Share

20. Bergosip

Citra mengernyit dalam mengamati wajah Tasya. Dia tak mengerti dengan apa yang sahabatnya itu katakan. "Ngomong apa sih lo? Nggak ngerti gue."

Tasya lantas teringat sesuatu. Nyaris saja dia kelepasan. "Enggak, Cit, udah lupain aja. Hmm lo belum pertanyaan gue yang lain. Kalian tidur bareng?"

"Enggak. Gue dan Atala tidur di kamar yang beda."

Tasya menatapnya tak percaya. "Serius kalian pisah kamar?"

"Iya. Jadi sekarang masih mau bahas Atala?" Sungguh, kesabaran Citra mulai habis. Sepertinya tak lama lagi dia benar-benar mengusir temannya itu.

"Ini minumannya, Kak." Bi Rahma datang mengantarkan teh leci buat Tasya, juga sepiring kue lapis kuning yang banyak, menginterupsi bicara mereka. "Silakan diminum." Bi Rahma tersenyum ramah menatap Tasya.

Tasya balas tersenyum. "Makasih, Bi."

"Sama-sama, Kak." Bi Rahma lalu berbalik badan menuju dapur.

Tasya lantas melirik Citra. "Gue minum, ya."

"Oh minum aja. Kue lapisnya juga maka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status