Rambut wanita ini diikat dengan gaya ekor kuda. Dia mengenakan gaun hitam dan sepatu bot tinggi. Dia menyilangkan tangannya dengan sikap yang tidak ramah."Kamu siapa?" tanya Camilla. Dia tidak mengenali wanita ini."Kamu nggak perlu tahu aku siapa!" Leony tidak ingin memberi tahu Camilla namanya karena wanita licik ini tidak layak untuk mengetahui namanya."Aku temannya Shawn Marvin!"Saat Leony menyebut namanya Shawn, ekspresi Camilla yang selalu lembut langsung menjadi dingin. "Ada apa kamu mencariku?"Leony mengamati Camilla dari atas ke bawah dengan tatapan penuh penghinaan.Saat dia jalan-jalan di luar negeri dengan Shawn, dia pernah mendengar tentang Camilla dari Shawn.Kata Shawn, kali ini dia pulang negeri, dia akan melamar Camilla. Leony bahkan menyemangatinya dan menanti pernikahan mereka.Namun, kemarin, saat Leony bertemu dengan Shawn, Shawn sudah mabuk total. Kata Shawn, Camilla sudah meninggalkan dirinya dan menikah dengan pria lain. Shawn terus menangis dan berteriak ke
Dia mengira bahwa pernikahan Camilla hanyalah sebuah trik kecil untuk memancing Shawn. Dia tidak tegas melihat sahabatnya bersedih."Nona cantik, kamu menyukai Shawn, 'kan?" Camilla menatap Leony lekat-lekat, membuat Leony merasa agak panik."Jangan ... jangan asal bicara! Aku nggak menyukainya, kami hanya teman!" seru Leony."Aku harap kalian bisa berpacaran secepatnya, pertahankan dia baik-baik, lalu menghilang bersama dari duniaku!" kata Camilla.Dengan sangat kesal, Leony mengeluarkan pena perekam suara dari tasnya."Aku sudah merekam semuanya, aku akan membiarkan Shawn mendengar semua yang kamu ucapkan, agar dia tahu betapa nggak berperasaannya kamu," kata Leony."Nggak masalah," kata Camilla sambil berbalik dan berjalan menghampiri Susan yang masih menangis. Sedangkan Leony juga mengikutinya."Aku dan Shawn akan menanti berapa lama kamu dan suamimu bisa saling mencintai! Pasangan miskin akan hidup susah, hubungan kalian nggak akan tahan lama!" seru Leony."Kalian akan kecewa kare
Leony yang berada di satu sisi langsung mengeluarkan ponselnya dan berseru, "Baguslah! Ayo lapor polisi!"Namun, Camilla malah menahan Leony, membuat Leony memelototinya dengan kesal. "Muridmu dianiaya, tapi kamu nggak lapor polisi dan malah mau melindunginya? Jangan-jangan kalian sepihak, ya?"Tanpa menghiraukan Leony, Camilla berkata pada Johan, "Pak Johan, kalau kamu nggak minta maaf, aku nggak bisa jamin rekaman ini nggak akan didengar oleh istrimu."Kemudian, Camilla mencari akun WhatsApp istrinya Johan."Camilla, kenapa kamu bisa punya WhatsApp istriku?!" Johan mulai panik."Dengar-dengar, Pak Johan takut istri, jadi aku mencari nomor teleponnya. Reputasi Pak Johan di kalangan kontraktor kurang baik, jadi aku harus selalu punya rencana cadangan untuk melindungi diriku sendiri!" kata Camilla."Kamu!" Johan merasa murka hingga seluruh tubuhnya bergetar.Camilla mengirimkan nomor telepon istrinya Johan ke grup kerja mereka, supaya para mahasiswi lainnya juga menyimpan nomor tersebut
"Dia masih sekolah, bagaimana dia harus menghadapi kehidupannya selanjutnya?"Leony berseru, "Aku bisa membantumu agar bajingan itu dihukum!""Lupakan saja, aku nggak punya kesan baik terhadap temannya Shawn," kata Camilla. Dia tidak ingin terlibat lagi dengan Shawn."Kamu nggak bisa menyamaratakan kami! Lagi pula, Shawn memperlakukanmu dengan sebaik itu, kenapa kamu begitu membencinya?""Jangan-jangan kamu sengaja karena kamu suka dikejar-kejar oleh pria lain untuk memuaskan kesombonganmu?"Camilla tidak menghiraukan Leony. Dia duduk di sepeda listriknya dan memasukkan kuncinya.Leony terus mengikutinya sambil bertanya, "Putrimu milik Shawn, ya?"Dengan ekspresi gelap, Camilla menjawab, "Bukan.""Jangan langsung membantah! Shawn sudah mengakui kalau anak itu miliknya! Lagi pula, kalian sudah punya anak, kenapa kamu masih membangkang seperti ini?""Demi anakmu, apakah kamu nggak bisa menikah saja dengan Shawn? Dengan begitu, kalian bisa memberikan anak kalian keluarga yang utuh," kata
"Katanya, dia mau menghindari putra keluarga kaya itu dan pindah dari rumahnya, semuanya hanya alasan untuk mendekati Bos! Prioritas Bos adalah menemukan arloji emas itu secepatnya. Kalau nggak, kalau sampai dokumen rahasia di dalamnya jatuh ke tangan orang jahat, dampaknya akan sangat berbahaya.""Bos, jangan tertipu oleh penampilan Nyonya yang polos dan baik hati! Kalau perlu, kita harus mengambil tindakan ekstrem!""Juan, diamlah, arloji emas itu sama sekali nggak ada di tempatnya Nyonya!" seru Freddie. Dia merasa kesal hingga suaranya melengking. Dia pun mulai beradu mulut dengan Juan.Juan berseru, "Kalaupun arloji emas itu nggak ditemukan, nggak berarti dia nggak bersalah! Kemungkinan besar, dia menyembunyikan arloji emas itu! Kalau nggak, mengapa alamat IP itu bisa ada di Camelia Mart?""Mungkin saja ... ada yang sengaja memfitnah Nyonya!" seru Freddie pula."Kita sudah menggali semua informasi tentangnya. Dia adalah orang yang sangat biasa, siapa yang mau mencelakai dirinya?" s
Para petapa yang berjalan melewati mereka pun memberi hormat pada mereka.Liam membalas sapaan itu dengan tulus, diikuti oleh Shella.Angin sepoi-sepoi bertiup, sehingga kelopak bunga berwarna merah buda beterbangan, sangat indah.Pada saat ini, hidup terasa sangat tenang dan bahagia.Camilla mengeluarkan ponselnya dan mengambil foto mereka. Pada saat ini, jarak antara dia dengan Liam seperti mendekat.Camilla berjalan menghampiri mereka dan menggenggam tangan Shella yang kecil.Beberapa mahasiswi yang berjalan melewati mereka melambaikan tangan pada Liam sambil menyapa dengan suara keras, "Halo, Kakak Ipar!"Mereka juga menyapa Shella. Shella pun membalas dengan sangat sopan, "Halo, Kak."Beberapa wanita itu merasa sangat senang. Mereka menatap Camilla dengan tatapan cemburu dan berkata, "Kak Camilla, keluarga kalian terlihat sangat bahagia."Wajah Camilla terasa panas. Dia tersenyum dan menggendong Shella naik mobil.Liam menyalakan mesin mobil dan menuruni jalan gunung secara perlah
Pada bulan Maret, di Kota Yunara. Cuaca di malam hari masih sangat dingin.Camilla Norris berbaring di atas ranjang kayu sambil memeluk putrinya, dengan dua bantalan hangat di kakinya, tetapi dia masih saja merasa kedinginan.Sebelumnya, dia masih bisa menggunakan selimut penghangat elektrik. Namun, kakak iparnya mengeluh bahwa dia boros listrik, sehingga kakak iparnya menutup stopkontak di kamarnya dengan semen.Pada saat ini, terdengar lagi suara kakaknya dan kakak iparnya bertengkar dari ruangan sebelah.Suara ini tidak jelas, tetapi sangat memekakkan telinga."Mana ada adik ipar yang membawa anaknya tinggal di rumah orang tuanya padahal kakak iparnya lagi hamil? Nggak peduli seperti apa pun karakter Tuan Shawn, dia nggak mengeluh adikmu membawa anak haramnya dan bersedia memberikan maskawin sebesar satu miliar! Pada saatnya, kita juga bisa pindah ke rumah yang lebih besar!""Apa pun yang terjadi, besok, aku akan pergi mencari Tuan Shawn untuk menentukan tanggal pernikahan mereka ..
"Tuan Liam sudah datang, ya!" seru Camilla sambil tersenyum.Liam bersikap dingin, sepasang matanya di balik kacamata hitam itu menyapu Camilla sekilas dengan acuh tak acuh.Hari ini, Camilla mengenakan kemeja putih dengan jaket cokelat muda, celana denim dan sepatu kets berwarna putih.Penampilannya rapi dan penuh semangat. Dia terlihat lebih dewasa daripada lima tahun yang lalu dan sangat menawan!Melihat Liam yang bersikap dingin dan tidak membalas ucapannya, Camilla tidak lagi mengucapkan apa pun. Saat dia hendak berjalan masuk lagi ke Kantor Urusan Agama, terdengar suara teriakan sopir taksi dari belakang.Ternyata Liam naik taksi tanpa membayar.Pria ini juga seperti baru menyadari hal ini. Dia merogoh kantong celananya, lalu berkata pada Camilla, "Aku nggak bawa uang tunai."Dompetnya selalu dibawa oleh asisten pribadinya. Namun, hari ini, dia tidak membiarkan asistennya ikut karena dia tidak ingin menarik perhatian banyak orang. Oleh karena itu, setelah dia turun dari helikopte