Share

7. Malaikat Penyelamat

Penulis: Lil Seven
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-02 19:41:47

"Richard di mana?"

Pagi hari, saat aku pergi sarapan, ku tanyakan kepada kepala pelayan di mana Richard, suamiku.

"Tuan Richard tidak pernah sarapan, Nyonya. Dan beliau sekarang telah berangkat lebih awal untuk pergi ke kantor."

Ethan, sang kepala pelayan menjawab.

"Hmm, baiklah."

Itu cukup bagus, toh aku juga belum tentu berani memandang wajah pria itu setelah kejadian semalam. Meski dia langsung pergi dan terlihat marah karena aku membicarakan hal yang merusak moodnya, aku masih merasa malu dengan ciuman kami.

Hari ini aku kembali dibuat kagum dengan pelayanan rumah ini yang seperti hotel bintang lima, makanannya juga sangat enak sehingga aku menghabiskan sarapan dengan hati senang.

"Sesuai perintah dari tuan Richard, mulai hari ini Anda akan pindah dan tinggal di kamar utama, di mana tuan Richard juga tidur di sana."

Ethan mengatakan itu padaku saat aku selesai sarapan, sedangkan aku yang mendengar berita mengejutkan itu, melongo menatap dirinya.

"Hah?"

Ini serius?

Kenapa... kenapa dia malah mengajak aku tinggal bersama di kamarnya? Itu pasti akan menjadi situasi yang canggung, kan? Apalagi setelah ciuman kami tadi malam.

Apa sih yang Richard inginkan?

Ah, benar.

Bukankah sekarang posisiku adalah tawanan? Merupakan pilihan baik untuk menaruhku sedekat mungkin dengannya. Mungkin seperti itu?

Menyadari fakta bahwa aku di sini bukan sebagai pengantin normal pada umumnya, aku menganggukkan kepala dengan tanpa semangat.

"Baiklah, tolong urus semuanya," ucapku pada kepala pelayan. Ethan yang tampak profesional itu mengangguk seolah sudah menunggu.

"Ohya satu lagi. Beliau juga memberi perintah bahwa Anda tidak boleh keluar dari rumah ini tanpa seizinnya. Tapi, jika Anda ingin berkeliling untuk melihat-lihat isi rumah, silakan."

"Baik, terimakasih, Pak," jawabku dengan tulus.

"Panggil saja saya Ethan dengan nyaman, Nyonya."

Ethan menyuruh aku memanggilnya dengan nama, sehingga aku tak ada pilihan selain mengangguk.

"Baik, Ethan."

Setelah mengatakan apa yang ingin dia katakan, Ethan akhirnya undur diri.

Dalam sekejap, karena ke profesionalan Ethan, aku sudah dipindah ke kamar utama, tepatnya kamar tidur Richard.

"Wah, gila. Kamarnya jauh lebih mewah dari kamarku," ucapku dengan mulut ternganga.

Meski kamar Richard ini didekorasi dengan minimalis, tapi kesan mewah dan elegannya sangat kental, kamar ini benar-benar mengingatkan aku pada pemiliknya.

Saat aku sedang duduk di sofa sambil mengagumi kemewahan kamar Richard, sebuah pesan masuk ke ponselku.

Dari Richard.

[Jangan pernah berani-berani melarikan diri dari rumahku, Jeany. Atau aku akan memotong kakimu sehingga tak bisa berjalan lagi. Ini hukuman untukmu, karena telah menyakitiku di masa lalu.]

Patuh, aku segera menjawab.

[Baik, Rich.]

Tak ada jawaban lagi dari Richard, meski begitu, aku tiba-tiba jadi kesusahan bernapas.

"Huufft, aku selalu merasa tegang setiap berbicara dengannya. Kenapa dia sekarang sangat menakutkan?" desahku, memegang dada yang terasa sesak karena tegang.

"Huuuh, Richard buat orang tidak mood saja."

Aku menggerutu dan berjalan keluar kamar, sudah kehilangan minat mengagumi kamar baruku.

"Ethan, aku sangat bosan di kamar dan ingin berkeliling, bolehkah?" tanyaku pada kepala pelayan.

Ethan segera menyetujui permintaanku dan memanggil Mayes, pengasuh Richard.

"Baiklah, saya akan meminta Mayes menemani Anda, Nyonya."

Setelah Mayes datang, wanita itu dengan sopan membimbing diriku berkeliling rumah Richard yang mewah dan sangat luas.

"Wow, ini benar-benar istana," gumamku dengan ekspresi terpesona.

Mayes tersenyum melihat reaksiku dan menjelaskan setiap fungsi salah tempat-tempat yang aku tunjuk.

Di rumah mewah ini, hanya Ethan, Mayes dan koki serta asistennya yang tinggal menginap. Pelayan lain biasanya datang di pagi hari dan pulang sore hari. Itu karena Richard tidak terlalu suka ada banyak orang di rumahnya.

Capek berkeliling, aku memutuskan untuk istirahat di salah satu taman rumah Richard yang indah. Di sana ada sebuah gazebo yang nyaman sehingga aku bisa duduk duduk dengan santai.

"Ini aneh."

Aku yang mulai menyadari ke absurd an sikap Richard, termenung sendiri.

Richard jelas-jelas bilang bahwa dia akan memenjarakanku, tapi menaruhku di rumahnya yang super mewah, rasanya seperti tidak dipenjara, bukan?

"Bodohnya aku. Ternyata semenyenangkan ini dipenjara. Pokoknya aku harus terus berbuat baik ke Richard dan berakting bahwa aku mencintai dirinya, sehingga aju bisa terus menikmati kenyamanan ini," ucapku, penuh tekad.

Aku menyeringai senang saat ingat betapa sopan dan baiknya para pelayan di sini, sehingga aku ingin terus hidup seperti sekarang, di mana tak perlu lagi bersusah payah mencari uang demi kehidupanku yang menyedihkan.

"Aku harus berakting lebih baik lagi nanti, demi hidup yang sangat nyaman ini."

Aku tertawa sendiri, memikirkan akting seperti apa yang harus kulakukan, supaya membuat Richard luluh dan percaya bahwa aku mulai jatuh cinta padanya.

"Cita-citaku untuk hidup hanya dengan makan dan tidur sepertinya tercapai hari ini."

Aku memandang langit dengan ekspresi puas. Ini benar-benar kehidupan seperti di syurga. Aku memakai gaun cantik, berdandan cantik dan tidak perlu bekerja.

"Dia melakukan semua ini tanpa paksaan dariku, jadi harus menikmatinya saja, kan?" ucapku dengan tawa senang, saat sadar bahwa kurungan yang dimaksud Richard ternyata senyaman ini.

Richard kemarin bilang bahwa dia akan mengurungku di rumahnya dan berkata bahwa ini hukuman untukku. Namun, kini aku sendiri sebenarnya bingung, apa yang dilakukan Richard ini merupakan hukuman atau apa?

"Dia bilang ini hukuman dan penjara? Penjara apa yang senyaman ini? Aku mau terus dipenjara kalau seperti ini," ucapku, lagi-lagi tertawa terbahak-bahak, seperti orang gila.

Bagaimana aku tidak senang.

Itu karena, pada kenyataannya bukankah Richard ternyata memperlakukanku dengan sangat baik?

Aku diberi tempat tinggal mewah, pakaian bagus dan makanan yang enak. Semua kebutuhanku terpenuhi dengan baik dan aku bahkan tak perlu melakukan apa pun di sini.

"Ini seperti... perlakuan kepada orang yang dia cintai. Benar, kan?"

Memikirkan Richard yang sekarang ternyata masih mencintaiku, pipiku merona merah.

Dulu dia memang bukan tipe ku, tapi sekarang, dengan tubuhnya yang indah dan wajahnya yang begitu jantan. Bagaimana aku tidak terpesona?

Dia yang sekarang terlihat kejam, tapi aku justru tertarik pada sisi Richard yang seperti ini.

Pipiku kembali merona saat membayangkan bagaimana kami melakukan malam pertama. Dengan tubuh Richard yang seperti itu, malam pertama kami... pasti akan penuh gairah, bukankah begitu?

Saat sedang asyik memikirkan tubuh Richard yang seksi, Mayes, wanita paruh baya yang memperkenalkan diri sebagai pengasuh Richard, tiba-tiba datang dengan troli penuh makanan ringan serta minuman.

"Nyonya, ini cemilan siang untuk Anda. Koki rumah ini khusus membuatkan ini untuk Anda karena Anda terlihat tidak semangat pagi ini," ucap Mayes seraya menghidangkan semua makanan itu di meja depanku.

"Ah? Terima kasih banyak, Mayes. Tidak perlu repot-repot."

Sungkan karena diperlakukan dengan sangat sopan, aku menjawab malu-malu.

Mayes tersenyum dan berbicara.

"Nyonya, apa Anda tahu? Kami semua yang ada di sini, sangat senang dengan kehadiran Anda."

"Hm?"

Aku memandang Mayes dengan kebingungan.

Apa ini tiba-tiba?

Rasanya seperti... dia akan mengatakan sesuatu yang buruk setelah semua pujian manis?

"Saya tidak berbohong, Nyonya. Anda seperti malaikat penyelamat bagi kami," ucap Mayes lagi, yang membuat keningku semakin berkerut.

Apa sebenarnya maksud ucapan pelayan Richard ini, dia benar-benar memuji, atau sedang menyindir?

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
kehadiranmu mungkin membuat mood Richard baik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   8. Meminta Maaf

    "Malaikat penyelamat? Apa maksud ucapanmu, Mayes?"Tak ingin menebak-nebak, aku memutuskan untuk bertanya terus terang. "Anda mungkin tidak tahu, tapi, tuan Richard mengalami hal-hal yang cukup sulit karena seorang wanita. Saya benar-benar tidak menyangka, hari di mana beliau akhirnya membuka hati dan kembali mau dengan wanita akan datang seperti ini. Jadi, Anda benar-benar malaikat penyelamat, Nyonya! Andalah yang telah menyembuhkan tuan kami dari trauma kepada wanita, karena ulah wanita jahat saat beliau kuliah!"Mayes menjawab dengan menggebu-gebu, dia bahkan menyumpahi wanita jahat yang telah menyakiti hati Richard dengan penuh semangat, sehingga aku hanya bisa tersenyum kaku mendengarnya. Permisi, Mayes. Wanita jahat yang kamu maksud itu ada di sini, itu aku. "Sebenarnya, sesuatu yang sangat mengerikan telah terjadi semenjak tuan Richard dicampakkan wanita jahat itu, Nyonya."Suara Mayes yang tadinya penuh semangat saat menyumpah, kini terdengar sendu. "Sesuatu yang mengerik

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-02
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   9. Dihukum Richard!

    "Siapa... kamu?"Bingung, aku bertanya pada sosok pria asing di depanku. Pria itu balas memandangku dengan kening berkerut, lalu menoleh ke belakang. "Dante, apakah kita salah rumah?" tanya pria itu kepada seseorang yang berjalan mendekat. "Salah rumah? Apa maksudmu?"Suara suamiku terdengar, aku melongok dari bahu pria asing itu untuk melihat Richard. Pria yang tadi bertanya apakah dia salah rumah, bergerak minggir untuk menunjukkan diriku pada Richard. Pada saat itulah, pandanganku dan Richard bertemu. "Tiba-tiba ada seorang wanita muda di rumahmu, bukankah ini aneh? Seperti kita benar-benar salah rumah!" seru pria itu, yang sepertinya sangat shock saat melihat ada wanita di rumah Richard. Richard yang memandangku dengan ekspresi tegas, tanpa mengalihkan pandangannya dariku, memberi jawaban. "Ryuka, sepertinya kita harus menunda membicarakan tentang pekerjaan di rumahku. Ayo bahas masalah itu nanti, sekarang pulanglah ke rumahmu," ucap Richard, masih dengan mengunci pandangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-03
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   10. Ciuman Permintaan Maaf

    "Huh, aku... aku di mana? Apa ini di kamarku atau di surga?"Saat aku sadar dari pingsan, aku reflek bergumam seperti itu ketika membuka mata dan melihat langit-langit kamar yang mewah. "Nyonya, Anda sudah sadar! Syukurlah! Anda demam dan pingsan seharian, saya sangat khawatir!!"Suara Mayes yang menggelegar, membuat aku menoleh ke samping. "M-Mayes?"Mayes yang duduk di sampingku sambil memegang tanganku, menjawab dengan wajah khawatir. "Iya, ini saya, Nyonya. Bagaimana keadaan Anda?" tanyanya. Meremas lembut tanganku, seperti sedang menunjukkan kekhawatirannya yang tulus. Aku mengalihkan pandangan dan menatap sekeliling kamar, mencari seseorang. "Di mana Richard, suamiku?" "Beliau sedang pergi ke kantor, apakah Anda perlu minum, ini minumlah dulu? Hati-hati," jawab Mayes seraya mengulurkan segelas air setelah membantuku duduk dengan hati-hati.Moodku langsung memburuk saat mendengar hal itu. Hah, di saat kondisi istrinya seperti ini, dia malah pergi ke kantor? Sangat tidak pun

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   11. Mengantarmu Ke Puncak Kenikmatan (18+)

    "R-Richard?"Aku berbalik dengan kaget saat mendapati suamiku sudah berdiri di belakang, sampai anggur yang baru saja masuk ke mulutku, meluncur jatuh. Richard yang sepertinya baru pulang kerja, memungut anggurku yang jatuh ke ranjang dan memasukkan anggur itu ke mulutnya dengan santai. "Hey, anggur itu.... "Aku ingin mengatakan bahwa anggur yang dia makan tadi sudah sempat masuk mulutku, tapi saat melihat Richard yang tampak santai mengunyah anggur itu, aku tak jadi bicara. Richard sedikit membungkuk untuk mengambil anggur lain di piringku, lalu pandangannya tertuju pada layar ponselku. "Oh, apa itu? Apakah kamu sedang asyik menonton pria lain dengan tatapan mesra sambil menghabiskan anggur yang dibeli dengan uangku, Jeany?"Richard mengambil ponselku dengan kening berkerut, menatap pria dalam drama China yang aku tonton. "Ahh, ini.... "Aku tak bisa menjawab. Haaa, apa maksudnya menonton pria lain dengan tatapan mesra? Aku hanya sedang melihat sebuah drama di ponsel! Wajahku

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   12. Klimaks Yang Tertunda (18+)

    Merasa pusing karena aroma yang sangatkaya dari Richard, yang kurasakan untuk pertama kalinya, aku lupa bahwa saat ini hanya mengenakan rok dan memperlihatkan dadaku tanpa penghalang apa pun. Hanya saja, tatapan Richard yang menyapu tubuhku, menyebabkan semburan jus cinta mengalir dari bawah.Kepalaku menjadi panas dan erangan basah keluar dari mulutku. Richard mendekat ke arahku yang terengah-engah, menekan tubuhnya ke tubuhku. Tangannya yang besar dan meraih kedua pergelangan tanganku dan mendorongnya atas. Menguncinya di sana. "Kamu terlihat sangat cantik hari ini, Jeany."Richard mengatakan hal itu dengan suara bersemangat, lantas membungkukkan badannya dan menggigit dadaku. "Ah! Aduh! R-Rich, apa yang...!"Richard hanya tertawa dan menjilat dadaku, menimbulkan sensasi kesemutan yang membuat aku seperti melayang. "Apanya yang apa, Jeany?"Dia malah bertanya dengan suara main-main dan menggigit dadaku lagi. Sehingga aku seketika berteriak dan menjambak rambutnya. Bukannya ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-04
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   13. Kemesuman Richard (18+)

    Richard baru pulang saat dini hari, terlalu terlambat untuk melanjutkan aktivitas yang sebelumnya mereka lakukan. Situasi di rumah sakit tidak sesederhana yang dia bayangkan dan Richard terjebak di ruang operasi selama berjam-jam. Begitu masuk kamar, dia melihat bagaimana istrinya yang dan sangat cantik, tengah tertidur dalam posisi duduk di sofa. Sepertinya Jeany berusaha menepati janji untuk tidak tidur, sehingga menunggu Richard di sofa. Tapi karena ini sudah terlalu lama, dia pasti tertidur sebab terlalu lelah menunggu. "Manis sekali," gumam Richard, tersenyum lebar dan berjalan cepat menuju ke arah Jeany. "Sayang, aku sudah pulang."Richard mengatakan hal itu sambil duduk bertumpu lutut di depan Jeany, dia mendongak dan mengelus lembut pipi Jeany, merasa sangat senang karena setelah bertahun-tahun hidup tersiksa dengan mimpi buruk saat ditolak dan diabaikan Jeany, kini wanita itu ada di depannya dan dengan setia menunggu dia pulang. "Sakit kalau lama-lama tidur seperti ini,"

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-08
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   14. Mengira Richard Marah

    "Ha, Jeany...."Dia duduk di antara.kedua kaki Jeany dan menyiksa tubuh bagian bawah wanita itu dengan gerakan yang lebih biadab dari sebelumnya.Richard.membuka area berdaging itu lebar-lebar dan tanpa ampun mencubit dan menggaruk klitoris yang tersembunyi di dalamnya, berulang kali memasukkan dan menarik jari tengahnya yang tebal ke dalam.lubang yang berdenyut itu. Berbeda dengan tangan kurus wanita, tangan pria berperawakan tebal mampu meremas dan meremukkan daging sensitif di dalamnya hanya dengan memasukkan satu jari di antara Iabia.Klitoris yang bergairah dan ereksi dihancurkan di sana-sini di bawah tangan Richard,.memberikan sensasi yang lebih erotis. Saat dia gemetar karena kenikmatan yang memusingkan, Richard tersenyum bahagia. "Aku merasa senyaman ini bahkan ketikakamu sedang tidur... seberapa baik perasaankujika kamu terjaga, Jeany?"Richard menggumamkam sesuatu dan tertawa pelan. Namun, tangan yang menggosok klitoris Jeany tidak menunjukkan tanda-tanda berhenti."Istri

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   15. Datang Ke kantor Richard.

    "Hmm, bagaimana, ya? Apakah kalian bertengkar semalam?"Mayes memandangku dan bertanya, sehingga dengan panik aku segera menggeleng, takut jika Mayes menemukan kejanggalan dalam hubungan pernikahan antara aku dan Richard. "Bertengkar? Itu tidak mungkin!" sanggahku, segera mengambil air di gelas dan ku minum sampai habis untuk menyingkirkan panik. Mayes sepertinya mengawasi seluruh tindak tandukku, tapi untungnya tidak bicara apa-apa. "Oh, lalu kenapa Anda bertanya kondisi tuan tadi malam pada saya, Nyonya?"Mayes memasang ekspresi polos, tapi aku benar-benar jadi ragu sebenarnya dia tidak lah se polos itu. Aku juga curiga kalau sebenarnya Mayes bukanlah di pihakku. Yah, dia anak buah siapa? Tentu saja Mayes akan selalu di pihak Richard. "Tidak, tidak ada apa-apa," jawabku sambil mengibaskan tangan, berusaha terlihat tak bermasalah sama sekali dan memasang wajah cuek. Entah kenapa saat ini aku takut menunjukkan kelemahan di depan Mayes. Apalagi mengingat fakta bahwa dia sangat be

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-09

Bab terbaru

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   389. Hanya Aku Yang Boleh Menciummu

    Pagi hari.Semua diangkut naik kapal pesiar untuk kembali ke kota.Begitu juga Luana, tapi dia tidak naik kapal pesiar melainkan jet pribadi yang disiapkan untuk Kyle. "Tuan Muda, kenapa saya harus beda sendiri? Saya naik apa saja tidak masalah, Tuan Muda. Badan saya sudah sehat, Anda akan bisa melihat sendiri saya bahkan bisa menari balet sekarang!" protes Luana. Gadis itu menatap cemberut pada Kyle yang memasukkan barang bawaan Luana ke dalam tas, menari-nari di depannya untuk membuktikan bahwa dirinya benar-benar sudah sehat."Luana."Kyle berjalan mendekat dan menangkap pinggang gadis mungil tersebut lalu menariknya dalam pelukan."Kamu pulang sama aku, ini perintah. Mengerti?" tegas Kyle dengan tegas. Bibir Luana maju saat Kyle mengatakan hal itu, mengerutkankening dengan ekspresi yang menurut. Kyle menggemaskan."Kenapa?"Keduanya sudah saling melepas pelukan sekarang karena Kyle sibuk memasukkan lagi barang bawaan Luana, sementara gadis itu duduk di samping Kyle dengan eks

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   387. Hukuman!

    Kyle memandang sekilas pada Raven yang belum juga sadar kemarahan bos-nya."Tapi?"Rion mengulang ucapan Kyle dengan was-was.Kyle menyugar rambutnya ke belakang dan menatap Rion dengan wajah tenang tanpa eskpresi."Dia akan kukirim ke cabang perusahaan yang paling jauh, paling ujung, paling tidak laku dan paling sepi. Kalau bisa dicabang yang ada di Afrika. Atau cabang yang hampir bangkrut," titah Kyle dengan suara dingin dan gemetar menahan marah. "B-baik, Tuan Muda."Rion, meski sedikit gugup, mengangguk patuh. Pria itu diam-diam melayangkan tatapan kasihan kepada Raven. Setelah mengatakan semua itu, Kyle berjalan cepat keluar ruangan dan sedikit membanting pintu.Suasana yang begitu dingin dan mencekik mengiringi kepergiannya. "Tuan Rion, apa maksud ucapan Bos Kyle?" tanya Raven bingung. Rion tidak segera menjawab, memandang kasihan kepada pria malang itu dan menepuk pundaknya sebagai bentuk simpati."Intinya, kamu mendapat rumah mewah secara gratis, detail lainnya akan aku ki

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   387. Beraninya Kamu

    Rion yang melihat kemarahan berkobar dalam diri sang tuan, dengan bijak memilih mundur teratur. Ia berdiri jauh di sebelah pintu agar terhindar dari amukan Kyle, karena ada pria yang dengan begitu lugas mengaku suka dengan 'gadis'nya. "Apakah kamu sudah kenal Luana sebelum ini? Apakah kalian mantan pacar atau semacamnya?" tanya Kyle dengan bibir terkatup menahan amarah. Dia selama ini sudah lama diam-diam memperhatikan siapa saja yang berhubungan dengan Luana, mantan, orang yang mengejar dia diam-diam, atau siapa saja yang mencoba mendekati gadis mungil tersebut. Namun, Kyle tidak ingat ada wajah Raven dari semua foto orang-orang itu. Hanya ada sesuatu yang familiar di wajah Raven, yaitu kemiripannya dengan mantan terakhir Luana, si Berengsek Rexy. "Ttidak, Tuan Muda. Ehm, saya belum pernah kenal bahkan bertemu dengannya sebelum ini,' jawab Raven dengan terbata-bata karena melihat ekspresi dingin di wajah Kyle. "Lalu bagaimana kamu bisa bilang kalau menyukai gadis itu sejak l

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   385. Pengakuan mengejutkan

    "Hitam? Vampir darah murni tidak ada yang rambutnya berwarna hitam, Tuan. Biasanya rambut mereka berwarna perak seperti warna bulan." Rion menjawab dengan kebingungan. Mata Kyle seketika menyipit mendengar penjelasan dari Rion tersebut. Jika seperti itu, maka mungkin saja Gio yang sudah kenal Luana lebih dulu dari mana memang sengaja mewarnai rambutnya menjadi warna hitam karena ingin mengecoh Luana. Meski untuk saat ini Kyle tidak tahu apa tujuan vampir berengsek tersebut melakukan hal itu. "Dasar imitasi,"' umpat Kyle pelan, mengerutkan hidungnya dengan jijik. Ekspresi dingin menghiasi wajah tampannya saat menoleh ke arah Rion yang tidak tahu kenapa Kyle begitu marah saat tahu rambut asli Gio tidaklah berwana hitam. "Siapkan diri untuk menemui klan vampir begitu kita pulang dari sini besok, Rion. Pilih bawahan terbaik karena mungkin saja akan terjadi perang, kalau pihak sana menolak mendisiplinkan Gio," titah Kyle dengan penuh penekanan. Dia mengepalkan tangannya erat, be

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   384. Investigasi Buntu

    "Sayangnya, Aku nggak menemukan apa pun." Jawaban dari Kyle itu sontak membuat Rion terdiam, sedangkan Kyle sendiri menatap telapak tangannya dengan ekspresi tak terbaca. Pria itu mendesah pelan, lantas berbicara dengan suara suram. "Sepertinya, kekuatanku memang hilang separuh karena sudah keluar sebelum red moon berakhir," ujar Kyle tanpa ekspresi. "Tuan Muda .... " Mendengar itu, Rion menatap sang tuan dengan simpati dan menyesal. "Jangan pikirkan hal itu dulu, sekarang kita fokus mengumpulkan bukti-bukti yang bisa digunakan untuk menemukan pelaku di balik semua ini lebih dulu." Kyle menyugar rambut hitamnya dan mulai mengamati kerangkeng tersebut dengan wajah serius. "Kalau dia bisa bawa vampir baru ke sini tanpa ketahuan siapa pun, ada dua kemungkinan, dia punya koneksi dengan yang berada di sini dan tahu kalo aku nggak mungkin bisa datang di acara ini, dan dia ... bukan manusia biasa, sama seperti kita." Rion mengangguk-angguk setuju atas tebakan bos-nya tersebut. "

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   383. Penyelidikan

    Menahan kesal, Kyle segera turun dari atas tubuhLuana dan membenahi resleting celananya."Ada masalah apa, Tuan?"Luana ikut duduk dan merapikan kausnya, Kyle menghentikan gerakannya sebentar lalu menatap gadis itu dengan sorot penuh minta maaf."Rion telepon katanya menemukan bukti baru atas kasus ini, Lun. Aku haruspergi segera untuk menyelesaikan makalah ini sebelum kita kembali ke kota."Penjelasan dari Kyle membuat Luanamengangguk penuh pengertian."Pergilah, Tuan."Kyle menyugar rambutnya kebelakang dan mendekat pada Luana untuk mengecup sekilas pipi mulus gadis cantik itu. "Maafkan aku," bisiknya.Luana mengangguk dan tersenyum lebar."Tidak apa-apa. Aku tahu ini hal yang tidak bisa ditunda-tunda."Kyle masih saja menatap Luana dengan pandangan tak rela.Bagaimana pun juga diputus di tengah permainan panas seperti tadi rasanya benar-benar menyebalkan."Aku akan segera kembali, istirahatlah, Lun."Kyle mengulurkan tangan dan mengusap kepala Luana dengan penuh kasih sayang."A

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   382. Gangguan Di Tengah Hasrat Membara

    Kyle tentu saja segera menggeleng dengantegas dan menarik tangan gadis itu menuju ranjang."Luana, sudah kubilang, nggak boleh ya nggakboleh! Aku nggak akan ke mana-mana, sekarang, sini aku temani."Dengan tegas, Kyle segera mendudukkan Luana di tepi ranjang dan menyentuh kedua pundak gadis tersebut."Nggak ada Gio, nggak bolehjkmenyebut nama Gio. Atau apapun tentang bajingan itu! Aku yang akanmenemani kamu di sini, mengerti?"Melihat betapa seriusnya Kyle saat mengatakan hal itu, Luana langsung tersenyum lebar penuh sukacita, mengangguk dengan ekspresi puas karena pancingannya berhasil dan segera menuju ke tengah ranjang."Hm, kalo begitu ayo berbaring dengan saya di sini, Tuan. Temani saya tidur," ujar Luana sembari menepuk-nepuk ranjang di bawahnya yang empuk dengan ekspresi ceria. Kyle yang tidak sadar sedang dimanfaatkan Luana, dengan suara tegas menjawab. "Baiklah.""Ahhh, senangnya. Begitu dong dari tadi!" seru Luana dengan senyum lebar, sehingga Kyle akhirnya menyadari, b

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   381. Memancing Gairah Kyle

    Luana memberanikan diri menatap tengah mata bos-nya tersebut."Anda marah kepada saya, Tuan Muda," tebaknya sendu."Lalu?"Kyle yang sampai sekarang tidak juga membalas pelukan Luana tersebut, melayangkan pertanyaan yang membuat Luana semakin galau."'Saya akan melakukan apa pun untuk menahan Anda di sini, karena saya benar-benar takut ditinggal sendirian saat ini, " jawab Luana, menatap Kyle dengan penuh tekad."Hmm."Sebagai balasan, Kyle hanya berdehem, seakan tak tertarik dengan tekad Luana. "Saya sedang sangat serius, Tuan."Luana kembali berkata dengan tegas. "Memangnya apa yang bisa kamu lakukan untuk menahanku di sini?"Kyle bertanya dengan ekspresi meremehkan."Sesuatu yang pasti sangat bisa menahan Anda, Tuan," jawab Luana dengan tegas. Gadis itu, mengangguk dengan ekspresi yakin saat menjawab pertanyaan Kyle. "Contohnya?" tantang Kyle dengan kedua tangan bersilang di dada.Tanpa ragu, Luana mengulurkan tanganke arah bagian bawah kemeja Kyle, di suatu tempat di bawah ika

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   380. Kenapa Kamu Lebih Membela Pria Lain?

    Kyle meraih dagu Luana dan mengangkatnya sedikit sehingga membuat gadis itu menatap matanya, tapi karena gugup, Luana secara reflek mengalihkan pandangan. "Kenapa wajahmu pucat? Kamu menyembunyikan sesuatu dari aku, Luana?" tanyanya penuh selidik.Luana sekali lagi membuang pandang karena tak sanggup bertatap muka dengan Kyle yang memandang seakan menembus masuk ke hatinya."A-apa maksud Anda, Tuan Muda?" elak Luana. Suara gadis itu sedikit bergetar ketika menanyakan hal tersebut.Kyle yang masih intens menatap matanya, tersenyum tipis dan bertanya dengan suara yang sangat tenang. "Kenapa kamu nggak pernah cerita sama aku kalau sudah kenal Gio sebelum ini, Luana?"desak Kyle dengan raut muka tak suka.Luana menelan ludah karena tenggorokannya yang seperti tercekik sebab rasa gugup yang melanda dirinya."Itu... ehm, saya, saya lupa, Tuan Muda," jawabnya membela diri.Kyle menggeleng dan tersenyum dengan mata menyipit."Lupa? Nggak mungkin. Mana mungkin kamu ngelupain hal seperti itu,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status