Share

10. Membuat Perjanjian Baru

Author: Aprillia D
last update Last Updated: 2024-09-23 15:00:00
"Apa-apaan, nih?" Citra melotot menatap lembaran kertas itu. Lalu menatap Atala tak percaya.

"Kenapa?" tanya Atala bingung.

"Kenapa isi surat perjanjiannya kayak nguntungin lo doang, ya."

"Iya, memangnya kenapa? Lo keberatan?" Atala bersidekap dada. Menatap Citra angkuh karena merasa dirinyalah yang paling berhak menentukan bagaimana isi perjanjian itu.

"Iyalah, gue nggak setuju."

"Nggak bisa gitu. Setuju nggak setuju, lo tetap harus setuju."

"Enak aja nggak bisa gitu dong. Ini ngerugiin gue banget." Citra kembali menatap kertas itu.

"Kayak poin nomor dua, gue harus ngelayanin lo selayaknya istri melayani suami sebagaimana mestinya, tapi nggak boleh tidur bareng, cuman ngelayanin yang lain seperti memberi perhatian, mengingatkan makan, menyucikan pakaian, bersih-bersih rumah ...." Citra membaca seluruh tugasnya secara singkat. Lalu menatap Atala sengit. "Eh, lo pikir gue babu lo. Itu babu lo udah banyak, ya, terus mereka ngapain kalau ngurusin semuanya harus gue."

"Bukannya emang itu y
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    11. Cewek Matre?

    "Sayang, temenin aku keluar, yuk."Atala berbicara di telepon dengan pacarnya, Rani. Sejak tadi dia merusing dan merasa bosan menetap di kamar. Dia memang terbiasa keluyuran dan pulang malam waktu masih tinggal bersama papanya. Rumah semewah itu ternyata tak cukup membuatnya betah."Keluar ke mana, Sayang?" sahut suara di seberang."Ke mana aja. Asal sama kamu. Ke Sunset Cafe juga boleh. Suntuk banget aku di rumah." Atala duduk di pinggir kasur melempar pandang ke taman samping yang terlihat dari jendela kamarnya."Istri kamu mana?"Atala tak menyangka dengan pertanyaan itu. "Ngapain nanyain dia, sih?""Ya enggak pa-pa. Kamu sekamar sama dia?""Enggak, dong, Sayang. Nggak sudi banget aku tidur sama dia. Kami tidur pisah kamar, dong.""Terus sekarang dia di mana?""Ya, mana aku tahu. Aku juga nggak peduli dia di mana dan ngapain ya terserah dia lah. Jadi kamu mau nggak jalan sama aku, nih?""Boleh, tapi habis itu singgah ke Mall, yah. Beliin tas yang kemarin itu ...." Suara Rani terdeng

    Last Updated : 2024-09-23
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    12. Terbangun di Pagi Hari

    Atala dan teman-temannya berbincang banyak hal, lebih ke hubungannya dan Rani saat ini. sesekali membahas Romi yang selalu curhat tentang nasibnya yang miskin, tapi dia bersyukur karena dikelilingi oleh teman-teman yang tajir dan tidak sombong."Gue bangga punya kalian." Romi tersenyum menepuk-nepuk bahu temannya satu per satu termasuk Atala."Atala, mah, temenan nggak pilih-pilih. Siapa-siapa aja diembat, ya, nggak?" ucap Tristan."Emang nggak pilih-pilih. Bapak-bapak aja dijadiin temen." Kali ini Rani menyahut, mencoba menyambung percakapan. Gadis itu teringat Galang yang dia temui di club malam itu."Nah, kan. Pak bapak aja bisa temenan ama dia.""Tapi sebenarnya gue khawatir sama lo, Bro," ucap Romi kemudian. "Kalau semuanya lo temenin, takutnya nanti salah pergaulan, terjerumus pada suatu yang negatif. Hati-hati, Bro. Pergaulan itu berpengaruh besar dalam hidup kita. Pernah dengar kan peribahasa yang bilang kalau 'jika kita berteman dengan tukang minyak wangi, maka kita akan terci

    Last Updated : 2024-09-24
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    13. Perdebatan di Pagi Hari

    Atala mengernyit kala melihat perempuan berambut pendek tengah berkacak pinggang duduk di atas kasur sambil marah-marah.Siapa lagi kalau bukan Citra?"Apaan, sih? Pagi-pagi udah teriak aja? Dorong-dorong gue lagi!" kesalnya setelah sadar apa yang terjadi.Citra melotot mendengarnya. "Apaan-apaan? Lo tidur di kamar gue! Apa aja yang udah lo lakuin, hah?!"Atala terkejut mendengarnya. Dia memindai seluruh penjuru kamar itu. Iya, kamar itu memang kamar Citra, tapi bagaimana dia bisa masuk ke sini? Dia menatap Citra bingung. "Gu-gue kok bi-bisa ada di sini?""Harusnya gue yang tanya. Kenapa lo bisa masuk ke kamar gue? Lo pasti sengaja kan?! Dasar mesum!" Atala terdiam, mengingat apa yang terjadi tadi malam terakhir kali. Yang dia ingat dia masuk ke kamarnya setelah pulang dari jalan-jalan. Waktu itu memang lampunya mati, dia pikir itu kamarnya. Karena Atala memang mematikan lampu terakhir kali sebelum pergi. Dan dia tidak menghidupkan lampu saat tidur. Tapi ternyata dia masuk ke kamar

    Last Updated : 2024-09-24
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    14. Pacar yang Pengertian

    "Kamu kenapa sih mukanya kok keliatan betek gitu?" tegur Dimas, pacar Citra, saat mereka sudah berduaan dalam mobil. "Padahal tadi di telepon suaranya ceria, beda banget sama sekarang. Pasti ada yang bikin kamu badmood, kamu sedih karena Eyang Kakung meninggal?"Mendengar Eyang Kakung disebut, Citra teringat lagi akan sosok eyangnya. Ingat juga dengan Kak Shinta yang membuatnya muak. Jika menuruti perasaan, memang dia masih sedih, juga kesal. Tapi Citra berusaha untuk tidak terlalu merasakan kesedihan itu."Iya, Sayang, itu pasti. Tapi ...." Citra terdiam teringat hal lain yang juga membuatnya tak kalah kesal. Yaitu tingkah laku Atala selama serumah dengannya. "Tapi apa? Coba cerita ke aku. Oh iya, aku turut berduka cita, ya, atas meninggalnya Eyang kamu. Maaf kemarin aku nggak ada waktu pemakamannya Eyang. Aku benar-benar sibuk waktu itu--""Iya, Sayang. Nggak pa-pa, kok." Citra tersenyum mengerti saat menatap Dimas sekilas. Lalu wajahnya kembali murung saat menatap jalanan depan. "D

    Last Updated : 2024-09-24
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    15. Pacar yang Pengertian (2)

    "Emangnya dia pernah ada salah apa sama kamu?"Dimas, Citra, Atala dan Tasya dulunya teman sekolah. Atala, Citra dan Tasya waktu kelas satu pernah sekelas. Naik kelas dua mereka pisah. Citra, Dimas dan Tasya jadi satu kelas dan jurusan IPA, sedangkan Atala jurusan IPS. Sedikit banyak Dimas tahu tentang Atala walaupun tak begitu akrab. Dia hanya mendengar rumor tentang cowok itu dari murid lain.Citra menatap sang kekasih tak habis pikir. "Kamu nggak liat sikapnya selama ini nyebelin banget, Sayang, ya ampun. Sombongnya kebangetan seolah dia anak orang paling kaya di dunia. Apalagi sekarang aku justru malah nikah sama dia, serumah sama dia. Aku nggak tahu deh apa aku bisa tahan serumah sama dia selama setahun ke depan. Ini benar-benar mimpi buruk buat aku.""Saran aku, mulai dari sekarang kamu harus banyakin sabar. Kalau aku dengar dari cerita kamu sih, masalah yang kamu hadapin ini belum seberapa sebenarnya. Ke depannya nanti pasti bakal berat banget buat kamu. Makanya kamu harus siap

    Last Updated : 2024-09-24
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    16. Sandiwara yang Kesekian

    "Kenapa?" tanya Dimas. "Si Talas barusan ngirim pesan, nyuruh aku pulang ke rumah. Soalnya papa mertua aku mau datang. Dan nggak cuma papa mertua. Eyang putri dan kedua kakakku katanya juga ada. Mereka barengan." Citra menoleh pada Dimas dengan pandangan melotot. "Gawat ini, Sayang. Aku harus pulang sekarang." Citra terlihat panik.Dimas terdiam sesaat, kemudian baru mengangguk. "Oke, deh. Kita putar haluan, ya."Citra memperhatikan wajah sang kekasih lamat-lamat. "Tapi nggak pa-pa, kan, Sayang? Kamu nggak masalah, kan?" Dia bertanya dengan hati-hati.Dimas menggeleng tanpa ragu. "Enggak, kok. Aku paham posisi kamu sekarang. Yang penting aku yakin kamu sayang sama aku."Citra tersenyum. "Aku sayang kamu itu pasti. Makasih, ya, Sayang. Kamu emang yang paling ngerti aku. Aku janji lain kali kita bakal cari waktu buat quality time. Oke? Atau ... atau ... nanti sore atau malam kalau keluarga aku udah balik atau masalahnya udah kelar, kita jalan lagi, Oke?""Iya, Sayang. Kamu santai aja."

    Last Updated : 2024-09-25
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    17. Bertengkar Lagi

    "Kalian berantem?" tanya Johan dengan nada curiga."Eng ... Berantem bercanda gitu, loh, Pa, maksudnya. Berantem sayang, bukan yang gimana-gimana." Lagi Atala menjelaskan sambil menatap istrinya. "Iya kan, Sayang?"Citra meringis, memaksakan senyum. "Iya, Pa ....""Bener?" Kali ini Kak Shinta bertanya memastikan seakan tak percaya. Tatapannya menyelidik penuh kecurigaan. Membuat Citra tak suka."Kalian lucu." Berbeda dengan Kak Shinta, Kak Nadia malah terlihat santai dan menganggap hubungan adiknya dan adik iparnya itu lucu, tidak terlihat curiga tentang apa pun.Atala dan Citra hanya meringis, lagi dan lagi.Selanjutnya mereka melanjutkan obrolan di ruang tamu itu. Lebih ke Atala dan Citra yang menceritakan keseharian mereka. Tentu Atala tak menceritakan keadaan yang sebenarnya. Untuk pertama kalinya rumah megah yang biasanya sepi itu terasa ramai. Citra dan Atala minta maaf karena tak menyediakan mereka makanan enak. Hanya meminta bibi menyiapkan minuman teh hangat dan camilan seder

    Last Updated : 2024-09-25
  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    18. Mimpi Buruk

    "Pantasan saja tadi pagi saya dengar suara Non Citra teriak-teriak di kamar. Rupanya mereka lagi berantem."Setelah menyelesaikan perdebatannya dengan Citra dan berakhir dengan kemenangan cewek itu, Atala langsung mendatangi para ART-nya di dapur.Tapi ternyata mereka sibuk bercengkrama di taman belakang. Karena tidak ada pekerjaan yang harus mereka kerjakan lagi. Dan Atala sempat mendengar para ART itu bergosip ria."Iya, mereka emang ndak akur. Ndak saling cinta, tapi kenapa ya mereka mau-maunya dinikahkan?""Banyak rahasia orang yang kita nggak tahu. Kalau kata saya sih kita nggak usah ikut campur. Mending kita fokus aja sama kerjaan kita jadi ART di sini. Selama mereka baik sama kita, nggak ada masalah.""Kita kan cuman cerita, bukan mau mencampuri!" ART lain seakan tak terima dengan tuduhan mencampuri itu.Atala berdeham membuat para ART itu terdiam, lalu menoleh menatap Atala dengan pandangan tak nyaman."Eh, Tuan Atala," sapa salah satu ART di sana. Wanita paruh baya yang bertub

    Last Updated : 2024-09-25

Latest chapter

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    174. Setelah Enam Tahun

    Enam tahun kemudian.Tok! Tok! Tok!Pintu ruang CEO itu terdengar diketuk, sebelum akhirnya sang CEO yang duduk di atas singgasananya menyahut."Ya, masuk!"Pintu di buka, memunculkan seorang wanita cantik mengenakan pakaian kantor. Terlihat begitu elegan. Sepatu hak tingginya terdengar menggema mengetuk lantai ketika dia berjalan mendekat sembari meninting paper bag. Sang CEO tersenyum senang melihat kehadiran wanita itu. "Makan siangnya sudah datang, Pak," beritahu sang sekretaris itu, lalu meletakkan paper bagnya ke atas meja."Terima kasih," sahut sang CEO. Ya, baru saja dia meminta sang sekretaris pribadinya itu memesankan makanan online untuknya. "Eh, kamu mau ke mana?" tanyanya ketika sang sekretaris terlihat beranjak pergi.Wanita berambut pendek itu menatapnya. "Keluar, Pak.""Duduk di sini, temanin saya makan, seperti biasa, dong." Sang CEO tersenyum penuh arti saat menutup laptopnya. "Maaf, saya belum lapar, Pak. Lagian masih banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan,

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    173. Jauhin Citra

    Citra tersenyum saat dia tak sengaja masuk ke stan baju bayi dan balita, dan melihat beberapa baju bayi yang bergantungan itu. Baju-baju bayi itu membuatnya teringat dengan bayinya yang sempat singgah di perutnya. Dia bahkan belum sempat membelikan bayi itu baju, tapi bayi itu sudah pergi. "Hei, kamu di sini ternyata." Teguran itu menyadarkan lamunan Citra. Wanita itu sontak menoleh ke sampingnya. Atala menegurnya sambil menatapnya heran. Lalu Atala ikut memandang ke arah pandang Citra. "Udah jangan sedih-sedih lagi, jangan ingat-ingat lagi," ucapnya menghibur sambil mengusap kepala istrinya.Citra tersenyum. "Iya.""Udah selesai pilih bajunya?"Citra menggeleng. "Ya udah, ayok pilih lagi."Atala benar-benar mengajak Citra jalan ke Mall demi menghibur istrinya itu. Walau sepertinya hal itu tak banyak membantu. Karena Atala masih sering mendapati Citra murung memikirkan sesuatu.Citra kembali mendorong trolinya, kembali memasuki stan pakaian dewasa, bersama Atala juga. Saat Citr

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    172. Melupakan Kesedihan

    "Aku ... aku punya kabar duka, Eyang," ucap Citra pada eyang ditelepon setelah eyang bertanya ada apa."Kabar duka apa, Nduk?" Suara Eyang terdengar cemas. "Aku ... keguguran, Eyang." Air mata Citra sontak menetes bersamaan dengan dia mengucapkan kalimat itu. Masih sedih saja hatinya mengingat ketiadaan bayinya padahal kemarin bayinya masih ada dalam kandungannya. Dadanya juga terasa sesak. "Bayiku udah nggak ada.""Ya Allah Gusti ...." Suara Eyang terdengar sedih. Dan sepertinya eyang putri menangis di seberang sana. "Ini semua ...." Citra berhenti ketika hendak mengucapkan kata-kata 'ini semua salahku, aku nggak becus jaga kandungan, aku nggak bisa jadi ibu yang baik'.Dia berhenti mengucapkannya karena ingat pesan Atala yang mengatakan seharusnya dia tak boleh menyalahi diri. "Apa, Nduk?""Enggak, Eyang. Mungkin ini semua udah takdir Allah, ya, Eyang. Eyang jangan sedih, ya. Nanti aku pasti bisa hamil lagi, kok." Citra tersenyum. Sejatinya dia tengah menghibur dirinya sendiri."

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    171. Kesedihan Citra

    Dua hari berlalu. Citra masih memikirkan kandungannya yang keguguran. Meski Atala berkali-kali mengatakan sebaiknya dia tak perlu menyalahkan dirinya. Tetap saja, Citra merasa bersalah karena kenyataannya memang begitu. Karena dia sadar jauh dalam lubuk hatinya paling dalam, dia belum siap menjadi ibu, dan Atala tak tahu itu. Tak ada yang tahu isi hatinya selain dirinya dan Tuhan. Seketika kenangan dan kejadian lalu itu pun teringat lagi. Dia ingat bagaimana selama ini dia tak begitu menginginkan bayi itu. Percakapannya dengan Bi Rahma waktu pertama kali dia tahu dia hamil pun terngiang. "Aku nggak mau hamil, Bi ...." "Kenapa Non jadi sedih? Harusnya Non bahagia kan? Kan Non sudah menikah dengan Tuan Atala. Memang sudah seharusnya Non hamil." "Tapi, Bi .... Aku belum siap. Aku belum siap mengurus anak, aku takut ...." "Non jangan pesimis begitu .... Ingat, ya, apa pun yang Allah kehendaki itulah yang terbaik. Non ingat kan dulu Non sendiri juga ndak mau menikah dengan Tuan Atala.

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    170. Rasa Bersalah Citra

    Sejak dalam perjalanan hingga sampai ke rumah, Citra hanya berdiam diri. Bahkan dia tak menyahut ketika Bi Rahma menegurnya. Bi Rahma mengalihkan pandang pada Atala yang hanya dibalas gelengan kepala. Atala membiarkan Citra masuk ke kamar. Lantas dia bicara pada Bi Rahma."Ada apa, Tuan? Kenapa Non Citra begitu sedih? Kandungannya baik-baik saja, kan?" Meski sudah tahu apa yang mungkin terjadi, Bi Rahma masih berharap yang baik-baik.Atala terdiam lama sebelum akhirnya menjawab. "Citra keguguran, Bi." Dia berterus-terang. Wajahnya tertunduk lesu. Membayangkan bagaimana dia mengatakan berita buruk ini pada keluarga yang lain, terutama papa. "Ke-keguguran, Tuan?" Bi Rahma tampak tak percaya. Atala diam saja. Dan itu cukup menjelaskan."Ya Allah ...." Bi Rahma sampai menutup mulutnya. "Kasihan Non Citra." Art itu bisa langsung membayangkan bagaimana perasaan Citra saat ini. "Non Citra sekarang pasti sedih sekali. Pantas saja tadi banyak diam.""Iya, Bi. Bi aku ke kamar dulu, ya, temeni

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    169. Musibah

    Mendengar itu, Atala spontan menoleh. Wajah lelaki itu langsung berubah melihat istrinya kesakitan sambil memegangi perut."Citra!" Dia pun berlari mendatangi istrinya itu. "Perut kamu kenapa?" tanyanya saat memegangi tubuh istrinya. Rasa kesal tadi sontak menguap entah kemana bergantikan rasa khawatir luar biasa."Perut aku sakit banget." Citra merintih. "Kita ke rumah sakit sekarang, ya?"Atala langsung membopong istrinya turun ke bawah dengan tergesa. Sebelum pergi, dia meneriaki Bi Rahma untuk memberitahu kalau dia dan Citra akan pergi ke rumah sakit.Meski sempat khawatir melihat keadaan majikannya itu, Bi Rahma menurut. "Ya Allah semoga Non Citra ndak kenapa-kenapa. Semoga kandungannya baik-baik saja," doa sang art itu dengan tulus.***Atala mondar-mandir dengan gelisah di depan ruang kebidanan. Di balik rasa khawatirnya terhadap kandungan istrinya, dia masih berharap dan berdoa kalau kandungan isrinya yang baru seumur jagung itu baik-baik saja. Begitu pintu ruang itu terbuka

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    168. Salah Paham

    "Sayang, hari ini kita jalan-jalan, yuk!" ajak Citra kala dia mendapati suaminya sedang termenung di balkon lantai atas. Tapi suaminya itu hanya berdiam diri, tak bereaksi sedikit pun setelah mendengar suaranya. Seolah dia sudah bisa menebak hal itu.Citra sudah menduga semua ini. Hal yang dia takutkan akhirnya terjadi. Atala marah karena mengetahui Dimas masih meneleponnya. Begitu melihat siapa yang meneleponnya, Citra langsung bergegas ke atas menyusuli suaminya, berusaha untuk mencairkan suasana. Dia mencari suaminya itu ke sana kemari. Namun, ternyata suaminya di sini. Dan suaminya itu tak bergeming sedikitpun mendengar suaranya. Dia benar-benar marah.Tapi Citra tentu saja tak menyerah. Wanita itu menghela napas, berjalan mendekati suaminya. Mencoba memberanikan diri memeluk pinggang suaminya. Dan kali ini, Atala tak melepasnya, tapi tak juga membalas pelukannya. Citra pun melepas pelukannya. "Kamu marah, ya, sama aku? Kenapa?" Dia mulai bertanya.Citra tak ingin masalah ini be

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    167. Kekhawatiran yang Terjadi

    Hari-hari terus berlalu, kehidupan Citra dan Atala berjalan bahagia seperti biasanya. Meski kadang kala Atala merasa beban yang ditanggungnya terasa berat, dia tetap kuat. Karena dia bersama Citra. Kebahagiaan Citra adalah kebahagiaannya juga. Maka dia akan berusaha melakukan apa pun untuk kebahagiaan istrinya itu.Hari itu hari Minggu. Atala tentu saja tak ke kampus. Dan dia punya banyak waktu luang untuk istrinya. Sebenarnya Atala bisa mengajak Citra jalan-jalan. Namun, mengingat istrinya yang hamil dan harus lebih menjaga kandungan, mereka memilih diam di rumah saja. Lagipula bagi seorang Atala tak masalah dia diam di rumah, asal bersama sang istri tercinta.Citra sedang mandi di toilet yang ada di kamarnya saat Atala hanya rebahan di kasurnya.Pria itu nyaris jatuh tertidur ketika dia mendengar bunyi dering ponsel khas milik istrinya.Atala pun seketika terjaga. "Sayang, ponsel kamu bunyi tuh? Angkat, dong," racaunya setengah sadar. Hening, tak ada sahutan dari Citra. Dan ponsel

  • Pengantin Remaja: Dijodohkan dengan Pewaris Tahta    166. Bucinku

    Sejak hari itu, Citra jadi lebih kalem. Dia lebih serius mendengarkan apa kata suaminya. Dia makan dan minum vitamin secara teratur. Setelah makan dan minum dia rebahan, sesekali sambil main ponsel.Beberapa hari belakangan ini, Dimas tak ada menghubunginya lagi, entah itu sekadar chat atau telepon. Membuatnya sedikit lega. Kata dokter, selama masa kehamilan, sebisa mungkin Citra tak boleh banyak pikiran. Apalagi memikirkan hal yang tidak penting. Ya, Citra bisa untuk sedikit tenang dan tidak memikirkan apa pun dulu, kecuali ... masalah Dimas itu. Citra mungkin baru akan berhenti memikirkannya jika dia sudah bercerita pada suaminya. Tapi ... Citra belum berani cerita sekarang. Citra memijit pelipisnya yang tiba-tiba pusing. Peringatan Atala tempo hari yang terdengar begitu tegas kembali membayangi."Aku serius kali ini, Sayang. Aku mau mulai sekarang kamu lebih menjaga kandunganmu. Kamu harus lebih dengarkan aku. Kalau sekali aja aku dengar kabar buruk dari kamu dan itu karena ka

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status