Sesal (Alasan Menghilangnya Istriku)

Sesal (Alasan Menghilangnya Istriku)

last update최신 업데이트 : 2024-01-31
에:  Nuri Art완성
언어: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
12 평가. 12 리뷰
153챕터
250.8K조회수
읽기
서재에 추가

공유:  

보고서
개요
목록
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.

Rindan Arga Afdiyan Prayoga atau biasa dipanggil Arga terkejut ketika mengetahui Arum --sang istri pergi tanpa sepengetahuannya. Tanpa mengatakan alasan yang sebenarnya. Ke mana sebenarnya istrinya itu pergi? Akankah Arga menemukan Arum? Dan alasan apa sehingga seorang istri yang berbakti kepada sang suami seperti Arum bisa memutuskan untuk meninggalkan sang suami?

더 보기

1화

Bab 1. Ke mana Dia?

Ponselku di atas nakas terus saja berdering. Tertera nama Bi Surmi yang ada di layar benda pipih persegi panjang yang masih menyala tersebut.

‘Sebenarnya ada apa sih Bi Surmi menelepon?’ 

Aku menggerutu dalam hati. Kesal dengan semua panggilan asisten rumah tanggaku itu. Ia bahkan sudah mengganggu malam panas dengan Erika, istri mudaku.

Wanita itu membuatku penasaran, sebenarnya apa yang terjadi? 

Tak biasanya ia terus menghubungiku tanpa henti, dengan kesal kuangkat juga teleponnya. 

“Ada apa sih, Bi. Mengganggu waktuku saja,” tekanku.

“Den ... Neng A-arum, Den,” ucap Bi Surmi dengan nada terbata-bata. 

Aku mengernyit heran setelah menangkap kepanikan dari suara Bi Surmi. Tak biasanya asisten rumah tanggaku begitu. Dari suaranya yang bergetar, kutebak pasti Bi Surmi tengah menangis.

“Ada apa dengan Arum, Bi?” tekanku tak sabar ingin mendapatkan penjelasan dengan segera. 

“Neng Arum ... enggak ada di rumah, Den. Ka-kata Mang Mansur dari tadi siang belum pulang,” ujar Bi Surmi menjelaskan hingga membuatku seketika itu terbangun dan melompat dari ranjang.

“Iya, Den. Mang Mansur tadi siang mengantar Neng Arum ke rumah Nyonya Besar. Tapi, sampai sekarang belum pulang juga.” 

Kata-kata Bi Surmi membuat mataku melotot. 

“Apa! Arum ke rumah Mama? Mau apa dia ke sana?” tanyaku heran. 

Tak biasanya Arum menemui Mama. Bahkan telah lama hubungan kami sudah tak baik. Beliau tak mengizinkan diriku menikahi Arum yang yatim piatu.

Aku sangat mencintainya hingga seorang Arga pun rela menentang Mama serta menikahi Arum tanpa restunya. Hanya Papa yang sudi menghadiri pernikahan kami saat itu.

“Bibi juga, enggak tahu, Den,” jawab BI Surmi. Aku mendesah, sebaiknya kutelepon Mama dan tanya apa Arum ada di sana? Barangkali ia berniat menginap.

“Ya sudah, Bi. Biar aku yang hubungi Mama nanti. Mungkin saja, Arum disuruh menginap di sana,” jelasku.

Setelah itu kuakhiri Panggilan dengan Bi Surmi. Aku mencoba menghubungi nomor ponsel Arum. Namun, kontaknya tak aktif  bahkan sudah berulang kali kucoba tetap seperti itu. 

Dengan terpaksa kucari nomor Mama di kontak dan menelepon beliau.

“Halo, Ga. Tumben kamu hubungi Mama malam-malam begini?” tanya Mama di seberang sana.

“Apa Arum menginap di sana, Ma?”

“Ngapain sih kamu tanya dia ke Mama. Memangnya ke mana istrimu itu?”

Suara Mama sontak berubah sinis. Jelas sekali rasa ketidaksukaan dari cara ibu kandungku bereaksi setelah mendengar nama istri pertamaku. 

“Lho, bukannya tadi Mang Mansur antar Arum ke rumah Mama? Kukira menginap, makanya Bi Surmi bilang ia belum pulang. Apalagi nomor ponselnya tak aktif,” tanyaku heran sekaligus panik. Kalau bukan di rumah Mama lantas ke mana Arum pergi?

“Ya enggak, lah. Ngapain dia menginap di sini? Tadi memang istrimu datang ke rumah. Terus Cuma bilang minta maaf sudah buat kamu menentang Mama agar bisa menikahinya. Lalu pulang sendirian dengan taksi yang di pesan.” Ujar Mama menjelaskan hingga membuatku semakin tak enak hati. Di mana Arum sekarang? Kenapa sampai malam begini dia belum juga pulang?

“Terus ke mana Arum pergi, Ma?” Aku terkulai lemas, bingung menghubungi siapa lagi. Sedangkan istriku itu tak punya kerabat, teman pun tidak banyak dan aku tak tahu siapa saja kawannya. Selama kami menikah Arum selalu ada di rumah.

Kalau pergi ke mana pun selalu aku yang menemani. Makanya, Bi Surmi panik saat tahu istriku itu belum juga pulang ke rumah sampai malam begini. Begitu pun aku, dada ini tiba-tiba sesak karena memikirkan istriku. Bayangan sesuatu yang buruk berkeliaran di pikiran.

“Makanya, Mama bilang juga apa. Istrimu itu tak tahu diuntung! Buat orang panik aja. Alah lebay! Palingan juga nyari perhatian kamu doang,” ketus Mama. Aku hanya menghela napas dengan kasar tak menanggapi ucapannya. Yang harus kulakukan sekarang ialah mencari keberadaan Arum.

“Ya sudah, Ma. Lain kali Arga telepon lagi, ya. Sekarang aku mau nyari Arum lagi. Assalamualaikum.”

Tanpa mendengar balasan dari Mama segera kumatikan panggilan telepon dengan beliau. Aku langsung dikejutkan oleh pelukan Erika saat sedang kebingungan memikirkan keberadaan istri pertamaku itu.

“Ada apa, Mas?” tanyanya.

 “Ke mana memangnya istrimu yang manja itu, Mas? Mengganggu acara kita aja.” Erika mencebik, dia mungkin kesal karena kabar ini membuat percintaan kita terganggu. Apalagi kami baru saja berjumpa kembali setelah seminggu tak bertemu.

Erika memang di Bandung sedangkan Arum tinggal di rumahku yang di Jakarta. Sengaja  kujauhkan mereka agar istriku itu tak tahu kalau suaminya ini sudah menikah lagi dengan Erika. Aku tak tega melihatnya terluka. Pernikahanku yang kedua ini memang hanya dilakukan secara agama.

Dia dulunya suster di rumah sakit kecil, desa tempatku mengabdi selama setengah tahun. Pertemuan yang intens membuat kami saling jatuh cinta. Teringat suatu malam ketika aku mengantarnya pulang ke rumah yang ditempati Erika. Hari di mana aku menyatakan cinta.

“Aku juga mencintaimu, Mas. Entah benar atau salah perasaanku ini. Yang pasti, aku tak mau kehilangan kamu. Aku sama sekali tak peduli jika harus menjadi istri kedua,” ungkap Erika menjawab pernyataan cinta dariku. Aku sama sekali tak menyangka, cintaku bersambut.

Hubunganku dengan Erika sama-sama sudah sangat dekat. Kita berdua seperti sepasang kekasih yang tengah dimabuk asmara setiap harinya. Setiap kami bersama, aku selalu saja tak kuasa membendung hasrat sebagai lelaki. Bahkan, kami hampir saja kelepasan ketika tengah berdua saja di rumah saat mengantar Erika pulang ke Bandung tempat orang tuanya tinggal. Saat itu di rumahnya tak ada siapa pun, membuat kami gelap mata dan saling berciuman bahkan hampir saja berlanjut ke hal yang lebih intim. Untunglah bayangan Arum yang tersenyum menggagalkan segalanya. 

“Mas harus pulang, Sayang. Arum pasti sudah menunggu,” ujarku menghentikan ciuman kami ketika tersadar. 

“Tapi, Mas ....”

“Sttt ... jangan sekarang. Mas janji kita akan melakukannya kalau memang kita sudah sah. Ini juga demi kebaikanmu.”

“Kapan?”

“Mas akan urus semua secepatnya,” tuturku mencoba menenangkan.

Meski dapat dilihat ada gurat kekecewaan di wajah Erika, tetapi aku tidak mau kalau kami melakukan itu sebelum resmi menikah.

Setiap aku dan Erika berpacaran, rasa bersalah selalu bergelayut dalam hati kepada Arum, istriku. Namun, perasaan ini tak bisa kubendung lagi. Erika wanita yang cantik, menawan, pintar, dan ... seksi tentunya. Laki-laki mana pun pasti bertekuk lutut dengan pesona seorang Erika termasuk aku.

Selama ini aku selalu kagum dengan cara bicara dan pemikiran dewasanya. Bahkan dengan tak sengaja kubandingkan dia dan Arum. 

Bukan Arum tak menarik, hanya saja dia memang wanita yang bergantung sekali padaku. Dia memang lembut, cantik alami, serta senyumnya yang manis selalu memabukkanku. Arum juga tak pernah banyak meminta. 

Namun, sisi lelakiku menginginkan hal lain. Aku membutuhkan sosok cerdas juga bisa membuatku tertantang, bahkan di atas ranjang. Terbukti bila jatahku bersama Erika setelah kami menikah selalu di habiskan waktu di dalam kamar.

Aku memang lelaki egois namun tak ada salahnya, ‘kan? Bila menginginkan dua wanita mendampingi. Toh waktuku bersama Arum lebih banyak sekarang, sebab aku memang bekerja di Rumah Sakit besar di Jakarta. Ke Bandung hanya sesekali dengan alasan ada seminar di luar kota.

Ketika mendengar perkataan Erika tentang Arum aku merasa kesal, bisa-bisanya dia mengatakan itu ketika suaminya ini sedang panik.

“Jangan bicara begitu, dong. Bagaimanapun Arum tetap istriku. Aku masih mencintainya sama seperti sama seperti aku mencintai kamu,” ucapku dengan suara sehalus mungkin. Kucoba menahan semua rasa kesal ini padanya. Tidak ingin Erika marah dan berujung pertengkaran. Itu semua akan membuat masalah baru nantinya.

Dia hanya mencebik, tak suka mendengar perkataanku, namun aku tak peduli, Erika hanya cemburu. Nanti juga akan kembali seperti semula. Biarlah sekarang ini harus fokus kepada Arum, ke mana harus mencari keberadaannya?

Saat sedang mengingat-ingat siapa saja yang bisa kuhubungi. Lamunanku buyar ketika Bi Surmi menghubungiku kembali. Apa Arum sudah kembali? Kuangkat panggilan itu.

“Den, barusan dua orang polisi yang datang ke rumah. Ada wanita yang kecelakaan kereta api. Di dalam tas yang dipakainya ada dompet milik ... mi-milik Neng Arum, Den.” Ucapan Bi Surmi barusan membuat seluruh tubuhku lemas tak bertulang.

Apa yang terjadi di Arum istriku? Benarkah yang polisi katakan, kalau wanita yang menjadi korban kecelakaan itu dia? Bagaimana aku bisa hidup tanpanya?

펼치기
다음 화 보기
다운로드

최신 챕터

독자들에게

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

댓글

user avatar
Ibu'e Fatih Fatir Faqih
Suka dengan cerita dan endingnya, meskipun sempat was was di tengah" cerita. Kirain sama dengan yg lain selalu ending anti klimaks.
2024-10-01 00:51:02
0
user avatar
Guntur PrasetyoAdi
cerita yang sangat bagus sekali
2024-09-16 20:20:57
0
user avatar
Mustika Dyah S
Bagus Bagus Bagus Bagus Bagus Bagus Bagus Bagus Bagus Bagus
2024-02-21 13:35:47
1
user avatar
Jazeela
Ini sudah sampai tamat belum bab 131?
2023-10-22 13:02:30
4
user avatar
Wiwin Saja
ceritanya mengandung bawang🥲
2023-09-28 13:34:53
0
user avatar
Veni N
bagus ceritanya bikin penasan
2023-08-02 02:44:29
0
default avatar
Elvira Mokodompit
Mantap min, di tunggu karya2 keren selanjutnya
2022-11-21 18:55:01
1
user avatar
Wahyuni
lanjut thor, jangan lama2
2022-11-11 22:10:18
1
user avatar
Rina Novita
keren keren keren .... bagus banget ini ceritanya
2022-11-10 09:42:34
1
user avatar
Youe
cerita bagus rekomendasikan untuk dibaca
2022-11-09 05:39:55
1
user avatar
Shofie Widdianto
keren banget ceritanya ...
2022-11-08 04:14:01
1
user avatar
Nana Gela
kecewa sekali sampai saat ini belum Nnemu novel karya anak bangsa yang betul2 menarik, semua membosankan kecuali novel terjemahan ...
2024-04-23 21:50:36
0
153 챕터
Bab 1. Ke mana Dia?
Ponselku di atas nakas terus saja berdering. Tertera nama Bi Surmi yang ada di layar benda pipih persegi panjang yang masih menyala tersebut.‘Sebenarnya ada apa sih Bi Surmi menelepon?’ Aku menggerutu dalam hati. Kesal dengan semua panggilan asisten rumah tanggaku itu. Ia bahkan sudah mengganggu malam panas dengan Erika, istri mudaku.Wanita itu membuatku penasaran, sebenarnya apa yang terjadi? Tak biasanya ia terus menghubungiku tanpa henti, dengan kesal kuangkat juga teleponnya. “Ada apa sih, Bi. Mengganggu waktuku saja,” tekanku.“Den ... Neng A-arum, Den,” ucap Bi Surmi dengan nada terbata-bata. Aku mengernyit heran setelah menangkap kepanikan dari suara Bi Surmi. Tak biasanya asisten rumah tanggaku begitu. Dari suaranya yang bergetar, kutebak pasti Bi Surmi tengah menangis.“Ada apa dengan Arum, Bi?” tekanku tak sabar ingin mendapatkan penjelasan dengan segera. “Neng Arum ... enggak ada di rumah, Den. Ka-kata Mang Mansur dari tadi siang belum pulang,” ujar Bi Surmi menjelask
last update최신 업데이트 : 2022-09-28
더 보기
Bab 2. Kecelakaan
Bab 2.Gegas aku memunguti pakaian yang masih berserakan di lantai. Melihatku yang sedang memakai baju Erika menghampiri.“Mas. Mau ke mana? Kenapa memakai baju lagi?” tanyanya heran.“Maafkan Mas, Sayang. Mas dapat kabar kalau ada wanita yang jadi korban kecelakaan, di dalam tasnya ada dompet Arum. Mas takut itu benar dia,” terangku. Semoga saja Erika bisa mengerti situasiku sekarang.“Tapi, Mas! Kamu ‘kan baru sampai di sini, kita bahkan baru saja memulai? Apalagi aku masih kangen denganmu, Mas,” ucap Erika dengan suara manjanya. Dia mulai menggodaku kembali dengan memeluk dan meraba-raba tubuhku yang belum memakai baju.Jika saja ini bukan menyangkut keselamatan Arum, mungkin saja aku sudah tak tahan mengurungnya semalaman di dalam kamar. Menghabiskan malam-malam panas kami seperti sebelumnya. Namun, aku tak bisa menundanya lagi. Bagaimanapun, kabar tentang kecelakaan di mana perkiraan Arum lah yang menjadi korbannya, itu membuatku tak bisa lagi abai.Aku takut Arum meninggalkanku
last update최신 업데이트 : 2022-10-04
더 보기
Bab 3. Tak Sadar
“Ibu tidak tahu ada masalah apa dengan rumah tangga kalian. Beberapa hari ini Arum selalu datang ke Panti kalau siang hari. Mungkin saja saat Nak Arga sedang bekerja. Dia mengaku tak izin dulu, membuat Ibu selalu menegurnya. Ibu tahu itu bukanlah sifatnya, bahkan sebelumnya Arum tak pernah ke sini tanpa mengabari Nak Arga dulu. Dia pernah bilang izin suami adalah Ridha Allah. Namun, terus terang ibu sempat khawatir melihat tingkahnya yang tak biasa. Gurat wajahnya menyiratkan akan kesedihan, berkali-kali dia selalu melamun bahkan saat kami sedang mengobrol.” Benarkah yang dikatakan Bu Rina? Sebenarnya masalah apa yang sedang dihadapi Arum istriku? Setahuku kami tak ada masalah apa pun. Bahkan jika bersamaku ia tak pernah menunjukkan gelagat yang mencurigakan. Tetap menjadi Arum yang seperti biasanya. Apa aku saja yang kurang peka padanya? Teringat beberapa hari sebelum aku ke Bandung, dia selalu memberikan perhatian seperti biasa. Tak ada hal yang mencurigakan darinya, bahkan aku i
last update최신 업데이트 : 2022-10-04
더 보기
Bab 4. Obat Penenang
Bab 4.“Halo, Ga. Halo ....” Panggilan ibu Mertuaku membuyarkan segala lamunan.“Ah iya, Bu. Baik aku akan ke Bandung sekarang.”Setelah berpamitan, panggilan telepon terputus. Aku masih bimbang dengan apa yang harus kulakukan. Kalau ke Bandung sekarang, bagaimana cara mencari keberadaan Arum? Mungkin saja dia akan kembali ke rumah saat aku sedang di luar kota.Kuhubungi temanku yang bekerja sebagai detektif. Meminta kami bertemu sekarang juga, sebelum aku pergi ke Bandung. Aku akan menyuruh Ibnu mencari keberadaan Arum istriku.“Halo, Nu. Ini gue Arga. Lo masih kerja jadi detektif, ‘kan?” tanyaku dengan tak sabar.“Iya, masih. Memangnya apa yang mau Lo selidiki, Ga? Lo lagi ada masalah?” tebak temanku itu tepat.“Gue mau Lo cari Arum,” jelasku. Membuatnya terdengar terkejut.“Apa! Maksud Lo Arum istri Lo? Memangnya ke mana dia?” Ibnu sepertinya tak percaya dengan apa yang dia dengar.“Jangan bercanda, Ga.” Masih tetap terdengar ragu. Membuatku menghela napas berat.“Iya bener, Nu. Ar
last update최신 업데이트 : 2022-10-04
더 보기
Bab 5. Trauma
Bab 5. Kubuka pintu dengan cepat. Terlihat orang di dalam ruangan itu terkejut ketika melihatku, membuat diri ini semakin curiga pada mereka. Gelagat orang-orang di dalam ruangan ini sangat mencurigakan.“Mas Arga ...!” Erika melotot ke arahku. Dia mungkin terkejut dengan kedatanganku yang tiba-tiba.“Apa maksud obrolan kalian barusan? Hal apa yang kamu sembunyikan selama ini?” cecarku kepada Erika.“Nak Arga salah paham. Kami tidak menyembunyikan apa pun. Tadi Erika hanya bilang kalau dia sedih sekali sudah keguguran,” orang tua Erika mencoba menjelaskan. Namun, aku tak bisa percaya begitu saja dengan apa yang mereka katakan.“Jelas-jelas tadi kudengar Erika bersyukur kalau dia sudah kehilangan bayi yang sedang di kandungnya. Apa sebenarnya yang kalian sembunyikan!” tekanku. Kulirik Mama Erika yang terlihat gugup, bahkan keringat dingin mengucur di dahinya.Kupandangi kembali Erika, dia tersenyum kaku.“Mas sini aku mau bicara. Ma, sebaiknya Mama dan Bapak keluar dulu. Aku mau bica
last update최신 업데이트 : 2022-10-04
더 보기
Bab 6. Di Bandung
Di dalam kepalaku terus berputar-putar seribu pertanyaan. Namun, aku bersyukur Arum baik-baik saja. Meskipun aku masih tak tahu keberadaannya sekarang di mana. Apa sebenarnya yang membuat dia pergi meninggalkanku?Tega sekali kamu, Sayang. Apa salahku? Bukankah selama ini aku sudah berusaha menjadi suami yang baik untukmu?Adakah yang membuatmu menyerah dalam pernikahan kita?Aku tersentak ketika suara Ibnu terdengar berteriak memanggil. “Ga ...!”“Ga ...! Woy ... Lo lagi apa? Lo ngelamun!” tanya Ibnu di telepon. Aku memang tak bereaksi apa pun setelah temanku itu mengatakan informasi tentang Arum. Diri ini terlalu sibuk dengan pikiran sendiri sampai-sampai lupa kalau masih dalam panggilan yang sama dengan Ibnu.“Sorry, Nu. Terus May lihat Arum ke mana? Maksudnya apa dia membuntuti atau menyapa istri gue, misalnya.” “Katanya dia mau susul tapi keburu pergi. Lagi pula mereka di tempat yang berseberangan. Apalagi jalanan lagi ramai banget mobil yang lalu lalang. Saat istri gue mau ny
last update최신 업데이트 : 2022-10-31
더 보기
Bab 7. Bertemu Arum?
Aku menggeleng, “ Tidak, Pak. Aku hanya kelelahan. Barusan hanya bermimpi buruk,” ucapku memberi alasan. Tidak mungkin juga kalau aku jujur, jika sedang membayangkan reaksi Arum kalau tahu suaminya ini sudah mendua hati.Malam hari lalu lintas kota Bandung tak begitu ramai. Sehingga, aku bisa menikmati pemandangan malam dari kaca jendela di sebelahku.Hawa kota Bandung sejuk, tak seperti kota Jakarta. Aku seketika mengingat keinginan Arum. Dia bercita-cita memiliki rumah di kota ini, lebih tepatnya di daerah Ciwidey. Katanya, dia bermimpi tinggal di kota yang udaranya masih segar dan Bandung menjadi salah satu pilihannya.Aku memang berniat membuatkan istriku itu villa. Bisa kami gunakan sewaktu-waktu jika sedang berlibur. Mungkin pula jika sudah jadi nanti. Dengan mudah kuajak Erika juga setiap jatah bersama kami. Namun, yang terjadi sekarang, aku bahkan tak tahu di mana dan bagaimana kondisi istriku sebenarnya.Tak lama mobil sampai di sebuah restoran. Dari luar tempat ini terliha
last update최신 업데이트 : 2022-10-31
더 보기
Bab 8. Jawaban Herlan
“Eh Lo ke sini sama siapa? Ada kerjaan ‘kah? Lo ke sini dengan Arum ‘kan seperti biasanya? Gue pernah ketemu Arum sebulan yang lalu di kota ini. Katanya dia lagi dampingi Lo yang sedang seminar. Kok Lo enggak mampir ke rumah gue sih?” Apa yang Herlan katakan? Arum pernah ke Bandung sebulan yang lalu? Apa yang Arum lakukan di kota ini? Kenapa dia tidak pernah minta izin padaku?Aku duduk di kursi seberang Herlan setelah dipersilahkan. “Arum ada di rumah, kok. Dia enggak ikut ke sini,” ucapku berpura-pura. Aku semakin penasaran apa yang baru saja Herlan katakan tentang istriku. Diri ini benar-benar ingin tahu kapan Arum ke Bandung dan dengan keperluan apa?“Memangnya ketemu sama istriku 0 kapan? Kira-kira masih ingat enggak tanggalnya?” tanyaku. Semoga saja temanku itu tak curiga dan merasa janggal dengan pertanyaanku. Tidak mungkin juga aku menceritakan kalau kedatanganku ke Bandung selama ini tanpa Arum dengan niat ingin menemui istri mudaku, bukan seminar yang sering aku jadikan al
last update최신 업데이트 : 2022-11-01
더 보기
Bab 9. Arti Sebuah Mimpi
“Maaf lama, Mas tadi ketemu Herlan. Dia teman SMA dan kuliah, Mas. Kami sudah lama enggak ketemu. Jadi, malah lupa waktu saat mengobrol.” Aku mencoba menjelaskan. Semoga saja Erika mengerti.“Bener? Bukan karena hal lain, kan?”Aku menggeleng menyangkal ucapan istriku ini. Karena sudah meminum obatnya Erika bilang mengantuk. Jadi, dia ingin istirahat sebentar.Aku mengiyakan, lagi pula ini sudah malam. Badanku pun sama lelahnya, baik badanku atau pikiran sama-sama butuh istirahat. Sejak kemarin aku kurang tidur. Apalagi terus terang aku tak pernah tidur nyenyak setelah Arum menghilang. Dalam mimpi pun istriku itu selalu terbayang-bayang terus menerus.Kurebahkan badanku di kasur bersama Erika. Kemudian, dia memintaku tidur sambil memeluknya. Sungguh manja sikap Erika ini jika sedang bersamaku.Sampai, karena kelelahan tak sadar diri ini terlelap sambil mendekap istriku.💕💕💕💕💕Kulihat tubuh Arum dari kejauhan, dia berjalan tanpa menoleh ke belakangku. Apa istriku itu melihat keber
last update최신 업데이트 : 2022-11-01
더 보기
Bab 10. Balasan
Kuambil ponselku tak sadar masuk ke aplikasi berwarna hijau. Membuka kontak yang kuberi nama “My Wife”. Mataku terbelalak tak percaya apa yang kulihat di benda pipih ini.Apa yang kulihat? Pesan yang kukirim beberapa waktu yang lalu kepada Arum sudah centang biru. Namun, aku benar-benar kecewa saat istriku itu tak menghubungi atau pun sekedar membalasnya.Tiba-tiba saja, hati ini terasa begitu sakit saat tahu Arum telah menyimpan amarahnya untukku. Lantas, setelah ini, mungkinkah dia akan meninggalkanku?Aku tak rela. Sungguh! Bagaimana aku bisa hidup tanpanya? Aku lekas bangun, lalu masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka. Kupandangi wajah sendiri di depan cermin wastafel, sambil merutuki sikap bodohku selama ini.Apa yang telah kulakukan? Arum sudah pergi sekarang. Seharusnya sebagai suami, diriku patutnya jujur dari awal tentang hubunganku dengan Erika.Namun, apa dia akan setuju?Arum begitu membenci perselingkuhan apalagi sampai dimadu, dia takkan sudi. Traumanya itu membuatku m
last update최신 업데이트 : 2022-11-02
더 보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status