Hilda hanya mempersiapkan satu lauk daging dan satu jenis sayuran untuk Liam.Camilla merasa bahwa hidangan ini terlalu simpel, jadi dia mengambil satu kaleng ikan, satu kaleng buah-buahan dan memotong satu sosis.Hilda tidak bisa menahan diri dari mengomel lagi karena ini pertama kalinya Liam mengunjunginya, tetapi Liam bahkan tidak membawa hadiah apa pun."Menurutku, dia sama sekali nggak menghargai dirimu! Aku nggak meminta agar kamu mencari pria kaya, tapi kamu harus mencari pria yang benar-benar mencintaimu," kata Hilda."Ibu, orangnya memang agak kaku, tapi dia orang baik!" sela Camilla sambil meletakkan sosis yang sudah dipotong di atas meja.Selama ini, Camilla sudah mencari banyak sekali orang untuk menikah dengannya, tetapi hanya Liam yang bersedia untuk membantu dirinya.Meskipun sikap Liam terhadapnya sangat buruk, dia tetap sangat berterima kasih pada pria ini.Dia tidak bisa membalas budinya, jadi dia hanya bisa bersikap lebih baik pada Liam."Camilla, pernikahan adalah h
Dia tahu mengapa adiknya menikah dengan begitu terburu-buru.Hannah selalu diam-diam mempersulit Camilla dan menunjukkan bahwa dia tidak menyukai Shella.Andy merasa bahwa dialah yang tidak berguna karena dia tidak bisa membujuk istrinya dan tidak bisa melindungi adiknya.Setelah mencuci piring, Liam keluar dari dapur."Bibi, sudah selesai," kata Liam.Melihat dapur yang sudah bersih, Hilda akhirnya tersenyum dan berkata, "Kenapa kamu masih panggil Bibi? Kamu seharusnya panggil aku Ibu!"Liam tidak sanggup memanggil Hilda dengan panggilan ini. Setelah terdiam untuk sangat lama, dia hanya bisa memaksakan panggilan "Bu".Hilda menanggapi panggilan Liam, lalu berbalik untuk menyeka sudut matanya. Kemudian, dia mengeluarkan ponselnya dan bertukaran nomor telepon dengan Liam."Karena kamu sudah menjadi menantuku, harus ada amplop merah untuk formalitas. Dulu, kakak iparmu tiada duanya, jadi kamu juga harus begitu," kata Hilda.Hilda pun mentransferkan uang sebesar 20.002.000 rupiah untuk Li
"Toleransimu hanya akan membuat orang seperti ini makin menjadi-jadi," kata Liam.Camilla tidak menentang ucapan Liam, dia hanya mengangkat bahunya sambil berkata, "Aku juga nggak berdaya karena aku nggak bisa mengeluarkan mahar itu. Sebesar apa keributan yang dia buat, aku juga nggak bisa mengeluarkan mahar itu."Liam menatap Camilla dengan tatapan mendalam dan berkata, "Kamu nggak usah menahan diri kalau kamu nggak ingin melakukannya."Camilla sudah menjadi istrinya Liam, jadi dia tidak perlu menahan amarahnya dan tidak bersuara lagi.Meskipun mereka hanya menikah dalam kertas, Liam tetap saja tidak akan membiarkan Camilla menerima penghinaan seperti ini!"Bagaimanapun, kami sekeluarga, apa gunanya kalau aku bertengkar dengannya? Kalau aku marah-marah sendiri, aku hanya akan menghabiskan waktuku," kata Camilla.Pada saat ini, ponsel Camilla berdering. Dia pun pergi ke luar untuk menerima panggilan ini."Maaf, Pak Johan. Hari ini, aku ada urusan pribadi. Besok, aku pasti akan pergi ke
"Saat kalian pulang, jemput Shella, ya. Aku sudah merindukannya.""Baiklah!" jawab Camilla.Setelah membeli sayur di pasar sayur, Camilla dan Liam pergi ke Taman Kanak-Kanak Sunny untuk menjemput Shella."Aku nggak berencana untuk mempertemukanmu dengan Shella. Tapi, sekarang, ibuku ikut datang untuk melihat interaksi antara kamu dengan Shella.""Saat kamu bertemu dengan Shella, bisakah kamu tersenyum sedikit? Aku nggak mau Shella merasa bahwa dia nggak disukai," kata Camilla.Camilla merasa agak gugup. Dia takut Liam membenci Shella, sehingga Shella merasa sedih.Liam melirik Camilla sekilas dan bertanya, "Memangnya aku sekejam itu, ya?"'Emm ....''Baiklah!''Dia hanya bersifat agak dingin,' pikir Camilla.Pada saat ini, Bu Berry, gurunya Shella, mengantarkan Shella ke luar.Rambut gadis kecil ini dikepang dua, dia mengenakan seragam sekolahnya, rok lipit berwarna abu-abu dan membawa sebuah tas ransel berwarna merah muda. Wajahnya yang tembam sangat imut, layaknya boneka yang cantik.
Camilla mengangkat tas besar dan kecil di lantai, lalu berjalan pulang.Shella ingin melepaskan diri dari pelukan Liam dan membantu Camilla."Ibu nggak memerlukan bantuan Tuan Putri. Ibu sangat kuat, jadi Ibu bisa angkat sendiri!" kata Camilla. Dia sangat kurus, jadi dia jelas-jelas kesusahan mengangkat barang-barang itu, tetapi dia tetap berpura-pura mengangkatnya dengan enteng.Liam merasa repot, tetapi dia tetap mengambil barang-barang itu dari tangannya Camilla, termasuk tas ransel warna merah muda milik Shella.Melihat pria tinggi yang menggendong Shella dengan satu tangannya dan mengangkat barang dengan tangannya yang lain sambil melangkah ke depan ini, hati Camilla terasa hangat."Wah, Paman juga kuat sekali!" seru Shella sambil bertepuk tangan dengan ekspresi kagum."Tentu saja, Paman seorang pria," kata Liam sambil tersenyum pada Shella. Meskipun senyumannya terlihat agak kaku, ini senyuman pertama yang Camilla lihat selama seharian.Camilla mengejar mereka dan berjalan berdam
Liam tidak suka basa-basi, jadi dia langsung berkata, "Kalau Ibu nggak mau, buang saja!"Hilda seketika terdiam."Ibu, bukan itu maksud Liam, tapi dia kira Ibu nggak suka!" kata Camilla pada ibunya. Kemudian, dia berkata pada Liam, "Ibuku sangat menyukainya, Ibu hanya nggak mau kamu menghabiskan uangmu.""Nggak apa-apa, aku mendapatkannya dari temanku," kata Liam.Camilla takut Liam yang ucapannya agak kasar akan beradu mulut dengan ibunya, jadi dia membawa Liam ke dapur untuk memetik sayur."Kalau kamu mendapatkannya dari temanmu, kamu bisa makan sendiri, kamu nggak perlu memberikannya pada ibuku," kata Camilla.'Sepertinya, kondisi kesehatan Liam sekarang sangat buruk, sehingga temannya memberikannya begitu banyak suplemen kelas atas untuk memulihkan kondisinya,' pikir Camilla."Ini pertama kalinya aku bertemu dengan ibumu, tapi aku lupa kalau aku harus bawa hadiah," kata Liam.Camilla berkata, "Nggak apa-apa, ibuku nggak memedulikan hal-hal ini.""Ibumu sangat baik padamu," kata Lia
Liam bergegas mencuci piring, lalu mengambil tongkat pel dari tangannya Shella dan mengepel lantai dengan bersih.Setelah melakukan semua pekerjaan ini, dia melihat Camilla yang malah tidur pulas di atas sofa!Saat Liam hendak menendang Camilla untuk membangunkan wanita ini, Shella malah berkata, "Akhir-akhir ini, Ibu kurang istirahat, jadi biarkan saja Ibu tidur.""Kenapa dia kurang istirahat?" tanya Liam."Ibu sibuk mencari pria untuk menikah dengannya," jawab Shella sambil mengedipkan matanya yang besar. Kemudian, dia berkata lagi dengan suaranya yang manis, "Setelah mencari sangat lama, Ibu akhirnya menemukan Paman."Liam mengernyit dan bertanya lagi, "Berapa banyak orang yang sudah dia cari?"Shella menjulurkan jari tangannya yang mulus dan menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Shella nggak bisa menghitung karena ada banyak sekali, tetap ada tiap harinya. Tapi, mereka keberatan karena Ibu sudah punya anak, jadi Ibu merasa sangat cemas."Dengan ekspresi yang sangat masam, Liam m
Sedangkan Liam malah mengatakan bahwa makanan sisa semalam tidak sehat dan membawa Shella pergi sarapan di luar.Saat Liam pulang membawa roti dan bubur, Camilla sudah sarapan dan sedang mencuci piring.Entah apa yang membuat Liam marah, tetapi dia membuka kulkas dan mengeluarkan semua makanan sisa di dalamnya, lalu memperingatkan Camilla untuk tidak memakan makanan sisa lagi ke depannya.Kemudian, dia berkata lagi, "Aku hanya mengatakan hal ini karena Shella. Dia masih kecil, masih dalam proses pertumbuhan!"Sedangkan Camilla hanya mengerutkan bibirnya tanpa menghiraukan Liam. Dalam hatinya, dia mengeluh bahwa pria ini terlalu merepotkan."Terima kasih, berkat kamu, aku punya makan siang," kata Camilla sambil memasukkan roti dan bubur itu ke dalam tas silangnya.Sudut bibir Liam berkedut.Jika Camilla tidak menjaga kesehatannya sendiri, apa hubungannya hal ini dengan Liam?!Camilla mengambil tasnya dan memakai sepatu di depan pintu. Dia tiba-tiba teringat akan sesuatu, jadi dia berkat