Home / Rumah Tangga / Terperangkap Gairah Dokter Tampan / 3. Dikurung Atau Menikah?!

Share

3. Dikurung Atau Menikah?!

Author: Lil Seven
last update Last Updated: 2023-11-30 22:32:30

Atas pertanyaanku itu, Richard hanya tertawa terbahak-bahak tanpa memberiku jawaban yang kuinginkan, penampilannya yang tampan terlihat menakutkan saat menertawakanku seperti itu.

"Kamu... kamu bisa-bisanya menculikku saat aku sedang tidur! Ini tidak adil, Rich!" teriakku, putus asa.

"Menculik? Sayang, aku tidak menculikmu, tapi aku MENANGKAPMU," ralat Richard dengan tersenyum sinis, mencengkeram pipiku sehingga aku meringis kesakitan.

"M-menangkap?"

Richard yang begitu menakutkan itu tertawa melihat pekatnya ekspresi ketakutan di wajahku.

"Ya, Jeany. Kamu pasti telah berpikir sudah berhasil lepas dari genggamanku, kan? Sayang sekali, kamu salah. Dari awal pelarianmu sampai sini, aku tepat berada di belakangmu, Sayang," jawabnya, tertawa meremehkan dan mengambil sebuah tablet dan menunjukkan layarnya padaku.

"Lihat ini. Kamu pasti langsung tahu, bahwa hidupmu sekarang ada di genggamanku, kan?"

Richard berkata dengan suara penuh percaya diri, menunjukkan bagaimana seluruh kegiatan pelarianku selama semalam penuh ini, benar-benar di pantau olehnya lewat kamera yang entah dia pasang di mana saja dan sejak kapan.

Aku benar-benar seperti seekor hamster yang berlarian di roda dalam kandang.

Mantanku tercinta ini, sepertinya sudah benar-benar sudah menyiapkan aksi balas dendam sejak lama!

"Kamu, kamu.... "

Aku langsung tak bisa berkata-kata. Bagaimana tidak. Mantanku, dia sangat menakutkan sekarang!!

"Aku benar-benar serius waktu bilang padamu kalau tujuan hidupku hanyalah kamu, Jeany."

Richard mengatakan itu dengan tatapan sungguh-sungguh dan membelai pipiku dengan jarinya yang panjang, sedangkan aku, mendesah dengan helaan napas berat.

"Itu... itu tidak terdengar manis sama sekali, Rich," sahutku, menutup wajah dengan kedua tangan dan menyingkirkan tangannya dari pipiku.

Aku sangat ingin menangis dengan keras saat ini, tapi bahkan air mataku sudah kering!

"Tentu. Siapa yang mengatakan itu adalah hal manis? Asal kamu tahu, tujuan akhirku adalah merobek dan memotong-motong tubuhmu yang cantik itu menjadi bagian-bagian kecil, Sayang. Kamu mungkin tidak tahu, tapi di rumahku, telah kubangun sebuah ruang bawah tanah khusus, yang aku persembahkan untuk tubuhmu," jawabnya, dengan ekspresi tenang.

"Ugh, Rich. Aku... aku minta maaf atas kesalahanku di masa lalu. Bisakah kamu memaafkannya dan kita berdamai saja, Rich? Tolong, tolong jangan bunuh aku," mohonku dengan suara bergetar.

Richard tertawa sinis, lalu menjawab.

"Membunuhmu secara langsung tidak akan sangat menyenangkan, Jeany. Apa gunanya aku tersiksa bertahun-tahun kalau aku langsung menghilangkan nyawamu, Sayang?"

Mendengar bagaimana berbahayanya ucapan Richard, tubuhku seketika bergetar ketakutan.

"Tidak! Kamu tidak boleh menyiksaku, Rich!! Sungguh, aku takut sekali dengan rasa sakit! Jadikan saja aku budakmu atau apa, tapi jangan sakiti tubuhku, Rich! Pleaseee?"

Ku satukan kedua tangan, memohon padanya dengan mata ketakutan.

"Bahkan air matamu ini, air mata palsu, Jeany," ejeknya, saat mengulurkan tangan dan mengusap pipiku yang basah dengan ujung jari jempolnya.

"Tidak! Aku benar-benar ketakutan sekarang. Ini bukan akting, Rich. Please, jangan bunuh aku atau membuat tubuhku menjadi eksperimen mengerikan! Aku minta maaf, Rich! Sungguh! Aku bersedia menebus kesalahan itu dengan melakukan apa pun, tapi tolong, tolong jangan sakiti tubuhku!" seruku, menangkap tangannya dengan pandangan putus asa.

"Kalau hatimu?"

Richard tiba-tiba menanyakan sesuatu, seperti di luar konteks.

"M-maksudnya, Rich?" tanyaku, kebingungan.

"Kalau aku menyakiti hatimu. Bagaimana?" ulangnya, tersenyum dengan wajah yang terlihat jahat.

Meski begitu, melihat bagaimana ada sedikit celah bagiku untuk tidak mati dalam keadaan tersiksa di tangan Richard, segera menyahut dengan cepat.

"Tidak apa-apa. Selama itu bukan sakit fisik, aku akan menanggungnya! Aku bersedia menebus kesalahanku dengan mengalami apa yang dulu kamu alami dan membuat dirimu menderita, Rich! Kirimkan aku ke pria yang akan membuatku patah hati dan memohon-mohon di kakinya seperti yang dulu kamu lakukan padaku. Aku bersedia mengalami semua itu sekarang! Sungguh!" seruku penuh semangat

Apa pun. Asalkan tidak mengalami penyiksaan yang menyakitkan, aku bersedia.

Namun, aneh. Bukannya terlihat senang dengan ucapan penuh tekadku, Richard malah memandangku dengan mata memicing. Terlihat jelas dia sedang sangat marah sekarang.

"Jeany, beraninya kamu menyebut laki-laki lain di depanku?" desisnya, mencengkeram kedua pipiku dengan kuat. Matanya menyiratkan kemarahan yang begitu dalam, sehingga aku hanya bisa menatap dirinya dengan kebingungan.

"A-apa... apa maksudmu? Kamu ingin aku mengalami yang dulu kamu alami, kan? Lalu, bukankah yang paling benar adalah mengirimku ke seorang pria untuk—"

"Jeany, jangan memancing kesabaranku!" bentaknya, keras.

Tubuhku seketika menyusut ketakutan melihat kemarahan yang semakin membara di wajah Richard.

Aku benar-benar tak mengerti! Apa sebenarnya yang dia inginkan?? Dia ingin hatiku tersiksa, kan?? Jadi, apa yang salah dari ucapanku???

"R-Rich, aku minta maaf. Lalu... lalu apa yang kamu inginkan?"

Hati-hati, dengan jantung berdebar kencang karena rasa takut yang begitu hebat, aku bertanya.

"Tidak ada laki-laki lain! Tidak, Jeany!"

Richard kembali berteriak, mencengkeram pipiku dengan lebih erat.

Melihat bagaimana dia sangat marah gara-gara pembahasan tentang laki-laki lain, aku segera menyahut dengan tergesa-gesa.

"Oke, oke. Aku tidak akan menyebutkan hal seperti itu lagi. Maafkan aku, Rich. Maaf.... "

"Kalau ada pria yang harus membuat dirimu patah hati dan memohon-mohon di bawah kakinya, maka pria itu harus aku, Jeany. HARUS AKU," tegasnya, penuh penekanan.

Mataku bergetar mendengar ucapan Richard yang penuh kontradiksi.

"B-bukannya kamu, kamu benci dan jijik melihat wajahku, Rich? Lalu kenapa.... "

Aku benar-benar bingung dengan pria ini. Sungguh!

Dia benci aku, kan? Lalu kenapa tidak boleh ada laki-laki lain? Apa sih sebenarnya yang dia inginkan??

"Ya. Aku sangat benci sama kamu. Sangat! Karena bahkan setelah bertahun-tahun, satu-satunya wanita yang ada di mimpiku cuma kamu, Jeany. Cuma kamu. Kamu pasti bisa membayangkan bagaimana jijiknya aku padamu, kan?" sahut Richard. Wajahnya yang penuh kebencian saat menatapku, membuat aku menunduk dan hanya bisa menggumamkan kata maaf.

"M-maaf.... "

"Aku akan menyiksamu dengan siksaan yang tidak bisa kamu bayangkan, karena itu, besok, kita menikah," ucapnya, tegas. Yang membuat aku seketika mendongak ke arahnya dengan kebingungan.

"APA??? MENIKAH??"

Apalagi ini, ya Tuhan??!

Dia benci aku, tapi mengajakku menikah???

Orang sinting mana yang melakukan semua kegilaan ini?!

"Kenapa? Oh, kamu pasti sangat tersiksa karena harus tiba-tiba menikah denganku, kan? Ya. Itulah tujuanku, Jeany."

Richard yang sepertinya salah memahami reaksiku, tersenyum sinis. Terlihat sangat puas seakan-akan tebakannya benar.

Aku tentu saja langsung menggeleng dan mencoba memberi tahu kebingunganku.

"Tidak. Bukan begitu.... Rich, kamu bilang kamu jijik padaku, kamu benci sekali padaku. Lalu... lalu kenapa kita harus menikah?"

Aku bertanya, dengan sangat hati-hati.

"Kenapa? Tentu saja karena aku berniat membuatmu merasakan jatuh cinta berkali-kali padaku dan patah hati berkali-kali juga. Barulah setelah itu, kita berdua impas," jawabnya, penuh percaya diri.

Tak tahu harus berkata apa, aku hanya menatap dirinya dalam diam.

Jujur.

Aku benar-benar tak tahu apa maksudnya, tapi, bukankah ini jauh lebih baik daripada dibunuh atau dikurung di ruang bawah tanah dan dijadikan subyek eksperimen mengerikan?

Melihat bahwa ini mungkin pilihan yang sangat positif, aku segera mengangguk dengan semangat.

"Baiklah!! Rich, aku bersedia menikah denganmu. Aku juga bersedia jatuh cinta berkali-kali padamu dan bahkan patah hati berkali-kali padamu juga! Aku benar-benar tulus ingin menebus semua dosaku padamu, Rich!" ucapku dengan wajah sumringah, yang langsung disambut tawa sinis oleh Richard.

"Jeany, betapa percaya dirinya. Kamu belum merasakan apa itu cinta dan patah hati, kan?"

"Eh, itu... itu.... "

Aku tak bisa menjawab, karena memang, tebakannya benar.

Aku hanya pernah pacaran satu kali, yaitu dengan seorang pria bernama Dante Richardo, itu pun dengan tujuan mengeruk harta orangtuanya. Jadi, aku benar-benar tak tahu apa itu jatuh cinta. Aku terlalu sibuk bertahan hidup karena aku sangat miskin. Jadi mana mungkin ada waktu untuk jatuh cinta?

"Patah hati bahkan lebih mengerikan daripada kehilangan nyawamu, Jeany. Kamu terlalu meremehkan hal-hal seperti itu," ejek Richard dengan tawa seakan-akan menganggap aku menjijikkan.

"Aku... tidak apa-apa! Demi menebus kesalahanku, aku bersedia mengalami semua penderitaan itu, Rich!! Aku sungguh-sungguh," jawabku, yang masih yakin bahwa menikah dengan Richard jauh lebih baik daripada dikurung di ruang bawah tanah dan tubuhku dipotong sedikit demi sedikit.

Bukankah begitu??!

Sayangnya, Richard tak menanggapi positif jawabanku, dengan sinis dia berkata.

"Hm. Baiklah. Mari kita lihat, Jeany. Aku ingin kamu menunjukkan padaku, bagaimana kamu jatuh cinta dan patah hati karena aku. Lalu kalau semua tindakanmu tidak memuaskanku, maka

.... "

Richard seperti sengaja berhenti bicara di saat yang paling penting.

"Maka?" kejarku, tak sabar.

"Maka tentu saja, leher cantik ini akan kupotong sehingga terpisah dari tubuhmu, Sayang."

Richard menjawab sambil mengelus leherku, yang membuat aku segera berteriak panik sambil memegangi leherku.

"T-tidak!! Jangan lakukan itu, Rich! Aku... aku berjanji akan memuaskanmu! Sungguh!"

Richard tiba-tiba tertawa, memegang wajahku dengan kedua tangannya yang besar, lalu mendesah.

"Oh, Jeany. Bahkan saat seperti ini, kamu masih sangat cantik.... "

Suaranya terdengar sarat oleh rasa sakit.

"T-terima kasih...."

Gugup, aku menjawab.

Richard lantas memandangku tanpa bicara, kemudian dia menelusuri lekuk wajahku dengan ujung jarinya dan berkata dengan ekspresi merenung.

"Aku tidak sabar, melihat air matamu jatuh karena aku dan wajah cantik ini terluka saat menatapku. Aku benar-benar menunggu moment itu, Jeany. Agar mimpi buruk yang selama bertahun-tahun ini menghimpitku, akhirnya meninggalkanku," ucapnya, seperti berbisik.

"Kamu, kamu ingin melihat aku menangis, kan, Rich? Aku bersedia menangis untukmu kapan saja!" seruku, penuh antisipasi.

Asal jangan ambil nyawaku!

Aku melanjutkan dalam hati.

Namun, Richard malah menggeleng.

"Tidak. Itu omong kosong. Aku tidak ingin melihat tangisan aktingmu, Jeany. Aku ingin melihat air matamu yang mengalir deras ke pipi, dengan tatapan penuh kesakitan, karena menangisi diriku," tolaknya, dengan gelengan tegas.

"Aku... aku janji akan melakukan yang terbaik. Aku akan sungguh-sungguh mencintaimu dan bersungguh-sungguh patah hati serta terluka karena kamu. Tapi, tolong berjanjilah untuk tidak membunuhku. Oke?" pintaku, sungguh-sungguh.

"Berapa kali kubilang? Aku tidak tertarik membunuhmu secepat itu, Sayang."

"S-syukurlah," jawabku, menghela napas lega.

Kami saling bertatapan. Mantanku, yang sekarang menjadi seorang dokter muda, tampak sangat tampan. Namun, juga menakutkan.

Aku secara tak sadar mengalihkan pandangan, tak sanggup bertatapan dengan Richard terlalu lama. Auranya sangat mengintimidasi sehingga badanku gemetar tanpa sadar.

"Jeany. Oh, Sayang.... "

Richard kembali membelai sisi wajahku dengan lembut. Secara mengejutkan, bibirnya mendekat ke arah bibirku, sehingga aku memejamkan mata secara refleks.

Wajahnya begitu dekat dengan wajahku sekarang, sampai embusan napasnya terasa lembut menerpa bibirku.

Kupikir, kami akan benar-benar berciuman.

Namun, saat kami sudah hampir berciuman dan jarak bibir kami sudah sangat dekat, Richard secara tak terduga tiba-tiba menjauhkan bibirnya dariku.

"Kita sedekat ini, tapi hatimu bahkan terasa sangat jauh," bisiknya, sebelum dengan cepat berbalik pergi dan berjalan meninggalkanku, setelah mendorong tubuhku menjauh dengan kasar.

Saat melihat punggungnya yang menjauh, aku tertegun.

Tunggu.

Tatapan apa tadi yang sekilas kurasakan dari dokter psikopat itu?

Seperti seseorang yang sedang menanggung kesakitan yang teramat sangat?

Dia... sebenarnya kesakitan karena terlalu membenciku, atau sebaliknya?

Comments (4)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
luka yang kau toreh terlalu dalam...sehingga membuatnya seperti ini...
goodnovel comment avatar
Isnia Tun
dokter psikopat sedang menanggung penderitaan karen cinta
goodnovel comment avatar
Siti Sara
deretan, yang, ikang, ledang, orang, sitimaysarah, besar, pedang, jangan, hari, Allah, mungkin,cerita,
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   4. Tiba-tiba Menjadi Istri

    "Dengan serius...."Aku mendesah. Sungguh, aku benar-benar masih tak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi ini. Jadi, mantanku tercinta, Dante Richardo, sangat membenciku sampai ingin mencincang-cincang tubuhku menjadi potongan kecil, tapi, di saat bersamaan, dia juga mengatakan bahwa aku harus menikah dengannya? "Dia sepertinya sudah gila."Aku mendesah lagi. Sampai saat ini, aku masih belum bisa merespon apa yang sebenarnya terjadi, dan sekarang, tahu-tahu sekarang aku sudah menjadi istrinya? Sungguh. Ini sangat aneh! Apalagi saat mengingat lagi bagaimana prosesi pernikahan kami yang begitu lancar tadi, seakan-akan sudah disiapkan oleh Richard sejak lama, membuat aku dengan sangat serius mencurigai bahwa Richard sebenarnya sudah mengawasi kehidupanku jauh sebelum kami bertemu lagi hari ini. Proses pernikahan antara aku dan Richard berjalan dengan cepat, lancar dan damai. Saking cepatnya sampai-sampai aku tak sadar bahwa aku kini sudah resmi menjadi istri seorang Dante Rich

    Last Updated : 2023-12-08
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   5. Malam Pertama Yang Penuh Gairah?

    Richard tersenyum sinis dan berjalan ke arahku yang sedang buru-buru turun dari ranjang dan bertanya. "Kenapa? Apa aku bahkan tidak boleh masuk ke bagian dari rumahku sendiri?"Nadanya terdengar mengejek, sehingga aku yang merasa malu karena bersenang-senang di kamarnya, menjawab dengan wajah merah padam. "B-bukan. Bukan seperti itu. Silakan lakukan apa pun yang kamu inginkan di sini.... "Richard yang kini berdiri tepat di depanku, mencengkeram lembut kedua pipiku dengan tangannya yang besar. "Kamu tidak akan berpikir kalau ini akan menjadi malam pertama kita, kan?" tanyanya, dengan suara pelan tapi tegas. Mataku seketika terbuka lebar saat mendengar kata malam pertama, sehingga menjawab dengan suara gagap. "Hah? T-tidak. Itu tidak mungkin. Bagaimana bisa aku—""Tidak mungkin katamu? Bagaimana bisa kamu bicara seperti itu? Segitu jijiknya kamu sama aku?"Kemarahan berkelebat di kedua matanya, sehingga aku pun menjawab tergesa-gesa dengan suara gugup. "H-hah?! Tentu, tentu saja t

    Last Updated : 2024-01-02
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   6. Ciuman Gila Suamiku

    "Istriku sayang, inilah yang dinamakan sebuah ciuman."Richard mengatakan itu, lantas membungkuk dan meraih daguku dengan satu tangan agar aku memandangnya.Lalu, tanpa ragu sama sekali, dia pun menutupi bibirku dengan bibirnya. Saat aku mencoba menarik wajahku ke belakang, dia langsung menopang bagian belakang kepalaku dengan satu tangan untuk mencegahku melarikan diri.Tempat tidurnya sedikit bergoyang. Richard melompat ke tempat tidur dalam sekejap, menopang tubuhnya dengan tangannya dan mengunciku di dalamnya."Mmmmhh!"Aku sedikit berteriak saat lidah Richard mulai bergerak-gerak dengan sungguh-sungguh di mulutku.Mula-mula lidah itu menembus setiap gigi seolah menghitung jumlah gigi di mulutku, lalu masuk lebih dalam dan dengan lembut menggaruk langit-langit mulutku.Meskipun aku tidak pernah punya pengalaman dengan pria lain, tapi aku yakin. Pria ini, suamiku, adalah pencium yang sangat baik.Bibir lembutnya yang menyentuh leherku sungguh merangsang, sehingga aku mengalihkan pa

    Last Updated : 2024-01-02
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   7. Malaikat Penyelamat

    "Richard di mana?"Pagi hari, saat aku pergi sarapan, ku tanyakan kepada kepala pelayan di mana Richard, suamiku. "Tuan Richard tidak pernah sarapan, Nyonya. Dan beliau sekarang telah berangkat lebih awal untuk pergi ke kantor."Ethan, sang kepala pelayan menjawab. "Hmm, baiklah."Itu cukup bagus, toh aku juga belum tentu berani memandang wajah pria itu setelah kejadian semalam. Meski dia langsung pergi dan terlihat marah karena aku membicarakan hal yang merusak moodnya, aku masih merasa malu dengan ciuman kami. Hari ini aku kembali dibuat kagum dengan pelayanan rumah ini yang seperti hotel bintang lima, makanannya juga sangat enak sehingga aku menghabiskan sarapan dengan hati senang. "Sesuai perintah dari tuan Richard, mulai hari ini Anda akan pindah dan tinggal di kamar utama, di mana tuan Richard juga tidur di sana."Ethan mengatakan itu padaku saat aku selesai sarapan, sedangkan aku yang mendengar berita mengejutkan itu, melongo menatap dirinya. "Hah?"Ini serius? Kenapa...

    Last Updated : 2024-01-02
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   8. Meminta Maaf

    "Malaikat penyelamat? Apa maksud ucapanmu, Mayes?"Tak ingin menebak-nebak, aku memutuskan untuk bertanya terus terang. "Anda mungkin tidak tahu, tapi, tuan Richard mengalami hal-hal yang cukup sulit karena seorang wanita. Saya benar-benar tidak menyangka, hari di mana beliau akhirnya membuka hati dan kembali mau dengan wanita akan datang seperti ini. Jadi, Anda benar-benar malaikat penyelamat, Nyonya! Andalah yang telah menyembuhkan tuan kami dari trauma kepada wanita, karena ulah wanita jahat saat beliau kuliah!"Mayes menjawab dengan menggebu-gebu, dia bahkan menyumpahi wanita jahat yang telah menyakiti hati Richard dengan penuh semangat, sehingga aku hanya bisa tersenyum kaku mendengarnya. Permisi, Mayes. Wanita jahat yang kamu maksud itu ada di sini, itu aku. "Sebenarnya, sesuatu yang sangat mengerikan telah terjadi semenjak tuan Richard dicampakkan wanita jahat itu, Nyonya."Suara Mayes yang tadinya penuh semangat saat menyumpah, kini terdengar sendu. "Sesuatu yang mengerik

    Last Updated : 2024-01-02
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   9. Dihukum Richard!

    "Siapa... kamu?"Bingung, aku bertanya pada sosok pria asing di depanku. Pria itu balas memandangku dengan kening berkerut, lalu menoleh ke belakang. "Dante, apakah kita salah rumah?" tanya pria itu kepada seseorang yang berjalan mendekat. "Salah rumah? Apa maksudmu?"Suara suamiku terdengar, aku melongok dari bahu pria asing itu untuk melihat Richard. Pria yang tadi bertanya apakah dia salah rumah, bergerak minggir untuk menunjukkan diriku pada Richard. Pada saat itulah, pandanganku dan Richard bertemu. "Tiba-tiba ada seorang wanita muda di rumahmu, bukankah ini aneh? Seperti kita benar-benar salah rumah!" seru pria itu, yang sepertinya sangat shock saat melihat ada wanita di rumah Richard. Richard yang memandangku dengan ekspresi tegas, tanpa mengalihkan pandangannya dariku, memberi jawaban. "Ryuka, sepertinya kita harus menunda membicarakan tentang pekerjaan di rumahku. Ayo bahas masalah itu nanti, sekarang pulanglah ke rumahmu," ucap Richard, masih dengan mengunci pandangan

    Last Updated : 2024-01-03
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   10. Ciuman Permintaan Maaf

    "Huh, aku... aku di mana? Apa ini di kamarku atau di surga?"Saat aku sadar dari pingsan, aku reflek bergumam seperti itu ketika membuka mata dan melihat langit-langit kamar yang mewah. "Nyonya, Anda sudah sadar! Syukurlah! Anda demam dan pingsan seharian, saya sangat khawatir!!"Suara Mayes yang menggelegar, membuat aku menoleh ke samping. "M-Mayes?"Mayes yang duduk di sampingku sambil memegang tanganku, menjawab dengan wajah khawatir. "Iya, ini saya, Nyonya. Bagaimana keadaan Anda?" tanyanya. Meremas lembut tanganku, seperti sedang menunjukkan kekhawatirannya yang tulus. Aku mengalihkan pandangan dan menatap sekeliling kamar, mencari seseorang. "Di mana Richard, suamiku?" "Beliau sedang pergi ke kantor, apakah Anda perlu minum, ini minumlah dulu? Hati-hati," jawab Mayes seraya mengulurkan segelas air setelah membantuku duduk dengan hati-hati.Moodku langsung memburuk saat mendengar hal itu. Hah, di saat kondisi istrinya seperti ini, dia malah pergi ke kantor? Sangat tidak pun

    Last Updated : 2024-01-04
  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   11. Mengantarmu Ke Puncak Kenikmatan (18+)

    "R-Richard?"Aku berbalik dengan kaget saat mendapati suamiku sudah berdiri di belakang, sampai anggur yang baru saja masuk ke mulutku, meluncur jatuh. Richard yang sepertinya baru pulang kerja, memungut anggurku yang jatuh ke ranjang dan memasukkan anggur itu ke mulutnya dengan santai. "Hey, anggur itu.... "Aku ingin mengatakan bahwa anggur yang dia makan tadi sudah sempat masuk mulutku, tapi saat melihat Richard yang tampak santai mengunyah anggur itu, aku tak jadi bicara. Richard sedikit membungkuk untuk mengambil anggur lain di piringku, lalu pandangannya tertuju pada layar ponselku. "Oh, apa itu? Apakah kamu sedang asyik menonton pria lain dengan tatapan mesra sambil menghabiskan anggur yang dibeli dengan uangku, Jeany?"Richard mengambil ponselku dengan kening berkerut, menatap pria dalam drama China yang aku tonton. "Ahh, ini.... "Aku tak bisa menjawab. Haaa, apa maksudnya menonton pria lain dengan tatapan mesra? Aku hanya sedang melihat sebuah drama di ponsel! Wajahku

    Last Updated : 2024-01-04

Latest chapter

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   474. Saat Kyle Cemburu

    "Tuh."Kyle melayangkan tatapan penuh cemburu ke layar besar tak jauh dari mereka.Bibirnya cemberut dengan ekspresi ditekuk dan kening berkerut menandakan betapa tak senangnya dirinya saat ini."Hah?"Luana hanya bisa melongo saat tahu apa yang dimaksud Kyle dengan selingkuh tadi, memandang layar televisi yang sedang ter-pause dengan gambar aktor tampan yang mirip Kyle di sana."Lihat, kamu sampai mem-pause tepat saat wajahnya muncul. Apakah diaterlihat sangat tampan bagimu, Luana?"Kyle bertanya dengan nada tak terima, sementara Luana hanya bisa melongo tak percaya bahwa Kyle cemburu pada pria yang ada di televisi!"Aku cemburu," ujarnya dengan ekspresi merajuk."Apakah kamu tertidur sambil membayangkan wajahnya menemani dirimu tidur tadi, Lun? Karena aku yang nggak kunjung pulang?"Kyle terus mengejar Luana dengan pertanyaan, gadis yang baru terbangun dari tidurnya tersebut, duduk di sofa dengan kebingungan menghadapiKyle yang cemburu tanpa sebab."Astaga, tapi itu ... itu cuma ak

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   473. Sudah Berani Selingkuh Sekarang?

    Sebelum Luana berhasil menyambut uluran tangan Kyle yang terarah padanya, dua orang muncul dari belakang.Leanna dan Rion.Secara naluriah, tentu saja Luana tidakmenyambut uluran tangan dari Kyle tersebut."Kyle, aku cari ke mana-mana ternyata di sini, ayo katanya mau ajak makan siang, " ucap Leanna dengan ekspresi manja dan menarik lengan Kyle. Sebelum dia pergi, gadis itu menoleh kepada Luana dan Venus, tatapannya terlihat terkejut.Namun, sedetik kemudian diatersenyum manis dengan badan semakin menempel pada Kyle."Ah, kita bertemu lagi, Luana. Apakah kamu dan Kyle saling kenal?"Dia bertanya dengan wajah polos, karena tak ingin membuat Luana terlihat bodoh di depan gadis itu, Rion buru-buru berdehem dan menjawab."Dia sekretaris Tuan Kyle. Yah, sama seperti saya.""Aaaah."Leanna mengangguk mengerti dan melayangkan permintaan maaf pada Luana. "Maafkan aku yang nggak tahu. Apakah kamu sudah makan siang? Kita bisa makan bersama-sama," ujarnya ceria dan dengan santai masih saja me

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   472. Cinta Pertama Datang

    "Ah, ini Venus. Kalian saling kenal?"Leanna bertanya dengan senyum lebar, dia adalah seorang gadis yang ceria dan penuh semangat, seperti kebalikan Kyle yang dingin layaknya kutub Utara.Baik Venus atau pun Kyle tidak saling menjawab, hanya saja keduanya sama-sama melayangkan tatapan tajam. "Kami tadi ke sini karena dipanggil ayahmu, Kyle. Lalu aku mengajak Venus mampir ke kantormu sekalian menyapamu."Meskipun leanna bicara panjang lebar, Kyle masih tidak berbicara dan terus menatap pria yang kini sama tingginya dengan dirinya tersebut.Venus sendiri balik menatap Kyle dengan acuhtak acuh sementara Kyle terus menatap tajam padanya."Kalian seperti saling kenal."Suasana yang canggung tersebut coba dicairkan oleh Leanna dengan ucapan seperti itu, yang justru tambah membuat suram suasana. Rion yang berdiri tak jauh dari mereka juga menunggu jawaban baik dari Kyle ataupun Venus.Bagaimana pun juga... aura permusuhan mereka terasa begitu nyata. "Apakah kamu tidak ingin bertanya tenta

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   471. Datangnya Teman Masa Kecil

    Kyle melihat jam tangannya dan tiba-tiba wajah pria itu berubah sumringah."Sudah waktunya makan siang, aku akan mengajak Luana makan di tempat yang enak hari ini, kamu sudah memesankan tempatnya, 'kan, Rion?""Tentu saja, Tuan. Silakan menikmati makanan Anda."Jawaban Rion tersebut membuat Kyle tersenyum senang dan beranjak dari duduknya.Namun, belum juga berjalan ke luar ruangan, l tiba-tiba pintunya terbuka."Kyle Ivander."Seorang gadis dengan rambutberwarna pirang stroberi dan dress cerah seperti warna rambutnya, memanggil nama Kyle dengan wajah ceria.Hanya satu orang di dunia ini yang.memanggil Kyle dengan nama tersebut.Leanna."Apa kabarmu, sekarang sombong, ya, Sudah nggak pernah main ke rumahku lagi."Gadis itu, dengan gayanya yang anggun sekaligus ceria berjalan santai mendatangi Kyle yang masih berdiri diam di balik meja kerjanya sembari menatap lurus pada Leanna.Sementara itu, Rion terperanjat kaget karena gadis yang dikirim oleh ayah Kyle tersebut ternyata datang leb

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   470. Hotel Berhantu

    Sementara Kyle pusing memikirkan bagaimana bisa begitu banyak pria tampan di hotel tempat Luana bekerja, gadis itu sedang sibuk dengan hal lain.Sejak pagi dia terus memelototi layar komputer di depannya untuk mencari tahu lebih dalam bagaimana kondisi tempat kerja barunya yang katanya meski merupakan hotel bintang empat, tapi menggunakan standar bintang lima ala Zeus Group.Hotel itu didesain dengan konsep.menyatu dengan alam sehingga suasana asri begitu terasa dari hanya melihat gambarnya di layar komputer.Semua kamar hotel dilengkapi dengan balkon sehingga setiap pengunjung bisa melihat pemandangan kota dan sekitarnya dengan leluasa.Hotel yang kini sepi tersebut juga menawarkan fasilitas yang memadai seperti sarana olahraga, restaurant, bar area rekreasi serta memiliki lobbyberukuran seratus meter persegi.Bangunan yang didominasi warna gading dan gold tersebut terletak di dekat pusat perbelanjaan tersebut memiliki lebih dari lima puluhan kamar dengan empat kamar jenis suite.Se

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   469. Tidak Bisa Lepas Dari Gio

    Setelah diam beberapa saat, dengan suara berat Kyle menjawab. "Sebenarnya itu juga hal yang terus mengganggu pikiranku beberapa hari ini, Rion. Masalah tentang jika suatu hari Luana ingin mengandung buah cinta kami berdua." "Astaga, lalu apakah Anda sudah menemukan jalan keluar, Tuan?" Dengan sangat berat hati, Kyle menggeleng. "Enggak. Ehm, untuk saat ini belum. Aku sama sekali nggak menemukan jalan keluar atas masalah itu." Kyle berkata seraya mengusap wajahnya dengan gerakan kasar menandakan betapa putus asanya dirinya. Pria itu sama sekali tidak masalah jika tak bisa memiliki keturunan untuk menjaga Luana dari kematian, tapi bagaimana dengan Luana? Gadis itu mungkin saja memiliki pemikiran berbeda. Itulah yang dikhawatirkan oleh Kyle. "Jadi ... apakah Anda akan menyerah untuk menikah dengannya? Karena jika menikah maka masalah itu pasti ..." "Aku tetap nggak akan menyerah untuk menjadikan dirinya istriku. Tapi tentang masalah mengandung bayiku setelah kami menikah ters

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   468. Persimpangan

    "Ah, Tuan."Tiba-tiba Rion teringat kembali tentang percakapannya dengan ayah Kyle tadi pagi tentang cinta Kyle kepada Luana sehingga ingin bertanya sedikit kepada bos-nya tersebut."Menurut Anda, apakah jika kalian sudah menikah besok, Anda akan membiarkan Luana meninggal demi melahirkan buah hati Anda?"Pertanyaan ringan dari Rion tersebut serta merta membuat Kyle menutup dengan keras map yang sedang dibacanya dan menghadiahi Rion tatapan tajam."Apa maksudmu?"Kyle bertanya dengan suara dingin yang membuat Rion seketika gelagapan karena tak menyangka kalau Kyle akan bereaksi seperti itu.Dia buru-buru menggeser kursi di depan meja Kyle dan duduk dengan ekspresi pucat."Tolong jangan tersinggung atas ucapan saya, Tuan. Saya hanya tiba-tiba teringat akan ibu Anda melihat kemesraan Anda dan Luana tadi. Saya berpikir ... mungkin ayah dan ibu Anda dulu juga semesra ini hubungannya, sebelum akhirnya ibu Anda meninggal dunia," ralat Rion buru-buru.Rion menyembunyikan maksud sebenarnya da

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   467. Cinta Adalah Penderitaan

    Rion ingin berkata bahwa cinta Kyle kepada Luana tidaklah sedangkal itu, dia bahkan rela menghancurkan dunia demi bisa bersama dengan Luana. Rion yakin jika usaha ayah Kyle ini akan sia-sia saja bahkan jika yang datang itu Leanna yang merupakan teman masa kecil Kyle. Namun, Rion tidak bisa menjamin jika Luana lagi-lagi tahu bahwa Kyle kembali dijodohkan saat dia dalam posisi yang 'katanya' diuji sebagai menantu baik, apakah gadis itu akan bertahan?Dia bisa merasakan bagaimana putus adanya Luana jika tahu hal ini, karena itu Rion bertekad untuk menyembunyikan kabar berita ini sampai Luana selesai melakukan misinya.Rion mengepalkan tangan dan benar-benar bertekad untuk menutup sumber berita apa pun tentang hal ini dari Luana, sehingga dia bisa bekerja dengan tenang."Aku tahu mungkin kamu memandang aku sebagai orangtua egois, tapi aku benar-benar tidak ingin Kyle di masa depan akan menjadi pria menyedihkan seperti aku, karena itu aku melakukan semua ini."Rion berusaha membujuk ayah

  • Terperangkap Gairah Dokter Tampan   466. Ketenangan Sebelum Badai

    Pagi hari di kantor. "Selamat pagi, Tuan." Luana segera berdiri dari tempat duduknya dan menyapa Kyle yang baru saja dari luar bersama dengan Rion di belakangnya. Kyle berhenti berjalan menuju ruangannya dan menoleh kepada Luana yang sedang berdiri di balik meja kerja. Pria itu berjalan mendekat dan melayangkan kecupan lembut di pipi sang gadis yang membuat Rion terperanjat kaget, sedang Kyle sendiri tersenyum penuh kasih kepada gadis mungil itu. "Maaf morning kiss-nya telat," ucapnya lembut, yang dibalas Luana dengan gelengan. "Tidak apa, saya tahu Anda sibuk." Kyle menaruh tangannya di pipi Luana dan membelai penuh kasih sayang dengan sorot mata penuh minta maaf. "Sudah makan?" "Sudah." Semenjak Luana menginap di tempat tinggal Kyle selama seminggu, Kyle memang membuat peraturan bahwa harus ada morning kiss sebelum keduanya sama-sama berangkat bekerja. Namun, karena hari ini dia sudah harus berangkat bekerja sejak pukul enam pagi maka morning kiss tersebut pun telat d

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status