ISTRI BURUK RUPA

ISTRI BURUK RUPA

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-06-19
Oleh:  Ariesa Yudistira  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
11 Peringkat. 11 Ulasan-ulasan
32Bab
86.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Airin yang berwajah buruk karena luka bakar bekas kecelakaan, mengira bahwa sang suami mau menerima dia apa adanya tanpa memandang rupa. Nyatanya, sang suami punya maksud lain hingga mau menikah dengannya. Ketika pernikahan mereka berujung dengan pengkhianatan sang suami, Airin memutuskan untuk merubah dirinya dari si buruk rupa menjadi wanita kaya yang cantik jelita. Lalu, bagaimana dia akan membalas sang suami dengan selingkuhannya?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Kau bilang Menerimaku apa Adanya

"Dek, ingat kalau keluar pakek masker, kalau perlu pakek cadar saja," ucap Irfan pada Airin, istrinya."Iya, Mas," jawab Airin seraya mengangguk.Dia mengambil masker yang sudah banyak tersedia di atas meja. Airin tahu, suaminya menyuruhnya memakai masker bukan demi kesehatannya, apalagi karena takut wajahnya dilirik pria lain.Semua itu karena dia tidak ingin para tetangga melihat wajahnya yang buruk. Benar, luka bakar membuat sebagian wajahnya itu terlihat seram jika dilihat oleh orang lain."Mas, apa Mas malu jika para tetangga melihat wajahku?" tanya Airin setiap kali suaminya menyuruhnya memakai masker."Bukan begitu, Dek. Mas cuma gak mau kamu sedih kalau mereka bicara buruk tentang wajahmu," jawab Irfan, yang selalu berhasil membuat Airin merasa lega.Di tempat tinggal mereka yang dulu, para tetangga memang suka berkata nyinyir padanya, tanpa peduli itu menyakiti hatinya."Kamu itu beruntung, Airin, ada orang yang mau menikah sama kamu. Sudah ganteng, kaya lagi," kata para teta

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Amelia Imral
Bagus.. Menegangkan.. Keren novelnya
2024-03-16 13:01:10
0
user avatar
Kali Wali
cerita nya bagus.. salam dari malaysia ...
2023-12-02 23:13:47
1
user avatar
Nur Alim Mansyur
sejauh ini bagus, tp bacanya blm tamat soalnya butuh koin trus.. untk aplikasinya kasi bonusnya jgn sikit2 dong, beli koin juga punya masa tiba2 habis bgitu saja
2023-07-12 17:12:17
0
user avatar
Dedian Indra
ceritanya seru, cuma selalu harus pakai koin...
2023-03-17 19:21:32
1
user avatar
Mustika Dyah S
Bintang Lima
2022-08-23 00:26:56
0
default avatar
WahidahKhairani
Bukunya Bagus, saya suka. Banyak hikmah yang bisa diambil di buku ini.
2022-07-23 14:29:42
1
user avatar
Jeany Dronkers
bagus banget....
2022-07-14 11:52:58
0
user avatar
Indoe Ismuroh
ceritanya bagus
2022-07-12 02:43:28
0
default avatar
revinreee
seru cerita nya g bertele-tele cukup 1 konflik aja
2022-07-09 02:11:12
0
user avatar
Wahyuni
ini udah gak up lagi ya?
2022-06-21 18:22:04
0
user avatar
Uce Palada
kok lama bangat upx thor????
2022-06-01 03:55:43
2
32 Bab

Kau bilang Menerimaku apa Adanya

"Dek, ingat kalau keluar pakek masker, kalau perlu pakek cadar saja," ucap Irfan pada Airin, istrinya."Iya, Mas," jawab Airin seraya mengangguk.Dia mengambil masker yang sudah banyak tersedia di atas meja. Airin tahu, suaminya menyuruhnya memakai masker bukan demi kesehatannya, apalagi karena takut wajahnya dilirik pria lain.Semua itu karena dia tidak ingin para tetangga melihat wajahnya yang buruk. Benar, luka bakar membuat sebagian wajahnya itu terlihat seram jika dilihat oleh orang lain."Mas, apa Mas malu jika para tetangga melihat wajahku?" tanya Airin setiap kali suaminya menyuruhnya memakai masker."Bukan begitu, Dek. Mas cuma gak mau kamu sedih kalau mereka bicara buruk tentang wajahmu," jawab Irfan, yang selalu berhasil membuat Airin merasa lega.Di tempat tinggal mereka yang dulu, para tetangga memang suka berkata nyinyir padanya, tanpa peduli itu menyakiti hatinya."Kamu itu beruntung, Airin, ada orang yang mau menikah sama kamu. Sudah ganteng, kaya lagi," kata para teta
Baca selengkapnya

Rencana

Airin menggertakkan rahang, mencoba menahan emosi yang memuncak. Dia membayangkan saat itu juga dirinya melangkah maju menembus kerumunan tamu undangan.Suaminya akan sangat terkejut melihat dia tiba-tiba datang ke tempat itu. Dengan penuh emosi dia menampar suaminya, lalu menampar wanita yang saat itu sedang bersama suaminya. Diambilnya jus yang ada di atas meja, lalu disiramkannya ke muka keduanya sambil melontarkan berbagai macam cacian. Dijambaknya rambut panjang wanita itu, dan mereka akhirnya berkelahi tanpa memperdulikan para tamu di sekeliling mereka.Airin tersadar dari lamunan. Tidak, dengan berbuat seperti itu dia justru akan merendahkan dirinya sendiri. Airin membuang napas, lalu menatap suaminya yang masih berbincang dengan koleganya sambil merangkul pinggang ramping wanita cantik itu.Airin mengambil gawainya, lalu mengambil foto mereka berdua dari kejauhan. Dia segera mengirimkan foto itu pada Bella. Gawainya seketika berdering, dan Airin segera mengangkatnya."Apa ini,
Baca selengkapnya

Kebohongan

"Aku tidak bisa menikah denganmu, Mas," ucap Airin saat Irfan datang untuk melamarnya.Saat itu Airin masih terbaring di rumah sakit karena luka bakar di tubuhnya."Kenapa, Airin?" tanya Irfan sambil menatap Airin penuh tanda tanya."Aku takut kamu malu karena wajahku seperti ini, Mas," jawab Airin lagi. "Aku juga sudah tidak punya apa-apa. Di luar sana masih banyak wanita cantik dan mapan yang cocok menjadi istrimu."Irfan menggenggam erat tangan Airin."Dengar, Airin. Mas tidak peduli apapun perkataan orang. Mas mau kamu menjadi istri Mas, seperti apapun keadaan kamu," ucap Irfan meyakinkannya."Meskipun luka di wajahku tidak bisa disembuhkan?""Iya, Mas tetap mau menjadi suamimu."Airin tersentak bangun. Ah, rupanya mimpi dari masa lalu. Dia menoleh ke samping dan mendapati suaminya sudah tidak ada di sampingnya. Dia bangkit, lalu langsung menuju ke kamar mandi. Hari ini dia punya janji untuk bertemu dengan Bella."Mau ke mana, Mas?" tanya Airin ketika mendapati suaminya sudah berd
Baca selengkapnya

Wanita Itu

"Ayo, jawab! Kamu pergi ke mana?" Nyonya Mia tetap menekan putranya untuk mengaku.Irfan menelan saliva, lalu membuang mukanya."Pergi dengan teman, Ma," jawab Irfan kemudian."Teman kamu yang mana?" selidik Mamanya lagi.Irfan meringis menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal."Sudah, sudah. Mama duduklah, biar Airin buatkan minum," ucap Airin sambil mempersilahkannya duduk.Airin mengambil belanjaannya dan berjalan menuju dapur."Jangan macam-macam kamu, Irfan!"Airin menghentikan langkah, urung menuju dapur. Dia menyandarkan tubuhnya di dinding pembatas ruang tamu, mendengarkan apa yang mereka bicarakan."Kamu kan tahu keluarga kita punya banyak hutang pada mendiang orang tua Airin!" ucap Mama mertuanya dengan suara yang tertahan.Deg! Jantung Airin berdegup kencang mendengar perkataan Nyonya Mia. Hutang?"Orang tua Airin kan sudah meninggal, Ma?""Bodoh kamu! Semua itu masih tercatat dalam data notaris! Sekali Airin tahu, tamat riwayat kita. Makanya kamu jangan macam-macam!""Ma
Baca selengkapnya

Memulai Operasi

"Mas berangkat dulu ya, Dek. Ingat, kalau keluar pakai masker, jangan sampai para tetangga ngomong yang gak enak tentang kamu," ucap Irfan sebelum berangkat.Dia menarik kopernya dan memasukkannya ke bagasi mobil."Iya, Mas, aku mengerti," jawab Airin sambil berdiri di samping mobil suaminya yang sudah dipanasi mesinnya dari pagi itu. "Mas juga, selamat menikmati ya?"Irfan tersentak mendengar ucapan Airin. Dia seketika menoleh pada Airin dengan gugup."Apa maksudmu, Dek?" tanyanya. "Mas kan ke sana untuk kerja?" Airin tertawa geli dalam hati. Dia menatap pria yang belum lama dinikahinya itu."Maksudku selamat menikmati perjalanannya, Mas. Kenapa Mas jadi gugup begitu?" tanya Airin lagi."Ooh," Irfan mengusap pelipisnya yang tiba-tiba berkeringat. "Iya, doain Mas sampai dengan selamat, ya?""Iya, Mas. Pasti," jawab Airin. "Cepet pulang ya, Mas?""Iya, begitu pekerjaan Mas selesai, Mas akan segera pulang," ucap Irfan lagi.Airin membuang napas. Pekerjaan? Mempersiapkan acara pernikah
Baca selengkapnya

Wajah Baru

Ara menatap luar jendela rumah sakit, sambil memangku laptopnya. Wajahnya masih dibalut perban. Diliriknya sekali lagi rekaman yang terpampang di layar laptopnya. Terlihat Irfan dan Amel berfoto dengan pakaian pengantin di samping patung singa. Airin membuang napas, lalu menutup laptopnya.Tiba-tiba gawai Airin berdering. Telepon masuk dari Irfan. Airin tersenyum miris, lalu mengangkatnya."Hallo, Dek," terdengar suara Irfan di seberang telepon. "Maaf, Mas baru sempat telepon. Sibuk sekali di sini. Kamu sudah makan?"Sudah, Mas, makan hati, batin Airin."Belum, Mas," jawab Airin."Kok belum sih, Dek? Nanti kamu sakit loh."Airin membuang napas, muak dengan perhatian yang cuma pura-pura semata."Iya, Mas. Sebentar lagi. Mas ada di mana? Kok kayak dengar suara air mancur?""Oh, iya, Mas lagi keluar kantor jalan-jalan sebentar," jawab Irfan terdengar gugup."Ke Taman Merlion, Mas?""I-iya, Mas kan kerja di Distrik Bisnis Center yang ada di dekat sini, Dek," jawab Irfan lagi."Owh, sendir
Baca selengkapnya

Pesta Pernikahan

"Ayo, Mas, kita masuk," Amel menarik tangan Irfan masuk ke dalam toko.Pandangan Irfan masih belum bisa lepas dari Airin."Mas kenapa menatap ke arah wanita itu terus sih?" tanya Amel kesal. "Mas kenal dia?"Irfan tersentak kaget, lalu menatap Amel."Bukan begitu, Dek. Mas sepertinya pernah melihat wanita itu," jawab Irfan gugup."Bilang saja Mas terpesona karena dia cantik," ucap Amel lagi, mulai cemberut."Tidak, Dek, bener. Muka dia tembem begitu, jauh dari kamu lah," ucap Irfan sambil merangkul Amel, meskipun dalam hati dia mengakui kalau wanita itu memang cantik.Mereka berjalan dan berdiri di samping Airin, sehingga membuat jantung Airin berdegup kencang. Bella menyenggol lengan Airin dengan sikunya, sehingga membuatnya tersentak kaget."Bersikap biasa saja. Ingat, wajahmu sudah berubah," bisik Bella padanya.Airin menarik napas dalam-dalam, mencoba menghilangkan dirinya yang dari tadi merasa. Benar juga, Irfan tidak mungkin mengenalinya. Tak ada alasan baginya untuk merasa gugu
Baca selengkapnya

Identitas

Para tamu undangan yang hadir masih fokus menatap Airin yang berdiri di depan microphone."Sebelumnya saya ingin mengucapkan selamat atas pernikahan kalian," ucap Airin seraya tersenyum manis."Apa kalian tidak mengenaliku?" tanya Airin pada Irfan dan Amel.Irfan dan Amel membulatkan mata mereka, lalu saling bertatapan. Mereka masih bingung tentang siapa wanita yang berdiri di hadapan mereka itu. Apa mungkin dia seseorang yang mereka kenal?Sementara itu Bella mengawasi semua itu dari jauh."Ayolah Airin, bongkar semuanya, permalukan mereka. Aku sudah tidak sabar ingin melempar kue pernikahan itu ke muka mereka berdua," gumannya sambil mengepalkan kedua tangan.Tiba-tiba pandangannya jatuh pada sosok pria yang berdiri tak jauh dari kedua mempelai. Mata Bella membulat dengan jantung yang berdegup kencang. Bukankah pria itu ....Bella berjalan mendekati pria itu, untuk memastikan dia tidak salah lihat. Benar saja, ternyata pria itu benar-benar Handoko, salah satu orang yang masuk dafta
Baca selengkapnya

Fakta Mengejutkan

Airin mencoba menenangkan dirinya agar tidak panik. Dia harus tenang agar bisa berpikir. Akhirnya dia mengambil masker di atas meja dan memakainya, lalu membuka pintu."Loh, Mas sudah pulang?" Airin pura-pura terkejut seraya mencium tangan suaminya."Kok kamu pakai masker, Dek? Mau ke mana?" Irfan balik bertanya."Mau pergi belanja sebentar, Mas," ucap Airin beralasan. "Mas pulang kok gak ngasih kabar?"" Iya, Dek. Pekerjaan Mas sudah selesai, ini mau ke kantor untuk membuat laporan," ucap Irfan sambil membawa kopernya masuk.Airin diam. Pasti ada sesuatu sampai Irfan tiba-tiba harus pulang."Katanya mau pergi belanja, Dek? Pergi saja, Mas gak apa-apa. Sebentar lagi Mas mau berangkat lagi ke kantor," ucap Irfan yang membuat Airin semakin curiga."Iya, aku pergi dulu ya, Mas?"Airin pura-pura keluar rumah, tapi dia berbelok ke samping pagar. Dia ingin tahu apa yang Irfan lakukan. Irfan tampak sedang menelpon seseorang setelah memastikan dia pergi.Tak beberapa lama kemudian tampak seb
Baca selengkapnya

Fakta Baru

Airin dari tadi berusaha menghubungi Bella, tapi tak diangkat. Tidak biasanya Bella tak menjawab teleponnya. Ke mana perginya Bella?Dari depan terdengar suara teriakan tukang sayur langganannya. Airin mengambil maskernya, lalu bersiap berbelanja. Tapi tiba-tiba gawainya berdering. Telepon masuk dari Bella."Bella, kamu di mana?" tanya Airin saat dia mengangkat teleponnya. "Kenapa susah sekali dihubungi?""Aku sedang ada di kota B, Rin," jawab Bella dari seberang telepon."Kenapa tiba-tiba kamu pergi ke luar kota, Bell?" tanya Airin lagi."Aku menemukan sesuatu yang mengejutkan, Rin. Aku tidak akan bisa tidur sebelum tahu."Airin membuang napas. Sifat Bella memang seperti itu. Begitu tahu sesuatu, dia akan langsung bertindak cepat tanpa berpikir macam-macam. Karena itulah dia selalu bisa mengandalkan wanita berpenampilan tomboy itu."Aku juga menemukan sesuatu, Bell," ucap Airin lagi."Kita bicarakan saat aku pulang. Ini penting, karena ada hubungannya dengan Amel," ucap Bella lagi.A
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status