Pernikahan Mendadak dengan Pria Terkaya

Pernikahan Mendadak dengan Pria Terkaya

Oleh:  Chiara Arches  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Belum ada penilaian
50Bab
441Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Untuk menghindari pernikahan dengan seorang bajingan, Camilla Norris yang sedang membesarkan putrinya sendirian menikah secara mendadak dengan seorang pria. Awalnya, dia mengira bahwa mereka hanya akan menikah sebagai sebuah formalitas. Tak disangka, pria ini malah tinggal di rumahnya dan menghabiskan uangnya. Untung saja, setelah menikah, Camilla mendapatkan keberuntungan besar. Dia bukan hanya naik jabatan, tetapi juga memenangkan lotre. Hidupnya pun menjadi sangat makmur. Suatu hari, Camilla tiba-tiba menyadari bahwa pria terkaya di seluruh dunia memiliki penampilan yang sama persis dengan suaminya yang tidak berguna itu, bahkan nama mereka pun sama! Saat Camilla pergi mengurus perceraian karena masa kontrak mereka sudah berakhir, iringan mobil mewah berhenti di hadapannya. Liam Clark datang membawa dua anak laki-laki dengan gaya yang sama dengannya. Dengan bunga mawar di tangannya, Liam menatap Camilla sambil tersenyum penuh kasih dan berkata, "Sayang, kami datang menjemputmu pulang."

Lihat lebih banyak
Pernikahan Mendadak dengan Pria Terkaya Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
50 Bab

Bab 1

Pada bulan Maret, di Kota Yunara. Cuaca di malam hari masih sangat dingin.Camilla Norris berbaring di atas ranjang kayu sambil memeluk putrinya, dengan dua bantalan hangat di kakinya, tetapi dia masih saja merasa kedinginan.Sebelumnya, dia masih bisa menggunakan selimut penghangat elektrik. Namun, kakak iparnya mengeluh bahwa dia boros listrik, sehingga kakak iparnya menutup stopkontak di kamarnya dengan semen.Pada saat ini, terdengar lagi suara kakaknya dan kakak iparnya bertengkar dari ruangan sebelah.Suara ini tidak jelas, tetapi sangat memekakkan telinga."Mana ada adik ipar yang membawa anaknya tinggal di rumah orang tuanya padahal kakak iparnya lagi hamil? Nggak peduli seperti apa pun karakter Tuan Shawn, dia nggak mengeluh adikmu membawa anak haramnya dan bersedia memberikan maskawin sebesar satu miliar! Pada saatnya, kita juga bisa pindah ke rumah yang lebih besar!""Apa pun yang terjadi, besok, aku akan pergi mencari Tuan Shawn untuk menentukan tanggal pernikahan mereka ..
Baca selengkapnya

Bab 2

"Tuan Liam sudah datang, ya!" seru Camilla sambil tersenyum.Liam bersikap dingin, sepasang matanya di balik kacamata hitam itu menyapu Camilla sekilas dengan acuh tak acuh.Hari ini, Camilla mengenakan kemeja putih dengan jaket cokelat muda, celana denim dan sepatu kets berwarna putih.Penampilannya rapi dan penuh semangat. Dia terlihat lebih dewasa daripada lima tahun yang lalu dan sangat menawan!Melihat Liam yang bersikap dingin dan tidak membalas ucapannya, Camilla tidak lagi mengucapkan apa pun. Saat dia hendak berjalan masuk lagi ke Kantor Urusan Agama, terdengar suara teriakan sopir taksi dari belakang.Ternyata Liam naik taksi tanpa membayar.Pria ini juga seperti baru menyadari hal ini. Dia merogoh kantong celananya, lalu berkata pada Camilla, "Aku nggak bawa uang tunai."Dompetnya selalu dibawa oleh asisten pribadinya. Namun, hari ini, dia tidak membiarkan asistennya ikut karena dia tidak ingin menarik perhatian banyak orang. Oleh karena itu, setelah dia turun dari helikopte
Baca selengkapnya

Bab 3

Seusai berbicara, Camilla berbalik dan berjalan menuju sepeda listriknya.Melihat Camilla benar-benar hendak pergi, Liam langsung mengejarnya.Liam sudah membayangkan bahwa Camilla akan berusaha sekuat mungkin untuk menjerat dirinya.Namun, dia sama sekali tidak menyangka bahwa Camilla akan pergi begitu saja!Dia masih harus mendapatkan kembali arloji emasnya, jadi dia harus pulang dengan Camilla!Melihat Liam menghalangi jalannya tanpa mengucapkan apa pun, Camilla tidak mengerti apa yang ingin pria ini lakukan. Dia pun bertanya, "Ada apa?"Setelah dipikir-pikir, Camilla menyadari bahwa memang ada sesuatu yang harus diperjelas sekarang juga."Dulu, aku hanya menyelamatkanmu tanpa memintamu untuk balas budi! Kalau soal pernikahan ini, aku sangat berterima kasih padamu, tapi aku juga merasa bersalah. Kelak, kalau kamu menikah lagi dan istrimu keberatan soal hal ini, aku akan menjelaskan padanya bahwa kita hanya menikah sebagai formalitas tanpa hubungan asli apa pun," kata Camilla."Aku n
Baca selengkapnya

Bab 4

Namun, lima tahun yang lalu, Liam sudah berhenti bertugas di militer karena dia terluka!Lagi pula, Keluarga Clark memiliki aset sebesar ratusan triliun yang bisa dia warisi, jadi bagaimana mungkin dia masih dibiarkan untuk tetap bertugas di militer?"Kalian juga nggak punya rumah, di mana kamu akan tinggal dengan Camilla setelah menikah?" tanya Hilda."Ibu, aku sudah membahas hal ini dengan Liam. Kami akan sewa rumah dulu. Setelah kondisi kami membaik, kami baru beli rumah. Kami masih muda, kami bisa kerja, hidup kami akan membaik.""Liam sangat mencintaiku, dia juga akan menganggap Shella sebagai anaknya sendiri! Asalkan dia baik padaku, aku nggak memerlukan apa pun lagi," jawab Camilla dengan manis, seakan-akan mereka benar-benar saling mencintai.Sedangkan Liam hanya melirik Camilla sekilas.'Dia pandai sekali berbohong, kenapa nggak jadi aktris saja?!' pikir Liam.Namun, di hadapan Hilda, dia hanya bisa menganggukkan kepalanya untuk menyetujui ucapan Camilla.Hilda masih merasa sa
Baca selengkapnya

Bab 5

Hilda hanya mempersiapkan satu lauk daging dan satu jenis sayuran untuk Liam.Camilla merasa bahwa hidangan ini terlalu simpel, jadi dia mengambil satu kaleng ikan, satu kaleng buah-buahan dan memotong satu sosis.Hilda tidak bisa menahan diri dari mengomel lagi karena ini pertama kalinya Liam mengunjunginya, tetapi Liam bahkan tidak membawa hadiah apa pun."Menurutku, dia sama sekali nggak menghargai dirimu! Aku nggak meminta agar kamu mencari pria kaya, tapi kamu harus mencari pria yang benar-benar mencintaimu," kata Hilda."Ibu, orangnya memang agak kaku, tapi dia orang baik!" sela Camilla sambil meletakkan sosis yang sudah dipotong di atas meja.Selama ini, Camilla sudah mencari banyak sekali orang untuk menikah dengannya, tetapi hanya Liam yang bersedia untuk membantu dirinya.Meskipun sikap Liam terhadapnya sangat buruk, dia tetap sangat berterima kasih pada pria ini.Dia tidak bisa membalas budinya, jadi dia hanya bisa bersikap lebih baik pada Liam."Camilla, pernikahan adalah h
Baca selengkapnya

Bab 6

Dia tahu mengapa adiknya menikah dengan begitu terburu-buru.Hannah selalu diam-diam mempersulit Camilla dan menunjukkan bahwa dia tidak menyukai Shella.Andy merasa bahwa dialah yang tidak berguna karena dia tidak bisa membujuk istrinya dan tidak bisa melindungi adiknya.Setelah mencuci piring, Liam keluar dari dapur."Bibi, sudah selesai," kata Liam.Melihat dapur yang sudah bersih, Hilda akhirnya tersenyum dan berkata, "Kenapa kamu masih panggil Bibi? Kamu seharusnya panggil aku Ibu!"Liam tidak sanggup memanggil Hilda dengan panggilan ini. Setelah terdiam untuk sangat lama, dia hanya bisa memaksakan panggilan "Bu".Hilda menanggapi panggilan Liam, lalu berbalik untuk menyeka sudut matanya. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya dan bertukaran nomor telepon dengan Liam."Karena kamu sudah menjadi menantuku, harus ada amplop merah untuk formalitas. Dulu, kakak iparmu tiada duanya, jadi kamu juga harus begitu," kata Hilda.Hilda pun mentransferkan uang sebesar 20.002.000 rupiah untuk Li
Baca selengkapnya

Bab 7

"Toleransimu hanya akan membuat orang seperti ini makin menjadi-jadi," kata Liam.Camilla tidak menentang ucapan Liam, dia hanya mengangkat bahunya sambil berkata, "Aku juga nggak berdaya karena aku nggak bisa mengeluarkan mahar itu. Sebesar apa keributan yang dia buat, aku juga nggak bisa mengeluarkan mahar itu."Liam menatap Camilla dengan tatapan mendalam dan berkata, "Kamu nggak usah menahan diri kalau kamu nggak ingin melakukannya."Camilla sudah menjadi istrinya Liam, jadi dia tidak perlu menahan amarahnya dan tidak bersuara lagi.Meskipun mereka hanya menikah dalam kertas, Liam tetap saja tidak akan membiarkan Camilla menerima penghinaan seperti ini!"Bagaimanapun, kami sekeluarga, apa gunanya kalau aku bertengkar dengannya? Kalau aku marah-marah sendiri, aku hanya akan menghabiskan waktuku," kata Camilla.Pada saat ini, ponsel Camilla berdering. Dia pun pergi ke luar untuk menerima panggilan ini."Maaf, Pak Johan. Hari ini, aku ada urusan pribadi. Besok, aku pasti akan pergi ke
Baca selengkapnya

Bab 8

"Saat kalian pulang, jemput Shella, ya. Aku sudah merindukannya.""Baiklah!" jawab Camilla.Setelah membeli sayur di pasar sayur, Camilla dan Liam pergi ke Taman Kanak-Kanak Sunny untuk menjemput Shella."Aku nggak berencana untuk mempertemukanmu dengan Shella. Tapi, sekarang, ibuku ikut datang untuk melihat interaksi antara kamu dengan Shella.""Saat kamu bertemu dengan Shella, bisakah kamu tersenyum sedikit? Aku nggak mau Shella merasa bahwa dia nggak disukai," kata Camilla.Camilla merasa agak gugup. Dia takut Liam membenci Shella, sehingga Shella merasa sedih.Liam melirik Camilla sekilas dan bertanya, "Memangnya aku sekejam itu, ya?"'Emm ....''Baiklah!''Dia hanya bersifat agak dingin,' pikir Camilla.Pada saat ini, Bu Berry, gurunya Shella, mengantarkan Shella ke luar.Rambut gadis kecil ini dikepang dua, dia mengenakan seragam sekolahnya, rok lipit berwarna abu-abu dan membawa sebuah tas ransel berwarna merah muda. Wajahnya yang tembam sangat imut, layaknya boneka yang cantik.
Baca selengkapnya

Bab 9

Camilla mengangkat tas besar dan kecil di lantai, lalu berjalan pulang.Shella ingin melepaskan diri dari pelukan Liam dan membantu Camilla."Ibu nggak memerlukan bantuan Tuan Putri. Ibu sangat kuat, jadi Ibu bisa angkat sendiri!" kata Camilla. Dia sangat kurus, jadi dia jelas-jelas kesusahan mengangkat barang-barang itu, tetapi dia tetap berpura-pura mengangkatnya dengan enteng.Liam merasa repot, tetapi dia tetap mengambil barang-barang itu dari tangannya Camilla, termasuk tas ransel warna merah muda milik Shella.Melihat pria tinggi yang menggendong Shella dengan satu tangannya dan mengangkat barang dengan tangannya yang lain sambil melangkah ke depan ini, hati Camilla terasa hangat."Wah, Paman juga kuat sekali!" seru Shella sambil bertepuk tangan dengan ekspresi kagum."Tentu saja, Paman seorang pria," kata Liam sambil tersenyum pada Shella. Meskipun senyumannya terlihat agak kaku, ini senyuman pertama yang Camilla lihat selama seharian.Camilla mengejar mereka dan berjalan berdam
Baca selengkapnya

Bab 10

Liam tidak suka basa-basi, jadi dia langsung berkata, "Kalau Ibu nggak mau, buang saja!"Hilda seketika terdiam."Ibu, bukan itu maksud Liam, tapi dia kira Ibu nggak suka!" kata Camilla pada ibunya. Kemudian, dia berkata pada Liam, "Ibuku sangat menyukainya, Ibu hanya nggak mau kamu menghabiskan uangmu.""Nggak apa-apa, aku mendapatkannya dari temanku," kata Liam.Camilla takut Liam yang ucapannya agak kasar akan beradu mulut dengan ibunya, jadi dia membawa Liam ke dapur untuk memetik sayur."Kalau kamu mendapatkannya dari temanmu, kamu bisa makan sendiri, kamu nggak perlu memberikannya pada ibuku," kata Camilla.'Sepertinya, kondisi kesehatan Liam sekarang sangat buruk, sehingga temannya memberikannya begitu banyak suplemen kelas atas untuk memulihkan kondisinya,' pikir Camilla."Ini pertama kalinya aku bertemu dengan ibumu, tapi aku lupa kalau aku harus bawa hadiah," kata Liam.Camilla berkata, "Nggak apa-apa, ibuku nggak memedulikan hal-hal ini.""Ibumu sangat baik padamu," kata Lia
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status