Disangka berbuat mesum, Damay digrebek di gubuk kosong dan dipaksa menikah saat itu juga dengan lelaki yang penampilannya seperti berandalan. Damay makin dihina saat lelaki bernama Saga itu hanya mampu memberi mahar seratus ribu rupiah. Perempuan murahan, membawa aib keluarga dan segala macam hinaan lain. Namun, saat perwakilan keluarga Saga datang, Damay baru tahu kalau ternyata suaminya mampu membuat keluarga dan orang-orang nyinyir itu bungkam. Baca kisah Saga dan Damay di cerita ini yuk ....
View MoreSaga merasa gelisah mendengar informasi itu. “Luar kota?” Ia berusaha menahan emosinya. “Apakah beliau dalam keadaan baik-baik saja? Ayah tidak dirawat di Rumah Sakit?" “Tidak, Mas. Tuan meninggalkan rumah dalam keadaan sehat, tidak ada masalah. Beliau sudah memberi tahu beberapa hari lalu kalau akan berangkat ke luar kota,” jawab pelayan itu, nada suaranya tetap tenang, tetapi Saga merasakan ada yang janggal.“Kenapa istri saya mengatakan Ayah sakit? Apa ada yang menghubunginya ke rumah tadi pagi?” tanya Saga, matanya berkerut, berpikir ada yang tidak beres.“Maaf, Mas Saga, saya tidak tahu tentang itu. Tidak ada informasi lebih lanjut,” jawab pelayan itu, suaranya agak gugup.Setelah beberapa detik, Saga menutup telepon dengan keras. Ia menatap jalanan yang sibuk di depannya, perasaan semakin cemas dan marah bercampur aduk.Siapa yang berani menipu istrinya? Siapa yang ingin memanfaatkan situasi ini untuk menjebak mereka?Pak
“Dan, Pak... ini yang lebih mencurigakan. Salah satu nama yang terdaftar sebagai pengelola server itu adalah ...”Kening Saga berkerut. "Siapa?""Aidan Pradipta."Deg! Nama itu membuat Saga terdiam. Pikirannya langsung melayang pada pertemuannya dengan Aidan beberapa waktu lalu. Senyuman santai Aidan, cara dia berbicara seolah tidak ada beban, untuk apa Aidan melakukan ini semua?“Apa kita punya bukti lebih kuat?” Saga akhirnya bertanya, mencoba menahan emosi yang mulai membuncah.“Belum banyak, Pak. Kami masih mencari hubungan langsung antara aktivitas server dengan sabotase di sistem kita. Tapi indikasinya jelas, ada keterlibatan pihak luar yang sangat terorganisir.”Saga meletakkan tablet itu di meja dengan keras. “Kalau begitu, tingkatkan pengawasan. Pastikan semua akses sistem diawasi 24 jam. Aku tidak mau ada kebocoran lagi.”“Baik, Pak.” Riko mengangguk dan meninggalkan ruangan, membiarkan Saga merenung dalam kehe
Damay meraih tangan Baby Rain dan melambaikan tangan. Saga melangkah menuju mobil dan menghilang dari pandangan.***Damay yang sedang asyik menjaga Rain, tiba-tiba terhenyak oleh dering telepon rumah. Ia menoleh sejenak ke arah anaknya yang tengah bermain mobil.“Sayang, Bunda angkat telepon dulu ya, Rain main sama mobil Choky ya!” kata Damay seraya beranjak dari tempat duduknya.“Hallo, Assalamu’alaikum.”“Hallo, ini Non Damay?”“Iya, ini siapa?” tanya Damay, bingung.“Ah Non, saya Bi Narti, pelayan Tuan Biru. Mas Saganya ada, Non? Kebetulan ada sesuatu yang harus saya sampaikan.”“Mas Saga baru saja berangkat ke kantor, Bi. Ada apa, Bi? Nanti saya sampaikan ke Mas Saga.”“Anu, Non. Tuan Biru barusan dibawa ke rumah sakit, tadi kejang-kejang, Non.”“Innalillahi...” jantung Damay berdegup dengan kencanh. “Rumah Sakit mana, Bi?”“Rumah Sakit Medika Utama, Non. Kami sangat khawatir, waj
Hari-hari berlalu, Saga makin sibuk dari biasanya. Suatu pagi, ketika ia mampir sejenak ke markas api, ia menanyakan kabar Pak Jerry, yang kini harus diasingkan untuk sementara waktu. Meskipun ruangannya dilengkapi CCTV untuk memantau keadaan, Saga merasa sangat rindu pada asistennya itu. Ia tidak tahu berapa lama keadaan ini akan berlangsung.“Bagaimana kabar Pak Jerry?” tanya Saga pada Pak Tom dan juga Lanang. Ia mampir sejenak ke markas api dengan perasaan gelisah. Sungguh bila diungkapkan, ia pun sangat rindu pada asistennya itu. Pak Jerry terpaksa diasingkan lebih dulu. Dan Lanang bertugas menjenguknya sehari sekali.“Pak Jerry terlihat tertekan di sana, tapi Pak Jerry titip salam buat Mas Bos, dia akan baik-baik ssja kalau Mas Bos dan keluarga baik-baik saja.”Saga menarik napas panjang seraya meraup wajahnya dengan kasar. “Untuk sekian kali aku mengalami kasus seperti ini lagi, tapi kali ini lebih berat dan rumit. Rasanya, aku ta
“Terima kasih juga sudah mengundang kami, lain kali kamu harus mampir ke rumah lagi. Tapi beri tahu dulu, jangan mendadak seperti tadi pagi,” lanjutnya sambil terkekeh.Aidan tertawa kecil. “Siap, Bro. Janji nggak akan mengagetkan lagi."Damay hanya tersenyum tipis, mengangguk tanpa berkata apa-apa. Ketika mereka sudah di dalam mobil, Saga melirik ke arah Damay. “Kamu baik-baik saja?”Damay mengangguk cepat. “Iya, Mas, aku baik-baik saja.""Aidan tanya apa saja?""Tanya tentang kita, Mas.""Terus?""Ya aku jawab aja, saya hanya yakin kalau Mas Saga adalah jodoh yang Allah kirimkan untuk saya."Saga tersenyum mendengar ucapan Damay. Ia langsung m3ngecup puncak kepalanya. "Makasih, Sayang. Love you.""Love you too, Mas Saga."Mobil melaju pelan di jalan tol, Damay memandangi Saga yang sedang fokus mengemudi. Cahaya lampu jalan memantul lembut di wajah suaminya. Wajah yang selama ini ter
"Entahlah., tapi sepertinya ada yang lebih menarik perhatianku sekarang.""Maksudnya?"Aidan mengusap tengkuknya, senyum yang lebih menyerupai smirk. “Bukan begitu, Bro. Aku dan Diana itu cuma kebetulan bertemu lagi. Dia ada urusan di Korea, dan ya... kami sempat nostalgia sebentar. Tidak ada yang serius.”Saga mengangkat alis, jelas tidak sepenuhnya percaya. Tapi sebelum ia sempat bertanya lebih jauh, ponselnya berdering. Ia melirik layar ponselnya. Nama Riko, berkedip di sana. Dengan raut sedikit serius, Saga bangkit dari kursi. “Sebentar, ini penting,” ujarnya sambil melangkah menjauh.Suasana hening sejenak di meja. Damay fokus menyendokkan bubur kecil untuk Baby Rain, berusaha menghindari tatapan Aidan yang terasa terlalu intens.“Damay, boleh tanya sesuatu?” suara Aidan akhirnya memecah keheningan. Damay mengangkat wajahnya, sedikit terkejut. “Iya, Mas. Kenapa?”Aidan menyandarkan tubuhnya ke kursi, tangan kirinya menggoyangkan gelas minumannya. “Aku penasaran. Bagaimana kamu b
Sementara itu ...Di kantor, ponsel Saga kembali bergetar. Ia mengambilnya dan membaca pesan itu. Alisnya sedikit berkerut.Dia mengetik balasan dengan hati-hati.[Aidan, aku masih banyak pekerjaan. Nanti aku kabari lagi, ya.]Pesan terkirim. Tapi tak sampai lima menit, balasan dari Aidan masuk lagi.[Bro, nggak ada alasan untuk nggak luangin waktu buat sahabat lama. Lagian, aku sudah pesan meja di restoran favoritku. Aku janji, cuma makan santai kok. Kamu bisa bawa istri dan anak kamu. Aku penasaran lihat keluarga bahagiamu.]Saga menghela napas panjang. Ada sesuatu tentang Aidan yang selalu sulit ia tolak. Ia menutup matanya sejenak, lalu mengetik balasan.[Baiklah, aku akan datang. Tapi jangan buat kejutan aneh-aneh.]Balasan dari Aidan langsung muncul hanya beberapa detik kemudian.[Hahaha, tenang aja, Bro. Aku cuma mau ngobrol dan nostalgia. Nggak sabar ketemu kalian semua!][Kirim lokasi
"Maaf cari siapa ya?"Pria itu tersenyum lebar, senyuman yang tampaknya ingin mencairkan suasana. “Damay, kan?""Anda mengenal saya?"Pria itu tertawa. "Tentu saja. Bukankah kita pernah bertemu di Rumah Sakit Korea beberapa hari yang lalu? Nona yang mengembalikan dompet saya."Deg! Damay mulai mengingat insiden di RS kala itu. 'Jadi dia pria yang dompetnya jatuh? Kenapa penampilannya berbeda sekali?'Bukan hanya penampilan fisik tapi juga perangainya. Pria yang ada di hadapannya kini terlihat lebih ramah dan bersahabat, tak seperti waktu itu yang terlihat dingin dan kaku.'Lalu untuk apa dia datang ke sini dan kenapa bisa mengenalku?'"Hahaha, sepertinya nona kebingungan. Tentu saja saya tahu tentang Nona, karena Nona adalah istri sahabat saya. Kenalkan, saya Aidan," ucap lelaki itu seraya menyodorkan tangannya.Damay mengangguk, tapi tak membalas uluran tangannya. Ia hanya menangkupkan tangannya di depan dada. "Oh, maaf Mas Aidan. Tapi Mas Saga sudah berangkat ke kantor. Mungkin nan
Saga mengangguk. "Hmmm .... Jadi yang semalam telepon itu nomornya dia.""Oalah, terus?"Saga melirik arloji yang melingkar di tangannya. "Katanya dia mau datang ke sini. Mungkin sore nanti. Dia ingin bertemu, tapi aku tidak tahu apakah itu ide yang bagus?"Damay terdiam sejenak melihat suaminya yang tengah bingung. "Ya udah yuk, kita sarapan dulu! Makanannya udah siap lho, Mas pasti suka!" ajak Damay mengalihkan perhatiannya.Sagara mengangguk. Mereka menikmati makan bersama sebelum akhirnya Pak Tom memberi tahu agar Saga segera datang ke kantor karena ada meeting darurat."Ya, aku segera datang!" ujar Sagara di ujung telepon. Ia meletakkan ponselnya ke dalam saku lalu berpamitan dengan sang istri."Sayang, aku berangkat dulu ya!""Hmmm, iya mas, semoga pekerjaanmu lancar," ucap Damay sambil tersenyum manis.Saga langsung mengecup kening istrinya dengan lembut."Terima kasih, Sayang. Jaga dir
Part 1"Dicambuk 100 kali saja biar jera atau diarak saja keliling kampung, telanjangi mereka!" teriak salah satu warga memprovokasi. "Benar, lucuti mereka sekarang aja! Lalu arak keliling desa! Biar tau rasaa! Biar gak ada lagi yang nekat berbuat mesum dan zina seperti ini! Sungguh menjijikan!" sambut teriakan riuh para warga yang lain."Hukum mereka!! Arak mereka keliling desa!!"Mereka semua saling sahut menyahut karena sudah terprovokasi. Aku hanya bisa tertunduk lesu sambil menangis sesenggukkan. Bagaimana mungkin, aku yang terjatuh terperosok ke sungai kecil, lalu ditolong lelaki itu justru dituduh berbuat mesum alias berzina? Namun penjelasan kami tak diterima oleh mereka. Bahkan berakhir dengan main hakim sendiri. Lelaki yang membantuku itu dihajar hingga wajahnya babak belur, bahkan motornya pun dirusak warga. Di bawah kaki-kaki hujan yang menitik, menjadi saksi tangisanku saat ini. Baju yang basah kuyup pun tak dihiraukan oleh mereka. Seolah mereka benar-benar tak punya ...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments