Home / Rumah Tangga / Terperangkap Gairah Dokter Tampan / 4. Tiba-tiba Menjadi Istri

Share

4. Tiba-tiba Menjadi Istri

Author: Lil Seven
last update Last Updated: 2023-12-08 06:12:06

"Dengan serius...."

Aku mendesah.

Sungguh, aku benar-benar masih tak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi ini. Jadi, mantanku tercinta, Dante Richardo, sangat membenciku sampai ingin mencincang-cincang tubuhku menjadi potongan kecil, tapi, di saat bersamaan, dia juga mengatakan bahwa aku harus menikah dengannya?

"Dia sepertinya sudah gila."

Aku mendesah lagi.

Sampai saat ini, aku masih belum bisa merespon apa yang sebenarnya terjadi, dan sekarang, tahu-tahu sekarang aku sudah menjadi istrinya? Sungguh. Ini sangat aneh!

Apalagi saat mengingat lagi bagaimana prosesi pernikahan kami yang begitu lancar tadi, seakan-akan sudah disiapkan oleh Richard sejak lama, membuat aku dengan sangat serius mencurigai bahwa Richard sebenarnya sudah mengawasi kehidupanku jauh sebelum kami bertemu lagi hari ini.

Proses pernikahan antara aku dan Richard berjalan dengan cepat, lancar dan damai. Saking cepatnya sampai-sampai aku tak sadar bahwa aku kini sudah resmi menjadi istri seorang Dante Richardo.

"Gaun pengantin bahkan sudah disiapkan dan sangat pas di tubuhku," gumamku, dengan ekspresi kosong.

Ekspresiku masih kosong bahkan setelah kini aku berada satu mobil dengan Richard, entah ke mana.

"Kita... kita mau ke mana?"

Gugup karena Richard tak mengatakan apa pun semenjak kita resmi menikah, aku pun bertanya.

"Rumahku, ke mana lagi?"

Singkat, Richard pun menjawab.

Setelah menikah dengan Richard, pria itu mengatakan bahwa akan membawa aku ke rumahnya.

Itu hal yang wajar karena aku sekarang istrinya, aku berpikir dengan positif dan duduk dengan tenang.

Kupikir aku akan tenang sampai akhir, tapi saat mobil kami berhenti di depan sebuah rumah, aku langsung terkejut setengah mati.

Di depanku ada sebuah pintu besar. Permukaan pintunya dihiasi beludru merah tua, dan pegangannya, dibuat dari emas, memiliki ukiran singa yang sangat indah. Bagi siapa pun yang melihatnya, tidak salah lagi itu rumah orang yang sangat kaya raya seperti seorang raja.

"Ini... ini rumah atau istana??!"

Tanpa sadar, aku berteriak.

"Jangan bersikap konyol."

Richard menjawab dengan acuh tak acuh, berjalan masuk.

Dua orang segera menyambut dan berdiri di depan pintu begitu pintu terbuka - satu laki-laki dan satu perempucan.

Di antara mereka, Richard menunjuk seorang pelayan wanita.

"Mayes, cuci dia."

Richard memberi perintah singkat.

"Ya, Tuan."

Pelayan bernama Mayes itu mengangguk sopan.

"Rawat dan jaga dia dengan baik," ujarnya lagi, sebelum berjalan pergi setelah menyerahkanku pada pelayan.

"Baik, Tuan."

"R-Rich, tunggu!"

Aku mencoba mengejarnya tapi sebelum aku berhasil melangkah, dua pelayan itu langsung menghalangi jalanku.

"Perkenalkan saya Joseph, kepala pelayan di rumah ini. Dan ini Mayes, pengurus rumah tangga," ucap pelayan laki-laki, memperkenalkan diri.

"Senang bertemu dengan Anda, Nona."

"Nona, silakan ikuti saya. Saya akan membawa Anda ke kamar Anda," ucap pelayan bernama Mayes, membimbingku ke suatu tempat.

"Eh? Aku... aku tidak sekamar dengan Richard?"

Aku bertanya, kebingungan. Bukankah aku sekarang istrinya? Jadi kenapa aku tidak tinggal satu kamar?

O-oh? Apakah aku akan dibawa ke ruang bawah tanah??

Memikirkan hal itu, tubuhku langsung merinding.

"Untuk saat ini, saya menunggu instruksi dari tuan Richard lebih dahulu."

Jawaban Mayes membuat tubuhku semakin lemas karena yakin bahwa aku mungkin akan ditempatkan di ruang bawah tanah seperti ucapan Richard tadi.

"Oh, baiklah," jawabku dengan suara kecil.

Namun, dugaanku ternyata salah besar. Mayes membawaku ke sebuah kamar mewah yang membuat aku terkejut setengah mati.

Ini... ini kamarku??

Sungguh, aku tak pernah membayangkan akan tinggal di kamar semewah ini!!

Saat aku masih terbengong-bengong dengan kondisi kamarku, beberapa pelayan masuk dan Mayes mengatakan bahwa dia akan memandikan diriku seperti intruksi dari Richard tadi.

"Apa!? Tunggu sebentar!"

Para pelayan lain yang muncul dari suatu tempat tadi, langsung memimpinku dengan lancar dan tegas ke sebuah ruangan.

Sebelum aku bisa memahami apa yang sedang terjadi, aku sudah mendapati diriku yang kini sudah tenggelam dalam bak mandi.

"M-Mayes, ada yang tidak beres... "

"Ya ampun, kulitmu tampak agak halus. Bagaimana caramu mempertahankannya?"

Mayes malah membahas kulitku.

"B-biarkan aku melakukannya sendiri?" pintaku, tapi lagi-lagi Mayes membahas hal lain.

"Saya melihat kapalan di tangan Anda. Apakah Anda sering mengerjakan banyak dokumen? Jika Anda mengoleskan krim ini, itu akan melembutkan kulit Anda."

"Terima kasih...."

Gugup karena tak pernah dilayani orang, aku menjawab.

"Anda lebih suka aroma jasmine atau aroma rose, Nona?"

Pelayan yang memandikan diriku bertanya.

"Emmm, jasmine?"

"Kalau begitu, saya akan mengoleskan

minyak jasmine untuk membuat tubuh Anda rileks."

Percakapan mengalir begitu lancar, dan tingkah laku mereka begitu anggun sehingga aku pun tidak punya ruang untuk menolak.

Aku benar-benar belum bisa merespon apa yang sebenarnya telah terjadi, tahu-tahu sekarang aku sudah berada di kamar dengan gaun tidur yang cukup tipis dan badan yang begitu lembut dan wangi karena pijatan para pelayan.

Saat aku masih duduk dengan wajah terbengong-bengong, Mayes yang tadi memperkenalkan diri sebagai pengasuh Richard, berkata dengan suara yang sopan dan sopan.

"Baiklah. Semua persiapan sudah selesai. Saya undur diri dulu. Anda bisa menggunakan telepon di sana untuk memanggil kami jika ada keperluan," ucapnya dengan badan membungkuk dan undur diri bersama beberapa pelayan yang tadi membantu aku mandi.

"B-baik. Terima kasih," jawabku, yang tak pernah ada di posisi diperlakukan dengan sopan seperti ini, dengan suara canggung.

Setelah semua orang pergi dan aku ditinggalkan di kamar yang begitu mewah dan luas sendirian, aku memandang langit-langit kamar mewah itu sambil menarik napas panjang.

"Haaaa. Apa ini? Aku kira aku akan dimasukkan ke penjara bawah tanah begitu menjadi istrinya, tapi, perlakuan bawahannya cukup baik?" gumamku, keheranan.

Sungguh, perkataan dan perlakuan Richard sangat penuh kontradiksi. Dia bilang ingin balas dendam dan menghukumku, tapi kenapa menempatkan diriku di ruang mewah seperti ini dan memerintahkan pelayan untuk memperlakukan diriku seperti seorang majikan?

"Dia orang aneh," ucapku, menggeleng sendiri.

Aku lantas memandang kamar tidur besar di samping, yang ukurannya bahkan jauh lebih besar dari ranjang yang biasa aku tiduri seumur hidup.

"Apa benar-benar tidak apa-apa aku mengambil langkah ini?" bisikku, yang masih merasa takut dengan ancaman Richard.

"Ahhh, tak tahulah. Yang paling penting sekarang, nyawaku selamat."

Aku mengatakan hal itu sambil melihat sekeliling, lalu bergumam sendiri lagi.

"Tapi... aku sekarang di mana, ya? Apakah ini rumah Richard selama ini? Woah, gila. Dia ternyata sekaya ini!"

Sialan.

Seandainya waktu itu aku tidak gegabah dan tidak buru-buru mencuri uang dari ibunya lalu memanfaatkan cinta Richard yang membabi buta, mungkin aku sudah menikmati semua kemewahan ini, pikirku.

Namun, sekarang aku adalah istrinya. Jadi aku bisa menikmati semua ini, kan?

Pikiran jahat selintas berseliweran di kepalaku, tapi aku langsung menampar pipiku dengan keras agar berhenti melakukan hal bodoh karena tergiur dengan uang.

"Tidak, tidak. Bodoh! Aku mikir apa. Aku hanya istri tawanan, bagaimana bisa tadi aku sempat berpikir akan menikmati semua kemewahan sebagai istrinya?"

Aku mencoba berpikir rasional dan dewasa, terlebih lagi, aku harus tetap siaga.

Setelah berkeliling sebentar di kamar yang luasnya seperti lapangan sepak bola ini, aku yang kelelahan akhirnya melemparkan diri ke ranjang.

"Whoaaaa, empuk sekali!"

Aku tanpa sengaja berteriak dengan wajah sumringah saat merasakan betapa empuknya ranjang kamar di rumah Richard.

Saking senangnya, aku sampai bermain-bermain di sana dengan mengepakkan tanganku seperti seekor burung.

Pada saat itulah, tiba-tiba suara dingin terdengar.

"Sepertinya kamu sangat menikmati ranjang rumahku."

Mendengar suara itu, punggung bawah ku langsung terasa dingin dan aku pun bangkit dengan wajah ketakutan.

"R-Rich?!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
...lucu...kadang menegangkan...penasaran kelanjutannya...️
goodnovel comment avatar
Siti Sara
redang, edang, redang, untuk, lebih, sitimaysarah, yang, drama, televisi, harini, kenapa, qatar, iPhone,
goodnovel comment avatar
Magh Firoh
............sungguh mengesankan alur ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   5. Malam Pertama Yang Penuh Gairah?

    Richard tersenyum sinis dan berjalan ke arahku yang sedang buru-buru turun dari ranjang dan bertanya. "Kenapa? Apa aku bahkan tidak boleh masuk ke bagian dari rumahku sendiri?"Nadanya terdengar mengejek, sehingga aku yang merasa malu karena bersenang-senang di kamarnya, menjawab dengan wajah merah padam. "B-bukan. Bukan seperti itu. Silakan lakukan apa pun yang kamu inginkan di sini.... "Richard yang kini berdiri tepat di depanku, mencengkeram lembut kedua pipiku dengan tangannya yang besar. "Kamu tidak akan berpikir kalau ini akan menjadi malam pertama kita, kan?" tanyanya, dengan suara pelan tapi tegas. Mataku seketika terbuka lebar saat mendengar kata malam pertama, sehingga menjawab dengan suara gagap. "Hah? T-tidak. Itu tidak mungkin. Bagaimana bisa aku—""Tidak mungkin katamu? Bagaimana bisa kamu bicara seperti itu? Segitu jijiknya kamu sama aku?"Kemarahan berkelebat di kedua matanya, sehingga aku pun menjawab tergesa-gesa dengan suara gugup. "H-hah?! Tentu, tentu saja t

    Last Updated : 2024-01-02
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   6. Ciuman Gila Suamiku

    "Istriku sayang, inilah yang dinamakan sebuah ciuman."Richard mengatakan itu, lantas membungkuk dan meraih daguku dengan satu tangan agar aku memandangnya.Lalu, tanpa ragu sama sekali, dia pun menutupi bibirku dengan bibirnya. Saat aku mencoba menarik wajahku ke belakang, dia langsung menopang bagian belakang kepalaku dengan satu tangan untuk mencegahku melarikan diri.Tempat tidurnya sedikit bergoyang. Richard melompat ke tempat tidur dalam sekejap, menopang tubuhnya dengan tangannya dan mengunciku di dalamnya."Mmmmhh!"Aku sedikit berteriak saat lidah Richard mulai bergerak-gerak dengan sungguh-sungguh di mulutku.Mula-mula lidah itu menembus setiap gigi seolah menghitung jumlah gigi di mulutku, lalu masuk lebih dalam dan dengan lembut menggaruk langit-langit mulutku.Meskipun aku tidak pernah punya pengalaman dengan pria lain, tapi aku yakin. Pria ini, suamiku, adalah pencium yang sangat baik.Bibir lembutnya yang menyentuh leherku sungguh merangsang, sehingga aku mengalihkan pa

    Last Updated : 2024-01-02
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   7. Malaikat Penyelamat

    "Richard di mana?"Pagi hari, saat aku pergi sarapan, ku tanyakan kepada kepala pelayan di mana Richard, suamiku. "Tuan Richard tidak pernah sarapan, Nyonya. Dan beliau sekarang telah berangkat lebih awal untuk pergi ke kantor."Ethan, sang kepala pelayan menjawab. "Hmm, baiklah."Itu cukup bagus, toh aku juga belum tentu berani memandang wajah pria itu setelah kejadian semalam. Meski dia langsung pergi dan terlihat marah karena aku membicarakan hal yang merusak moodnya, aku masih merasa malu dengan ciuman kami. Hari ini aku kembali dibuat kagum dengan pelayanan rumah ini yang seperti hotel bintang lima, makanannya juga sangat enak sehingga aku menghabiskan sarapan dengan hati senang. "Sesuai perintah dari tuan Richard, mulai hari ini Anda akan pindah dan tinggal di kamar utama, di mana tuan Richard juga tidur di sana."Ethan mengatakan itu padaku saat aku selesai sarapan, sedangkan aku yang mendengar berita mengejutkan itu, melongo menatap dirinya. "Hah?"Ini serius? Kenapa...

    Last Updated : 2024-01-02
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   8. Meminta Maaf

    "Malaikat penyelamat? Apa maksud ucapanmu, Mayes?"Tak ingin menebak-nebak, aku memutuskan untuk bertanya terus terang. "Anda mungkin tidak tahu, tapi, tuan Richard mengalami hal-hal yang cukup sulit karena seorang wanita. Saya benar-benar tidak menyangka, hari di mana beliau akhirnya membuka hati dan kembali mau dengan wanita akan datang seperti ini. Jadi, Anda benar-benar malaikat penyelamat, Nyonya! Andalah yang telah menyembuhkan tuan kami dari trauma kepada wanita, karena ulah wanita jahat saat beliau kuliah!"Mayes menjawab dengan menggebu-gebu, dia bahkan menyumpahi wanita jahat yang telah menyakiti hati Richard dengan penuh semangat, sehingga aku hanya bisa tersenyum kaku mendengarnya. Permisi, Mayes. Wanita jahat yang kamu maksud itu ada di sini, itu aku. "Sebenarnya, sesuatu yang sangat mengerikan telah terjadi semenjak tuan Richard dicampakkan wanita jahat itu, Nyonya."Suara Mayes yang tadinya penuh semangat saat menyumpah, kini terdengar sendu. "Sesuatu yang mengerik

    Last Updated : 2024-01-02
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   9. Dihukum Richard!

    "Siapa... kamu?"Bingung, aku bertanya pada sosok pria asing di depanku. Pria itu balas memandangku dengan kening berkerut, lalu menoleh ke belakang. "Dante, apakah kita salah rumah?" tanya pria itu kepada seseorang yang berjalan mendekat. "Salah rumah? Apa maksudmu?"Suara suamiku terdengar, aku melongok dari bahu pria asing itu untuk melihat Richard. Pria yang tadi bertanya apakah dia salah rumah, bergerak minggir untuk menunjukkan diriku pada Richard. Pada saat itulah, pandanganku dan Richard bertemu. "Tiba-tiba ada seorang wanita muda di rumahmu, bukankah ini aneh? Seperti kita benar-benar salah rumah!" seru pria itu, yang sepertinya sangat shock saat melihat ada wanita di rumah Richard. Richard yang memandangku dengan ekspresi tegas, tanpa mengalihkan pandangannya dariku, memberi jawaban. "Ryuka, sepertinya kita harus menunda membicarakan tentang pekerjaan di rumahku. Ayo bahas masalah itu nanti, sekarang pulanglah ke rumahmu," ucap Richard, masih dengan mengunci pandangan

    Last Updated : 2024-01-03
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   10. Ciuman Permintaan Maaf

    "Huh, aku... aku di mana? Apa ini di kamarku atau di surga?"Saat aku sadar dari pingsan, aku reflek bergumam seperti itu ketika membuka mata dan melihat langit-langit kamar yang mewah. "Nyonya, Anda sudah sadar! Syukurlah! Anda demam dan pingsan seharian, saya sangat khawatir!!"Suara Mayes yang menggelegar, membuat aku menoleh ke samping. "M-Mayes?"Mayes yang duduk di sampingku sambil memegang tanganku, menjawab dengan wajah khawatir. "Iya, ini saya, Nyonya. Bagaimana keadaan Anda?" tanyanya. Meremas lembut tanganku, seperti sedang menunjukkan kekhawatirannya yang tulus. Aku mengalihkan pandangan dan menatap sekeliling kamar, mencari seseorang. "Di mana Richard, suamiku?" "Beliau sedang pergi ke kantor, apakah Anda perlu minum, ini minumlah dulu? Hati-hati," jawab Mayes seraya mengulurkan segelas air setelah membantuku duduk dengan hati-hati.Moodku langsung memburuk saat mendengar hal itu. Hah, di saat kondisi istrinya seperti ini, dia malah pergi ke kantor? Sangat tidak pun

    Last Updated : 2024-01-04
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   11. Mengantarmu Ke Puncak Kenikmatan (18+)

    "R-Richard?"Aku berbalik dengan kaget saat mendapati suamiku sudah berdiri di belakang, sampai anggur yang baru saja masuk ke mulutku, meluncur jatuh. Richard yang sepertinya baru pulang kerja, memungut anggurku yang jatuh ke ranjang dan memasukkan anggur itu ke mulutnya dengan santai. "Hey, anggur itu.... "Aku ingin mengatakan bahwa anggur yang dia makan tadi sudah sempat masuk mulutku, tapi saat melihat Richard yang tampak santai mengunyah anggur itu, aku tak jadi bicara. Richard sedikit membungkuk untuk mengambil anggur lain di piringku, lalu pandangannya tertuju pada layar ponselku. "Oh, apa itu? Apakah kamu sedang asyik menonton pria lain dengan tatapan mesra sambil menghabiskan anggur yang dibeli dengan uangku, Jeany?"Richard mengambil ponselku dengan kening berkerut, menatap pria dalam drama China yang aku tonton. "Ahh, ini.... "Aku tak bisa menjawab. Haaa, apa maksudnya menonton pria lain dengan tatapan mesra? Aku hanya sedang melihat sebuah drama di ponsel! Wajahku

    Last Updated : 2024-01-04
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   12. Klimaks Yang Tertunda (18+)

    Merasa pusing karena aroma yang sangatkaya dari Richard, yang kurasakan untuk pertama kalinya, aku lupa bahwa saat ini hanya mengenakan rok dan memperlihatkan dadaku tanpa penghalang apa pun. Hanya saja, tatapan Richard yang menyapu tubuhku, menyebabkan semburan jus cinta mengalir dari bawah.Kepalaku menjadi panas dan erangan basah keluar dari mulutku. Richard mendekat ke arahku yang terengah-engah, menekan tubuhnya ke tubuhku. Tangannya yang besar dan meraih kedua pergelangan tanganku dan mendorongnya atas. Menguncinya di sana. "Kamu terlihat sangat cantik hari ini, Jeany."Richard mengatakan hal itu dengan suara bersemangat, lantas membungkukkan badannya dan menggigit dadaku. "Ah! Aduh! R-Rich, apa yang...!"Richard hanya tertawa dan menjilat dadaku, menimbulkan sensasi kesemutan yang membuat aku seperti melayang. "Apanya yang apa, Jeany?"Dia malah bertanya dengan suara main-main dan menggigit dadaku lagi. Sehingga aku seketika berteriak dan menjambak rambutnya. Bukannya ma

    Last Updated : 2024-01-04

Latest chapter

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   575. Berhadapan Dengan Shane

    Lyodra tentu saja langsung bereaksi mendengar ancaman Jamie."Hah? Jangan! Jangan, Om. Mereka nggak salah. Jangan pecat mereka...."Dengan panik, Lyodra melepaskan pelukannya dan menyatukan kedua tangan di depan Jamie, memohon-mohon dengan mata memelas.Jamie, yang melihat tingkah menggemaskan sekretarisnya itu, hanya melipat tangan di dada. Suaranya dibuat setenang mungkin, namun ada nada menggoda di dalamnya."Mereka salah karena udah berani ngomongin aku di belakang. Udah gitu, nyebarin gosip nggak jelas lagi. Jadi, dipecat itu hukuman yang pas."Wajah Lyodra langsung pucat. Dengan cepat dia membela teman-temannya."Tapi, tapi bukan mereka semua, kok! Cuman satu orang! Terus... jangan pecat dia, nanti kalau aku dibilang cepu gimana?" keluhnya dengan suara lirih.Jamie hanya menghela napas."Hmmm."Takut Jamie benar-benar marah, Lyodra buru-buru merajuk, bibirnya mengerucut manja."Om, jangan marah, ya? Ish."Jamie menatap Lyodra, kemudian mengulurkan tangannya dan menyentil kening

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   574. Aku Pecat Saja Mereka, Bagaimana?

    Tubuh Jamie adalah satu-satunya tubuh pria yang pernah dia peluk dan akan selamanya menjadi satu-satunya orang yang dipeluk olehnya. Berada di pelukan pria tegap ini selalu nyaman, Lyodra juga merasa begitu tenang dengan aroma harum dari tubuh Jamie yang terus menemani dirinya sejak masa sulit sampai sekarang. Jadi, setelah berhasil memeluknya lagi, sungguh sangat disayangkan kalau langsung melepaskannya begitu saja, kan? "Terus?" Jamie bertanya lagi, kali ini sambil membenahi rambut Lyodra yang jatuh menutupi pipi gadis itu, lalu menyelipkan nya ke belakang telinga. Sikap yang sangat manis, membuat jantung Lyodra berdebar kencang. "Hati aku. Sakit banget," keluh Lyodra dengan bibir cemberut dan suara manja, masih memeluk Jamie meski sedikit melonggarkan pelukan sehingga bisa menatap wajah tampan Jamie. "Kenapa?" Jamie bertanya dengan suara lembut, yang membuat Lyodra menghela napas panjang dan mengeratkan pelukan. "Om, peluknya lamaan dikit, ya? Kan aku masih sak

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   573. Tak Sanggup Melihatmu Dengan Wanita Lain

    "Ahhh, benarkah dia sudah punya pacar?" Lyodra llemas bukan main setelah mendengar gosip tentang Jamie yang dilontarkan Luna saat makan siang tadi. "Jamie sudah berciuman sama cewek bernama Shane itu, apa artinya mereka akan pacaran?" gumam Lyodra dengan wajah murung. Padahal dia baru saja bersuka cita karena perlakuan Jamie pagi ini, tapi sekarang... setelah diangkat tinggi-tinggi seperti itu, dia tiba-tiba seperti dihempaskan ke bumi begitu saja. Sakit. "Secantik apa sih cewek yang namanya nona Shane itu? Sampe bisa menggelayut manja di lengan Jamie?" gerutu Lyodra yang merasa cemburu hanya dengan mendengar ceritanya. Dia tak terima ada gadis yang dekat dengan Jamie, meski pada kenyataannya, dia sendiri bukan siapa-siapa Jamie. "Ahhh, aku nggak terima!" Lyodra yang diserang rasa cemburu yang menggila, mulai men stalking semua hal tentang Nathalie Shane, mulai dari tempat sekolah dan tempat kerjanya sekarang. "Haaaah?? Dia saingankuu??!" Setelah melihat semua ha

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   572. Shane? Sainganku?

    Saat Lyodra sedang sibuk memikirkan apakah dia harus menggoda Jamie dan menabrak tembok besi antara dia dan Jamie, Ervyl, si biang gosip mulai melontarkan sesuatu yang membuat semua orang yang ada di meja makan itu terkejut. "Eh, aku tiba-tiba kepikiran loh sejak kemarin, bos kita akhir-akhir ini penampilannya agak beda ya nggak sih? Apa diam-diam di kantor ini ada yang disukai sama si bos?" Suasana mendadak hening mendengar ucapan Ervyl, Andin yang sedang mengunyah makanannya bahkan menghentikan kunyahan. "Jangan bercanda." "Itu nggak mungkin, 'kan?" Andin menyahut, menatap teman-temannya meminta kepastian, sedang Lyodra yang diam-diam tertarik dengan fakta itu, menyimak obrolan dengan semangat. "Eh, serius, deh. Masa kalian nggak merhatiin sih kalo dia itu setiap hari selalu lebih cakep dari hari kemarin?" sahut Ervyl yang masih kukuh pada pendirian kalau sepertinya bos mereka berubah akhir-akhir ini. "Yaelah, Ryl. Dari dulu kali bos kita makin hari makin tampan, kay

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   571. Haruskah Aku Menggodanya?

    Namun, tentu saja tak ada respon atas pertanyaan Jamie tersebut karena Lyodra benar-benar sudah tertidur lelap. "Ya ampun, Lyodra. Gimana bisa ada cewek yang begitu ceroboh kayak kamu," ucapnya. Geleng-geleng kepala. Jamie pun memelankan laju mobil, lalu dengan satu tangan, dia menutupi badan depan Lyodra dengan jas miliknya. "Dasar." Dia hanya bisa geleng-geleng kepala melihat gadis itu yang kini benar-benar terlelap dalam tidurnya tersebut. Jamie yang melajukan mobilnya dan kini sudah sampai di rumahnya, dengan hati-hati mengangkat tubuh Lyodra yang sedang tertidur tersebut dan membawanya ke salah satu kamar yang ada di sana. "Lyodra?" Panggilan Jamie tak mendapat jawaban. Kini Lyodra sudah dia baringkan di ranjang kamarnya, gadis itu tidur dengan sangat nyenyak. Jamie yang berdiri di dekat ranjang menatap gadis yang sedang tertidur dengan wajah damai tersebut seraya menarik napas panjang. "Gadis bodoh," ucapnya pelan. Bisa-bisanya saat sedang bekerja dia malah t

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   570. Perhatian Terselubung

    Kini Lyodra sadar sepenuhnya kenapa para karyawan perempuan di kantor Jamie selalu diam-diam histeris tiap kali bertemu bos mereka ini. Pria ini... punya segalanya. Karisma, suara, sikap dingin tapi hangat. Dan tentu saja, pesona yang bahkan bisa membakar siapa pun hanya dengan duduk diam seperti sekarang. "Kenapa memangnya dengan leher dan tulang selangkaku?" tanya Jamie dengan santai, nadanya seperti biasa: tenang, tapi tajam. Seolah dia tahu bahwa tubuhnya adalah godaan terbesar Lyodra. Lyodra menggigit bibir bawah sebelum menjawab pertanyaan bos-nya tersebut. Matanya sempat ingin menatap, tapi cepat-cepat ia alihkan. Keduanya saling pandang beberapa detik—terlalu lama, terlalu sunyi—sebelum Lyodra pura-pura fokus ke jalan lagi. Pura-pura sibuk mengemudi, padahal mobil yang mereka tumpangi adalah mobil pintar. Mobil itu bisa mengemudi sendiri—tapi hati Lyodra? Itu rusak, sejak lama, karena Jamie. Lyodra berdeham satu kali dan menjawab dengan gagap. "Gara-gara lihat it

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   570. Pertemuan Bisnis

    Jamie sendiri merasa puas dengan kepatuhan Lyodra, bagaimana pun juga dia sangat khawatir jika gadis kecil itu minum dan berakhir mabuk, karena Luke pasti akan memarahinya. Tapi yang lebih jujur, Jamie hanya tak rela ada yang melihat Lyodra kehilangan kontrol—dia ingin gadis itu selalu dalam lindungannya. Pesta berjalan dengan lancar, Jamie yang merasa kasihan jika Lyodra menemani dirinya terlalu larut malam akhirnya memutuskan untuk mengajak Lyodra untuk pulang lebih awal. "Langsung antar saja ke tempat tinggalku," perintah Jamie yang duduk di samping Lyodra yang sedang duduk di balik kemudi, seraya menarik turun dasi yang dia pakai dan membuka kancing baju yang mencekik leher. Penampilannya berubah menjadi kasual, tapi anehnya terlihat seksi. Terlalu seksi. "Baik, Tuan," jawab Lyodra lalu segera memfokuskan pandangan ke depan karena tidak mau terpergok telah terpesona beberapa detik dengan penampilan bos-nya tersebut. Dia akui, meski image-nya terkenal sebagai pria yang

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   569. Tembok Besi

    Setelah seminggu bekerja, Jamie mulai menyesuaikan diri dengan ritme baru. Bekerja dengan Lyodra, meski masih dalam tahap awal, terasa lebih mudah. Keputusan-keputusan kecil yang ia buat untuk melibatkan Lyodra dalam banyak hal—meski tidak selalu diungkapkan dengan kata-kata—terasa seperti pengakuan tak langsung. Jam kerja hampir berakhir, dan Lyodra menyiapkan laporan terakhir untuk Jamie. Namun, ketika ia menyerahkan dokumen yang sudah disiapkan, Jamie berhenti sejenak menatapnya. “Lyodra,” panggilnya, suaranya lebih lembut dari biasanya. “Ya, Tuan?” Jamie menatapnya, dengan sedikit keraguan di matanya. “Kerja kamu sangat baik. Terima kasih.” Lyodra terkejut, dan senyumnya merekah. “Terima kasih, Tuan Jamie. Itu berarti banyak.” Jamie menatapnya, dan untuk sesaat, ada sesuatu yang berbeda dalam tatapannya. Sebuah kehangatan yang tak biasa. “Mungkin kamu memang punya potensi lebih dari yang aku kira.” Lyodra hanya bisa tersenyum, meski hatinya berdebar. Lyodra

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   568. Bekerja Profesional

    “Laporan meeting pagi sudah saya susun sesuai format yang biasa Anda gunakan tiga tahun lalu, dan ini data terbaru dari divisi pemasaran. Saya juga siapkan jadwal Anda hari ini, lengkap dengan catatan kecil untuk setiap klien, termasuk preferensi kopi mereka.” Lyodra menyampaikan laporan dengan fasih. Jamie hanya menatap Lyodra selama beberapa detik. Sorot matanya sulit ditebak. Diam. Dingin seperti biasa. Tapi bukan itu yang membuat Lyodra gugup—melainkan kenyataan bahwa ia akhirnya berdiri di hadapan pria itu, bukan sebagai gadis kecil yang dulu, tapi sebagai sekretaris pribadi yang ia harap bisa diandalkan. Luke bersandar ke dinding, mengangkat jempol diam-diam. “Gila. Hari kedua dan semuanya sudah sangat rapi," gumamnya pelan. Luke merasa sangat bangga karena hasil didikannya ternyata luar biasa. Jamie akhirnya bicara. “Bagus. Terus pertahankan seperti ini, Lyodra.” Satu kalimat. Pendek. Tapi cukup membuat Lyodra nyaris menangis bahagia. Ia menunduk sedikit,

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status