengejar banyak ketertinggalan, mengurusi proyek yang tidak bisa ditinggal kan, belum lagi aku kekurangan waktu beristirahat hingga akhir nya aku harus mengejar keadaan untuk mencari apa yang menjadi prioritas utama ku saat ini hingga membuat tubuh ku cukup lelah dengan keadaan tapi aku mengabaikan rasa lelah yang menghantam dan menerjang karena ada yang harus aku kejar setelah ini. Yah aku harus mengejar langkah, bergerak cepat mencari keberadaan Kanina. Julian berkata Kanina ada di Paris, tinggal di satu wilayah yang agak sulit untuk di cari. Aku tahu Kanina pasti sengaja melakukan itu untuk menghindari banyak orang termasuk diri ku.Aku mengejar perjalanan, selain harus mengejar Kanina, aku akan bergerak bertemu dengan seseorang untuk menyepakati kerjasama yang diminta oleh sebuah perusahaan. Menyetujui menginvesta
6 bulan setelah nya.Suara salah satu penceramah kondang terdengar memecah keheningan, terus mengeluarkan petuah nya di balik handphone yang ada di ujung ruangan. Angin sepoi-sepoi terus menerus menggoyang bagian gorden halus yang terletak di kaca jendela di sisi kanan ruangan, bahkan di luar sana dia bergerak menggoyang dedaunan dari pohon rindang dengan nakal hingga membuat berhamburan beberapa daun kemana-mana. Beberapa buku telihat sedikit berantakan, dimana beberapa ekor kucing tampak terlelap di berbagai macam arah di sana. Suasana langit terlihat tidak baik-baik saja, semakin menggelap dan mengeluarkan hawa dingin nya, perkiraan cuaca memprediksi jika hujan deras akan turun sebentar lagi.Di satu sudut, bisa dilihat seseorang berkutat dengan pekerjaan nya, mengabaikan apapun yang ada, membiarkan angin terus menyeruak masuk dan menciptakan dingin didalam ruangan tersebut. Nyatanya sang pemilik rumah mengabaikan rasa dingin yang menerpa padahal cuaca semakin lama semakin tidak b
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments