Tetanggaku Maduku

Tetanggaku Maduku

last updateLast Updated : 2024-04-30
By:  Dhesu Nurill  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating. 1 review
30Chapters
2.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

"Karena kamu sudah punya segalanya, maka aku minta sedikit saja kebahagiaan dari suamimu. Aku hanya minta kasih sayang Rahman, bukan kecantikan atau harta. Menurutku ini adil." Selalu kata-kata itu yang dijadikan tameng Sari untuk menghilangkan rasa bersalah. Sari adalah seorang janda tanpa anak. Dia bercerai dengan manta suami karena mengalami KDRT dan hidup dalam kemiskinan. Wanita itu tinggal di rumah peninggalan orang tuanya, bertepatan dengan rumah megah milik Ayu dan Rahman. Ayu dan Rahman juga sepasang suami istri yang bahagia. Mereka memiliki seorang anak bernama Rafli. Ayu adalah seorang wanita yang lahir dari keluarga kaya raya, sementara Rahman hanyalah karyawan biasa yang beruntung karena bisa menikah dengan Ayu. Bukan hanya cantik dan kaya. Ayu juga terkenal murah hati. Kekurangan Ayu itu, terlalu percaya pada orang lain. Dia sering dimanfaatkan oleh orang sekitar, termasuk suaminya sendiri. Mertua Ayu sangat menyayanginya. Ayu begitu baik dan berbakti kepada kedua orang tua Rahman. Namun, sayangnya Rahman malah bermain api dengan Sari. Semua berawal dari Sari yang iri kepada Ayu. Sampai dia pun berani menggoda Rahman. Ingin mengambil kebahagiaan Ayu dengan cara merebut suaminya. Sepandai-pandainya tupai melompat, pasti terjatuh juga. Sepintar-pintarnya Rahman menutupi perselingkuhan itu, Ayu pun akhirnya tahu. Semua terbongkar dari kejujuran Sari sendiri. Ayu pun memilih meninggalkan Rahman dan memulai hidup baru. Sementara, Rahman harus menderita sebab hidup miskin bersama Sari.

View More

Latest chapter

Free Preview

Prolog

"Cepat kamu keluar!" seru Sari. Dia membenarkan gorden yang tersingkap. Laki-laki berperawakan tegap itu dengan cepat memakai pakaian. Padahal, baru saja dia sampai di sini dan belum melakukan apa pun. Tetapi, keberuntungan tidak menyertainya hari ini. "Aku keluar lewat mana?" tanya Rahman, berbisik. Sari tak menjawab. Dia malah mengacungkan telunjuk ke arah dapur. Mengerti apa yang dimaksud Sari, Rahman bergegas pergi dari kamar wanita itu dan mengendap keluar dari rumah berukuran sedang yang sudah sering disinggahi tiga bulan terakhir ini. "Mbak Sari, assalamualaikum." Suara wanita yang sering mengunjunginya itu terus mengucap salam dan mengetuk pintu. Sari yang takut aksinya terbongkar menghela napas terlebih dahulu. Dia bercermin, membenarkan rambutnya yang agak berantakan lalu dengan cepat membuka knop pintu. "Waalaikum salam. Eh, Mbak Ayu. Silakan masuk, Mbak." Sari menampakkan deretan giginya sembari mempersilakan wanita berjilbab itu masuk. "Apa saya ganggu, Mbak?" tanya

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Adny Ummi
lanjootttannya, Thoorr. jangan lama-lama!
2024-04-05 17:46:24
2
30 Chapters

Prolog

"Cepat kamu keluar!" seru Sari. Dia membenarkan gorden yang tersingkap. Laki-laki berperawakan tegap itu dengan cepat memakai pakaian. Padahal, baru saja dia sampai di sini dan belum melakukan apa pun. Tetapi, keberuntungan tidak menyertainya hari ini. "Aku keluar lewat mana?" tanya Rahman, berbisik. Sari tak menjawab. Dia malah mengacungkan telunjuk ke arah dapur. Mengerti apa yang dimaksud Sari, Rahman bergegas pergi dari kamar wanita itu dan mengendap keluar dari rumah berukuran sedang yang sudah sering disinggahi tiga bulan terakhir ini. "Mbak Sari, assalamualaikum." Suara wanita yang sering mengunjunginya itu terus mengucap salam dan mengetuk pintu. Sari yang takut aksinya terbongkar menghela napas terlebih dahulu. Dia bercermin, membenarkan rambutnya yang agak berantakan lalu dengan cepat membuka knop pintu. "Waalaikum salam. Eh, Mbak Ayu. Silakan masuk, Mbak." Sari menampakkan deretan giginya sembari mempersilakan wanita berjilbab itu masuk. "Apa saya ganggu, Mbak?" tanya
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 1 Janji

Rahman menatap gusar ponsel yang berubah menjadi hitam. Sari menutup panggilan sepihak. Laki-laki itu tak punya pilihan lain, janji dengan Rafli sudah dicanangkan sedari lama.Derap langkah Ayu yang mendekat tak membuat Rahman merubah posisinya. Dia masih saja menatap benda pipih itu."Ada apa, Mas?" tanya Ayu, heran. Dia meletakkan teh hangat kesukaan Rahman di nakas dekat ranjang.Rahman menatap istrinya, lalu kembali menatap ponsel. Dia harus memilih siapa sekarang?"Mas," panggil Ayu, mendekat. Dia meraup wajah suaminya dengan penuh perasaan."Apa ada masalah?" tanya Ayu, khawatir.Rahman masih diam. Dia manatap istrinya. Ya, istri yang selalu perhatian dan peduli dengan apa pun tentang dirinya. Namun, entah kenapa ego lelakinya malah membuat pernikahan ini ternoda."Ada sedikit masalah di kantor, Sayang. Mas disuruh ke sana, tapi--""Pergilah," potong Ayu dengan senyum mengembang. Digenggamnya tangan Rahman.Senyuman itu, menghangatkan hati Rahman. Dalam sekejap, rasa bersalah me
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 2 Menantu Idaman

"Nenek!" seru Rafli berlari dari arah mobil.Anak itu bahkan meloncat dari mobil yang dia naiki. Ayu hanya tersenyum sembari menggelengkan kepala melihat tingkah anaknya. Sedangkan Rahman, dia tengah menurunkan barang bawaan dari bagasi mobil dengan wajah gusar.Sebelum menutup pintu mobil, dia mengecek ponselnya. Tak ada balasan dari Sari. Sudah dipastikan jika wanita yang memikatnya akhir-akhir ini marah padanya."Mas," panggil Ayu pelan, tapi membuat Rahman tersentak. Laki-laki itu tergesa memasukkan ponselnya ke saku celana."I-iya. Ada apa, Sayang?" tanya Rahman, wajahnya tampak tegang. Takut jika aksinya ketahuan.Ayu menelisik wajah Rahman yang sekarang berubah pucat. Dia mendekat dan menempelkan punggung tangan pada kening suaminya."Kamu kenapa, Mas? Sakit?" tanya Ayu khawatir.Seketika kehangatan menjalar pada tubuh Rahman. Wajah teduh dan panik itu seolah menenangkan Rahman. Ayu selalu memberinya kenyamanan dan ketenangan. Namun, dia ...."Mas?" tanya Ayu dan Rahman kembali
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 3 Kekhawatiran Rahman

Rahman mengguyar rambutnya, frustasi. Otaknya masih merekam jelas pesan dari Sari. Ingin membalas, tapi ponselnya mati total.Matanya melirik Ayu yang sudah pulas di pembaringan. Wajah cantiknya tampak teduh dan menenangkan. Sebenarnya, Ayu lebih cantik dari Sari.Bukan hanya karena terlahir dengan paras memikat saja, tapi ada cahaya di wajahnya. Mungkin sebab air wudhu. Karena, setahu Rahman, Ayu jarang menggunakan make up, hanya perawatan wajah yang dipakai oleh perempuan pada umumnya.Berbeda dengan Sari. Wanita janda itu selalu memakai pakaian yang ketat, berbanding terbalik dengan Ayu yang memakai jilbab. Sari juga selalu ber-make-up, hingga terlihat lebih menggoda dibanding Ayu. Mungkin itulah yang menyebabkan Rahman mendua.Dia pun tak tahu, yang pasti hatinya sudah terpaut sebagian oleh Sari. Awalnya, tak terpikir akan sejauh ini. Coba-coba bermain api, hingga lupa sudah menghanguskan bahtera rumah tangga sedikit demi sedikit.Sekarang, Sari hamil. Entah itu benar atau tidak.
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 4 Kegundahan Ayu

"Sudah semua, Mas?" tanya Ayu, sembari memasukan baju terakhir ke ransel milik suaminya.Rahman yang tengah mengecek ponsel pun menoleh sebentar, lalu tersenyum."Kalau gitu, aku siapkan sarapan dulu. Sesudah sarapan Mas baru berangkat, ya?" Wanita berjilbab itu langsung keluar kamar tanpa menunggu jawaban suaminya.Rahman mengikuti langkah Ayu sampai bibir pintu. Kepalanya menyembul sedikit untuk melihat situasi. Setelah dirasa aman, si laki-laki bergegas menutup pintu dan kembali berjalan mendekati jendela kamar. Dia harus mencari tempat aman, setidaknya agar tak ada yang mendengar percakapannya.Rahman memijat kontak Sari, lalu dipilihnya tombol hijau. Tak perlu menunggu lama sampai nada sambung berbunyi. Rahman mengawasi pintu kamar, bisa saja Ayu atau anaknya masuk.Tak berapa lama, terdengar suara dari seberang. Ya, suara yang membuatnya tersiksa karena penasaran."Halo, Mas?" Suara Sari memenuhi gendang telinga. Dari nadanya terdengar begitu antusias."Halo, Sari. Aku akan mene
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 5 Penolakan Rahman

"Sari, buka pintunya!" seru Rahman dengan tangan yang terus mengetuk pintu rumah.Laki-laki itu sedari tadi mengawasi keadaan sekitar. Takut, jika tetangganya ada yang melihat. Terlebih, kemarin Ayu bilang jika pernah melihat laki-laki masuk ke rumah ini. Yang dimaksud pasti dirinya sendiri.Rahman menengok kaca yang tertutup tirai transparan. Dia sudah tak sabar menunggu Sari membuka pintu. Kembali, matanya mengawasi sekeliling rumah Sari yang hanya dikelilingi pagar bambu."Duh, ke masa sih, dia? Sudah dibilang diam di rumah," rutuk Rahman, mulai berdiri tak tenang.Tangannya hendak mengetuk pintu lagi, tapi diurungkan saat knop pintu dibuka."Kamu lama sekali. Ya Tuhan!" Mata Rahman langsung melotot. Dia pun mendorong Sari untuk masuk.Secepat kilat menutup pintu rumah Sari, tapi sebelumnya mengecek keadaan sekitar yang dirasa aman. Rahman mundur beberapa langkah sembari memindai Sari dari ujung rambut sampai ujung kaki."Apa yang kamu lakukan?" tanya Rahman, bingung.Sari mengedip
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 6 Terpojok

Wanita paruh baya bertubuh tambun dengan dahi mengernyit, menatap Rahman dan Sari bergantian. Di belakangnya, ada wanita yang juga paruh baya dengan jilbab rapi, tampak lebih tenang."Siapa yang hamil?" ulang wanita tambun bernama Ibu Sri. Dia adalah Ibu RT di sana.Jakun Rahman naik turun. Keringat dingin tampak bermunculan di dahi laki-laki itu. Sama halnya dengan Sari, wajahnya sudah pucat dengan tangan gemetar membenarkan baju mini yang dia kenakan.Tak mendapat jawaban dari kedua orang itu, Ibu Sri menoleh pada wanita di belakangnya, yang ternyata Ibu RW bernama Arum."Bagaimana ini, Bu Arum? Sepertinya, mereka yang diperbincangkan oleh ibu-ibu selama ini," ujar Ibu Sri, lalu kembali menatap kedua orang itu.Rahman tak berkutik. Suaranya seperti tercekat di tenggorokan dan kaki Rahman seolah membatu.Berbeda dengan Sari. Dia tersadar akan situasi dan ide gila pun muncul di benaknya. Jika Rahman tak mau tanggung jawab, maka melalui kedua wanita itu dia akan mendapatkan Rahman s
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 7 Ayu Syok

Secepat kilat Sari masuk ke kamar, mengambil jaket untuk menutupi bagian atas tubuhnya yang terbuka. Tanpa membuang waktu, Sari berlari keluar tanpa menghiraukan tiga orang yang ada di rumahnya.Rahman yang ketakutan pun bergegas mengikuti langkah Sari, disusul oleh Ibu RT dan Ibu RW."Mbak Ayu!" seru Sari dari arah pagar rumahnya, menghentikan wanita berjilbab yang hendak membuka gerbang rumah.Ayu sontak membalikkan badan dan terheran-heran melihat tetangga sebelahnya berlari tergopoh-gopoh. Wanita itu semakin mengernyit bingung kala Rahman keluar dari rumah Sari."Mbak, aku perlu bicara," ucap Sari menggenggam tangan Ayu erat. Rahman yang baru sampai pun bergegas merangkul pundak istrinya."Ma, jangan dengarkan dia! Ayo kita masuk saja," ajak Rahman kelabakan. Dia memaksa Ayu membalikkan badan, tapi cekalan Sari makin erat."Gak, Mbak. Dengerin aku dulu, ini penting!" seru Sari tak mau kalah.Rahman menatap tajam pada Sari, tapi tak digubris. Laki-laki itu bersikukuh mengajak Ayu m
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 8 Murkanya Ayu

"Sayang, buka pintunya!" seru Rahman, menggedor-gedor pintu kamar yang terkunci.Sepulang Ibu RT, Ibu RW dan Sari, Ayu terus mengurung diri di kamarnya. Penampilan berantakan dan rasa laparnya tak dipedulikan laki-laki itu. Dia harus bicara dengan Sari, harus.Dada Rahman sakit. Tentu saja, sakit karena kejadian sudah terjadi pada Ayu, istrinya. Perubahan Ayu yang baru beberapa jam membuatnya frustasi. Bagaimana kalau Ayu berubah selamanya?Di kamar, wanita bermata indah itu hanya diam menatap pantulan diri di cermin meja rias. Air matanya terus mengalir meski tak ada isakan. Kehidupan rumah tangga yang sangat manis selama ini ternyata menyimpan duri yang tajam.Jangan tanya hatinya. Sudah pasti terluka. Suami yang disangka baik dan setia, ternyata tidak lebih dari seorang bajingan. Ayu menangkup wajahnya, kali ini isakan kepiluan keluar dari mulut itu.Betapa hancurnya dirinya mengingat video tak senonoh di ponsel Sari. Dengan jelas pemain adegan itu adalah Rahman. Hidupnya terjatuh
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Bab 9 Syarat

"Pertama, mobil dan harta lainnya harus balik nama Rafli. Nikahi Sari, karena bagaimanapun ada anak yang harus kamu akui, tapi cukup kita saja yang tahu pernikahan ini. Ketiga, biarkan Sari tinggal di rumah ini selama dia hamil. Sari tidak boleh keluar rumah tanpa izinku. Kamu hanya boleh memegang 30 % gajimu, itu termasuk nafkah untuk Sari nanti. Setelah Sari lahiran, pergilah bersamanya keluar dari rumah ini, tanpa membawa apa pun," papar Ayu mengajukan syarat.Rahman melongo mendengar pemaparan Ayu. Hatinya dirundung gundah. Syarat Ayu terlalu menakutinya. Takut, jika semua akan hilang dari Rahman. Bukan hanya kasih sayang dan cinta, tapi harta. Apalagi harus tinggal bersama Sari. Bukan ini yang Rahman harapkan."Kamu mau dimadu?" tanya Rahman, hati-hati.Ayu menatap tajam suaminya. Tidak, tentu saja Ayu akan mengatakan itu. Wanita mana yang mau berbagi suami? Apalagi dengan cara yang menyakitkan seperti itu."Sampai mati pun aku gak ikhlas, Mas! Kamu tahu? Aku lakukan ini demi nam
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
DMCA.com Protection Status