Share

15. Perseteruan

"Jadi Citra belum pulang, Mbak? Serius?"

Atala merasa tak percaya mendengar jawabannya saat dia bertanya pada Tyas, ART-nya. Apakah Citra sudah pulang atau belum?

"Iya, Tuan. Belum. Memangnya kenapa?"

"Enggak. Saya nanya aja." Atala tak menyangka dia malah pulang lebih dulu daripada cewek itu. Tadinya dia pikir dia yang paling telat.

"Tuan nggak perlu khawatir. Bentar lagi mungkin Non Citra bakal pulang. Mungkin sekarang sedang di jalan." Tyas menenangkan.

Tapi tetap saja, nyatanya dia yang tiba ke rumah lebih dulu. Atala lalu mengangguk-angguk. "Mungkin. Ya udah kalau gitu. Makasih, Mbak."

"Sama-sama, Tuan."

Sepeninggal Tyas, Atala diam merenung. "Nggak nyangka gue jam segini cewek itu belum pulang juga. Ke mana sih dia sama pacarnya itu? Jangan-jangan mereka ke club malam juga?" Pikiran buruk Atala tentang Citra mulai menyerang. "Wah nggak bisa dibiarin, nih."

Atala merogoh ponselnya, hendak menghubungi cewek itu untuk menyuruhnya pulang, tapi ... tiba-tiba dia ragu. Pergerakannya me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status