Bagaimana jadinya jika tiba-tiba adikmu meminta kamu untuk memberikan kekasihmu padanya? Dan ternyata mereka sudah memiliki hubungan di belakangmu dan memutuskan untuk menikah. Hancur? Pasti. Itulah yang dirasakan oleh Mika di mana adiknya meminta hal itu padanya. Lebih gila lagi, pria bernama Noval yang dia ketahui adalah kekasih sang adik tiba-tiba saja datang untuk melamar dirinya. Yang benar saja. Apakah dunia sedang mempermainkannya dengan hal ini? Lalu, apakah Mika harus menerima lamaran Noval sebagai bentuk balas dendamnya pada sang adik?
Lihat lebih banyak"Ada apa tuh? Ada apa?" tanya para tetangga yang berkumpul di depan rumah Mika dan melihat keributan antara kakak beradik itu."Mana aku tahu? Lah ini baru mau lihat." Yang lain menjawab. Mereka pun mulai fokusuntuk melihat dan mencari tahu apa yang sebenatnya terjadi.Mika yang memang sedang berada di rumah beristirahat tak pergi ke toko karena kejadian beberapa hari lalu terkejut dengan kedatangan sang adik yang tiba-tiba saja marah-marah dan juga meneriakinya dengan alasan dia yang sudah menggoda Ridwan.Tentu saja Mika merasa bingung. "Apa maksud kamu?" tanya Mika dengan kerutan di kening dia menatap wajah sang adik yang menunjukkan kemarahan."Nggak usah pura-pura nggak tahu!" teriak Olip sekali lagi. Bola matanya melotot dan dia mengangkat dagu."Kak Mika ngapain gidain suami aku?" tanyanya dengan menunjuk ke arah wajah Mika."Jangan semabrangan kalau ngomong kamu." Mika yang sejak tadi hanya memerhatikan kemarahan adiknya kini mulai tersulut emosi. Apalagi dengan tuduhan tidak
Mendengar cerita suaminya, tentu saja Olip menjadi marah. Perempuan itu meradang dan langsing bergegas pergi untuk menemui kakaknya. "Kurang ajar. Berani-beraninya Kak Mika ini." Dia bersungut-sungut.Ridwan yang terkejut dengan reaksi Olip pun ternyata langsung mengejar langkah sang istri. Dia menahan lengan Olip ketika berhasil mengejar langkah istrinya. "Kamu mau ke mana?" tanya Ridwan."Mau ke rumahnya Kak Mika." Olip pun menunjuk ke arah rumah Mika.Sudah Ridwan duga. "Ngapain?" tanyanya kemudian dengan ekspresi terkejut."Ya mau ngelabrak mereka lah," jawab Olip penuh dengan ambisi."Nggak suami nggak istri sama aja," sambung Olip.Bola matanya melotot, warna kulit wajahnya terlihat memerah pertanda kalau perempuan itu tengah menahan amarah. "Enak aja dia godain kamu. Nggak tahu malu. Udah punya suami juga. Masih aja godain suami orang. Mana suaminya gebukin kamu lagi. Harusnya tuh yang Noval gebukin istrinya yang ganjen itu."Noval ikut melotot. "Nggak usah." Dia menahan tangan
Ternyata, apa yang katakan Pak Purnomo membuat Olip berpikir. Perempuan itu merasa apa yang dikatakan bapaknya benar. Tidak mungkin Noval datang dan memukul Ridwan tanpa alasan. "Pasti ada sesuatu di balik semua ini," ujarnya kemudian."Udah dua hari ini suamiku nggak bisa nyari kerja gara-gara dihajar Noval tanpa jelas. Bikin kesel aja." Dia menggerutu."Sebaiknya aku tanyakan saja pada Kak Ridwan apa yang sebenarnya terjadi. Biar aku tahu alasan kenapa Noval main pukul Kak Ridwan. Biar aku ada penjelasan yang jelas ketika aku melaporkan Noval nanti." Dia menjentikkan jari dan tersenyum.Perempuan itu meletakkan gelas yang sebelumnya berisi susu nutrisi ibu hamil lalu pergi menuju kamarnya di mna Ridwan sedang beristirahat di sana."Loh, Lip? Mana minuman untuk aku?" tanya Ridwan yang melihat istrinya kembali tanpa membawa apapun padahal tadi dia meminta Olip untuk mengambilkan minuman.Olip tidak menjawab. Perempuan itu malah menaiki ranjang lalu duduk di hadapi Ridwan. Dia memberik
"Sekarang katakan. Apa yang sudah kamu lakukan sehingga Noval memukuli kamu?" tanya Pak Purnomo yang sudah mengantuk Ridwan ke ruang tamu rumah mereka.Sedangkan Ridwan yang ditanya seperti itu malah menghindari tatapan bapak mertuanya. Dia berdesis cukup keras sembari memegangi bagian-bagian tubuhnya yang dipukuli Noval seolah memberitahukan betapa sakitnya pukulan itu.Cara yang dilakukan oleh Ridwan berhasil menarik simpati Olip. Perempuan itu pun menatap bapaknya dan menepuk lengan bapaknya pelan. "Bapak ini. Kaka Ridwan lagi kesakitan ini. Kok malah ditanya-tanya sih?" "Ya bapak, kan hanya tanya. Apa susahnya dia tinggal jawab. Orang tinggal buka mulut aja. Nggak harus jalan kaki sepanjang lima kilo mereka." Pak Purnomo berujar."Ya, kan tapi suami aku ini sedang kesakitan. Lihat itu ujung bibirnya lebam. Pasti sakit kalau dibuat bicara," ujar Olip dengan menunjuk ke arah ujung bibir Ridwan yang terlihat merah."Harusnya Bapak itu tanya tuh menantu Bapak yang satunya. Kenapa dia
Perkelahian antara Noval dan Ridwan yang terjadi di luar rumah tentu saja itu menjadi bahan tontonan gratis para warga. Mereka berkumpul melihat apa yang terjadi serta bertanya-tanya apa yang membuat ini terjadi.Dua pria itu saling pukul. Ya, Ridwan membalas karena tidak ingin kalah. Sayangnya, dari postur tubuh saja sudah jelas dia akan kalah. Apalagi kali ini Noval bertindak dengan amarahnya."Pak. Bu. Tolongin suamiku," ujar Olip yang sudah menangis melihat suaminya dipukuli secara membabi buta oleh Noval.Perempuan itu terlihat panik meskipun akhir-akhir ini dia merasa kesal pada suaminya. "Bu. Gimana ini?" tanya Olip dengan menarik tangan ibunya lalu dia menggoyangkan beberapa kali dengan perasaan cemas."Ibu juga nggak tahu." Bu Tuti menggeleng pelan.Dia menatap ke arah suaminya. "Pak. Pisahin dong mereka." Dia menunjuk ke arah Noval dan Ridwan. "Kasihan itu Ridwan. Jangan dibiarin saja." Dia melanjutkan.Kali ini Bu Tuti menatap Noval dan Ridwan yang masih berkelahi. "Noval.
"Keluar! Atau aku tendang pintu ini!" Suara Noval terdengar jelas kalau pria itu tengah marah besar. Ridwan yang bwrada di dalam kamar Olip kini sedang ketakutan."Kamu ini kenapa sih? Keluar sana. Noval udah teriak-teriak itu. Berisik tahu," ujar Olip yang merasa kesal dengan suaminya. Bukannya segera keluar ketika ada yang mencari malah tidur di sampingnya. Mana pakai acara menyimpan wajah di punggung Olip.Olip risih merasakannya."Keluar sana," ujar Olip sekali lagi.Ridwan yang merasa ketakutan menggeleng cepat. "Enggak ah.""Kok enggal. Itu Noval udah manggil kamu dari tadi." Olip mengibaskan tangan suaminya yang memegang pundaknya."Nggak mau. Orang aku mau tidur kok dia malah nyariin." Ridwan tetap menolak. Jelas dia tahu apa hal yang membuat Noval mencari dirinya. Itu kenapa dia tidak mau bertemu dengan pria itu.Olip yang muat sikap suaminya pun mulai merasa curiga. Tatapannya memicing. "Aku curiga deh sama kamu." Olip mengerutkan kening.Ridwan pun menatap sang istri. Dia
Mika menangis dalam pelukan sang suami. Setelah kejadian di toko dan sang sopir menolongnya, Mika langsung diantar pulang oleh sang sopir. Tak lupa juga orang kepercayaan Nyonya Saseka itu menghubungi Noval untuk memberitahukan kejadian ini.Kini, dalam pelukan Noval Mika menenggelamkan wajahnya pada wajah bidang sang suami. "Aku benci dia. Aku sangat membencinya," ujar Mika di sela tangisnya.Noval menepuk pelan punggung sang istri. "Sudah. Jangan sampai kamu sakit karena hal ini," ujarnya mencoba menenangkan sang istri. Terlihat jelas kalau Mika merasa syok akan kejadian tadi.Noval sudah mendengar penjelasan dati sopir sang istri. Dia merasa beruntung karena pria itu datang di waktu yang tepat. Entah apa yang terjadi pada istrinya jika sopir itu tidak ada.Percayalah. Noval kini merasa gagal dengan keadaan Mika. Hanya ada kemarahan dalam diri pria itu mengetahui sang istri yang hampir dilecehkan oleh orang lain. Orang yang sangat dibenci oleh Noval.Meski wajah pria itu tak menunju
da"Apa maksud kamu?" Mika bertanya marah.Meski prempuan itu merasa terkejut dengan apa yang dikatakan Ridwan dan di dalam dirinya bertanya-tanya dari mana pria itu mengetahui semua hal itu, Mika mencoba untuk menguatkan diri agar Ridwan tidak semakin yakin dengan apa yang baru saja dikatakannya itu.Ridwan malah tertawa. "Sudah. Kamu tidak usah mengelak lagi. Aku tahu semua itu." Dia mengibaskan tangan ke udara."Sekarang, kita ganya berdua saja. Kamu tidak perlu berbohong lagi. Katakan saja dengan jujur, Mika. Kalau kamu, sebenarnya masih mencintai aku sampai saat ini, kan?" Dia terkekeh dengan tatapan menyelidik. Alisnya naik turun bergantian."Sudah berapa kali aku datang padamu untuk meyakinkan kamu agar kamu tidak perlu berpura-pura lagi. Jangan takut sama orang-orang yang akan menentang hubungan kita. Aku akan berjuang untuk masa depan kita."Cih. Ingin muntah rasanya Mika mendengar kata-kata dari Ridwan. Bola mata Mika melotot dengan lebar. "Jangan halu kamu, Wan. Mana ada aku
""Kamu hati-hati yaa bawanya. Ini cukup banyak loh," ujar Mika padaa Sinta yaang kali ini temannya itu akan mengiimkan beberapaa baraang pesanan pelanggan mereka yang tersebar di beberap toko pada desa."Iya" Sintaa mengangguk. "Sepertinya kita memnaag harus membeli moil pickup deh, Mik iar kalau ada kek gini kita nggak keerepotan," lanjut Sinta."Biar kita nggak bolak-balik gitu." Dia melanjukan.Mika meganguk. "Sepertinyaa meemang iya Nanti deh aku akan memicarakaannya sama Noval. Bia dia cariin obilnya sekalian." Dia menjelaskan."Nah. bagus. Ya sudah kalaau gitu aku berangkta." Sinta mulai menyalakan motorrnya dann muaai melaju mneingggalkan toko milikya.Tinggallah Mika yang seorang diri di tokonya. Peerempuan itu seperti biasa jika menjelang waktunya pulang. Dia akan memeriks barang apa saja yang tinggal sedikit biar dia akan meminta untuk pengiriman dari pabrik.Tanpa dia ketahui, sseseorang menatap penuuh senyuman ke arah toko Mika. Ridwwan. Seetelah pengintaian beberapa hari
"Berikan Kak Ridwan padaku, Kak." Mika yang mendengar ucapan adiknya yang santai itu melotot seketika. Ditatapnya Olip, sang adik, yang tampak sibuk dengan kuku-kuku jarinya. Mengagumi mereka yang baru saja mendapatkan perawatan."Kamu ngomong apa tadi?'' Mika memastikan apa yang baru saja dia dengar."Aku yakin Kak Mika mendengar dengan jelas,” balas Olip tenang. “Aku ingin Kak Mika memberikan Kak Ridwan untuk aku." "Gila kamu?" tanya Mika kemudian. Masih tidak percaya dengan yang ia dengar. "Yang kamu minta barusan itu orang loh, Lip. Pacar kakak. Bukan makanan.”Olip hanya mengedikkan bahunya tak acuh. "Aku hanya merasa kalau Kak Ridwan itu lebih pantas untuk aku ketimbang Kakak,” ucap Olip kemudian. “Makanya aku minta Kakak putus saja sama dia dan berikan dia padaku."Mika menunjukkan ekspresi tidak paham. Satu alisnya menukik naik."Dari mana kamu bisa mengatakan hal itu?" tanya gadis itu.Bagian mananya yang tidak pantas antara dirinya dan sang pacar? Olip mengembuskan napas...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen