AREA DEWASA 21+ Setelah mencampakkan kekasihnya demi uang, Jeany tiba-tiba ditangkap oleh Dante Richardo—sang mantan—dan dipaksa menjadi pengantin pria itu dalam semalam. Bagi Richard, Jeany selalu menjadi miliknya. Semenjak menjadi istrinya, Jeany tidak boleh memberi perhatian pada siapa pun kecuali Richard seorang. Hanya melihat Jeany menunjukkan kasih sayangnya pada seekor kucing, sudah membuat Richard kesetanan. Menemani Richard tidur, menjadikan tubuh dan ketakutannya sebagai penghibur, mencium, memeluk dan menyiksa Jeany, menjadi sebuah kesenangan tersendiri bagi Richard. Richard berjanji akan melepaskan Jeany begitu balas dendamnya pada wanita itu cukup. Namun, itu terlihat sangat mustahil karena Richard benar-benar menginginkan Jeany dan menganggap Jeany adalah miliknya seorang. Bagaimana Jeany lepas dari obsesi Richard? Apakah pernikahan mereka akhirnya menjadi pernikahan yang bahagia?
Lihat lebih banyak"Lun."Tiba-tiba Kyle berdiri di depan pintu kamarnya ketika gadis itu berada di dalam kamar hendak ganti baju."Y-ya, Bos?"Jantung Luana terus berdegup kencang ketika melihat sang Bos bersandar di pintu, menatap dirinya dengan pandangan sayu.Apakah ... akan terjadi sesuatu di kamarnya? Sesuatu yang sangat panas dan penuh keringat?Luana tanpa sadar menelan ludah, menatap tulang selangka Kyle yang seksi, terlihat jelas melalui kausnya yang berleher v-neck.Pria ini ... benar-benar hot.Kyle dengan langkah pelan berjalan mendekat, Luana diam-diam mengepalkan tangan menahan jantungnya yang berdetak seperti mau meloncat keluar.Dulu, dulu ketika mereka SMA, Kyle sering datang padanya, tapi sekarang mereka sangat asing. "A-ada apa, Bos?"Luana bertanya dengan suara bergetar, tanpa sadar mengulurkan tangan menyentuh dada bos-nya yang kini berdiri di depan gadis tersebut.Dada bidang Kyle membuat pikiran Luana tidak fokus, teringat kembali bagaimana dulu mereka pernah saling melepas baj
"Haaa, dasar kamu ini."Akhirnya, hanya itu yang dikatakan Kyle kepada Luana, sambil geleng-geleng kepala. "Dulu waktu tinggal sama ibu, ibu orangnya juga paling malas masak," terang Luana dengan mata menerawang."Saya sudah makan mie instan sejak kecil, karena ibu jarang masak, Bos. Mungkin karena itu saya tidak begitu kenal dengan masakan rumahan, apalagi sekarang ada goofood, ya, kan?"Luana mengatakan itu sambil tersenyum, meski sebenarnya Kyle tahu bahwa gadis ini sedang sedih. Melihat tatapan mata Kyle yang seakan-akan memahami segalanya, Luana seketika terbatuk dengan canggung. "Aah, itu, orang tua saya bercerai sejak kecil, jadi hal seperti ini tuh sudah biasa, Bos. Jangan khawatirkan saya, nyatanya sampai sekarang saya sehat-sehat saja."Luana segera mengusir kecanggungan di antara mereka dengan kembali bercanda.Kyle mengendikkan bahu dan menjawab. "Perut kamu bisa sakit kalau terus menerus makan mie instan, Luana. Mulai sekarang kamu harus makan makanan sehat, dan biasa
Suasana hening beberapa saat, Kyle yang begitu kaget dengan pertanyaan Ahra bahkan tak bisa menjawab untuk beberapa saat. "Kamu pikir aku sejahat itu, Lu?" Kyle bertanya dengan ekspresi tak percaya. "Y-yaa iya, eh tidak." Luana lagi-lagi hanya tersenyum canggung sementara Kyle menyugar rambutnya ke belakang dengan frustrasi. "Dari mana kamu dengar gosip gila itu?" Kyle bertanya lagi. "I-itu ... teman-teman bicara hal ini saat makan siang kemarin," jawab Luana takut-takut. "Astaga, mereka ngomong apa saja?" Kyle yang merasa diperlakukan tak adil karena gosip jahat iitu, menghela napas panjang. Luana tak segera menjawab, justru menggigit bibir bawahnya dengan tatapan minta maaf. Haruskah dia katakan pada bos-nya ini bahwa para karyawan mengira dia seorang gay karena sering keluar berdua bersama Nathan? "Kabarnya Anda ... gay?" Pada akhirnya, pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulut Luana. "Apa katamu?!" Kyle tanpa sadar mengangkat nada suaranya, menatap gadis d
Perjalanan mereka menuju pasar berjalan mulus, tak disangka Kyle yang sehari-harinya bekerja sebagai seorang CEO, ternyata sangat mahir berbelanja.Luana sampai dibuat terkagum-kagum dengan keahlian baru bos-nya tersebut dalam memilih bahan makanan segar.Kini mereka dalam perjalanan pulang ke rumah Luana, gadis itu sudah tak sabar mencicipi hasil masakan Kyle. "B-Bos."Luana mencoba membuka pembicaraan tentang masalah tadi malam."Ya?""Semalam ... sebenarnya saya tidak ...."Luana tiba-tiba tak sanggup meneruskan ucapan."Apa?""Revon, bajingan itu, dia tiba-tiba memeluk saya dan minta balikan," jelas Luana dengan suara pelan, takut-takut menatap ke arah bosnya. Namun, ekspresi Kyle sangat tenang sehingga Luana pun menjadi sedikit rileks."Lalu?"Kyle, bertanya tenang. "Saya tidak menerima dia. Jadi tolong jangan salah paham dan berpikir kalau saya ....""Apa?"Luana kembali menggigit bibirnya sebelum berbicara."Kalo saya ... gadis plin-plan," ucap Luana dengan ekspresi sendu."
Luana awalnya terkejut dengan pertanyaan tiba-tiba dari Kyle, tapi dia segera sadar dan menjawab. "T-tidak ada. Saya mau tidur seharian," tolak Luana tegas dan secepat mungkin.Dia benar-benar tidak mau bekerja di hari minggu. Itu mimpi buruk! Dia juga tak mau dihukum karena kesalahan tadi malam! Kyle yang duduk sambil menumpukan satu kakinya di atas kaki yang lain dan menyilangkan tangan di dada, menggeleng prihatin."Kamu ini di kantor sudah tidak pernah gerak, saat hari libur gini malah tidur seharian."Mendengar sindiran dari bos-nya tersebut, Luana menatap Kyle dengan bibir cemberut."Apa salahnya, Bos? Ini kan hari libur, dan hari libur itu waktunya kita tidur sepuasnya," jawab Luana membela diri.Kyle tidak menjawab, justru mencondongkan badan ke arah Luana dan menatap gadis itu dengan sangat serius.Dengan jarak sedekat ini, pikiran Luana mendadak kosong karena berhadapan ketampanan Kyle. Sungguh, kenapa sih pria ini ... selalu membuat dirinya seperti orang gila?Kenapa dia
Merasa tak puas hanya mengirim satu pesan, Luana pun mengetik pesan berikutnya.[Sungguh! Aku berani sumpah, tak ada apa-apa lagi antara aku dengan Revon, yang kamu lihat tadi tidak seperti yang kamu bayangkan, aku tak ada hubungan apa-apa dengan Revon, Kyle. Kami sudah benar-benar selesai. Sungguh.]"Haa."Luana mengusap air matanya, mencari tempat duduk dan mulai mengetik pesan lagi dengan kalap.[Tolong, tolong percaya aku. Jangan seperti kejadian di SMA, tolong baca pesan ini, Kyle! Aku benar-benar tak ada apa-apa dengan Revon, aku sudah tak pernah ketemu Revon sebelumnya! Aku benar-benar tak mau kamu salah paham, please.][Tolong dengarkan aku. Please. Tolong jangan salah paham. Tadi Revon juga tahu-tahu meluk aku begitu saja. Kami tak berpelukan, dia yang meluk lebih dulu, Kyle!!]Setelah mengetik pesan yang begitu panjang, Luana mengacak pelan rambutnya, menarik napas panjang karena dadanya terasa begitu sesak.Dia tahu Kyle mungkin masih amnesia dan tak ingat kejadian di masa
"Kenapa?"Jantung Luana berdebar kencang ketika ujung jemari Kyle mengusap lembut bibirnya."Karena ...."Seperti sengaja, Kyle tidak meneruskan ucapan, justru mendekatkan bibirnya ke bibir Luana yang ranum dan berwarna merah muda.Sedikit lagi, mereka akan berciuman. Namun ....Brak.Pintu ruangan tiba-tiba terbuka, lagi-lagi Nathan yang tak tahu situasi urgen di dalam, nyelonong masuk dengan cepat."Bos! Saya sudah menemukan solusi yang tepat untuk pembicaraan dengan Jasmine tadi pagi dan ...."Kaki pria itu seakan terpaku di lantai, menatap horor ke apa yang ada di depannya."M-maaf!"Nathan segera berseru dengan wajah pucat.Luana yang terkejut segera menyingkirkan tangan Kyle dari pipinya dan berlari keluar."Saya pergi dulu!" serunya dengan wajah merah padam, segera kabur dan menghilang di balik pintu."Sialan."Kyle menyugar rambutnya untuk melampiaskan rasa kesal, sedangkan Nathan, diam-diam mundur dengan ekspresi putus asa."Bos, tolong bunuh saya!"Nathan benar-benar menyes
"Aku benar-benar tidak bisa berkutik dengan hal ini."Kyle berkata lagi, kini dengan ekspresi sendu karena tahu Luana mulai menaruh iba padanya.Seandainya saat ini ada Nathan di ruangan ini, Kyle mungkin tidak akan berhasil berbohong dengan sangat mulus seperti sekarang.Dijodohkan? Tak bisa berkutik dengan keputusan dewan direksi? Yang ada para anggota dewan itu yang tak pernah bisa berkutik dengan segala keputusan Kyle. "Aku tidak mau menikah dengan orang yang nggak aku suka, apalagi dengan Jasmine."Kyle dengan lancar mengucapkan kebohongannya saat melihat Luana yang tampaknya mulai bimbang."T-tapi...."Luana masih terlihat ragu sehingga Kyle kembali memberikan serangan balasan. "Aku juga tidak suka sama kamu, jangan pikir aku minta kamu melakukan hal ni karena aku suka kamu," ralat Kyle segera dengan ekspresi serius."Oke, saya tahu."Hati Luana yang tadinya sudah mengembang karena Kyle lebih memilih dirinya daripada Jasmine, seketika kembali menciut. "Tapi tolong bantu aku,
"Ih."Luana yang kini membenamkan wajahnya di dada Kyle hanya bersungut-sungut karena pria itu malah balik bertanya dan tak menghibur dirinya."Jadi Anda mengangkat saya sebagai sekertaris memang karena wajah saya, ya?""Memangnya kamu berpikir kalau kamu cantik atau tidak?"Kyle malah dengan sengaja membuat gadis itu semakin kesal."Menurut saya, sih. Saya imut," jawab Luana dengan bibir mengerucut karena kesal bos-nya tersebut tak pernah serius menanggapi perkataannya."Kalau kamu marah dikatakan menjadi sekretaris di sini karena tampang, kenapa kamu tidak mencoba membuktikan kemampuan kamu saja?""Caranya bagaimana?"Luana bertanya sambil memejamkan mata, terlalu nyaman dengan pelukan bos-nya tersebut dan tak ingin hal ini berakhir."Kamu merasa sudah setara Katy atau Rion, atau tidak?""Tentu saja tidak. Mereka kan lebih ahli dan lebih senior dari saya," jawab Luana sambil cemberut. "Kalau begitu, cobalah berusaha setara dengan mereka."Kyle menyahut dengan nada lembut. Luana me
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.