Share

Bab 2

"Tuan Liam sudah datang, ya!" seru Camilla sambil tersenyum.

Liam bersikap dingin, sepasang matanya di balik kacamata hitam itu menyapu Camilla sekilas dengan acuh tak acuh.

Hari ini, Camilla mengenakan kemeja putih dengan jaket cokelat muda, celana denim dan sepatu kets berwarna putih.

Penampilannya rapi dan penuh semangat. Dia terlihat lebih dewasa daripada lima tahun yang lalu dan sangat menawan!

Melihat Liam yang bersikap dingin dan tidak membalas ucapannya, Camilla tidak lagi mengucapkan apa pun. Saat dia hendak berjalan masuk lagi ke Kantor Urusan Agama, terdengar suara teriakan sopir taksi dari belakang.

Ternyata Liam naik taksi tanpa membayar.

Pria ini juga seperti baru menyadari hal ini. Dia merogoh kantong celananya, lalu berkata pada Camilla, "Aku nggak bawa uang tunai."

Dompetnya selalu dibawa oleh asisten pribadinya. Namun, hari ini, dia tidak membiarkan asistennya ikut karena dia tidak ingin menarik perhatian banyak orang. Oleh karena itu, setelah dia turun dari helikopter, dia langsung naik taksi ke tempat ini.

Camilla pun membayar biaya taksi itu.

"Aku akan mengembalikannya padamu," kata Liam.

"Aku memintamu untuk menikah denganku, jadi sudah seharusnya aku yang bayar biaya taksimu," kata Camilla. Camilla menduga bahwa hidup Liam sekarang pasti sangat susah dan tahu Liam hanya berjanji untuk mengembalikan uang itu karena harga dirinya.

Namun, ada beberapa hal di antara mereka yang harus dibedakan dengan jelas untuk meminimalkan keterlibatan antara satu sama lainnya.

Oleh karena itu, saat Liam mengeluarkan sebuah perjanjian pranikah, Camilla langsung menandatanganinya tanpa membacanya.

Melihatnya seperti ini, Liam merasa sangat heran.

Bukankah Camilla mau memerasnya dengan alasan Camilla menyelamatkannya karena Camilla tertarik pada aset Keluarga Clark yang sangat besar?

Seumur hidupnya, Liam paling membenci wanita yang mendekati dirinya dengan tujuan tersembunyi.

Jika bukan untuk mendapatkan kembali arloji emas yang hilang lima tahun yang lalu itu, Liam hanya akan memberikan Camilla uang dalam jumlah besar dan mengusir Camilla.

"Pernikahan kita nggak akan berlangsung lama. Aku juga hanya mau menghindari kerepotan yang nggak diperlukan. Semasa pernikahan ini, aku akan berusaha untuk memenuhi tanggung jawabku sebagai seorang suami. Setelah kita bercerai, bagian yang kamu dapatkan juga nggak akan kecil," kata Liam.

Camilla bisa melihat bahwa Liam sangat enggan untuk menikah dengannya.

Jika bukan karena tidak ada cara lainnya lagi, Camilla juga tidak ingin menyusahkan Liam.

Camilla pun berkata, "Meskipun aku pernah menyelamatkanmu, kita sama sekali nggak saling menghubungi selama lima tahun, jadi kita nggak ada bedanya dari orang asing! Kalau aku tiba-tiba diajak untuk menikah seperti ini, aku juga akan merasa waspada."

"Kamu sudah memberiku bantuan besar dengan mengurus surat nikah denganku, jadi aku benar-benar berterima kasih padamu. Menjadi tentara itu nggak mudah, kamu harus memimpin untuk melindungi negara ini, jadi aku nggak akan mengincar hartamu."

Liam menatap Camilla dengan penuh arti. Di dunia bisnis, cara berpura-pura mundur untuk mendapatkan apa yang seseorang inginkan sudah sangat sering digunakan!

Kemudian, selama proses pengurusan surat nikah, mereka sama sekali tidak berinteraksi. Setelah itu, mereka meninggalkan Kantor Urusan Agama bersama.

"Kamu punya kesulitan apa?" tanya Liam.

Liam tidak bisa bersikap terlalu kasar pada Camilla karena dia berutang budi pada Camilla.

Asalkan Camilla bersuara, Liam bisa langsung memberinya uang banyak sekarang juga.

Namun, Camilla tidak ingin memberi tahu orang luar masalah keluarganya.

Kakaknya memiliki kecacatan di kakinya. Tidak mudah bagi kakaknya untuk menikah dan memiliki anak, jadi Camilla tidak ingin menjadi sebab dari ketidakharmonisan antara kakaknya dan kakak iparnya.

Supaya dia bisa meninggalkan rumah dan menyingkirkan Shawn si bajingan itu, menikah adalah cara terbaik.

"Nggak apa-apa, aku hanya ingin menikah!" jawab Camilla.

Liam merasa bahwa Camilla berbohong, sehingga nada bicaranya menjadi agak kesal.

"Kalau begitu, berapa lama kita harus mempertahankan hubungan pernikahan ini? Setengah tahun, setahun atau lebih lama lagi?" tanya Liam.

Setelah berpikir sejenak, Camilla menjawab, "Satu bulan sudah cukup!"

"Satu bulan?" Dalam hatinya, Liam tertawa dengan sinis.

Jangan-jangan Camilla merasa bahwa dia sudah bisa menaklukkan Liam dalam waktu satu bulan, sehingga Liam tidak rela untuk bercerai?

Namun, Camilla malah mengeluarkan sebuah kartu yang berisi uang sewa rumah untuk paruh kedua tahun ini dari tasnya.

"Ada 16 juta di kartu ini. Jumlahnya memang nggak banyak, tapi ini niat baikku," kata Camilla.

Liam mengernyit, dia tidak paham mengapa Camilla malah memberinya uang.

"Kata sandinya enam angka belakang nomor kartu ini," kata Camilla lagi sambil menyodorkan kartu itu ke tangannya Liam. "Hari ini, aku sudah mengganggumu selama ini, kamu juga pasti sangat sibuk, 'kan? Bulan depan, ayo kita bertemu lagi di tempat dan waktu yang sama."

Liam kembali mengernyit!

Apakah istri barunya ini ingin meninggalkannya begitu saja?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status