Dante Corsetti, seorang jaksa muda dengan karier gemilang, tiba-tiba terjebak dalam skandal besar yang mengguncang hidupnya. Dante dijebloskan ke penjara atas tuduhan yang tak pernah ia lakukan. Dia dihadapkan pada ancaman kekerasan dan kematian di balik jeruji penjara, oleh orang-orang di dalam sel yang di kirim oleh musuhnya. Namun, di tengah kegelapan, sebuah kekuatan misterius datang, memberinya kemampuan luar biasa: akses ke kebenaran tersembunyi di seluruh dunia. Dengan kemampuan barunya, Dante merencanakan balas dendam terhadap mereka yang menghancurkan hidupnya, tetapi jalannya menuju keadilan membawanya ke dunia bawah yang penuh bahaya, di mana kekuasaan dan moralitas bersimpangan. Di penjara dia bersekutu dengan Lorenzo Sabatini, bos mafia pemimpin organisasi internasional, yang secara tak terduga melihat potensi dalam diri Dante. Dalam perjalanan penuh bahaya ini, Dante terjebak dalam cinta segitiga yang rumit antara Sofia, seorang intel cantik yang ditugaskan untuk mengawasi Lorenzo beserta organisasinya, dan Alessandra, putri Lorenzo, yang menyembunyikan hati yang terluka di balik kehidupan mafia. Sofia melihat Dante sebagai kesempatan untuk memperbaiki dunia yang rusak, sementara Alessandra melihatnya sebagai jalan keluar dari kegelapan hidup yang diwariskan ayahnya. Di tengah pengkhianatan, ambisi, dan cinta, Dante Corsetti akan belajar bahwa tidak ada kebenaran yang datang tanpa harga. Dante harus memilih antara keadilan yang diperjuangkan Sofia dan kebebasan yang ditawarkan Alessandra, di tengah permainan kekuasaan yang mematikan dan penuh tipu muslihat. Dalam pertarungan antara hati dan pikiran. Dalam cinta, kebenaran, dan balas dendam siapa yang akan akan menang? Dan siapa yang akan berdiri di sisinya saat permainan ini berakhir?
Lihat lebih banyak“Kalian menjebak kami!” Teriak Dante kepada pimpinan kelompok pembeli.“Omong kosong! Kami bukan orang serendah itu!” Setelah berkata sebutir peluru dari sniper melubangi tengkoraknya membuatnya tersungkur di depan Dante.Peluru mulai berdesing di udara dari segala arah, menghantam dinding dan barang-barang di dalam gudang. Kelompok lain yang ikut dalam transaksi langsung jadi sasaran utama. Mereka tewas di tempat, satu per satu roboh tanpa sempat melawan. “Sepertinya tempat ini sudah terkepung,” ujar Dante. Dante dan Lorenzo langsung berlindung di balik kotak kayu dan karung besar bersama anak buahnya. "Kita harus keluar dari sini secepatnya jika tidak ingin mati konyol," ujar Lorenzo sambil memasang ekspresi serius. "Aku tahu," jawab Dante, mengambil senjata dan mulai membalas tembakan. Dengan bantuan Nexus yang memberi informasi tentang posisi musuh, Dante dan kelompoknya berhasil menciptakan celah untuk kabur. Mereka keluar dari gudang melalui pintu rahasia yang berada di l
Kesuksesan Alessandra dalam memperkenalkan dan memasarkan obat jenis baru tidak hanya membawa kekayaan bagi Serigala Malam, tetapi juga meningkatkan reputasi mereka.Semua tidak lepas dari peran Dante. Dan Alessandra memuji Dante di depan semua anggota.Hal itu membuat semua anggota semakin menghormati Dante, melihatnya sebagai pemimpin kedua setelah Alessandra. Gosip dengan cepat menyebar. Bahkan organisasi lain mulai memandang Dante dengan rasa kagum dan ketertarikan, berpikir betapa bagusnya jika jenius seperti Dante bergabung dengan mereka. Namun, tidak semua orang memuji Dante. Di La Fortezza, ada satu orang yang merasa terganggu oleh semua pencapaian Dante, Alejandro, kakek Alessandra. Alejandro duduk di balkon pribadinya bersama Jose, mengamati Alessandra dan Dante yang tengah bercanda mesra di taman bawah. Wajahnya yang biasanya angkuh kini terlihat semakin masam. Jose, yang berdiri di belakang Alejandro, memberanikan diri untuk bicara. "Tuan Alejandro, Anda sepertinya ter
Alessandra tampak terkejut, alisnya naik sedikit. "Kenapa kau tanyakan itu sekarang? Membuat mood-ku menjadi buruk," katanya kesal, melepaskan tangannya dari leher Dante dan menyilangkannya di dada. "Ketua, aku bertanya karena dia belum kembali sejak pulang dari Nepal," jawab Dante dengan singkat, pandangannya tajam. “Jadi kau juga akhirnya mengakui jika kalian pergi bersama ke luar negeri? Hebat sekali, aku menyuruhmu melakukan tugas, tapi kau malah asik bersenang-senang dengan seorang wanita,” ucap Alessandra, dan kali ini suaranya lebih keras dari biasanya.Dante melirik ke sekeliling dimana para pengawal berbaju hitam rapi berdiri, dengan satu isyarat darinya, mereka semua serentak berbalik dan memasang earphone di kedua telinga mereka.“Kami disana untuk melaksanakan tugas darimu…”“Kenapa harus dia? Aku bisa menemanimu.” Alessandra menghela nafas, lalu berenang mundur dengan elegan, menjaga jarak. "Kau tenang saja, gadis kecilmu masih bernafas. Kau beruntung, jika aku seperti
Breaking News siang itu, semua stasiun televisi nasional menyiarkan konferensi pers penting dari sebuah rumah sakit forensik terkemuka. Ruang konferensi di penuhi oleh wartawan dari berbagai media. Kamera terus bergerak mengambil gambar setiap sudut, dan suara klik kamera mendominasi suasana. Di podium utama, seorang juru bicara pemerintah berdiri dengan dokumen tebal di tangannya, siap memberikan pernyataan resmi yang baru saja mereka terima."Setelah melalui serangkaian tes DNA yang dilakukan secara teliti," kata juru bicara itu dengan suara penuh percaya diri, "tim kami dapat mengonfirmasi bahwa sisa-sisa tubuh yang ditemukan di mobil yang jatuh ke jurang adalah benar milik Lorenzo Sabatini, pemimpin organisasi kriminal Serigala Malam."Ruang konferensi langsung ramai, para wartawan berebut mengajukan pertanyaan. Nama Lorenzo yang selama ini dianggap sebagai bayangan gelap dalam dunia kejahatan kini kembali menjadi berita utama di seluruh negeri. "Apakah ini akhir dari Serigala Ma
Setelah kembali dari Nepal, Dante dan Sofia tiba di La Fortezza, markas besar organisasi. Begitu turun dari mobil, Sofia langsung disambut oleh beberapa anggota tim elite khusus, yang memintanya untuk menghadap Alessandra di ruang interogasi.Sofia menghela napas, melirik Dante sebelum pergi. "Kita bicara nanti," katanya dengan raut wajah tegang, mencoba tersenyum namun jelas terlihat gugup.Dante menatapnya sejenak, memberi anggukan kecil yang menenangkan. "Jangan khawatir. Kamu akan baik-baik saja, Ketua hanya ingin bertanya tentang kegiatanmu di luar selama ini." katanya pelan. Sebelumnya Nexus memberikan informasi tidak ada alat penyadap lain di tubuh Sofia, jadi Dante tidak merasa khawatir.Sofia melangkah pergi, dan Dante berbalik menuju area terlarang, tempat rahasia di La Fortezza yang disiapkan khusus untuk budidaya tanaman. Tempatnya bersebelahan dengan ladang jamur langka. Tidak sembarang orang yang dibolehkan masuk ke area terlarang. Itu sebabnya area terlarang memiliki si
Dante tersenyum kecil, “Berbohong padamu? Mana aku berani… nona intel yang terhormat.”Sofia duduk di pangkuan Dante, mengangkat alis, menatapnya dengan tatapan curiga. "Lalu… apa yang sebenarnya kau lakukan di sana? Kenapa kau mau mengambil resiko?”Dante tersenyum kecil, lalu mengangkat bahu seolah-olah itu bukan hal besar. "Aku hanya menjalankan tugas dari Alessandra. Aku tak menyangka tempat itu sudah kacau dan Esteban juga terluka, kami tidak bicara banyak sebelum akhirnya dia tewas.”Sofia tampak tak sepenuhnya yakin, tetapi berusaha menerima jawaban Dante. “Kami mendapat informasi tentang jamur yang digunakan sebagai bahan campuran obat terlarang. Namun semua terbakar habis, tidak ada bukti tersisa.”Dante menggeleng, menatap Sofia dengan tenang. "Sayang sekali."Sofia menghela napas. "Dante, kita bekerja sama," katanya sambil memandang Dante, ekspresi wajahnya mulai melunak. "Aku merasa punya hak untuk tahu segalanya. Kau berhutang padaku untuk apa yang telah kulakukan terakhi
Alessandra memandang serius matanya menunjukkan kekhawatiran. "Dante, apa yang sebenarnya terjadi? Kau bertemu Esteban dimana?"Dante menarik napas panjang, memutar ulang kejadian yang baru saja ia alami. "Aku bertemu Esteban," jawabnya pelan, menatap Alessandra. "Dia terluka parah dan meminta aku membawa koper ini untukmu. Tapi tak lama setelah itu, Matteo dan anak buahnya datang mengejar. Mereka ingin koper ini juga."Alessandra tampak terkejut, ekspresinya berubah menjadi muram. "Matteo... jadi dia menginginkan koper itu juga? Tapi kenapa sampai meledakkan tempat Esteban?"Dante menggeleng pelan, tak sepenuhnya yakin. Namun, di dalam pikirannya, Nexus mulai mengumpulkan informasi, menyaring data yang berhasil ia akses secara diam-diam."Dante," bisik Nexus di dalam benaknya, "ledakan dan pembakaran ini direncanakan oleh Vincent. Dia menginginkan jamur itu lebih dari Matteo. Vincent-lah yang berada di balik semua ini."Dante tersentak mendengar informasi itu, tapi ia berusaha tetap
Dante menatap Alejandro, "Tuan Alejandro, apa yang anda lakukan?”Alejandro terdiam, menatap Jose yang terbaring di tanah dengan lengan penuh darah.Dengan jalan terhuyung yang disengaja, Dante berjalan pergi, meninggalkan Alejandro dalam kebingungan. ***Pagi itu, Alessandra tergesa-gesa memasuki kamar Dante, langsung menarik selimut Dante dengan cepat, membuatnya terbangun dari tidurnya yang lelap. "Dante, bangun! Ini penting!" Serunya sambil menggoyangkan bahu Dante dengan sedikit panik.Dante mengerjap-ngerjapkan mata, masih dalam keadaan setengah sadar. "Ada apa, Alessandra?" Tanyanya dengan suara berat, sambil memeluk bantalnya kembali."Esteban menelepon," jawab Alessandra cepat. "Dia meminta aku mengirim seseorang yang aku percayai untuk bertemu dengannya. Dia tidak bilang apa-apa, tapi suaranya terdengar tergesa-gesa dan khawatir." Tatapannya serius.Dante langsung terbangun. "Baiklah, aku akan pergi sekarang juga," jawabnya sambil segera bangkit dari tempat tidur dan mulai
Begitu efek awal obat mulai menguasai tubuhnya, Nexus dengan sigap membantu Dante menstabilkan kondisinya. Sistem tubuhnya perlahan dipulihkan, membuatnya mampu berpikir jernih meskipun ia masih harus berpura-pura merasakan euforia di hadapan semua orang.Dante tersenyum puas, menatap Esteban dengan mata berbinar dan tubuh yang sesekali terhuyung. "Obat ciptaan anda sungguh luar biasa.”Esteban tersenyum lebar, merasa puas dengan respon Dante. "Terima kasih, Dante," jawab Esteban, sambil menepuk bahunya. "Ini baru awal dari produk yang akan menguasai pasar."Dengan dipapah Alessandra, Dante dan mereka semua meninggalkan ruang budidaya jamur, berjalan menuju aula utama untuk negosiasi lebih lanjut. Baru saja langkah mereka mencapai aula, tiba-tiba pintu utama gedung didobrak dengan keras. Suara pintu yang pecah menggema di ruangan, semua orang yang ada di dalam gedung menoleh dengan terkejut.Teriakan lantang dari para penyerang terdengar, "Diam di tempat dan jangan bergerak!" Mereka
Penjara itu gelap dan suram, dengan dinding-dinding beton yang dingin dan lembab. Bau apek dan keringat bercampur dengan aroma besi berkarat memenuhi udara. Suara tetesan air terdengar monoton dari atap yang bocor seolah menjadi satu-satunya suara yang hidup di tempat itu. Di salah satu sudut penjara, lampu berkedip-kedip, menciptakan bayangan yang bergerak seperti hantu di sepanjang lorong sempit.Udara dingin menusuk, namun tubuh Dante sudah terlalu lelah dan penuh luka untuk merasakan dinginnya. Wajah Dante penuh lebam, darah mengalir dari hidung dan mulutnya yang robek. Sundutan rokok terlihat di beberapa bagian tubuhnya. Cahaya lampu yang redup di atas kepalanya berkelip-kelip, menambah suasana menyeramkan yang mencekam.Lima orang berseragam sipir penjara berdiri di depannya, wajah mereka penuh amarah dan kebengisan. Salah satu dari mereka mengayunkan tongkat besi dengan kekuatan penuh, menghantam tulang rusuk Dante. Terdengar bunyi retakan dari tulang yang patah, dan tubuhny
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen