Share

Bab 6

Dia tahu mengapa adiknya menikah dengan begitu terburu-buru.

Hannah selalu diam-diam mempersulit Camilla dan menunjukkan bahwa dia tidak menyukai Shella.

Andy merasa bahwa dialah yang tidak berguna karena dia tidak bisa membujuk istrinya dan tidak bisa melindungi adiknya.

Setelah mencuci piring, Liam keluar dari dapur.

"Bibi, sudah selesai," kata Liam.

Melihat dapur yang sudah bersih, Hilda akhirnya tersenyum dan berkata, "Kenapa kamu masih panggil Bibi? Kamu seharusnya panggil aku Ibu!"

Liam tidak sanggup memanggil Hilda dengan panggilan ini. Setelah terdiam untuk sangat lama, dia hanya bisa memaksakan panggilan "Bu".

Hilda menanggapi panggilan Liam, lalu berbalik untuk menyeka sudut matanya. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya dan bertukaran nomor telepon dengan Liam.

"Karena kamu sudah menjadi menantuku, harus ada amplop merah untuk formalitas. Dulu, kakak iparmu tiada duanya, jadi kamu juga harus begitu," kata Hilda.

Hilda pun mentransferkan uang sebesar 20.002.000 rupiah untuk Liam dan berkata, "Berdasarkan aturannya, kamu juga harus memberiku uang dua ribu."

Camilla tahu bahwa Liam tidak membawa uang tunai.

Dia pun menelan ludahnya dan mengeluarkan uang dua ribu dari tasnya sambil berkata, "Ibu murah hati sekali, ya."

Awalnya, Camilla ingin menahan Liam dari menerima uang tersebut, tetapi Liam malah langsung menerima uang tersebut di hadapan Camilla.

Camilla memejamkan matanya sambil merasakan rasa perih dalam hatinya.

Dia sudah memberikan Liam uang sebesar 16 juta!

Meskipun dia mengasihani Liam yang hidup susah, kondisi keuangannya sendiri juga tidak baik.

Jika dia membawa anaknya tinggal di rumah sewa di luar, dia harus mengeluarkan banyak uang!

Hannah merasa sangat tidak senang. Dia merasa bahwa uang ibu mertuanya adalah uangnya! Atas dasar apa Hilda memberi mereka uang 20 juta?!

"Karena kalian sudah menikah, maharnya berapa?" tanya Hannah sambil menyilangkan tangannya.

"Aku dan Liam saling mencintai, nggak perlu ada mahar," jawab Camilla sambil menggenggam tangannya Liam.

Tangan Camilla yang kecil terasa hangat, membuat Liam merasakan sejenis perasaan aneh dalam hatinya.

Layaknya tersetrum, dia ingin menarik kembali tangannya, tetapi Camilla malah mempererat pegangannya.

Begitu Hannah mendengar jawaban Camilla, dia langsung meledak. "Kamu nggak tahu kalau rumah kita dibongkar, jadi kita lagi kekurangan uang untuk pindah ke rumah yang lebih besar? Tuan Shawn bersedia memberimu mahar sebesar satu miliar ...."

Namun, Andy langsung berteriak untuk memotong ucapan Hannah, "Diam! Keluargaku nggak menjual putri!"

"Andy, bisa-bisanya kamu berteriak padaku?! Memangnya aku salah bicara, ya? Keluargamu sudah membesarkannya hingga sekarang, dia juga selalu hidup di rumah, jadi kalau dia menikah, tentu saja harus ada mahar!" seru Hannah.

Andy ingin menarik Hannah ke lantai atas, tetapi dia malah didorong oleh Hannah.

"Camilla, tanpa mahar, jangan mimpi kamu bisa menikah dengannya!" teriak Hannah sambil menerjang ke arah Camilla dan Liam untuk melepaskan pegangan tangan mereka.

Pada saat ini, Liam langsung mengangkat tangannya untuk melindungi Camilla. Tatapannya yang tajam dan dingin membuat Hannah merinding ketakutan. Tanpa disadari, Hannah pun melangkah mundur.

"Kamu ... lihat apa kamu?!" Hannah mengangkat dagunya sambil memegang perutnya yang besar dan berseru, "Tampangmu tampan, pakaianmu juga rapi, tapi ternyata kamu adalah orang miskin yang bahkan nggak bisa bayar mahar!"

Liam memancarkan aura yang sangat dingin. Saat dia hendak mengucapkan sesuatu, dia ditahan oleh Camilla.

Camilla sudah merasa murka hingga ujung jarinya bergetar, tetapi ekspresinya tetap tenang.

"Kak, kondisi keuangan Liam memang nggak baik, jadi dia nggak bisa memberiku mahar. Tapi, bagaimana, dong? Aku mencintainya, jadi aku bahkan bersedia untuk menghidupinya," kata Camilla.

Liam tahu bahwa Camilla sedang berbohong, tetapi hatinya tetap terasa sedikit lebih hangat.

Jika mereka adalah pasangan suami istri asli dan Liam benar-benar tidak punya uang, apakah wanita ini benar-benar bersedia untuk menghidupinya?

"Camilla Norris! Otakmu sudah rusak, ya?! Keluargamu sudah membesarkanmu hingga sekarang, bukan agar kamu berinisiatif untuk menghidupi pria lain!" teriak Hannah.

"Sudahlah!" Pada saat ini, Hilda juga berseru, "Asalkan Liam baik pada Camilla, kami nggak memerlukan mahar!"

"Ibu!"

Hannah menendang Andy dengan penuh amarah, agar Andy membela dirinya.

Namun, tanpa menghiraukannya, Andy malah hanya meninggalkan pesan pada Liam sebelum naik ke lantai atas dengan kepala tertunduk.

"Adikku sangat baik hati, jadi kamu harus bersikap baik padanya," kata Andy.

"Andy, dasar pecundang ..." seru Hannah sambil mengejar Andy. Suaranya yang tajam pun menghilang di balik pintu kamar yang tertutup rapat.

Camilla menarik kembali tangannya. Wajahnya memerah. Dia tidak ingin menunjukkan sisi memalukan keluarganya pada Liam, jadi dia berkata, "Perasaan wanita hamil memang sangat labil, dia bukan sengaja mau menyerangmu."

Liam mengusap sisa kehangatan di jari tangannya sambil berkata, "Kamu nggak seharusnya mengikuti semua kemauannya."

Jika itu Liam, Liam bisa mengusir kakak ipar seperti ini dari rumahnya!

"Aku sudah menahan diri selama lima bulan. Aku akan segera pindah ke luar, untuk apa aku membuat keributan lagi?! Kak Andy masih harus hidup dengannya!" kata Camilla.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status