Share

Terperangkap Gairah Dokter Tampan
Terperangkap Gairah Dokter Tampan
Penulis: Lil Seven

1. Dokter Muda Psikopat!

Penulis: Lil Seven
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-30 18:19:22

"Akhirnya kita bertemu lagi, Jeany Sayang."

Dante Richardo ... pria yang aku hindari karena kesalahan di masa lalu kini menyapaku dingin. Senyum di bibirnya tak lagi membuatku terpana seperti dulu, melainkan merinding seketika.

Senyumnya yang sekarang seperti seorang psikopat.

Dia sangat berbeda dengan saat kami sama-sama kuliah di jurusan manajemen bisnis. Pria yang dulu terlihat polos itu kini tiba-tiba berubah menjadi seorang dokter muda dengan aura yang benar-benar berbeda.

Aku pernah mendengar bahwa dia ganti jurusan kuliah setelah putus denganku, tapi aku tak menyangka, dia akan berubah se-drastis ini.

Auranya yang sekarang luar biasa. Hanya melihatnya berdiri diam di depanku, sudah membuat saraf-sarafku tegang seketika.

Sungguh.

Bagaimana seseorang bisa berubah sebanyak ini?

Senyum manis yang dulu selalu dia berikan padaku kini menghilang tanpa bekas. Aku seperti melihat sosok berbeda dari seorang Dante Richardo. Pria dingin di depanku ini, aku benar-benar tak mengenalnya.

"D-Dante Richardo.... "

Tanpa sadar, tenggorokanku tercekat saat menyebutkan nama itu.

Rasa bersalah karena memanfaatkan kepolosannya membuat aku tak berani menatap matanya.

Selain itu, pisau bedah yang dia pegang sangat menakutkan.

Hey, kenapa dia harus membawa pisau bedah untuk memeriksaku saat aku hanya sedang menderita kram perut?

Pria yang tampaknya masih menaruh dendam padaku itu, tidak sedang berencana untuk merobeknya perutku dengan pisau bedah yang dia pegang, kan??

Aku sangat merinding sampai tanda sadar memegang perut sebagai pertahanan diri. Meski itu sia-sia.

Pria itu tersenyum sinis, seperti menyadari ketakutan di wajahku, dengan dingin dia menjawab.

"Bagus sekali. Kamu masih ingat namaku rupanya. Apa kamu juga masih ingat rasa sakit yang kamu berikan padaku, Sayang?"

Dia masih memanggilku sayang, tapi kata-katanya setajam pisau bedah yang dia pegang, membuat tubuhku membeku tanpa sadar.

Dante Richardo.

Pria yang dulu imut dan manis sepertinya anjing, kini berubah menjadi serigala buas yang siap mencabik-cabik tubuhku kapan saja.

Kebenciannya padaku sepertinya benar-benar tak tertahankan. Aku merasa menyesal kenapa tadi pergi ke rumah sakit ini untuk memeriksakan sakitku, jika akhirnya bertemu dengan pria yang sepertinya ingin membunuhku kapan saja itu.

"Rich.... "

Aku memandang dirinya dengan tatapan memohon, sambil berharap semoga dia segera menyingkirkan pisau bedah yang menakutkan itu dari tangannya.

Sayangnya, harapanku sia-sia. Dante Richardo bahkan memain-mainkan pisau itu di tangannya, seperti sengaja menakut-nakuti.

"Ap-apa yang terjadi di antara kita dulu itu hanyalah sebuah kesalahpahaman. S-sebenarnya, aku... dulu.... "

Sial.

Aku tak bisa mengakui bahwa aku mendekati dirinya karena ingin memeras uang ibunya. Itu memalukan.

Rich, panggilan Dante Richardo, adalah pria muda kaya raya yang dulu cintanya kumanfaatkan demi uang. Saat kuliah, aku mendekati Richard yang masih polos, menggodanya dengan kecantikanku dan membuat dia tergila-gila, lalu setelah pria itu jatuh cinta sangat dalam padaku, ibunya yang menentang hubungan kami, menyuruh aku berpisah dari Richard dengan imbalan uang yang sangat banyak.

Tergiur dengan uang, aku segera meninggalkan Richard, tanpa peduli bagaimana dia mengalami patah hati setelah kuputuskan tanpa sebab.

Lalu sekarang, aku tak menyangka akan bertemu lagi dengannya, meski dalam situasi yang sangat berbeda.

Richard yang melihat aku tergagap, tampak tersenyum sinis.

"Apa? Bukankah dulu kamu menjual cinta tulusku dengan uang 500 juta dan membuangku begitu saja meski aku sudah memohon padamu bahkan berlutut di kakimu supaya tidak kamu tinggalkan, Jeany?"

Ucapan pria itu semakin dingin dan dingin, yang membuat punggungku kaku dan basah oleh keringat.

Dia mengatakan sebuah fakta dengan wajah datar, sehingga membuat aku semakin ketakutan.

"Aku... aku punya alasan melakukannya! Waktu itu aku.... "

Sebelum aku selesai bicara, Dante Richardo mengibaskan tangannya dengan acuh tak acuh dan aku pun membungkam mulutku sendiri dengan patuh.

"Sudahlah. Itu artinya aku juga punya alasan melakukan ini, kan, Sayang? Aku tidak menyangka kita bertemu lagi di sini. Sebagai dokter dan pasien."

Dante seperti sengaja menekankan kata 'dokter dan pasien'.

Kata-katanya itu sangat mencurigakan, membuat aku seketika berteriak dengan ekspresi ketakutan.

"Ap-apa yang mau kamu lakukan padaku, Rich?!"

Pria itu hanya mengendikkan bahu seraya menatap malas padaku.

Bertahun-tahun tak bertemu, Dante Richardo semakin tampan, tapi ketampanannya sekarang mengeluarkan aura berbahaya, aku sampai tak berani menatap matanya.

"Hmm, entahlah. Sebagai harga sakit hatiku, sepertinya satu ginjalmu tidak cukup. Haruskah aku merobek hatimu juga, Jeany?" bisiknya, mengulurkan tangan dan menekan pelan dadaku, tempat organ hati berada.

Tubuhku seketika membeku.

Aku gemetar.

"Ughh, sungguh. Apa yang.... "

Dadaku terasa sesak, sepertinya aku kekurangan oksigen.

Sedangkan Dante Richardo tersenyum dengan begitu tampan, tapi di mataku... dia seseram malaikat pencabut nyawa.

Akankah... akankah aku mati di sini??!!

"T-tidak! Tolong jangan lakukan itu, Rich! Aku... aku akan melakukan apa pun, tapi tolong jangan bunuh aku!" mohonku, berusaha duduk untuk meminta pengampunannya.

Rasa sakit di perutku bahkan tak kurasa, karena aku sangat ketakutan sekarang.

Ini rumah sakit, tapi aku bahkan tak merasa aman di sini.

"Apa pun?"

Dante Richardo mengangkat satu alisnya, tersenyum sinis.

"Ya! Apa pun! Tolonglah, jangan bunuh aku atau robek perutku, Rich! Aku... aku takut mati!" teriakku putus asa, berusaha meraih lengannya tapi langsung ditepis pria itu dengan kasar.

Aku bisa merasakan kebencian yang meluap-luap di wajahnya.

Baru kusadari bahwa dulu aku mungkin menorehkan luka yang cukup dalam padanya.

Aku menyesal, tapi bahkan sekarang, itu tak ada gunanya lagi.

"Oh, manis sekali, Jeany. Wajahmu yang sedang menangis, sangat manis," ucapnya dengan seringai kejam, membuat aku semakin merinding ketakutan.

Entah kenapa aku merasa dia seperti ingin terus melihat aku menangis di masa depan.

"Rich, please.... "

Tanganku gemetar hebat saat Richard membelai pipiku dengan senyum ala psikopat nya yang menakutkan.

"Menurutmu, hukuman apa yang cocok untuk seorang penipu seperti dirimu, Jeany?"

Dante Richardo bertanya dengan lembut, tapi tatapannya sangat beracun. Kebencian itu, terlihat meluap luap di matanya sampai dadaku sesak.

"H-hukuman... ap-apa saja! Asal jangan bunuh aku, Rich. Please," jawabku buru-buru seraya memasang wajah se memelas mungkin.

Saat ini yang bisa kulakukan hanyalah meminta pengampunan pria yang tampaknya berkuasa ini, dan menggunakan wajahku adalah hal yang paling bisa kulakukan di saat seperti ini.

Orang-orang bilang wajahku sangat cantik, dengan ekspresi memelas seperti ini, setidaknya Richard yang marah itu akan luluh, kan?

Richard mengulurkan tangan untuk membelai pipiku, tangannya sangat dingin sehingga aku gemetar lagi.

"Aku tidak akan membunuhmu semudah itu, Sayang. Bertahun-tahun aku tersiksa karena perbuatanmu, apa kamu pikir aku akan membuatmu mati dengan cepat?" tanyanya dengan suara tenang, yang justru membuat tubuhku semakin menggigil.

"Tidak.... "

Aku menjawab dengan putus asa.

Kamu lebih menakutkan jika seperti ini, tahu?!

"Rich, please. Aku menyesal sudah mempermainkan perasaanmu waktu itu, tolong, tolong beri aku kesempatan. Aku akan melakukan apa pun sebagai penebusan dosa, sungguh!" mohonku mengiba, hanya mengharap belas kasihnya.

Aku bahkan menyatukan kedua tangan dengan mata basah oleh air mata. Bahkan setelah seperti ini, apakah hatimu masih sekeras batu, Dante Richardo?!

Untungnya, ekspresi dokter muda itu sepertinya sedikit melunak saat melihat penampilanku yang sangat menyedihkan.

"Baiklah. Kalau apa pun, maka.... "

Mata pria itu berkilat, tampak sangat misterius dan menakutkan. Membuat aku tanpa sadar gemetar hebat.

Ya Tuhan, aku tak menyangka kesalahan kecil yang kuperbuat saat kuliah membuat kehidupanku jadi menyedihkan seperti ini!

Dante Richardo, bagaimana bisa kamu berubah begitu banyak! Sekarang, kamu sangat menakutkan!

Dia... dia tidak akan benar-benar membunuhku atau membuatku lumpuh untuk balas dendam, kan???

Seandainya... seandainya aku tahu masa depan akan se mengerikan ini, aku tak akan pernah melakukan hal bodoh dengan menggoda pria bernama Dante Richardo untuk menguras uang ibunya!

"Bagaimana kalau jadikan aku sebagai budakmu saja? Demi menebus kesalahan, aku bersedia menjadi budak seumur hidup untukmu, Rich!" seruku sambil memejamkan mata, sebelum Richard mengatakan apa pun.

Komen (13)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
aku mampir...masih menyimak.........
goodnovel comment avatar
Abdul Nasir
sesal dahulu pendapatan sesal ke......
goodnovel comment avatar
Siti Sara
wedang, fedanop, perangai , berangkat, sitimaysarah, harini, kuisnya, ya, zakir, lebih , negara,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   2. Ditangkap!

    "Budak?"Suara Richard terdengar sangat dingin, sehingga aku segera membuka mata, lalu segera dibuat sangat terkejut saat melihat bagaimana Richard yang tampak sangat jijik saat mendengar aku berkata bahwa bersedia menjadi budaknya untuk menebus dosa."K-kenapa...."Aku bertanya dengan kebingungan. Maksudku, bukankah hal seperti inilah yang terjadi di novel-novel saat kita berada di situasi seperti ini?Biasanya seorang pria akan senang mendengar kata-kata itu, kan?? Lalu kenapa dia terlihat sangat jijik saat aku mengatakan hal itu?Sungguh, aku tak mengerti lagi jalan pikirannya! "Jeany, sepertinya kamu salah paham dengan sesuatu. Menjadi budak? Melihatmu memohon seperti ini, membuatku tak tahan untuk segera mengulitimu. Apa kamu bersedia menjadi budak untuk memuaskan hasratku yang itu?"Dia mengatakan itu semua dengan suara lembut, tapi aku sangat menyadari betapa membunuhnya tatapan yang Richard arahkan padaku.Aku juga sangat yakin, dia tidak main-main dengan kata-katanya, sehin

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-30
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   3. Dikurung Atau Menikah?!

    Atas pertanyaanku itu, Richard hanya tertawa terbahak-bahak tanpa memberiku jawaban yang kuinginkan, penampilannya yang tampan terlihat menakutkan saat menertawakanku seperti itu. "Kamu... kamu bisa-bisanya menculikku saat aku sedang tidur! Ini tidak adil, Rich!" teriakku, putus asa. "Menculik? Sayang, aku tidak menculikmu, tapi aku MENANGKAPMU," ralat Richard dengan tersenyum sinis, mencengkeram pipiku sehingga aku meringis kesakitan. "M-menangkap?"Richard yang begitu menakutkan itu tertawa melihat pekatnya ekspresi ketakutan di wajahku. "Ya, Jeany. Kamu pasti telah berpikir sudah berhasil lepas dari genggamanku, kan? Sayang sekali, kamu salah. Dari awal pelarianmu sampai sini, aku tepat berada di belakangmu, Sayang," jawabnya, tertawa meremehkan dan mengambil sebuah tablet dan menunjukkan layarnya padaku. "Lihat ini. Kamu pasti langsung tahu, bahwa hidupmu sekarang ada di genggamanku, kan?"Richard berkata dengan suara penuh percaya diri, menunjukkan bagaimana seluruh kegiatan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-30
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   4. Tiba-tiba Menjadi Istri

    "Dengan serius...."Aku mendesah. Sungguh, aku benar-benar masih tak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi ini. Jadi, mantanku tercinta, Dante Richardo, sangat membenciku sampai ingin mencincang-cincang tubuhku menjadi potongan kecil, tapi, di saat bersamaan, dia juga mengatakan bahwa aku harus menikah dengannya? "Dia sepertinya sudah gila."Aku mendesah lagi. Sampai saat ini, aku masih belum bisa merespon apa yang sebenarnya terjadi, dan sekarang, tahu-tahu sekarang aku sudah menjadi istrinya? Sungguh. Ini sangat aneh! Apalagi saat mengingat lagi bagaimana prosesi pernikahan kami yang begitu lancar tadi, seakan-akan sudah disiapkan oleh Richard sejak lama, membuat aku dengan sangat serius mencurigai bahwa Richard sebenarnya sudah mengawasi kehidupanku jauh sebelum kami bertemu lagi hari ini. Proses pernikahan antara aku dan Richard berjalan dengan cepat, lancar dan damai. Saking cepatnya sampai-sampai aku tak sadar bahwa aku kini sudah resmi menjadi istri seorang Dante Rich

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   5. Malam Pertama Yang Penuh Gairah?

    Richard tersenyum sinis dan berjalan ke arahku yang sedang buru-buru turun dari ranjang dan bertanya. "Kenapa? Apa aku bahkan tidak boleh masuk ke bagian dari rumahku sendiri?"Nadanya terdengar mengejek, sehingga aku yang merasa malu karena bersenang-senang di kamarnya, menjawab dengan wajah merah padam. "B-bukan. Bukan seperti itu. Silakan lakukan apa pun yang kamu inginkan di sini.... "Richard yang kini berdiri tepat di depanku, mencengkeram lembut kedua pipiku dengan tangannya yang besar. "Kamu tidak akan berpikir kalau ini akan menjadi malam pertama kita, kan?" tanyanya, dengan suara pelan tapi tegas. Mataku seketika terbuka lebar saat mendengar kata malam pertama, sehingga menjawab dengan suara gagap. "Hah? T-tidak. Itu tidak mungkin. Bagaimana bisa aku—""Tidak mungkin katamu? Bagaimana bisa kamu bicara seperti itu? Segitu jijiknya kamu sama aku?"Kemarahan berkelebat di kedua matanya, sehingga aku pun menjawab tergesa-gesa dengan suara gugup. "H-hah?! Tentu, tentu saja t

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   6. Ciuman Gila Suamiku

    "Istriku sayang, inilah yang dinamakan sebuah ciuman."Richard mengatakan itu, lantas membungkuk dan meraih daguku dengan satu tangan agar aku memandangnya.Lalu, tanpa ragu sama sekali, dia pun menutupi bibirku dengan bibirnya. Saat aku mencoba menarik wajahku ke belakang, dia langsung menopang bagian belakang kepalaku dengan satu tangan untuk mencegahku melarikan diri.Tempat tidurnya sedikit bergoyang. Richard melompat ke tempat tidur dalam sekejap, menopang tubuhnya dengan tangannya dan mengunciku di dalamnya."Mmmmhh!"Aku sedikit berteriak saat lidah Richard mulai bergerak-gerak dengan sungguh-sungguh di mulutku.Mula-mula lidah itu menembus setiap gigi seolah menghitung jumlah gigi di mulutku, lalu masuk lebih dalam dan dengan lembut menggaruk langit-langit mulutku.Meskipun aku tidak pernah punya pengalaman dengan pria lain, tapi aku yakin. Pria ini, suamiku, adalah pencium yang sangat baik.Bibir lembutnya yang menyentuh leherku sungguh merangsang, sehingga aku mengalihkan pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   7. Malaikat Penyelamat

    "Richard di mana?"Pagi hari, saat aku pergi sarapan, ku tanyakan kepada kepala pelayan di mana Richard, suamiku. "Tuan Richard tidak pernah sarapan, Nyonya. Dan beliau sekarang telah berangkat lebih awal untuk pergi ke kantor."Ethan, sang kepala pelayan menjawab. "Hmm, baiklah."Itu cukup bagus, toh aku juga belum tentu berani memandang wajah pria itu setelah kejadian semalam. Meski dia langsung pergi dan terlihat marah karena aku membicarakan hal yang merusak moodnya, aku masih merasa malu dengan ciuman kami. Hari ini aku kembali dibuat kagum dengan pelayanan rumah ini yang seperti hotel bintang lima, makanannya juga sangat enak sehingga aku menghabiskan sarapan dengan hati senang. "Sesuai perintah dari tuan Richard, mulai hari ini Anda akan pindah dan tinggal di kamar utama, di mana tuan Richard juga tidur di sana."Ethan mengatakan itu padaku saat aku selesai sarapan, sedangkan aku yang mendengar berita mengejutkan itu, melongo menatap dirinya. "Hah?"Ini serius? Kenapa...

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   8. Meminta Maaf

    "Malaikat penyelamat? Apa maksud ucapanmu, Mayes?"Tak ingin menebak-nebak, aku memutuskan untuk bertanya terus terang. "Anda mungkin tidak tahu, tapi, tuan Richard mengalami hal-hal yang cukup sulit karena seorang wanita. Saya benar-benar tidak menyangka, hari di mana beliau akhirnya membuka hati dan kembali mau dengan wanita akan datang seperti ini. Jadi, Anda benar-benar malaikat penyelamat, Nyonya! Andalah yang telah menyembuhkan tuan kami dari trauma kepada wanita, karena ulah wanita jahat saat beliau kuliah!"Mayes menjawab dengan menggebu-gebu, dia bahkan menyumpahi wanita jahat yang telah menyakiti hati Richard dengan penuh semangat, sehingga aku hanya bisa tersenyum kaku mendengarnya. Permisi, Mayes. Wanita jahat yang kamu maksud itu ada di sini, itu aku. "Sebenarnya, sesuatu yang sangat mengerikan telah terjadi semenjak tuan Richard dicampakkan wanita jahat itu, Nyonya."Suara Mayes yang tadinya penuh semangat saat menyumpah, kini terdengar sendu. "Sesuatu yang mengerik

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   9. Dihukum Richard!

    "Siapa... kamu?"Bingung, aku bertanya pada sosok pria asing di depanku. Pria itu balas memandangku dengan kening berkerut, lalu menoleh ke belakang. "Dante, apakah kita salah rumah?" tanya pria itu kepada seseorang yang berjalan mendekat. "Salah rumah? Apa maksudmu?"Suara suamiku terdengar, aku melongok dari bahu pria asing itu untuk melihat Richard. Pria yang tadi bertanya apakah dia salah rumah, bergerak minggir untuk menunjukkan diriku pada Richard. Pada saat itulah, pandanganku dan Richard bertemu. "Tiba-tiba ada seorang wanita muda di rumahmu, bukankah ini aneh? Seperti kita benar-benar salah rumah!" seru pria itu, yang sepertinya sangat shock saat melihat ada wanita di rumah Richard. Richard yang memandangku dengan ekspresi tegas, tanpa mengalihkan pandangannya dariku, memberi jawaban. "Ryuka, sepertinya kita harus menunda membicarakan tentang pekerjaan di rumahku. Ayo bahas masalah itu nanti, sekarang pulanglah ke rumahmu," ucap Richard, masih dengan mengunci pandangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   402. Apakah Aku Pelacur Pribadimu?

    "Luana? Bolehkah?" Pria itu meminta izin untuk menjilati leher dan dadanya yang penuh keringat. Saat Luana dengan malu-malu mengangguk, Kyle segera dengan tekun melakukan apa yang dia inginkan. Kyle baru tahu, bahwa keringat gadis ini ketika sedang terangsang ternyata bisa membantu mengembalikan kekuatan miliknya yang sempat menghilang. Magic stone bahkan tak ada apa-apanya dibandingkan ini. Saat keringat Luana habis dijilat oleh Kyle, kyle memandang Luana dengan ekspresi lapar. "Lun, cara bikin kamu berkeringat bagaimana?" bisiknya dengan suara menggoda, membuat gadis itu memandang Kyle dengan pipi merona merah, sementara Kyle menggesek penis miliknya yang sudah tegak di antara paha Luana. "Kenapa tiba-tiba ingin membuat saya berkeringat, Tuan?" Luana yang gugup, sampai tanpa sadar berbicara formal kepada Kyle. Kyle tidak menjawab, malah melesak kan mulutnya di buah dada Luana yang benar-benar menggoda, membuat gadis itu mengerang pelan dan menggeliat. "Hah

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   401. Aku Kedinginan, Luana.

    "Kamu tahu.... " Kyle berkata dengan napas tersengal-sengal. "Cuma tubuh kamu yang bisa membuat suhu tubuhku hangat kembali, Luana," lanjutnya dengan suara lemah. Mendengar itu, Luana tanpa ragu segera berdiri dan melempar jas yang ia pakai ke lantai. "Baiklah. Aku akan melakukannya, aku akan melakukan hal itu, Kyle. Aku akan melakukan apa pun! Kamu harus sembuh, kamu nggak boleh pergi!" teriak Luana dengan penuh tekad. Gadis itu segera berlari ke pintu untuk menguncinya dan menepuk tangan satu kali sebagai sensor lampu, membuat ruangan itu seketika gelap gulita. "Kyle, tunggu. Aku akan membantumu!" Luana tanpa ragu dia melepas blush hijau muda yang dia pakai dan melempar bra miliknya ke lantai, kemudian dengan tubuh atas tanpa memakai apa pun, mulai naik ke atas tubuh Kyle yang terbaring di sofa. "Kamu percaya sama aku, oke? Aku akan melakukan seperti saat membuat kamu bisa kembali normal ketika SMA, aku akan membuat kamu sembuh lagi, Kyle. Jangan pergi dulu, jang

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   400. Lun, Tolong Aku.

    Jam kerja selesai. Kyle semakin panik saat melihat Luana yang mulai berkemas, sementara Jasmine dan Gio belum juga meninggalkan meja kerja mereka. Kyle memutar otak untuk mencari cara supaya Luana masuk ke dalam ruangannya tanpa membuat Gio dan Jasmine tahu sehingga kedua makhluk brengsek itu tidak merecoki pertemuan mereka dengan alasan yang mengada-ada. Sementara itu, sakit kepala Kyle semakin parah dan demamnya mulai tinggi. Kyle meraih ponsel di meja, mengetik sesuatu dengan jemari yang gemetar karena demam. [Lun.] Bahkan untuk mengirimkan pesan singkat seperti itu, Kyle membutuhkan usaha yang sangat keras. Kepalanya seperti berputar-putar dan demam yang dideritanya membuat pria itu tidak fokus. Matanya sampai menyipit untuk menyelesaikan chat yang ia kirim ke Luana. [Sini, ke aku.] Tak sanggup lagi mengetik banyak, Kyle melempar ponselnya dan memijat kepala yang seperti meledak. Dia tak sanggup menahan sakit ini lagi, sepertinya magic stone yang dipinjamk

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   399. Memisahkan Luana dan Kyle

    Gio lagi-lagi tersenyum dengan ekspresi licik, sebelum kemudian menjawab. "Karena aku yang menukar sendiri barang itu sebelum sampai ke Kyle, jadi tentu saja aku tahu." Ekor mata Gio melirik ke Kyle yang sedang memijat keningnya dengan ekspresi puas. "Sayangnya, karena kekuatannya melemah, Kyle bahkan nggak sadar kalau barang itu palsu dan terus bergantung pada benda itu seperti orang bodoh," lanjutnya dengan bibir mencibir. "Kamu gila!" Jasmine berseru, menggeleng tak percaya, tapi juga salut pada pria yang sepertinya lebih kuat dari Kyle ini. Sepertinya, pria yang wajahnya mirip Kyle ini sedang tidak berbohong, kini Jasmine baru menyadari bahwa aura Kyle hari ini, memang tidak sekuat dan semenusuk biasanya. "Sekarang, kamu percaya padaku, kan?" Gio bertanya dengan ekspresi penuh kemenangan. Jasmine ingin mengangguk tapi dia sadar bahwa harus berhati-hati dengan pria di sampingnya ini, jadi dia menjawab. "Aku masih harus berpikir lebih dalam lagi." Gio yang

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   398. Kongkalikong

    "Kamu bicara apa? Aku nggak ngerti." Masih seperti sebelumnya, Jasmine menjawab ketus perkataan Gio. Gio hanya tertawa geli melihat reaksinya tersebut, menyandarkan punggung ke kursi dengan kedua tangan bersilang di dada. "Nggak usah pura-pura polos." Ucapan sinis Gio itu, direspons Jasmine dengan kerutan kening. "Aku nggak tahu apa maksud kamu ngomong seperti itu tadi, dan aku nggak paham, siapa yang tadi kamu panggil gadis setengah vampir," sergah Jasmine dengan nada tersinggung. Gio tidak menjawab, tapi segera menjentikkan jemarinya dengan santai. Wajah Jasmine memucat saat Gio menunjukkan bukti, bahwa dirinya juga bukan manusia biasa. Bahkan tingkat kekuatannya di atas Jasmine. "K-kamu.... " Jasmine tak bisa berkata-kata. "Santai saja," ucap Gio sambil menyugar rambut peraknya dengan santai saat melihat wajah pucat Jasmine. "Aku tahu, tujuan kita sama," lanjutnya seraya melirik ke arah Kyle, yang diikuti oleh lirikan mata Jasmine. "Kamu...." Gio menunjuk dada Jas

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   397. Identitas Terungkap

    "Minggir." Jasmine yang sudah kini berada di depan mereka, menatap Luana dengan muka ditekuk. "Pindah posisi," lanjutnya judes, bibirnya yang bergincu merah terang maju beberapa centimeter. "Eh, kenapa?" Luana yang tak tahu maksud kedatangan Jasmine ke meja kerjanya, bertanya dengan bingung. Sementara gadis tinggi semampai yang kini memakai dress hitam selutut dan terbalut jas warna krem tersebut menatap Luana dengan gerah. "Aku sekarang kerja di sini menggantikan Katy, geser. Jauh-jauh dari aku, jangan terlalu dekat," ucapnya ketus. Luana dengan masih linglung, menatap tak percaya apa yang sedang didengarnya saat ini. "Cepetan. Dasar lelet." Keluhan yang keluar dari mulut jasmine tersebut membuat Luana segera mengangkat barang-barangnya dan bergeser, tapi kemudian kembali lagi. Dia menaruh barang-barang miliknya itu di tempat semula dan memberanikan diri menatap Jasmine yang duduk di sebelah Gio dan sibuk dengan ponselnya. "Kalau kamu menggantikan tempat Katy,

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   396. Bau Busuk

    "Halo, Sayangku." Seorang pria menyapa Luana dengan begitu mesra. Luana memandang pria dengan rambut berwarna perak seperti bulan purnama dan memakai setelan jas hitam dengan kemeja putih itu dengan setengah hati. "Siapa yang kamu panggil sayang?" ketusnya dengan bibir cemberut. Gio yang kini berdiri di depan meja kerja Luana tersenyum-senyum sendiri dengan ekspresi menggoda. "Siapa lagi memangnya kalau bukan kamu? Nggak ada makhluk mungil yang terlihat sangat imut di mataku kecuali kamu, Luana sayang." Mendengar itu Ahra hanya memutar bola matanya dengan ekspresi bosan. "Nggak usah gombal, aku tahu kamu bukan Kyle," balas Luana, masih dengan muka ditekuk. Dia masih kesal dengan vampir ini karena wajahnya mirip Kyle, sehingga dirinya pernah mengalami insiden salah mengenali orang beberapa kali. Terlepas dari pria inilah yang telahmenyelamatkan dirinya dengan dari teror vampir baru di pulau itu, Luana nmasih tidak bisa melupakan rasa kesalnya. Gio tertawa geli d

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   395. Takdir Yang Memisahkan

    "Aku tidak perlu bertemu orang itu untuk menilai bagaimana dia, Kyle," jawab tuan Ivander dengan tegas. Kyle tertawa sumbang mendengar ucapan ayahnya tersebut. "Ayah selalu mengajariku bahwa kita harus bertatap mata dengan seseorang agar tahu bagaimana dia sebenarnya.Ucapan ayah sekarang penuh kontradiksi, Yah," sindir Kyle dengan tajam, sedang sang ayah hanya mengendikkan bahu. "Aku nggak peduli," jawab tuan Ivander, acuh tak acuh. Kyle hanya menyugar rambutnya ke belakang. kehabisan kata-kata. "Jasmine dan kamu punya kesamaan, kalian pasti akan bahagia jika menikah, Nak. Nasibmu tidak akan seperti ayah kalau kamu menikah dengan Jasmine." Tuan Ivander mengatakan hal itu dengan sungguh-sungguh. Ada luka yang dalam di sorot matanya saat menyebut tentang nasibnya sendiri. Melihat Kyle yang terdiam, ayahnya melanjutkan. "Kalian sama-sama anak yang lahir dari pasangan manusia dan vampir, jadi, jika kalian menikah, tidak akan ada yang berkorban atau ditinggalkan. Kamu akan

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   394. Bertemu Sang Ayah

    "Ayah." Istirahat makan siang, sambil menahan pening kepala, Kyle mendatangi ayahnya yang merupakan pemimpin mafia sekaligus pemilik utama Zeus group. "Hm." Tuan Ivander yang duduk di meja kerja nya, mendongak sebentar sebelum kemudian fokus lagi dengan pekerjaannya. "Aku ke sini karena urusan yang sangat penting," ucap Kyle memulai pembicaraan, duduk di kursi depan meja kerja ayahnya dengan tangan terkepal. "Bicara saja." Tuan Ivander menjawab dingin sembari melirik sedikit putra satu-satunya. Alasan ayahnya tak pernah mau melihat Kyle sering-sering, sebenarnya karena setiap kali menatap putra satu-satunya itu, dia selalu ingat kepada sang istri yang begitu dicintainya. Namun, Kyle salah paham. Dia mengira sang ayah membenci dirinya karena telah menjadi penyebab kematian sang ibu saat melahirkan dirinya. Itulah kenapa hubungan keduanya bagai api dan minyak dalam berbagai hal, karena itu biasanya Kyle paling menghindari jika bertemu harus bertemu dengan orang tua

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status