Share

Senyum Pemikat Hati Sang Mafia
Senyum Pemikat Hati Sang Mafia
Author: Ditafeb

OPENING

Di sebuah kamar dua orang manusia tengah menghabiskan waktu dengan canda dan tawa yang menemani keseharian mereka. Seharian ini mereka menghabiskan waktu bersama. Senyum terus mengembang di bibir mereka. Menikmati waktu seperti ini adalah hal yang langkah. Namun, hal itu tidak membuat dua sejoli ini kehilangan ke romantisan.

"Kau senang baby?" tanya Alvarez sambil memberikan kecupan manis di puncak gadis yang di panggil dengan sebutan baby. Baby adalah panggilan kesayangan Alvarez untuk gadis yang sudah menetap di hatinya, siapa lagi kalau bukan Kylie Victoria Houston.

"Sangat senang," jawab Kylie antusias. Dirinya memeluk Alvarez begitu erat. Menenggelamkan wajahnya di dada bidang pria itu.

Alvarez yang mendapat perlakuan sedemikian rupa hanya tersenyum melihat tingkah laku manja dari gadisnya. Alvarez sangat menyukai saat gadis itu bermanja-manja dengannya. Menurutnya hal itu sangat lucu dan menggemaskan dalam waktu bersamaan.

"Kau sangat menggemaskan, Baby," ucap Alvarez.

"Aku memang menggemaskan sedari dulu. Kau saja yang baru menyadarinya."

"Benarkah?"

Kylie manganggukkan kepalanya dalam pelukkan Alvarez. Sementara Alva, dirinya semakin mengeratkan pelukannya hingga dia lupa jika pelukkannya yang terlalu kuat menyesakkan gadisnya.

Kylie yang merasa sesak memukul dada bidang Alva yang membuat sang empu langsung melepaskan pelukannya.

"Ini sangat se … sak!" keluh Kylie tapi malah terlihat lucu dan menggemaskan di mata Alva.

"Kau ingin membunuhku?" tanya Kylie menatap tajam Alva.

"Kau ini aneh, untuk apa aku membunuh gadisku sendiri," kekeh Alva.

"Tapi karena kau berkata demikian sangat boleh untuk dipertimbangkan. Sini mendekatlah, aku akan membunuhmu dengan caraku sendiri." Ucapan Alvarez membuat Kylie bergidik ngeri mendengarnya. Membayangkannya saja, dia tidak mau.

Alvarez yang melihat wajah gadisnya tersenyum seolah mengetahui apa yang gadisnya itu pikirkan. Dengan jahil Alva mendekatkan dirinya kepada Kylie.

Kylie yang melihatnya dengan cepat bangun dari tempat tidur menghindari Alva. Tawa Alva langsung meledak saat itu juga. Kylie yang mendengarnya hanya memasang wajah kesalnya, lalu pergi membawa kakinya ke arah balkon menikmati pemandangan malam.

Sangat menyegarkan, batinnya.

Dinginnya angin malam menerpa wajah serta tubuhnya, tapi hal itu tidak membuat Kylie merasakan dingin sama sekali. Selintas pikirannya kembali saat pria itu menyekapnya. Kylie mengingat betul kejadian itu. Dan, di sanalah kali pertamanya dia merasakan keindahan dan kesegaran angin malam dari pepohonan serta alam sekitarnya. Tanpa Kylie sadarin dirinya merentangkan kedua tangnnya membiarkan angin malam itu menerpa tubuhnya.

Sepasang lengan kokoh memeluknya dari belakang. Kylie tidak terkejut dan tidak mencoba untuk menolak sentuhan hangat itu.

Alvarez membenamkan wajahnya di lekukan leher Kylie. Menghirup dalam aroma wanita itu yang terasa memabukkan untuknya.

"Aku mencintaimu," ungkap Alva.

Kylie tersenyum mendengarnya. "Aku juga mencintaimu."

Masih tetap berada di posisinya Alva menyandarkan kepalanya di leher gadis itu. Berbeda dengan Kylie, saat ini kedua tangan Kylie berada di atas tangan Alva yang memeluk pinggangya. Mengelusnya pelan dan menyandarkan kepalanya di dada Alva. Kepala Alva terangkat membiarkan Kylie bersandar nyaman di dada bidang itu.

"Sudah sejauh mana persiapannya?" tanya Kylie. Tangannya masih setia mengelus tangan Alva.

"Sudah siap 99%. Dan, satu persennya tinggal dirimu yang berdiri di atas altar bersanding denganku," jawab Alva. Senyumnya terus mengembang saat mengatakannya.

"Sudah sejauh itu rupanya," gumam Kylie.

"Kau berbicara sesuatu, Baby?" tanya Alva.

"Ahhh tidak. Aku tidak berbicara apa-apa."

"Mungkin aku yang salah dengar," ucap Alva. "Ini sudah malam kau tidak ingin masuk?" ajak Alva.

"Kau duluan saja. Sebentar aku akan menyusul."

"Hm, baiklah. Aku masuk duluan masih ada hal yang harus kuurus untuk persiapan pernikahan kita. Cepatlah masuk jika sudah selesai, angin malam tidak baik untuk gadisku." Alvarez memberikan kecupan singkat di kening Kylie lalu masuk ke dalam untuk menyelesaikan apa yang belum diselesaikannya menjelang persiapan pernikahan mereka.

Kylie memandang kepergian Alva sejenak. Dirinya tersenyum, tetapi bukan senyum bahagia yang dia tampilkan kali ini. Melainkan senyum yang memiliki arti tertentu.

"Tidak akan ada yang namanya pernikahan di antara kita. Bahkan jika itu terjadi kau hanya memiliki ragaku tapi tidak dengan hatiku," gumamnya kemudian kembali menatap langit malam dan menikmati embusan angin yang menerpa wajah dan tubuhnya.

Lain halnya dengan Alva, dirinya tengah serius mempersiapkan segala keperluan untuk pernikahan mereka. Ketika selesai Alva langsung tersenyum bahagia, lalu memandang gadisnya yang masih menikmati keindahan langit dan kesegaran angin malam.

"Aku beruntung karena memilikimu, dan sebentar lagi kita akan memulai lembaran baru bersama," ucapnya.

Dua orang insan ini sama-sama tidak tahu jika senyum yang mereka tampilkan sama-sama mempunyai arti dan maksud yang berbeda. Ada yang menuju kebahagiaan dan ada pula sebaliknya.

o0o

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status