Share

Fakta terbalik

Begitu berhenti di depan rumah mama dan papa jelas saja aku langsung membeku sejenak, membiarkan mesin mobil terus menyala dan merasa ragu untuk melanjutkan langkah. Aku ragu mematikan mesin mobil, ragu turun dari mobil dan ragu untuk masuk ke rumah orang tua ku. Aku tahu ini tidak baik-baik saja, aku mungkin akan selesai setelah bertemu mereka. kemungkinan besar aku akan diajar habis-habisan oleh papa atau aku akan dipukul dengan gagang sapu oleh Mama, perselingkuhan jelas menjadi momok paling dibenci kedua orang tersebut dan aku melakukannya. Tidak bisa kubayangkan bagaimana kemarahan orang tuaku nanti saat bertemu denganku di mana mereka tahu dari kanina jika dia lelah dengan pernikahan kami dan ingin bercerai karena aku berselingkuh.

"Fuhhhh." Aku menghela nafasku kasar hingga pada akhirnya memutuskan untuk mematikan mesin mobilku, setelah nya bergerak turun jadi mobil secara perlahan di mana Aku pada akhirnya berjalan masuk menuju ke arah pintu utama rumah dengan jantung yang tidak baik-baik saja.

"Kau sudah datang?"

Belum juga aku sampai pada pintu utama rumah, sebuah suara sudah mengejutkan ku, membuatku sedikit menegang dan langsung menghentikan langkah kakiku begitu saja. Aku kenal betul suara sang pemilik. Langsung menoleh, membalikkan tubuh dan menatap siapa yang bicara pada ku.

"Kami cukup lama menunggu kamu, Will." Itu adalah mama ku.

Dengan perasaan yang tidak baik-baik saja aku langsung menjawab ucapan mama.

"He em, maaf Kate terlambat, pekerjaan di kantor cukup banyak dan membuatku kesulitan untuk datang lebih awal." Secara jujur lidahku cukup kelu untuk menjawab pertanyaan dari mama, Aku tidak berani menatap bola mata wanita yang ada di hadapanku tersebut karena aku tahu ini pasti tidak baik-baik saja.

Mama terlihat mengulas senyumannya ke arahku masih dalam tatapan lembut dan hangat, tidak menampilkan kemarahan atau rasa benci sama sekali pada ku, bahkan aku tidak melihat ada kemoceng atau gagang sapu yang dipegang mama yang dipersiapkan untuk memukul diriku. Wanita paruh baya itu tiba-tiba memelukku secara perlahan, bisa kurasakan emosionalisme yang dipendam di dalam hati mama seolah-olah mencoba untuk menahan Isak tangisnya.

"Ma?" Jujur saja aku merasa cukup bersalah mencoba menahan semuanya dan tidak bisa mengeluarkan kata-kata.

Mama melepaskan pelukannya dari ku, dia meraih telapak tangan ku dan wanita itu berkata.

"Masuklah, papamu sudah menunggu sejak tadi." Mama bicara sambil menepuk-nepuk pelan punggung tangan ku.

Aku tentu saja mengerutkan kening, agak heran melihat ekspresi mama apalagi cara mama bicara kepada diriku. Wanita itu sama sekali tidak marah, melainkan menampilkan satu sisi kesedihan di Bali bola matanya. Alih-alih berani bertanya ada apa, aku memilih diam dan bergerak masuk ke dalam rumah diikuti mama. Dan bisa kulihat di dalam sana di dalam ruang tamu papa telah menungguku sejak tadi.

Bisa aku lihat papa menunggu ku dengan kegelisahan, tatapan bola mata laki-laki itu langsung tertuju padaku saat melihat aku masuk ke dalam rumah. Aku mereka tidak baik-baik saja dan aku pikir sebelum kalian pacaran papa menyalakanku lebih baik aku meminta maaf atas apa yang aku lakukan pada Kanina.

"Kau sudah datang rupanya?" Papa bicara dengan menatap tajam kearah ku.

"Pa?" Suaraku terdengar pelan, aku menghentikan langkah dan mencoba menahan segala rasa.

"Bagaimana bisa kau dan Kanina?" Papa bertanya, menjada kalimat nya dengan tatapan penuh kekecewaan dan terselip kemarahan didalam nya.

"Perselingkuhan?" Dan papa kembali bicara, kali ini papa memajukan langkah.

Aku mencoba menahan nafas, aku pikir apa mungkin aku akan dihajar?.

"Maafkan aku, pa." Dan percayalah, lidah ku keluh, aku cukup kehilangan kata-kata.

Breng***k memang diriku karena berselingkuh tapi tidak begini juga cara Kanina mengadu, gadis itu seolah-olah sengaja ingin membuat ku mati di salahkan dan di hajar habis-habisan. Tidak menyangka di balik sifat patuh, penurut dan diam nya terselip kelicikan tersendiri.

Aku pikir tunggu saja Kanina, jika kamu bertemu mungkin aku akan menghancurkan dia, ah tidak apa perlu aku pukul saja dia? Atau perlukah aku membuat perhitungan ekstra?. Jangan berharap aku akan memaafkan nya karena membuat masalah jauh lebih awal dan menjelek-jelekkan aku didepan mama dan papa. Mentang-mentang dia menantu kesayangan, dia bisa berbuat sekehendak hati nya.

"Sial." Umpat ku dalam hati.

"Pa maafkan aku, aku akan menjelaskan semua nya." Dan sebelum kemarahan papa memuncak hingga menyulitkan aku, membuat ku tersudut atau papa bisa saja berbuat sesuatu di luar pemikiran misal nya menghapus ku dari daftar penerima ahli waris, tidak mengakui aku lagi menjadi anak atau nanti menyalahkan Helena karena ulah Kanina. Ada baiknya aku bicara, meluruskan semua nya dan sedikit menjelaskan jika sejak pertama pernikahan kami sudah tidak sehat. Bukan aku tega berselingkuh tapi aku benar-benar tidak bisa mencintai Kanina meskipun sudah 2 tahun berlalu. Hati tidak bisa dipaksakan, mau bagaimanapun aku tidak bisa lagi bertahan dengan Kanina.

"Tidak usah dijelaskan, papa sudah cukup mendengar penjelasan Kanina." Dan papa menyela, dia terlihat menampilkan kekecewaan dan kemarahan yang bercampur aduk menjadi satu saat ini.

Mendengar ucapan papa jelas saja membuat ku mencoba menahan emosi didalam hati, Kanina benar-benar gadis sial**n tidak berhati, apa yang sudah dia katakan pada papa dan mama ku hingga papa tidak butuh penjelasan ku.

"Tapi pa, setidaknya dengarkan penjelasan ku." Aku masih berusaha bicara, jangan sampai papa tidak mempercayai ku.

"Aku sama sekali tidak.... maksud ku ucapan Kanina..." Aku sedikit gugup dan terbata-bata, ingin berkata aku sama sekali tidak bermaksud untuk menyakiti Kanina, aku selingkuh karena memang sajak awal aku mencintai Helena bukan Kanina. Tapi perjodohan yang dibuat mama dan papa membuat aku kesulitan. Aku terpaksa meninggalkan Helena demi Kanina ahh tidak kami membuat perjanjian dan akhirnya kami tiba pada titik ini. Dan saat aku mencoba melalukan pembelaan hal tidak terduga terjadi saat papa menyela ucapan ku dan berkata.

"Kau berhak menceraikan nya jika Kanina memang benar-benar berselingkuh." Ucap papa cepat sambil menatap dalam bola mata ku.

"Papa dan mama tidak menyangka dia bisa berselingkuh di belakang mu, Will." Dan kali ini suara mama ikut terdengar.

Bayangkan bagaimana ekspresi ku saat mendengar apa yang diucapkan mama dan papa.

"Ya?" Jelas saja aku terkejut setengah mati.

"Bagaimana?" Aku jelas saja gugup, bertanya dengan jantung berdegup kencang dan mencoba menajamkan kembali pendengaran ku.

"Pa, ma..." Dan ditengah keadaan yang jelas membuat aku bingung, satu hal mengejutkan terjadi. Suara seseorang menyeruak masuk dari arah luar, aku hapal betul suara tersebut.

Buru-buru aku menoleh dan melihat sosok tersebut, dimana sosok itu kini berdiri tidak jauh dari kami, menatap kami secara bergantian di mana tepat di samping sosok tersebut terdapat seseorang yang cukup asing didalam pandangan ku.

"Ada apa ini?" Aku bertanya dalam hati, mengernyitkan dahi dengan jutaan tanda tanya yang menghiasi kepala.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status