Share

Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat
Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat
Автор: Rea.F

Bab 1. Kamu Harus Membalas Budi

Автор: Rea.F
last update Последнее обновление: 2024-10-29 19:42:56

Di sebuah ruangan kantor, terdengar sepasang suami istri yang sedang berbicara pada seseorang dengan nada memohon.

Mereka adalah orang tua Wulan, gadis malang yang kerap kali diperlakukan berbeda.

"Tolong kami, Tuan! Pilihlah Wulan, putri kami. Dia bisa menjadi istri yang baik dan patuh untuk keponakan anda. Saya berani menjamin untuk itu," ucap sang istri sambil menarik lengan suaminya untuk memberi kode agar sang suami ikut memohon juga.

"Kenapa kamu sangat yakin, Nyonya?" tanya tuan kaya raya itu, menatap wanita di depannya sambil mengerutkan keningnya.

"Karena kami mendidik putri kami dengan baik dari kecil, hingga dia tumbuh menjadi gadis yang patuh dan penurut."

Ada senyum penuh arti di sudut bibir si tuan kaya raya sebelum akhirnya dia menjawab, "Baiklah, dua hari lagi kami akan menjemput putrimu. Kalian akan mendapatkan imbalan seperti apa yang sudah kami janjikan."

**

"Yang kita lakukan ini, apa tidak keterlaluan, Bu? Selama ini, kita tidak pernah menyayangi Wulan dengan baik. Sekarang, malah akan menikahkan dia dengan pria cacat!" kata Gani dengan nada penuh penyesalan.

Tiara melotot marah mendengar keluhan suaminya. “Sudah untung aku bersedia menerima anak harammu itu di rumah ini! Meskipun menikah dengan pria cacat tapi pewaris tunggal perusahaan Grup Brahmana, itu sangat baik daripada tidak ada yang menginginkan Wulan! Lihatlah, betapa banyak orang yang ditolak oleh Tuan Abraham! Wulan sangat beruntung! Dia akan menjadi Nyonya kaya raya!”

“Lagian, ini demi menyelamatkan perusahaan kamu yang bangkrut itu. Sudah saatnya Wulan berkorban demi keluarga ini. Jangan hanya aku saja yang berkorban untuk menerima anak haram itu!”

Gani terdiam. Apa yang diucapkan istrinya itu memang benar kenyataan, meski di dalam hatinya terselip rasa tidak tega pada Wulan. Biar bagaimanapun juga, Wulan adalah anak dari wanita yang sangat dicintainya.

Wulan meremas kedua tangannya di bawah meja, gadis itu menggigit bibirnya setelah ibu tiri dan ayahnya selesai berbicara.

"Anggap saja ini sebagai balas budimu pada kami yang sudah mengurusmu hingga sebesar ini." Ucap tajam Tiara penuh penekanan.

Tidak ada yang bisa dilakukan Wulan selain hanya mengangguk. Menolak pun pasti tidak ada gunanya. Padahal Wulan tahu jika ini bukan perjodohan, melainkan penjualan atas dirinya.

Di sini, dia hanya dianggap gadis bodoh yang kerap kali dibedakan dengan dua adiknya. Terbukti, dari tiga anak-anak Gani, hanya dia yang tidak disekolahkan.

Dengan kata lain, dia dibiarkan bodoh oleh Tiara.

Demi bisa dianggap keluarga, demi bisa membantu keluarga yang sudah mau menerima anak haram seperti dirinya, dia bersedia. Meskipun dia tahu, jika mungkin akan sangat berat baginya.

Kedua orang di hadapannya itu menarik napas lega. Tiara tampak tersenyum senang, tidak peduli tetesan kristal bening yang sejak tadi sudah meleleh di pipi gadis yang duduk hadapan mereka itu.

Perlahan Wulan berdiri, dia melangkah menuju kamar sempitnya. Lalu bercermin, menatap bayangan dirinya sendiri di depan kaca. Ini adalah wajah bodohnya yang malang. Wajah yang mungkin sebentar lagi akan hilang dari mata mereka yang selalu memandang jijik padanya.

Pagi hari … Mood Wulan hilang mendadak. Matanya sayu memandang kosong. Tak ada yang dipikirkan kecuali pernikahannya yang akan menjelang besok.

Suara derap langkah terdengar. Seorang bibi pelayan keluarga ini masuk ke kamarnya dan menghampiri.

"Nona, Tuan Gani memanggil anda. Nona disuruh menemuinya sekarang."

"Ada apa?" Tanya Wulan tanpa menoleh pada Bibi pelayan itu.

"Ada utusan dari keluarga Brahmana. Katanya mereka ingin menjemput Nona hari ini." Jawab bibi pelayan, sambil berjalan mengambil koper besar milik Wulan dari atas lemari kayu usang yang ada di tepi ranjang kecil tempat tidur Wulan.

Wulan menoleh, dia terkejut saat melihat bibi pelayan mengambil kopernya. Dia lalu bertanya penuh kekhawatiran, “Untuk apa, Bi? Kenapa mengambil koperku?”

Bibi pelayan menoleh, ada raut kesedihan di wajah tuanya. Dia berkata dengan ragu-ragu, "Nyonya Tiara... dia, dia menyuruh bibi untuk membantu Nona berkemas."

"Berkemas?" Wulan langsung bangun dan duduk. Dahinya berkerut.

"Kata mereka tadi, hari ini Nona sudah harus tinggal di rumah keluarga Brahmana.” Saat mengatakan ini, kedua mata bibi pelayan berkaca-kaca. “Maafkan bibi ya, Non." Bibi pelayan menangis , seketika berhambur memeluk Wulan.

Pelayan itu bernama Bibi Sumi, satu-satunya orang yang selama ini menyayangi dan merawat Wulan dengan baik di sini. Dari Bi Sumi lah Wulan bisa membaca dan menulis secara diam-diam. Bahkan, wanita renta itu juga yang mengajarkan satu keahlian lain yang begitu langka pada Wulan, yaitu pengobatan totok terapi dan penguasaan herbal.

Wulan sudah mengerti dengan apa yang terjadi. "Sudah, Bi. Tidak apa-apa. Jangan bersedih. Aku akan baik-baik saja." Wulan menepuk lembut punggung wanita yang sudah tua itu, sambil berusaha menahan kesedihan dalam hatinya.

Dia berusaha untuk tidak menangis sedikit pun. Dia sudah berjanji pada dirinya sendiri, akan menunjukan pada semua orang, jika pernikahannya ini tidak akan membuatnya tertekan atau merasa menderita.

Wulan sudah bertekad, dengan keluarnya dia dari rumah ini, maka penderitaannya akan segera berakhir. Dia akan membuktikan, jika anak haram ini juga masih bisa berguna untuk mereka.

Bi Sumi melepaskan pelukannya dengan perlahan. Dia masih menangis, lalu melangkah membuka lemari, mengambil beberapa baju milik Wulan dan memasukkannya ke dalam koper. Setelahnya, wanita penuh kasih itu mengambil sebuah buku.

Buku tentang pengobatan yang pernah dia ajarkan pada Wulan. Bi Sumi memasukan buku itu sekaligus di koper.

"Bawa ini, siapa tahu di sana Nona membutuhkannya."

Related chapter

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 2. Penjemputan

    "Kamu lambat sekali, sih! Calon keluarga pengantinmu sudah menunggumu. Tidak sabar untuk membawamu menemui calon suami cacatmu itu." Begitu Wulan turun, makian langsung terdengar dari adiknya, Jihan. Dia diam saja, tidak ingin melayani adiknya, yang satu ayah dan lain ibu itu."Lihatlah, Yuri. Belum apa-apa dia sudah sombong. Mau jadi istri pangeran cacat saja sudah berani sama kita. Aku ingin sekali mencekiknya." Tambah Jihan, kini mengajak adik bungsu mereka untuk turut berada di pihaknya."Sudah biarkan saja. Sebentar lagi dia akan pergi dari sini. Jangan mengganggu kak Wulan lagi." Kata Yuri, seolah ingin melindungi Wulan."Maaf, aku harus segera menemui ayah. Paham kan, ayah dan ibu akan marah kalau aku terlambat." Ucap Wulan melangkah kembali, meninggalkan dua adiknya itu."Dasar anak haram! Tidak tau diri!" Umpat Jihan.Wulan tidak mendengar, terus melangkah dan menghampiri orang tuanya yang sudah menunggu di ruang tamu.Dia bisa melihat, dua orang asing di depannya. Salah sat

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 3. Menikah Juga.

    Wulan sudah berada di kamar sementaranya. Dia juga tidak paham kenapa dia tidak dipertemukan dengan calon suaminya.Hanya saja menurut beberapa pelayan yang melayaninya, Tuan muda Saka, walaupun lumpuh dia tidak bisa sembarangan ditemui dan disentuh oleh siapapun. Hanya satu pelayan saja yang boleh melayaninya yaitu Bu Asri. Dan dua pelayan pria pilihan Tuan Abraham yang mendapat tugas untuk mengantarkan makanan dan keperluan tuan muda Saka ke kamarnya.Dan, waktu yang menegangkan bagi Wulan itu akhirnya benar-benar tiba. Hal yang sebenarnya tidak diinginkannya dan bahkan tidak pernah diimpikan seumur hidupnya, ternyata begitu menggetarkan hati gadis itu.Terdengar suara seseorang mengetuk pintu kamar sementaranya."Nona, silahkan berganti baju dahulu. Saya akan menunggu di sini." Kata sekretaris Ang yang sudah berdiri di depan pintu bersama seorang pelayan wanita.Wulan hanya diam saja, dia tidak menjawab dan tidak mengangguk.Pelayan wanita itu masuk ke dalam kamarnya dan sekretaris

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 4. Banyak Yang Terlihat Baik Diluar.

    Wulan sedikit bingung, tapi dia segera mengingat ucapan Bu Asri, jika Tuan Muda Saka tidak mau sembarangan disentuh oleh siapapun."Tuan, sekarang saya istri anda. Jadi tugas saya adalah melayani Tuan dan mengurus Tuan. Tidak apa-apa ya?" Kata Wulan dengan hati-hati. Dia yakin kalau Saka bisa mendengar ucapannya.Perlahan Wulan memegang kerah baju Saka kembali. Pria itu kini diam, meski pandangannya tertuju ke samping, tidak menatap Wulan.Wulan membuka kemeja Saka dengan lembut dan menggantinya dengan baju yang dia ambil dari lemari.Lalu dia kembali membuka lemari sebelah, berniat mencari celana untuk Saka, tapi dia melihat lemari itu penuh baju wanita. "Ini baju siapa?" Tanyanya, entah bertanya pada siapa."Itu baju anda, Nona. Saya yang menyiapkannya semalam." Wulan menoleh. Tiba-tiba Bu Asri sudah ada di belakangnya. "Bu?" "Maaf mengganggu. Saya mengantar makanan untuk kalian, Nona." Bu Asri meletakkan baki di atas meja."Terima kasih, Bu." Jawab Wulan yang langsung melangkah

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 5. Aku Akan Mengurusmu Dengan Baik

    Semenjak orangtuanya meninggal, Saka tidak pernah mendapatkan kasih sayang, kecuali dari sang kakek dan neneknya yang sekarang sedang ada di rumah sakit luar negri. Apalagi setelah dia sakit. Baru kali ini dia bisa merasakan kehangatan hati dari seseorang. Tidak disadari, Saka tersentuh hatinya dan menatap wajah ayu Wulan. Yang ditatap tidak sengaja juga menatapnya. Kedua mata mereka saling memandang. Bibir Saka bergerak, seperti ingin berbicara, tapi hanya sekilas, lalu pria itu mengalihkan pandangannya.Bu Asri bicara kembali. "Nona, pesan saya hanya satu. Jangan mudah percaya dengan siapapun. Dan maaf, saya sudah banyak berbicara dengan anda." Ucap Bu Asri, melirik Saka yang tersenyum tipis padanya.Bu Asri berdiri dan berpamitan. "Cepat sembuh ya, Tuan Muda. Kami semua merindukan Tuan Muda yang dulu." Ucap Bu Asri pada Saka.Setelah Bu Asri pergi, Wulan membantu Saka untuk berbaring diranjang. Dia menambah bantal untuk pinggang Saka dan memposisikan kepala Saka di sandaran ranja

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 6. Cerita Dua Tahun Yang Lalu

    "Apa mungkin maksud Bu Asri,.. Tuan Abraham mempunyai niat tertentu dengan pernikahan ini?" Gumamnya. "Hah!" Saat menyadari sesuatu yang salah, Wulan segera menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Dia menoleh dan menatap Saka yang masih setia memandangnya. "Tuan Abraham… mengincar harta keluarga ini? Dan pernikahan ini hanyalah dijadikan sebagai alat?" Wulan yang bodoh seperti berusaha untuk menebak. "Aku harus menyelidikinya. Jika benar begitu, aku akan menyelamatkan harta yang seharusnya milik Tuan muda Saka. Benar begitu, kan Tuan Muda?" Wulan bertanya pada Saka. Saka hanya tersenyum lagi. Kali ini matanya tidak lepas dari wajah gadis itu. Yang dipandang jadi tersipu malu. "Kenapa menatapku seperti itu, Tuan? Aku jelek ya?" Wulan menggulung-gulung rambutnya dengan jari. Saka mengangguk, membuat Wulan langsung cemberut. "Namanya juga orang susah, Tuan. Tidak punya modal untuk skincare. Mahal, Tuan? Saya diberi makan saja, sudah untung." Wulan malah curhat. Sedangkan Saka

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 7. Dimarahi

    "Saka mencari kakek ke mana-mana." Pria itu segera menghampiri dan memeluk si kakek. "Kenapa keluar rumah sendirian, Kek?" Pria yang ternyata Saka itu bertanya khawatir pada kakeknya."Maaf, Saka. Kakek pikir, tidak akan tersesat. Untung ada gadis baik ini yang mau menolong kakek saat jatuh di sana tadi." Jawab Kakek Abian menoleh pada Wulan. Wulan hanya menunduk tanpa melihat wajah Saka. Meski melihat pun, saat itu juga percuma, dia tidak akan bisa mengenali wajah Saka yang memakai masker hitam. Itu memang biasa dilakukan Saka saat di luar rumah. "Ya Tuhan, Kakek? Saka panik mencari Kakek. Kakek tidak apa-apa tapi, kan?" Tanya Saka. "Sudah, tidak apa-apa. Gadis itu menolong kakek dan memijat kaki kakek yang sakit." Saka menoleh dan menatap Wulan. "Terima kasih sudah menolong kakekku."Wulan hanya mengangguk. Dengan melihat keharmonisan mereka berdua, dia bisa langsung paham jika pria itu adalah cucu sang kakek. "Lain kali, jangan keluar rumah sendiri, walaupun hanya berolahrag

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 8. Menemui Wulan

    "Maafkan ibu ya, sayang? Sana masuk. Belanjaan nanti biar Ibu yang beresin." Suara lembut Tiara sambil mengelus punggung Wulan. 'Ibu?' Saka terbengong mendengar Tiara menyebut ibu. Wulan yang ketakutan, langsung memilih masuk tanpa berkata apapun pada mereka. "Apa dia juga anak Nyonya?" Karena penasaran, Saka bertanya. "Ah, iya Tuan. Tapi hanya anak tiri. Anaknya memang sedikit bodoh dan liar. Suka membuat masalah dan mengesalkan. Tapi tidak apa-apa. Sudah dari kecil memang begitu. Saya memakluminya." Jawab Tiara. 'Maklum katamu? Memaklumi kok marah sampai mau memukul.' Maki Saka di dalam hati. "Oh, baiklah Nyonya. Jangan memarahinya lagi. Tadi dia menolong kakek saya yang jatuh di jalan. Dan kami mengantarnya pulang. Takut dia semakin terlambat dari belanja sayurannya." Kata Saka. "Iya, Tuan. Terima Kasih sudah mengantar anak saya. Bagaimana kalau Tuan masuk dulu dan minum?" Tawar Tiara. Saka berpikir sejenak. "Sepertinya saya tidak bisa Nyonya, saya harus mengantar k

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 9. Awal Mula Penderitaan Saka

    Yang disapa terkejut bukan kepalang, terlebih mengingat wajah bermasker itu. Wulan langsung menggeser kakinya untuk beberapa langkah. "Tu, Tuan. Ada apa? Ada keperluan apa? Pergilah. Pergi! Saya.. saya tidak.. saya tidak menggoda Tuan." Wulan ketakutan, bukannya menatap Saka yang menyapanya, dia malah memutar kedua bola matanya ke sekeliling. Seolah takut ada yang melihat jika Saka sudah menyapanya. "Hei, kamu kenapa? Siapa yang menuduhmu menggoda?" tanya Saka. Dia sendiri jadi bingung melihat gelagat ketakutan dari Wulan. Wulan tidak menjawab, tapi langsung berlari ke jalan untuk menyetop angkot. Saka tidak diam saja, dia langsung mengejar Wulan. "Tunggu dulu. Aku akan mengantarmu, ya?" Saka menangkap pergelangan tangan Wulan. "Jangan, Tuan! Tidak, jangan. Tidak usah!" Wulan menjawab dengan cepat. "Kamu kenapa? Kamu takut denganku? Apa kamu lupa denganku? Hei, aku ini cucunya kakek yang kamu tolong kemarin! Masih ingat?" Saka berusaha meyakinkan Wulan. Dia sempat ingin melepa

Latest chapter

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 137. Jangan Manja!

    "Saya mengerti, Nyonya. Saya mengerti. Mohon maafkan saya, Nyonya. Bukan tidak percaya kepada Nyonya, tapi saya mohon, izinkan kali ini saya mendampingi Tuan Muda di setiap keadaannya. Saya hanya ingin menebus kesalahan saya di hari kemarin, yang terlalu sibuk dengan perusahaan hingga mengabaikan keamanan dan kesembuhan Tuan Muda. Saat ini saya hanya ingin memastikan jika Tuan Muda akan terus baik-baik saja, dan tidak mengulangi kesalahan saya yang kemarin," jawab Sekretaris Ang, menunduk. Tidak berani membalas tatapan sangar milik Wulan."Lalu bagaimana dengan ayah dan ibuku? Apa kamu tidak memikirkan itu, Tuan Ang? Apa kamu tahu, jika mereka sudah menyiapkan pesta kecil di rumahnya untuk kalian? Bahkan mereka sudah membagi sedekah pada para mantan tetangganya dulu di komplek kumuh itu, dan meminta doa mereka untuk hari pernikahan kalian yang sudah ditentukan? Mereka pasti akan kecewa hatinya, walau bibir mereka tidak akan berani mengatakan itu."Sekretaris Ang terkejut, mendongak. M

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 136. ingin menunda pernikahan.

    "Saya tidak mengatakan itu, tapi jika Anda ingin begitu, tidak masalah. Demi Tuan Muda, saya akan melakukan apa pun! Saya akan sangat senang, tidak harus bersusah payah, saya sudah akan mendapatkan bayi.""Dasar, gila kamu ya? Kamu pikir aku sapi atau bagaimana? Kamu ini, sudah dapat adiknya mau kakaknya juga. Langkahi dulu mayatku, Ang!"Ang tergelak melihat emosi Saka yang meluap."Kamu tahu tidak, aku sudah payah menanam benih, kamu yang enak mau mengambil untungnya. Aha... tidak mungkin terjadi. Wulan dan bayinya itu milikku. Jika kamu mau bayi, usaha sendiri. Cepatlah menikah dan membuatnya, kamu akan mengalami seperti aku juga." Saka menendang tangan Ang yang masih tergelak."Hanya bercanda, Tuan Muda! Mana saya berani. Mendapatkan Yuri saja sudah membuat saya beruntung. Habisnya Tuan Muda tidak bisa bersabar. Padahal tadinya Tuan Muda sendiri yang mengatakan jika akan rela menanggung derita ini setahun sekali pun," jawab Ang, masih dengan tertawa."Diam, bedebah! Kamu terus saj

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 135. Kumat Lagi

    Di hari di mana Saka diperiksa oleh sang dokter, di hari di mana Wulan dinyatakan positif hamil oleh dokter spesialis kandungan, di hari itu juga mereka sudah diperbolehkan pulang. Tak perlu menginap, tak perlu dirawat inap, kata sang dokter. Sebab keadaan Saka murni dinyatakan sebagai Sindrom Suami Ngidam atau Sindrom Couvade.Saka mengalami kehamilan simpatik, di mana istrinya yang tengah hamil, namun Saka yang menanggung masa ngidam istrinya.Sejak hari itu, sejak masuk ke dalam kamar mereka, Saka yang tadinya laki-laki tangguh dan kuat mendadak menjadi laki-laki lemah yang sensitif.Manja melebihi balita.Mual dan muntah pun terus berlanjut. Bukan hanya itu, Saka mulai tidak menyukai bau-bau wangi, seperti sabun, parfum, dan pewangi ruangan. Hari-harinya juga terlihat menyedihkan karena Saka hanya bisa meminum air teh manis hangat dan memakan buah saja. Jika ada minuman atau makanan lain yang ia telan, perut Saka langsung menolak.Bukan hanya itu, baik kamar dan seluruh ruangan ya

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 134. Saka Ngidam

    "Wulan," Saka bangun dan duduk. Wulan langsung menubruknya dan tersedu."Bang Saka, kamu menakutiku, bagaimana keadaanmu sekarang? Apa yang masih Bang Saka rasakan?""Wulan, jangan menangis lagi. Aku tidak apa-apa, hanya masih sedikit pusing dan sedikit mual. Sebentar lagi akan hilang. Dokter sudah memberiku obat anti muntah tadi," ucap Saka mengelus lembut kepala Wulan."Dokter, sebenarnya apa yang terjadi pada Tuan Muda Saka?" tanya Sekretaris Ang.Dokter itu menarik napas."Menurut hasil pemeriksaan, Tuan Muda baik-baik saja. Lambung, usus, dan semua organ di tubuh Tuan Muda tidak ada gangguan. Tidak juga keracunan," jawab sang dokter."Baik-baik saja bagaimana? Tuan Muda terlihat sakit parah sampai pingsan, kamu bilang baik-baik saja. Kamu ini bisa memeriksa tidak! Kamu mau bermain-main denganku, hah!" bentak Sekretaris Ang."Tuan Sekretaris, tolong tenanglah. Dokter kandungan sebentar lagi akan datang dan kita akan segera tahu penyebab sakit Tuan Muda.""Apa kamu bilang? Tuan Mud

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 133. Panik

    "Benar, Ayah. Itu biar menjadi urusan mereka. Sekarang, mari kita membahas tanggal pernikahan," sahut Saka.Sekretaris Ang mengangguk. "Lebih cepat lebih baik, Tuan Gani. Saya ingin segera menghindari fitnah atau hal-hal yang tidak diinginkan.""Apa akhir minggu ini terdengar baik untuk Anda?" tanya Gani Harmoko.Sekretaris Ang menoleh pada Yuri. "Apa kamu setuju, sayang?""Iya, aku ikut keputusan Kakak saja," jawab Yuri dengan senyuman."Baiklah, Tuan Gani. Saya akan mempersiapkan semuanya untuk akhir minggu ini," balas Ang.Rencana PernikahanSemua sepakat. Mereka memutuskan pernikahan sederhana yang dilakukan di bawah tangan karena usia Yuri yang masih belum mencapai 19 tahun. Sekretaris Ang memahami konsekuensi pernikahan dini dan berjanji untuk menjaga Yuri dengan baik.Setelah obrolan selesai, mereka melanjutkan makan siang bersama. Yuri, Wulan, Jihan, dan Tiara sibuk menyiapkan hidangan, sementara para pria melanjutkan pembicaraan ringan.Saat semua sudah siap, Yuri memanggil c

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 132. Minat Pelangkahan.

    "Dulu saya bertemu dengan ibunya Wulan. Gadis yang membuat saya jatuh cinta. Padahal saat itu keluarga saya sudah berencana untuk menjodohkan saya dengan istri saya ini.""Saya melakukan hal terlarang pada ibu Wulan, dan saya meninggalkannya karena terpaksa harus menikahi wanita pilihan orang tua saya. Saya tidak pernah tahu jika pada saat itu ibu Wulan mengandung benih saya. Saya sempat mencarinya ke mana-mana, namun saya gagal menemukannya karena ternyata ibu Wulan dibawa keluarganya pulang ke kampung. Hingga suatu hari, seorang famili ibu Wulan mengantar bayi merah kepada saya beserta selembar surat. Dia mengatakan bahwa ibu dari bayi itu sudah meninggal dunia beberapa jam setelah melahirkan." Kini air mata Gani yang tadi sudah kering kembali menetes. Tepukan-tepukan halus Tiara mengusap punggungnya."Sudah, Yah. Itu masa lalu. Tidak akan terjadi pada anak cucu kita. Cukup, Ayah. Cukup kita yang berbuat salah," ucap Tiara.Gani mengangguk, melirik wajah Wulan yang memerah dan teris

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 131. Cerita Masa Lalu Gani

    "Kalau begitu, aku akan membantumu, Wulan," seru Yuri, ikut berdiri.Tiara pun berdiri. "Yuri, calon pengantin. Kembali lah duduk. Biar Ibu yang membantu kakakmu Wulan. Kamu duduk manis saja, ya?"Yuri tersipu dengan ucapan ibunya dan kembali duduk di samping Sekretaris Ang yang terus tersenyum padanya.Wulan dan Tiara beranjak ke dapur, dan tak lama kemudian sudah kembali dengan membawa minuman—segelas teh untuk Gani Harmoko dan segelas kopi putih untuk Saka.Kembali mereka terlihat fokus sesaat setelah Gani menyeruput minumannya.Saka kembali menarik napas dan memulai obrolan yang kedua."Ayah dan Ibu, sekali lagi kami ucapkan terima kasih atas penerimaan ini. Dan kami minta maaf jika tidak membawa apa-apa dalam acara lamaran dadakan ini. Kami tidak mempersiapkan apa pun, karena keputusan ini kami ambil semalam. Dan pagi hari ini kami langsung kemari tanpa sempat ke mana-mana dulu.""Tuan muda Saka, apa yang harus dibawa memangnya? Ini saja sudah membuat kami hampir terbang ke awan.

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 130. Sebuah Kehormatan.

    "Ya Tuhan! Seharusnya kami bangga! Tapi tidak. Kami malu, Tuan, kami malu! Pantaskah kami menerima kehormatan yang bertubi-tubi ini?" ucap Tiara, sudah berurai air mata. Gani Harmoko menepuk-nepuk halus punggung Tiara untuk menenangkan istrinya. Ia paham bagaimana perasaan Tiara saat ini. Rasa bersalah masih begitu membekas di hati istrinya itu. Kemudian pria separuh baya ini mulai angkat bicara kembali. "Tuan Sekretaris, mohon maafkan saya jika saya lancang. Tapi sebagai Ayah Yuri, saya wajib bertanya pada Anda. Apa Anda sudah memikirkan risiko yang mungkin akan Anda hadapi jika menikahi Yuri yang masih terlalu muda ini? Dan apakah Anda tidak malu mempunyai istri dari putri seorang orang tua yang hina dan tidak tahu diri seperti kami ini? Orang tua yang pernah menjual anaknya sendiri demi uang. Kami tidak akan pernah melupakan hal paling memalukan itu, Tuan," ucap Gani Harmoko, menatap tegas ke arah Sekretaris Ang. "Tuan Gani Harmoko, saya tidak pernah bisa mengatur hati saya ak

  • Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat    Bab 129. Keadaan Terbalik

    Ang tersenyum, kali ini menoleh kembali."Kamu tenang saja, Nona, sebentar lagi kita akan menjadi dekat. Bahkan menjadi keluarga," sahut Ang.'Hah! Apa maksudnya? Menjadi dekat, menjadi keluarga?' Jihan penuh tanda tanya."Tuan, maksud Anda?""Kamu akan segera tahu, Nona."Belum sempat Jihan bertanya lagi, Gani Harmoko sudah berdiri di depan pintu, langsung menghampiri mereka. Melihat kedatangan Gani Harmoko, Sekretaris Ang yang biasanya selalu tenang jika bertemu dengan Gani dalam urusan apa pun, kali ini lain, pria itu langsung berdiri dan mengangguk hormat dengan jantung yang berdegup keras. Antara gugup dan sungkan. Bukan hanya itu, tapi Sekretaris Ang menyambut tangan Gani Harmoko dan menciumnya, membuat baik Jihan maupun Gani sendiri tercengang dengan tingkah Sekretaris Ang yang tak biasa itu."Tuan Sekretaris, apa yang Anda lakukan?" tanya Gani yang juga cepat-cepat menunduk memberi hormat pada pria itu."Maafkan saya, Tuan Gani. Saya hanya ingin memberi hormat kepada mertua Tu

DMCA.com Protection Status