Share

Bab 7

"Toleransimu hanya akan membuat orang seperti ini makin menjadi-jadi," kata Liam.

Camilla tidak menentang ucapan Liam, dia hanya mengangkat bahunya sambil berkata, "Aku juga nggak berdaya karena aku nggak bisa mengeluarkan mahar itu. Sebesar apa keributan yang dia buat, aku juga nggak bisa mengeluarkan mahar itu."

Liam menatap Camilla dengan tatapan mendalam dan berkata, "Kamu nggak usah menahan diri kalau kamu nggak ingin melakukannya."

Camilla sudah menjadi istrinya Liam, jadi dia tidak perlu menahan amarahnya dan tidak bersuara lagi.

Meskipun mereka hanya menikah dalam kertas, Liam tetap saja tidak akan membiarkan Camilla menerima penghinaan seperti ini!

"Bagaimanapun, kami sekeluarga, apa gunanya kalau aku bertengkar dengannya? Kalau aku marah-marah sendiri, aku hanya akan menghabiskan waktuku," kata Camilla.

Pada saat ini, ponsel Camilla berdering. Dia pun pergi ke luar untuk menerima panggilan ini.

"Maaf, Pak Johan. Hari ini, aku ada urusan pribadi. Besok, aku pasti akan pergi kerja .... Iya, aku akan menyediakan catnya, tenang saja ...."

Di sisi lainnya, Liam mengirimkan pesan untuk Freddie Clinton, asistennya, untuk menanyakan apakah pernikahan memerlukan mahar atau tidak.

Freddie menjawab: "Bos, biasanya, sih, begitu, tapi ada juga yang nggak kasih."

Liam mengirimkan nomor kartu yang Camilla berikan padanya pada Freddie dan menyuruh Freddie untuk mengirimkan uang 100 miliar ke kartu tersebut.

Uang ini adalah mahar yang dia berikan untuk Camilla.

Setelah mereka bercerai, dia akan memberikan uang lagi untuk Camilla, ditambah dengan beberapa rumah!

"Bos, perkembangan hubungan Bos dengan Nyonya sangat cepat, ya! Bos bahkan sudah bertemu dengan ibu mertua! Tapi, Bos, apakah Bos membawa hadiah untuk ibu mertua Bos?" tanya Freddie.

"Harus bawa hadiah, ya?" tanya Liam pula. Dia tidak berpengalaman dalam hal ini.

Freddie membalas: "Bos, biasanya, saat Bos bertemu dengan orang yang lebih tua, Bos nggak pernah bawa hadiah karena mereka sudah sangat senang bertemu dengan Bos! Tapi, beda halnya kalau itu ibu mertua! Bos harus bawa hadiah untuk ibu mertua! Kalau Bos nggak bisa menyenangkan hati ibu mertua, ibu mertuanya Bos nggak bisa tenang menikahkan putrinya pada Bos."

Liam hanya merasa bahwa Freddie terlalu cerewet.

"Kami hanya menikah untuk sementara!"

"Kalaupun sementara, orang itu tetap ibu mertua Bos."

Liam merasa bahwa ucapan Freddie masuk akal, dia pun menyuruh Freddie untuk membeli suplemen kelas atas yang cocok untuk wanita paruh baya.

Dalam hati Liam, tersisa sebuah pertanyaan.

'Siapa itu Tuan Shawn?'

'Apa hubungannya dengan Camilla?'

Setelah bertelepon dan masuk dari luar, Camilla melihat Liam yang sedang melihat makanan ringan di rak. Dia mengira bahwa Liam ingin makan, jadi dia pun mengambil sebungkus untuk Liam.

Liam memalingkan wajahnya.

Dia tidak memakan makanan sampah seperti ini.

Pada saat ini, Hilda memanggil mereka ke kamar, lalu mengeluarkan sebuah kartu dari bawah ranjang.

"Camilla, aku sama sekali nggak menggunakan uang yang kamu berikan padaku selama beberapa tahun ini. Aku menyimpan uang itu di dalam kartu ini, totalnya ada 160 juta. Ini harta sesan yang Ibu berikan padamu," kata Hilda.

Camilla menolak, tetapi Hilda terus menyodorkan kartu itu padanya dan meletakkan tangan Camilla dan Liam bersama.

"Liam, kalian nggak perlu takut untuk memulai dari nol, asalkan kalian bisa saling bekerja sama! Ibu serahkan Shella dan Camilla untukmu, ya," kata Hilda.

Hilda masih merasa khawatir dan ingin pergi melihat rumah barunya Camilla.

Dia juga ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk berinteraksi lebih lanjut dengan menantunya, agar dia bisa memahami karakter Liam.

Namun, Camilla tidak ingin membiarkan ibunya pergi sekarang karena dia tidak ingin merepotkan Liam lagi.

Dia juga tidak ingin membiarkan pria ini mengetahui alamatnya karena dia akan merasa bahwa rumah barunya tidak aman lagi.

Akan tetapi, Hilda sudah memanggil taksi dan mendesak Camilla untuk berangkat.

Saat sudah tidak ada lagi orang lain di lantai bawah, Hannah diam-diam turun ke lantai bawah, menyalakan komputer dan menonton rekaman kamera pengawasan.

Dia selalu merasa bahwa ibu mertuanya dan adik iparnya bergunjing tentang dirinya di belakang, jadi dia memasang kamera pengawas di kamarnya Hilda secara sembunyi-sembunyi.

"Bagus sekali! Bisa-bisanya dia menyembunyikan begitu banyak uang secara pribadi! Andy, Andy, cepat turun! Apa maksud ibumu?!" seru Hannah sambil menyapu patung kucing keberuntungan yang berada di atas meja ke lantai.

Rumah yang Camilla sewa terletak di samping TK-nya Shella. Rumahnya berukuran sekitar 60-an meter persegi dan menerima cahaya matahari dari tiga arah, terletak di lantai tujuh, lantai teratas, tanpa lift.

Harga sewa rumah seperti ini relatif murah.

Camilla sudah merapikan kamar ini, bukan hanya mengecat ulang dindingnya, tetapi semua perabotannya juga sudah siap dan hanya perlu ditunggu untuk dipindahkan.

"Kalian sudah tinggal bersama, ya?" tanya Hilda. Melihat rumah yang sudah lengkap ini, Hilda mengira bahwa pasangan baru ini mendekorasi rumah ini bersama.

"Nggak, Bu," jawab Camilla. Wajahnya seketika memerah.

Liam berdeham dengan pelan, lalu berbalik dan memandang ke luar jendela.

Melihat tong sampah yang sangat bersih, Hilda tersenyum dan menyuruh mereka untuk pergi membeli sayur. "Mumpung Liam lagi di rumah, beli saja semuanya yang belum ada! Rumah ini terlalu tinggi, seorang wanita seperti Camilla nggak akan sanggup mengangkat barang belanjaannya sendirian!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status