Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta

Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-17
Oleh:   Aprillia D  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
136Bab
331Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Di saat tengah semangat mengejar mimpi, Citra dipaksa menikah oleh keluarganya. Menikah dengan seorang pewaris tunggal dari keluarga kaya sekaligus musuh bebuyutannya. Dihadapi dengan sulitnya pilihan, mereka akhirnya membuat perjanjian. Pernikahan itu hanya sementara. Suatu hari nanti mereka akan bercerai. Namun, seiring berjalannya waktu, ada banyak hal baru yang terungkap. Sesuatu yang baru mereka ketahui, yang membuat mereka menyadari bahwa apa yang mereka anggap benar selama ini ternyata salah. Sesuatu itu menggoyahkan kesepakatan yang telah mereka buat di awal. Bagaimana kisah akhir pernikahan mereka? Bisakah mereka menepati perjanjian yang telah dibuat? Atau malah berakhir sebaliknya? AN: Ini cerita dengan konflik ringan. Jika kalian suka konflik yang berat, kalian bisa kunjungi cerita aku yang lainnya (Dendam Anak Tiri dan Mahligai yang Ternodai) di profil aku. Terima kasih.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

1. Sepulang dari Club Malam

"Gimana kalau gue yang pilihin lo cewek buat ditidurin?"Pria berperawakan kebapakan itu melirik pemuda yang duduk di sampingnya. Menaik-naikkan kedua alisnya. Begitu percaya diri kalau pemuda itu pasti akan menerima tawarannya. Suaranya terdengar tenggelam-timbul karena ditelan ribut suara musik yang mengentak sejak tadi, mengiringi para pengunjung yang berjoget ria.Lawan bicara pria itu hanya tersenyum miring selepas dari bersiul-siul kecil, menggoda cewek seksi yang lewat di hadapannya barusan, lalu mendelik ke arah pria itu. "Tapi gue nggak separah itu," jawabnya kemudian. "Kalau lo mau silakan aja. Jangan ajak-ajak gue." Lantas tatapannya terfokus pada cewek yang berjoget di dance floor di depan sana, hanya mengenakan tengtop dan celana dalam. Sungguh pemandangan yang menyegarkan mata."Nggak ada salahnya kan mencoba hal-hal baru?" Pria itu lalu mengisap rokok yang sudah mengecil. Pria itu tidak tersinggung dengan perkataan lawan bicaranya barusan dan masih berusaha mempengaruhi....

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
136 Bab
1. Sepulang dari Club Malam
"Gimana kalau gue yang pilihin lo cewek buat ditidurin?"Pria berperawakan kebapakan itu melirik pemuda yang duduk di sampingnya. Menaik-naikkan kedua alisnya. Begitu percaya diri kalau pemuda itu pasti akan menerima tawarannya. Suaranya terdengar tenggelam-timbul karena ditelan ribut suara musik yang mengentak sejak tadi, mengiringi para pengunjung yang berjoget ria.Lawan bicara pria itu hanya tersenyum miring selepas dari bersiul-siul kecil, menggoda cewek seksi yang lewat di hadapannya barusan, lalu mendelik ke arah pria itu. "Tapi gue nggak separah itu," jawabnya kemudian. "Kalau lo mau silakan aja. Jangan ajak-ajak gue." Lantas tatapannya terfokus pada cewek yang berjoget di dance floor di depan sana, hanya mengenakan tengtop dan celana dalam. Sungguh pemandangan yang menyegarkan mata."Nggak ada salahnya kan mencoba hal-hal baru?" Pria itu lalu mengisap rokok yang sudah mengecil. Pria itu tidak tersinggung dengan perkataan lawan bicaranya barusan dan masih berusaha mempengaruhi.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-21
Baca selengkapnya
2. Perdebatan di Pinggir Jalan
"Lo lo pada? Ngapain kalian ngehadang jalan gue, hah?! Kurang kerjaan banget kalian!" sergah Atala begitu kesal.Rani ikut turun dari mobil. "Mereka siapa, sih, Sayang?" Rani menatap kedua cewek di hadapannya ini dengan pandangan remeh. Penampilan kedua cewek itu jauh berbeda dengannya yang kekinian dan seksi."Mereka tukang pembawa masalah ...," jawab Atala sambil menunjuk kedua cewek itu. "Ngapain coba lo berdiri di tengah jalan begitu? Syukur nggak gue tabrak lo.""Sebelumnya kita minta maaf tiba-tiba ngehadang jalan kalian kayak gini," jelas cewek yang menghadang jalannya tadi. "Tapi itu semua karena gue butuh banget bantuan lo Atala buat benerin ban mobil gue yang pecah." Cewek itu menatap Atala dengan pandangan memohon.Atala malah menatap cewek itu remeh, lantas kemudian tertawa. "Lo nyuruh gue benerin mobil lo? Lo kira gue kang mon--""Bukan. Bukan nyuruh, kok." Cewek itu menggeleng kencang. "Tapi minta tolong, please ..." Cewek itu menangkupkan kedua tangan di depan dada.Atal
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-21
Baca selengkapnya
3. Permintaan yang Sulit
"Jadi Eyang minta aku nikah sama dia?" Citra menatap eyang kakungnya tak percaya.Pria tua renta yang terbaring sekarat di atas ranjang rumah sakit itu menganggukkan kepala lemah. Dengan susah payah dia berucap. "Eyang u-udah ndak la-ma la-gi. Eyang ....""Citra ...." Eyang Putri tiba-tiba angkat bicara membuat Citra beralih menatapnya. "Selama ini kamu tinggal sama Eyang Putri dan Eyang Kakung saja. Orang tuamu udah ndak ada. Dua kakakmu juga sudah pada menikah. Tinggal kamu yang belum. Sedangkan sekarang kamu liat sendiri kondisi Eyang Kakung. Umurnya udah ndak lama lagi. Jadi kami mau kamu segera menikah, supaya ada yang menghidupimu, Nduk ....""Tapi kan Eyang Putri dan Eyang Kakung tahu aku tahun ini mau masuk kedokteran. Aku mau capai cita-citaku dulu. Umurku juga baru sembilan belas tahun, Eyang. Aku nggak mau nikah muda, apalagi sama dia! Aku--" Citra kehabisan kata-kata. Tenggorokannya tiba-tiba terasa tercekat.Citra benar-benar tidak menyangka, dia yang tadinya sibuk jalan-
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-21
Baca selengkapnya
4. Membuat Perjanjian
"Papa mau jodohin aku sama perempuan pilihan Papa?"Atala terkejut mendengar penuturan papanya. Sebelumnya, papanya memanggilnya ke ruang kerja karena ada hal penting yang ingin dibahas. Ternyata papanya memintanya menikah.Dan tak hanya itu, yang membuat Atala lebih terkejut adalah papanya ingin menikahinya dengan Citra, cewek yang tidak pernah menyukainya sekaligus anak mendiang sahabat papanya dulu."Iya, kenapa? Kamu mau bantah?" tanya Johan yang duduk di kursi kerjanya sejak tadi.Atala tertawa culas. "Papa nggak salah? Umurku masih sembilan belas tahun lho, Pa. Aku belum siap nikah. Aku masih pengin senang-senang, Pa. Lagian ini bukan zamannya Siti Nurbaya lagi, Pa. Astaga." Atala kehilangan kata-kata."Dengerin Papa selesai ngomong!" sergah Johan.Atala terdiam."Duduk!" Johan menunjuk kursi di depannya.Atala pun duduk dengan malas-malasan."Kamu itu satu-satunya anak Papa, Atala. Tapi kamu sama sekali nggak pernah buat Papa bangga. Selama masa sekolah, kamu hanya memberi Papa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-21
Baca selengkapnya
5. Terpaksa Menikah
Atala dan Citra akhirnya sepakat membuat perjanjian. Walau usaha Atala untuk membujuk Citra menyetujui perjanjiannya itu tidaklah mudah karena Citra terus menolak. Bersamaan dengan itu Johan keluar menemui mereka dan mendesak Citra untuk menerima perjodohan tersebut mengingat kondisi eyang kakung yang semakin memprihatinkan.Selain itu, eyang putri bahkan mengatakan Citra kejam dan egois jika tak mau menuruti keinginan terakhir eyang kakung.Eyang putri mengatakan Citra harus mau menuruti keinginan terakhir eyang kakung agar beliau tenang dan bahagia. Setelah menimbang-nimbang, Citra pun terpaksa menerima perjodohan itu.Pernikahan itu pun dilaksanakan dengan sangat sederhana dalam ruang rawat inap eyang kakung di waktu subuh. Di sana hanya ada beberapa orang yang terdiri dari Pak Penghulu yang akan menikahi mereka. Ada Johan, eyang kakung dan eyang putri sebagai saksi.Citra dan Atala duduk berdampingan. Mereka hanya memakai baju biasa yang mereka kenakan sebelumnya, yakni kaos dan c
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-21
Baca selengkapnya
6. Prosesi Pemakaman yang Mencekam
Pagi harinya, pukul tujuh. Prosesi eyang kakung di lakukan di TPU Umum Jakarta. Sanak keluarga berdatangan melayat dengan pakaian serba hitam. Mereka adalah keluarga dekat yang sedarah, tetangga, dan teman baik eyang kakung semasa hidup. Proses pemakaman eyang kakung berjalan lancar, tidak terkendala apa pun sampai jasadnya di masukkan ke liang kubur.Dan tangis Citra pecah seketika seiring dengan jasad eyang kakung yang ditimbus tanah sedikit demi sedikit. "Eyang, kenapa pergi secepat ini, Eyang. Maafin Citra belum bisa jadi cucu yang berguna buat Eyang Kakung, belum bisa bahagiakan Eyang Kakung. Maafin Citra, Eyang ...." Citra menatap liang kubur eyang kakung penuh penyesalan. Ada banyak hal yang dia sesalkan. Seandainya dia bisa memutar waktu."Sudah, Citra, jangan menangis berlebihan. Ikhlaskan Eyang Kakung," hibur eyang putri yang sejak tadi berdiri di sisi cucunya itu sambil mengusap-usap bahu gadis itu. "Dengan kamu mau menikahi Atala itu sudah cukup membuat Eyang Kakung bahag
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-21
Baca selengkapnya
7. Pindah ke Rumah Mewah
Setelah prosesi pemakaman eyang kakung selesai, Citra dan Atala langsung dibawa oleh Johan mengunjungi sebuah rumah. Johan tidak mau langsung memberitahu mereka akan diajak ke rumah siapa, biar kejutan. Sekaligus untuk menghibur Citra yang sedih. Mereka berangkat menggunakan mobil Pajero milik JohanSelama dalam perjalanan, pikiran Citra tak menentu. Perasaannya campur aduk. Sedih atas kepergian eyang kakung, juga sedih melihat eyang kakung meninggal dalam keadaan belum melihatnya sukses. Kesal, dendam, sakit hati juga dengan kakaknya dan dirinya sendiri. Ingin rasanya dia memutar ulang waktu. Dia pasti akan bergerak cepat dan melakukan apa saja agar eyang kakung tak perlu bekerja keras lagi untuk mencukupi kebutuhannya. Citra tak bisa mendefinisikan apa yang dia rasakan kini.Ketika bapak mertuanya bertanya tentangnya, Citra hanya menjawab sekenanya.Atala mencolek lengan Citra membuat gadis itu menoleh padanya. "Nggak usah ditunjukin juga kalau lo nggak suka sama gue. Ingat perjanjia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-07
Baca selengkapnya
8. Hanya Sandiwara
"Jadi Papa ajak kami ke sini? Ke rumah kami? Ini yang Papa maksud kejutan?" Atala bertanya bertubi-tubi. Dalam hatinya senang menerima rumah semewah ini. Rumah ini pasti atas namanya sebagai pemiliknya. "Kapan Papa nyiapin rumah ini, Pa? Kok aku nggak tahu?""Iya. Ini suprise buat kalian. Rumah ini udah Papa siapkan jauh-jauh hari dan akan Papa berikan kalau kamu mau menerima syaratnya." Johan tersenyum.Atala tersenyum senang, sementara Citra diam seribu bahasa.Johan kembali mengedar pandang ke rumah yang luas itu. Dia menghela napas. "Jadi mulai sekarang kalian berdua tinggal di sini.""Maaf, Pa." Tiba-tiba Citra menyahut. "Tapi apa ini nggak terlalu berlebihan? Kita kan cuman berdua? Apa nggak ada rumah lebih kecil dari ini?"Johan malah tertawa membuat Citra berkernyit bingung. "Kalian kan nggak mungkin selamanya berdua saja, dong. Kalian nanti pasti punya anak kan? Papa mau cucu yang banyak dari kalian. Jadi rumah sebesar ini pasti cukup menampung cucu Papa yang ramai nanti." Pri
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-23
Baca selengkapnya
9. Rumah Kekinian
Sore harinya, orang kepercayaan Johan datang bersama mobil khusus yang membawakan barang-barang Citra. Semua barang-barang Citra yang ada di rumah eyang putri dibawa ke mari. Begitu juga barang Atala yang dari rumah papanya.Pak Jono, orang kepercayaan Johan juga membawa beberapa bodyguard untuk mengangkut barang-barang itu ke dalam rumah. Tak hanya itu, Pak Jono juga sudah menyeleksi para ART yang akan bekerja di sini. Totalnya ada lima orang.Singkat cerita semuanya sudah beres. Rumah mereka yang sudah lengkap dengan perabotan dan bahan makanan itu pun sudah siap huni. Semuanya diurus sama Papa Johan. Citra dan Atala tinggal menikmati."Terima kasih, ya, Pak," ucap Atala di teras saat Pak Jono hendak pamit pulang. "Maaf udah repot-repot." Lelaki belasan tahun itu cengar-cengir."Nggak pa-pa, Mas Atala. Nggak perlu merasa sungkan begitu. Ini juga sudah bagian dari tugas saya. Kalau Mas Atala dan istri ada perlu apa-apa jangan sungkan bilang saya. Ini pesan dari Pak Johan," jelas pria
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-23
Baca selengkapnya
10. Membuat Perjanjian Baru
"Apa-apaan, nih?" Citra melotot menatap lembaran kertas itu. Lalu menatap Atala tak percaya."Kenapa?" tanya Atala bingung."Kenapa isi surat perjanjiannya kayak nguntungin lo doang, ya.""Iya, memangnya kenapa? Lo keberatan?" Atala bersidekap dada. Menatap Citra angkuh karena merasa dirinyalah yang paling berhak menentukan bagaimana isi perjanjian itu."Iyalah, gue nggak setuju.""Nggak bisa gitu. Setuju nggak setuju, lo tetap harus setuju.""Enak aja nggak bisa gitu dong. Ini ngerugiin gue banget." Citra kembali menatap kertas itu."Kayak poin nomor dua, gue harus ngelayanin lo selayaknya istri melayani suami sebagaimana mestinya, tapi nggak boleh tidur bareng, cuman ngelayanin yang lain seperti memberi perhatian, mengingatkan makan, menyucikan pakaian, bersih-bersih rumah ...." Citra membaca seluruh tugasnya secara singkat. Lalu menatap Atala sengit. "Eh, lo pikir gue babu lo. Itu babu lo udah banyak, ya, terus mereka ngapain kalau ngurusin semuanya harus gue.""Bukannya emang itu y
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-23
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status